Kita Dan Tebu
Kita Dan Tebu
Syariah
Salah satu kendala yang dihadapi oleh perkembangan Ekonomi syariah adalah masih
terbatasnya pengetahuan masyarakat mengenai Ekonomi syariah. Pembumian ekonomi
syariah diperlukan untuk mengatasi kendala tersebut. Membumikan ekonomi syariah
bermakna mendekatkan, mengangkakrabkan Ekonomi syariah pada kehidupan sehari-hari
dengan tidak melihat siapa dan di mana. Artinya setiap orang dapat dengan mudah
berinteraksi dengan ekonomi syariah di manapun berada.
Banyak pihak sebenarnya yang dapat membumikan ekonomi syariah dan salah satunya
adalah pesantren. Kenapa pesantren karena menurut Anwar dalam Wirdana (2016)
menyatakan:
“....If the pesantren [are] independent, and their students are independent, their transactions
will be Sharia [ compliant]. If this goes well, automatically it will increase the volume
of Sharia economic transactions.”(Wirdana, 2016).
Selain itu, salah satu ciri khas dari pesantren adalah dalam kegiatannya selalu melibatkan
masyarakat sehingga sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia menjadikan Pondok
Pesantren dan kyainya sebagai acuan utama dalam kemasyarakatan karena pesantren
dianggap memiliki kompetensi yang tinggi terutama dalam masalah keagamaan. Maka ketika
pesantren mengedukasi atau mensosialisasikan Ekonomi syariah kepada masyarakat
responnya pun akan cukup baik.
Kemajuan Ekonomi syariah akan pesat jika dilihat dari jumlah pondok pesantren di Indonesia
yang menurut data Depag yaitu sekitar 30 ribu pesantren dan jumlah santrinya kurang lebih
empat juta orang. Data tersebut belum disertai dengan jumlah pesantren yang ada di
wilayah/daerah terpelosok (Wastoyo,). Selain dari sisi kuantitas, menurut Mastuhu dalam
Wastoyo () pesantren juga memiliki value added dalam mensosialisakan Ekonomi syariah
dari sisi kualitas yaitu keunggulan dalam pemahaman teori dan konsep-konsep ekonomi
syariah.
Salah satu bentuk upaya pesantren untuk membumikan ekonomi syariah adalah pesantren
membentuk koperasi. Contoh Pesantren yang mengimplentasikan hal tersebut adalah
pesantren Sidogiri. Pesantren Sidiogiri adalah salah satu pesantren tertua di Jawa Timur,
menurut manuskrip yang ditulis oleh KA. Sa’doelah Nawawie pesantren Sidogiri berdiri
sejak 1745 (Bakhri, ).
Pesantren Sidogiri membentuk Koperasi dalam bentuk BMT UGT yang telah tersebar di
Indonesia mulai dari pulau Jawa, Bali, Sumatra, sampai Kalimantan (Santri, 2016).
Koperasi BMT UGT adalah koperasi Baitul Mal wa Tamwil Usaha Gabungan Terpadu. Awal
mula didirikannya koperasi ini oleh pesantren Sidogiri adalah karena merasa resah dengan
kondisi masyarakat yang banyak terjerat dengan ekonomi konvensional yang mengandung
riba yang mencekik masyarakat dan tidak berjalannya ekonomi syariah secara maksimal.
(Toriquddin, 2016).
Aktivitas dari Koperasi BMT UGT Sidogiri diwarnai dengan ketaatan kepada Allah SWT.
Para karyawan selalu shalat Dhuha, Shalat dzuhur berjamaah dan sebelum pulang pun
melakukan Shalat Ashar berjamaah terlebih dahulu. Prinsip yang digunakannya adalah STAF
yaitu Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah. Sidiq berarti pengelolaannya dilakukan dengan
jujur, tabligh maksudnya berkomunikasi dengan baik, amanah dapat dipercaya, serta fathonah
maksudnya professional (Toriquddin, 2016).
Perkembangan aset Koperasi BMT UGT Sidogiri cukup melesat dan menjadi BMT yang
memiliki aset terbesar di Indonesia. Koperasi BMT UGT Sidogiri menduduki tingkat pertama
dengan aset sebesar Rp 153.718.513.449 berdasarkan urutan 10 BMT terbesar versi majalah
Investor edisi September 2010 (Bakhri,)
Sumber:
Perkembangan BMT UGT Sidogiri dapat diketahui dari sejak berdirinya pada tahun 2000 di
Surabaya dan pada 2003 jumlah anggotanya 1.509 orang dan tahun 2009 meningkat menjadi
8.871 orang. Kemudian pada 2014 laporan keuangan pada bulan September menunjukkan
asset Koperasi BMT UGT Sidogiri lebih dari Rp1,2 Trilyun bahkan pertumbuhan omsetnya
mencapai lebih dari Rp13,6 Trilyun (Toriquddin, 2016).
Tidak sampai di situ, berbagai penghargaan diraih oleh BMT UGT Sidogiri yaitu pada tahun
2012 dinobatkan sebagai Koperasi Jasa Keuangan Syariah terbesar se-Indonesia oleh
Kementrian Koperasi Pusat di Jakarta. Masih pada tahun yang sama, Koperasi BMT UGT
Sidogiri mendapatkan penghargaan Lifetime Achievement dalam ajang BSM UMKM Award
(Bakhtiar, ).
Sumber lain menyebutkan bahwa BMT UGT Sidogiri pada 2012 meraih peringkat ke 3 dari
100 koperasi besar Indonesia versi majalah peluang. Selain itu, 2014 BMT UGT Sidogiri
meraih penghargaan Adiwarman Karim Konsulting sebagai peringkat pertama The Best
Islamic Micro Finance (Toriquddin, 2016)
Sumber:
Majalah Santri.Peran Pesantren dan kemandirian Ekonomi. vol 7 Oktober 2016 hal 05
Toriquddin, Moh.2016. “Kesiapan Pesantren dalam Menghadapi MEA”. Majalah Santri Vol
7 Oktober 2016