Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Masalah Utama : Defisit Perawatan Diri


A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah kelemahan kemampuan untuk melakukan
atau melengkapi aktifitas mandi/kebersihan diri (TIM IPKJI Aceh dan PPNI
komisariat RSJ, 2015)
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk
mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan,
bau napas, dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan
salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien
gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri.
Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien
dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat. (Yusuf, dkk. 2015).

B. Klasifikasi
Ada beberapa jenis defisit perawatan diri :
a. Kurang perawatan diri : mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri : mandi adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi / kebersihan diri
b. Kurang perawatan diri : mengenakan pakaian / berhias
Kurang perawatan diri : mengenakan pakaian/ berhias adalah
gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan
sendiri
c. Kurang perawatan diri : makan
Kurang perawatan diri : makan merupakan gangguan kemampuan
untuk menunjukkan aktivitas makan
d. Kurang perawatan diri : toiletting
Kurang perawatan diri : toiletting merupakan gangguan kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toiletting sendiri.
(Nurjannah, 2004 dalam Nugroho, A. 2011).
C. Penyebab / Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) dalam Nugroho, A. (2011)
Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut : kelelahan fisik
dan penurunan kesadaran.

D. Tanda dan Gejala


menurut TIM IPKJI Aceh dan PPNI komisariat RSJ (2015) untuk
mengetahui apakah klien mengalami masalah defisit perawatan diri maka
tanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada klien yaitu:

1) Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,


kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
2) Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-Iaki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
4) Ketidakmampuan defekasi/berkemih secara mandiri, ditandai dengan
defekasi/berkemih tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
dengan baik setelah defekasi/berkemih.
E. Patopsikologi
Faktor presipitasi : Faktor predisposisi :
1. Body image 1. Perkembangan
2. Praktik sosial 2. Biologis
3. Status sosial ekonomi 3. Kemampuan realitas
4. Pengetahuan turun
5. Budaya 4. Sosial
6. kebiasaan

1. Gangguan kebersihan diri


2. Ketidakmampuan berhias
3. Ketidakmampuan makan
secara sendiri
4. Ketidakmampuan
BAB/BAK

Defisit Perawatan Diri

1. Pasien merasa lemah


2. Malas diri
Harga beraktivitas
re
3. Merasa tidak berdaya

1. Kesepian
2. Merasa tidak aman
3. Merasa tidak berdaya

solasi sosial : menarik diri

Sumber : Asril, Nola (2012); Nugroho (2011)

F. Penatalaksanaan
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawatan diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung (Pryma, T. 2015).
G. Pohon Diagnosis

Defisit perawatan diri

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Isolasi sosial

(Sumber : Nugroho, A. 2011.)

2. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa


A. Pengkajian
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Data subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa
melakukan apa-apa,
Data obyektif
Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan,
halitosis, badan bau, kulit kotor
2) Isolasi Sosial
Data subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri
hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang,
Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak
berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan
3) Defisit Perawatan Diri
Data subyektif
 Pasien merasa lemah
 Malas untuk beraktivitas
 Merasa tidak berdaya.
Data obyektif
 Rambut kotor, acak – acakan
 Badan dan pakaian kotor dan bau
 Mulut dan gigi bau.
 Kulit kusam dan kotor
 Kuku panjang dan tidak terawat (Nugroho, A. 2011).

B. Analisa Data
Menurut TIM IPKJI Aceh dan Komisariat RSJ (2015)
menyatakan bahwa data yang ditemukan pada waham adalah :
Masalah Data
Defisit Data subjektif :
perawatan Menyatakan tidak ada keinginan mandi secara teratur,
diri Perawatan diri harus dimotivasi, Menyatakan Bab/Bak
di sembarang tempat, Menyatakan tidak mampu
menggunakan alat bantu makan

Data objektif
Tidak mampu membersihkan badan, Penampilan tidak
rapi, pakaian kotor, tidak mampu berpakaian secara
benar, Tidak mampu melaksanakan kebersihan yang
sesuai, setelah melakukan toileting, Makan hanya
beberapa suap dari piring/porsi tidak habis.

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan : Deficit Perawat Diri
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Menurut TIM IPKJI Aceh dan Komisariat RSJ (2015) menyatakan
bahwa tindakan yang dapat dilakukan pada waham adalah :

No Perencanaan Tindakan Keperawatan


Diagnosa
Tujuan Intervensi
1 Defisit Pasien mampu : 1. Menjelaskan tanda dan
perawatan 1. Melatih cara gejala, penyebab dan
diri melakukan akibat defisit perawatan
perawatan diri: diri serta melatih klien
mandi merawat diri: mandi
2. Mengidentifikasi tanda
dan gejala, penyebab
dan akibat defisit
perawatan diri
3. Menjelaskan cara
perawatan diri : mandi
(tanyakan alasan tidak
mau mandi, berapa kali
mandi dalam sehari,
manfaat mandi,
peralatan mandi, cara
mandi yang benar)
4. Melatih klien cara
perawatan diri: mandi
5. Melatih klien
memasukkan kegiatan
mandi dalam jadual
kegiatan harian

2. Melatih cara 1. Menjelaskan dan


perawatan diri: melatih klien perawatan
berdandan/berhi kebersihan diri:
as berhias/berdandan
2. Mendiskusikan tentang
cara perawatan diri
berdandan (alat yang
dibutuhkan, kegiatan
berdandan, cara
berdandan, waktu
berdandan, manfaat
berdandan, kerugian jika
tidak berdandan
3. Melatih cara berdandan
4. Melatih klien
memasukkan kegiatan
berdandan dalam jadual
kegiatan harian
3. Melatih cara 1. Melatih cara melakukan
perawatan diri: perawatan
makan/minum diri:makan/minum
2. Mendiskusikan cara
perawatan diri;
makan/minum (tanyakan
alat-alat yang
dibutuhkan, cara makan
minum, waktu makan
minum, manfaat makan
minum dan kerugian jika
tidak makan minum
3. Melatih cara perawatan
diri: makan /minum
4. Melatih klien
memasukkan kegiatan
makan/minum dalam
jadwal kegiatan harian

4. Melatih cara 1. Melatih cara melakukan


perawatan diri: perawatan diri:
BAB/BAK BAK/BAK
2. Mendiskusikan cara
perawatan diri BAB/BAK
(alat yang dibutuhkan,
kegiatan BAB/BAK, cara
melakukan BAB/BAK
yang benar, manfaat
BAB/BAK yang benar,
kerugian jika BAB/BAK
tidak benar).
3. Melatih cara perawatan
diri: BAB/BAK
4. Melatih klien
memasukkan kegiatan
BAB/BAK dalam jadwal
kegiatan harian.

Keluarga mampu :
5. Mengenal 1. Menjelaskan masalah
masalah klien klien defisit perawatan
defisit perawatan diri
diri 2. Mengidentifikasi
masalah keluarga dalam
merawat klien defisit
perawatan diri
.
6. Mengambil 1. Mendiskusikan masalah
keputusan untuk dan akibat yang
merawat klien mungkin yang terjadi
defisit perawat pada klien defisit
diri perawatan diri
2. Mendiskusikan masalah
dan akibat yang
mungkin terjadi pada
klien defisit perawatan
diri
3. Menganjurkan keluarga
memutuskan untuk
merawat klien defisit
perawatan diri

7. Merawat klien 1. Menjelaskan dan


defisit perawatan melatih keluarga cara
diri merawat klien defisit
perawatan diri
2. Menjelaskan cara
merawat klien defisit
perawatan diri
3. Menganjurkan,
membimbing, dan
memberi pujian kepada
klien latihan perawatan
diri: mandi
4. Menganjurkan,
membimbing, dan
memberi pujian kepada
klien latihan perawatan
diri: berdadan
5. Menganjurkan,
membimbing, dan
memberi pujian kepada
klien latihan perawatan
diri: makan/minum
6. Menganjurkan,
membimbing, dan
memberi pujian kepada
klien latihan perawatan
diri: Bab/Bak
8. Menciptakan 1. Menjelaskan dan
lingkungan yang melatih keluarga
terapeutik untuk menciptakan lingkungan
klien defisit yang terapeutik bagi
perawatan diri klien defisit perawatan
diri
2. Mendiskusikan anggota
keluarga yang terlibat
dalam perawatan klien
3. Mendiskusikan setting
lingkungan rumah yang
mendukung perawatan
klien
4. Menganjurkan keluarga
melibatkan anggota
keluarga lainnya
merawat klien

9. Memanfaatkan 1. Menjelaskan cara


pelayanan memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk pelayanan kesehatan
follow up untuk follow up, cara
kesehatan klien rujukan kesehatan klien
defisit perawatan dan mencegah
diri dan kekambuhan.
mencegah 2. Menjelaskan cara
kekambuhan memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang tersedia
3. Menjelaskan
kemungkinan klien
relaps dan pencegahan
relaps
1. Mengidentifikasi tanda-
tanda relaps dan
kemungkinan kambuh
2. Menjelaskan dan
menganjurkan follow up
dan merujuk klien ke
pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/buku%20ajar%20keperawatan%20kese
hatan%20jiwa.pdfdiakses pada tanggal 28/12/2016 pukul 17.10 WIB.

Asril, Nola. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Defisit Perawatan Diri (Dpd).
PSIK B’11. https://olhachayo.files.wordpress.com/2014/11/askep-dpd.pdf .
diakses pada tanggal 28/12/2016 pukul 17.10 WIB.

Nugroho, Agung. 2011. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Dengan Defisit Perawatan Diri Di Rsjd. Dr. Amino Gondohutomo
Semarang. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
https://agungmajestic.files.wordpress.com/2011/10/lp-defisit-perawatan-
diri.doc. diakses pada tanggal 28/12/2016 pukul 17.10 WIB.

Pryma, Tessa. 2015. Askep Pada Pasien Defisit Perawatan Diri (Dpd).
https://tessaprymanandaputri.wordpress.com/2015/03/16/askep-pada-
pasien-defisit-perawatan-diri-dpd/ . diakses pada tanggal 28/12/2016 pukul
17.10 WIB.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai