Neonatus
Neonatus
A. AKTIVITAS / ISTIRAHAT
1. Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama.
2. Bayi tampak semi-koma saat tidur dalam; meringis atau tersenyum
adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat (REM); tidur sehari rata-rata 20
jam.
B. SIRKULASI
1. Rata-rata nadi apikal 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai
120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran); dapat berfluktuasi dari 70-100
dpm (tidur) sampai 180 dpm (menangis).
2. Nadi perifer mungkin lemah (nadi kuat menunjukkan duktus arterious paten);
nadi brakialis dan radialis lebih mudah dipalpasi daripada nadi femoralis
(tidak adanya nadi femoralis dan dorsalis menunjukkan koarktasi aorta).
3. Murmur jantung sering ada selama periode transisi.
4. Tekanan darah (TD) berentang dari 60 sampai 80 mmHg (sistolik)/40 sampai
45 mmHg (diastolik, rata-rata tekanan istirahat kira-kira 74/46 mmHg, TD
paling rendah pada usia 3 jam.
5. Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah; menunjukkan tanda-
tanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran, mengerut dan menghitam pada
hari ke-2 atau ke-3.
C. ELIMINASI
1. Abdomen lunak tanpa distensi; bising usus aktif ada beberapa jam setelah
kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat, dengan 6 sampai 10 popok
basah per 24 jam. Pergerakan feses mekonium dalam 24-48 jam kelahiran.
D. MAKANAN/CAIRAN
1. Berat badan rerata 2500 sampai 4000 g (5 lb 8 oz sampai 8 lb 13 oz); kurang
dari 2500 g menunjukkan kecil untuk usia gestasi (SGA) (misal; prematur,
sindrom rubella, atau gestasi multipel), lebih besar dari 4000 g menunjukkan
besar untuk usia gestasi (LGA) (misal; diabetes maternal; atau dapat
dihubungkan dengan herediter). (Rujuk pada MK Bayi Praterm:
Penyimpangan pada Pola Pertumbuhan).
2. Penurunan berat badan di awal 5%-10%.
3. Mulut : Saliva banyak; mutiara Epstein (Kista epitelial) dan lepuh cekung
adalah normal pada palatum keras/margin gusi, gigi prekosius mungkin ada.
E. NEUROSENSORI
1. Lingkar kepala 32-37 cm; fontanel anterior dan posterior lunak dan datar.
2. Kaput suksedaneum dan/atau molding mungkin ada selama 3-4 hari; sultura
kranial yang bertumpang tindih dapat terlihat, sedikit obliterasi fontanel
anterior (lebar 2-3 cm) dan fontanel posterior (lebar 0,5-1,0 cm).
3. Mata dan kelopak mata mungkin edema; hemoragi subkonjungtiva atau
hemoragi retina mungkin terlihat; konjungtivitis kimia dalam 1-2 hari
mungkin terjadi setelah penetesan obat tetes oftalmik terapeutik.
4. Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada.
5. Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata (telinga
tersusun rendah menunjukkan abnormalitas ginjal atau genetik).
6. Pemeriksaan neurologis: Adanya refleks Moro, plantar, genggaman palmar,
dan Baninski’s; respons refleks bilateral/sama (refleks Moro unilateral
menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis); gerakan
bergulung sementara mungkin terlihat.
7. Tidak adanya kegugupan, letargi, hipotonia dan parese.
F. PERNAPASAN
1. Takipnea sementara dapat terlihat; khususnya setelah kelahiran sesaria atau
presentasi bokong.
2. Pola pernapasan: Diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari
dada dan abdomen (inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan
abdomen menunjukkan distres pernapasan); pernapasan dangkal atau cuping
hidung ringan kadang-kadang dapat terlihat; pernapasan cuping hidung nyata,
ekspirasi sulit, atau retraksi interkostal, substernal atau otot subkostal nyata
menandakan distres pernapasan; krekels inspirasi dapat menetap selama
beberapa jam pertama setelah kelahiran (ronki pada inspirasi atau ekspirasi
dapat menandakan aspirasi).
G. KEAMANAN
1. Warna kulit : Akrosianosis mungkin ada untuk beberapa hari selama periode
transisi (kebiruan yang luas dapat menandakan polisitemia); kemerahan atau
area ekomotik dapat tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau area
parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran.
2. Sefalohematoma dapat tampak sehari setelah kelahiran, peningkatan ukuran
pada usia 2 sampai 3 hari, kemudian direabsorpsi perlahan lebih dari 1 sampai
6 bulan.
3. Ekstremitas : Gerakan rentang sendi normal ke segala arah, gerakan
menunduk ringan atau rotasi medial dari ekstremitas bawah, tonus otot baik.
H. SEKSUALITAS
1. Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat; rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit (pseudomenstruasi) mungkin ada.
2. Genetalia pria : Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi (lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreskin ke glan)..
I. PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
1. Usia gestasi antara minggu ke-38 dan 42 didasarkan pada kriteria Dubowitz.
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18.000/mm3, neutrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3 hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
2. Hemoglobin (Hb) : 15-20 g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
3. Hematokrit (Ht) : 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia; penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi
prenatal/perinatal).
4. Essai inhibisi Guthrie : Tes untuk adanya metabolit fenilalanin, menandakan
fenilketonuria (PKU).
5. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2
hari, dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
6. Detroksik : Tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
rata-rata 40 sampai 50 mg/dl, meningkat 60 sampai 70 mg/dl pada haru
ketiga.
K. PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Memudahkan adaptasi untuk hidup di luar uterus.
2. Mempertahankan termonetralitas.
3. Mencegah komplikasi.
4. Meningkatkan kedekatan orangtua-bayi
5. Memberikan informasi dan bimbingan antisipasi pada orangtua.
L. TUJUAN PULANG
1. Bayi baru lahir secara efektif beradaptasi pada kehidupan di luar uterus.
2. Bebas dari komplikasi
3. Kedekatan orang tua-bayi dilakukan
4. Orang tua mengekspresikan kepercayaan diri akan perawatan bayi.
Kaji bayi terhadap proses Ketidakstabilan suhu atau suhu subnormal dapat
penyakit lain, seperti infeksi, menandakan infeksi. Selain itu, gangguan sistem
bila suhu penyimpang lebih saraf pusat (SSP) dan dehidrasi dapat menyebabkan
dari 1oC dari satu pembacaan hipertermia.
berikutnya.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
KOLABORASI
Buat pengaturan untuk Bila suhu tetap rendah tanpa memperhatikan
pemindahan neonatus ke unit intervensi yang tepat berhubungan dengan termo-
perawatan intensif neonatus regulasi, pemindahan bayi mungkin perlu untuk
(NICU) bila diindikasikan. observasi lebih ketat dan tindakan.
Dapatkan kultur sesuai Menentukan tipe dan adanya bakteri serta tindakan
indikasi. yang tepat.
Berikan obat pengontrol Bertindak secara langsung pada serebrum untuk
kejang (misal; fenobarbital), menenangkan aktivitas motorik berlebihan.
sesuai kebutuhan.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Perkirakan usia gestasi Sistem surfaktan berkembang sesuai kemajuan
dengan menggunakan kriteria gestasi. Bila janin mencapai gestasi minggu ke-35.
Dubowitz. adanya fosfatidilgliserol (komponen dari kompleks
surfaktan, yang menandakan maturitas paru janin)
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
secara nyata menurunkan insiden sindrom distres
pernapasan (RDS). Bayi dari ibu diabetik yang telah
terpajan pada hiperinsulinemia dalam waktu yang
lama sebagai respons terhadap hiperglikemia ibu,
mungkin produksi surfaktannya tertekan dan distres
pernapasan lebih besar meskipun mereka lebih dari
35 minggu gestasi saat lahir.
Tinjau ulang kejadian Kejadian ini memperberat ketidakmampuan bayi
pranatal dan intrapartum, untuk membersihkan jalan napas dari kelebihan
perhatikan faktor risiko yang cairan, mukus, dan materi yang teraspirasi, dan pada
dapat memperberat kelebihan penumpukan kelebihan cairan dalam paru-paru,
cairan paru atau aspirasi mengakibatkan RDS tipe II, yang biasanya membaik
cairan amniotik (misal: dalam 6 jam.
diabetes maternal, kelahiran
sesaria atau kelahiran
presentasi bokong,
perdarahan maternal, asfiksia
intrapartal, sedasi berlebihan
pada ibu).
Kaji frekuensi dan upaya Frekuensi pernapasan normal adalah 30-60/menit.
pernapasan. Bedakan pola Pernapasan periodik yang tidak bermakna secara
pernapasan periodik dari fisiologis dimanifestasikan dengan periode apneik
epidose apnea. yang berakhir 5-15 detik yang terjadi selama tidur
REM dan periode aktivitas motorik. Ini mudah
diubah ke pola pernapasan normal dengan
meningkatkan oksigen inspirasi melalui stimulasi
sensori dan taktil. Episode apneik berakhir lebih dari
20-30 detik, mungkin dihubungkan dengan
perubahan frekuensi jantung dan warna kulit, dan
memerlukan pengkajian dan intervensi lanjut.
Hisap nasofaring sesuai Menjamin kebersihan jalan napas, yang penting untuk
kebutuhan. Perhatikan warna, neonatus, yang baru bernapas melalui hidung dan
jumlah dan karakter mukus mungkin tidak belajar untuk membuka mulut dalam
yang dimuntahkan. sebagai terhadap obstruksi hidung sampai usia 3-4
minggu. Regurgitasi mukus dihubungkan dengan
episode gag sering terjadi dalam periode reaktivitas
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
kedua (2-6 jam setelah kelahiran).
Posisikan bayi miring dengan Memudahkan drainase mukus.
gulungan handuk untuk
menyokong punggung.
Auskultasi bunyi napas dan Bunyi napas harus sama secara bilateral. Inspirasi
catat kesamaan dan krekels mungkin ada beberapa jam pertama setelah
kejelasannya. Perhatikan kelahiran sampai cairan paru diabsorpsi dari
adanya krekels atau ronki. bronkiale distal. Krekels menetap dapat menandakan
RDS atau pneumonia. Ronki terdengar pada inspirasi
atau ekspirasi, disebabkan oleh gerakan udara melalui
jalan yang telah menyempit oleh sekresi atau
pembengkakan, dapat menandakan tertahannya
sekresi/aspriasi.
Tinjau ulang catatan Bila mekonium ada, penghisapan yang tidak tepat
kelahiran terhadap adanya sebelum pernapasan awal mempredisposisikan bayi
mekonium saat kelahiran pada adanya pneumonia aspirasi mekonium.
atau cairan amniotik
berwarna mekonium;
tentukan apakah penghisapan
tepat pada orofaring
dilakukan saat kepala bayi
masih diperineum.
Observasi dan catat tanda- Tanda-tanda ini menunjukkan mekanisme
tanda distres pernapasan kompensasi pada hipoksia. Ngorok saat ekspirasi
(misal; ngorok, retraksi otot terjadi sebagai upaya untuk mempertahankan
pernapasan, pernapasan ekspansi alveolar dan menahan udara. Retraksi otot
cuping hidung, dan takipnea). pernapasan meningkatkan volume tidal, pernapasan
cuping hidung meningkatkan diameter lubang
hidung, dan takipnea terjadi sebagai upaya untuk
menghilangkan kelebihan karbondioksida.
Kaji bayi terhadap adanya Sianosis perifer (akrosianosis) dihubungkan dengan
lokasi dan derajat sianosis ketidakstabilan vasomotor, hipotermia, atau obstruksi
dan hubungannya dengan vena atau arteri lokal dapat menetap selama periode
aktivitas. transisi. Sianosis ringan dan belang dapat terjadi pada
periode sekunder dari kreativitas dalam hubungannya
dengan fluktuasi pada frekuensi jantung dan pernapa-
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
san. Sianosis yang memburuk dengan menangis lebih
menunjukkan masalah jantung daripada masalah
pernapasan, di mana sianosis biasanya membaik
dengan menangis.
Kaji hubungan antara suhu Konsumsi oksigen minimal bila perbedaan antara
bayi dan suhu udara sekitar. suhu kulit dan suhu udara sekitar kurang dari 1,5oC
(2,7oF).
Pantau tanda-tanda Hipotermia dan hipertermia meningkatkan laju
hipotermia atau hipertermia metabolisme dan konsumsi oksigen, menyebabkan
pada bayi. (Rujuk pada DK : kemungkinan siklus asidosis metabolik dan hipoksia
Suhu Tubuh, perubahan, yang memperburuk sirkulasi janin, mengurangi kadar
resiko tinggi terhadap). surfaktan, dan meningkatkan distres pernapasan.
Penurunan suhu kulit sampai 35,9oC (96,6oF)
meningkatkan konsumsi oksigen dengan 10%.
Penghangatan bayi terlalu cepat menimbulkan
hipertemia, yang meningkatkan konsumsi oksigen
sampai 6%.
Perhatikan simetris gerakan Asimetris dapat menunjukkan penumotorak
dada. berkenaan dengan tindakan resusitatif sebelumnya.
Auskultasi bunyi jantung; Murmur jantung sementara (biasanya sistolik)
perhatikan adanya murmur. mungkin ada pada di masa awal bayi baru lahir
karena struktur janin menetap atau membuka ulang
sebagai repons terhadap hipoksia dan menangis.
Duktus arteriosus paten sering terjadi dengan
hipoksia, vasokonstriksi pulmonal, pirau ke kanan ke
kiri, dan gagal jantung kongestif, atau lebih bermakna
dengan asfiksia pranatal atau kelahiran,
hiperviskositas, polisitemia, sindrom aspirasi, dan
hipoglikemia. Foramen ovale secara normal menutup
pada 1 sampai 2 jam setelah kelahiran. Ketidakade-
kuatan perfusi paru dan buruknya ventilasi jaringan
paru meningkatkan konstriksi jalan napas dan
penurunan pernapasan.
KOLABORASI Penurunan oksigen yang tidak dapat dihentikan
Berikan suplemen oksigen, meningkatkan keadaan hipoksia, mengakibatkan
sesuai indikasi kondisi bayi asidosis metabolik sekunder sampai metabolisme
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
baru lahir. anaerob.
Catat penggunaan dan hasil Penggunaan terapi oksigen yang tidak dimonitor
dari pengawasan dan dapat mengakibatkan toksisitas oksigen. Pengawasan
dukungan. secara transkutan membantu mencegah keadaan
hipoksia dan mengevaluasi keefektifan terapi.
Kaji kadar Hb dan Ht. Bayi yang kadar Hbnya lebih rendah dari normal
Perhatikan hasil tes Betke- mengalami penurunan kapasitas pembawa oksigen
Kleihauer. Pantau gas-gas dan kemungkinan hipoksia berat. Kadar Hb kurang
darah arteri. dari 15 g/dl mungkin karena kehilangan darah,
hemolisis atau penurunan produksi sel darah merah
(SDM). Tanda-tanda klinis dari sianosis mungkin
tidak tampak sampai kadar Hb menurun lebih rendah
dari 3 g/dl pada darah arteri sentral atau 4-6 g/dl
dalam darah kapiler. Tes Betke-Kleihauer mengiden-
tifikasi perdarahan janin dalam uterus.
KOLABORASI
Perhatikan faktor Rh dan Mengidentifikasi reaksi antigen-antibodi yang
golongan darah ABO bayi mungkin pada Rh atau ikompatibilitas ABO, yang
dan ibu; perhatikan hasil tes memperberat kadar Hb yang rendah dan kapasitas
Coombs. (Rujuk pada MK : pembawa oksigen.
Bayi Baru Lahir;
Hiperbilirubinemia)
Tinjau ulang sunar x dada. Mungkin perlu untuk mendiagnosa pneumotoraks.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Tinjau ulang riwayat pranatal Bayi cukup bulan yang khususnya rentan pada hipo-
ibu terhadap adanya kemung- glikemia mengalami stres kronis dalam uterus,
kinan stresor neonatus, terpajan pada kadar glukosa yang tinggi dalam uterus,
seperti diabetes, hipertensi menjadi SGA atau LGA, atau secara akut sakit. Bayi
karena kehamilan (HKK), tersebut mempunyai kebutuhan nutrisi unik
atau gangguan jantung atau berhubungan dengan laju metabolisme yang cepat,
ginjal. Perhatikan hasil tes kebutuhan kalori yang tinggi, potensil kehilangan air
yang berhubungan dengan yang tidak kasatmata melalui rute pulmonal dan
pertumbuhan janin dan kutan, serta berpotensi terhadap ketidakadekuatan
kesejahteraan janin/plasenta. atau kekurangan simpanan glukosa.
Perhatikan skor Apgar, Stresor kelahiran dan stres dingin meningkatkan laju
kondisi saat lahir, tipe/waktu metabolisme dan dengan cepat menurunkan simpanan
pemberian obat, dan suhu glukosa, kemungkinan menggunakan sebanyak 200
awal pada penerimaan di kalori/kg/mnt dalam ruang kelahiran sebelum ke
ruang perawatan bayi. ruang perawatan bayi. Pemberian makan yang
pertama dapat terjadi di ruang bersalin untuk klien
yang memilih menyusui; bayi yang diberi makan
melalui botol biasanya makan untuk pertama kali
dalam periode reaktivitas kedua.
Turunkan stresor fisik seperti Hipotermia meningkatkan konsumsi energi dan
stres dingin, pengerahan penggunaan simpanan lemak coklat yang tidak dapat
fisik, dan pemajanan diperbaharui. Distres pernapasan dan/atau suhu
berlebihan pada pemancar sekitar di atas TNZ meningkatkan laju metabolik dan
panas. tingkat aktivitas serta kehilangan air tidak kasatmata.
Untuk setiap 10C peningkatan suhu tubuh, kebutuhan
metabolisme dan cairan meningkat kira-kira 10%.
Timbang berat badan bayi Menetapkan kebutuhan kalori dan cairan sesuai
saat menerima di ruang dengan berat badan dasar, yang secara normal
perawatan dan setelah itu menurun sebanyak 5%-10% dalam 3 sampai 4 hari
setiap hari perhatikan adanya pertama dari kehidupan karena keterbatasan masukan
sindrom postmaturitas atau oral dan kehilangan kelebihan cairan ekstraselular.
wasting Bayi dengan sindrom posmaturitas mengalami
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
peningkatan metabolik dan kebutuhan kalori pada
periode awal bayi baru lahir
Periksa hipoglikemia pada Bayi baru lahir dapat membertahankan kadar glukosa
waktu usia 1 jam dengan maternal sampai 1 jam setelah kelahiran, tetapi
menggunakan Dextrostix, setelah waktu ini, konsumsi oksigen dapat melebih
dan lebih sering sesuai masukan dan produksi, mengakibatkan hipoglikemia.
dengan yang diindikasikan Riwayat stres intrauterus atau stres pascakelahiran
untuk bayi simptomatik atau atau hipoksia meningkatkan risiko hipoglikemia
risiko tinggi secara nyata.
Observasi bayi terhadap Menandakan hipoglikemia berkenaan dengan kadar
tremor, iritabilitas, takipnea, glukosa darah kurang dari 45 mg/dl.
diaforesis, sianosis, pucat,
dan aktivitas kejang
Pantau bayi baru lahir SDM adalah konsumer glukosa tertinggi,
terhadap kebiruan; perhatikan mencetuskan bayi polisitemia terhadap hipoglikemia.
peningkatan kadar Hb/Ht (Hb
lebih dari 20 g/dl, Ht lebih
dari 60%)
MANDIRI
Auskultasi bising usus. Indikator yang menunjukkan neonatus lapar/siap
Perhatikan adanya distensi untuk makan
abdomen, adanya tangisan
lemah yang diam bila
rangsang oral diberikan, dan
perilaku rooting/menghisap.
Lakukan pemberian makan Pemberian makan awal untuk bayi menyusui
oral awal dengan 5-15 ml air biasanya terjadi di ruang kelahiran. Sedangkan, air
steril, kemudian dekstrosa mungkin diberikan di ruang perawatan bayi untuk
dan air, sesuai protokol mengkaji keefektifan menghisap, menelan, refleks
rumah sakit, berlanjut pada gag, dan kepatenan esofagus. Bila terjadi aspirasi, air
formula untuk bayi yang steril mudah diabsorpsi oleh jaringan paru. Pemberian
makan melalui botol. makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori
dan cairan,. Khususnya pada bayi yang laju
metabolismenya menggunakan 100-120 kalori/kg
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
dari berat badan setiap 24 jam. Susu manusia atau
formula mempunyai efek terus menerus yang lebih
besar pada kadar glukosa dan menurunkan risiko dari
efek balik hipoglikemia yang dihubungkan dengan
pemberian makan bolus D5W dan D10W.
Perhatikan frekuensi dan Bayi lapar dan lama waktu antara pemberian makan
jumlah/lamanya pemberian bervariasi dari pemberian makan satu ke lainnya.
makan. Anjurkan pemberian Pemberian makan enam kali kira-kira 3 oz (rata-rata
makan sesuai “kebutuhan” 17 oz formula dalam 24 jam) biasanya memenuhi
daripada sesuai “jadwal”. nutrisi dan kebutuhan cairan bayi dengan berat 6 lb.
Perhatikan frekuensi, jumlah Regurgitasi berlebihan memperberat kehilangan
dan penampilan regurgitasi. cairan dan dehidrasi, meningkatkan kebutuhan
(Rujuk pada DK : Kurang penggantian.
Pengetahuan [Kebutuhan
Belajar]; dan Bab 6, MK :
Klien pada 4 jam sampai 3
hari Pascapartum, DK:
Menyusui [uraikan]).
Evaluasi kepuasan ibu/bayi Memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan
setelah pemberian makan klien, memberikan dorongan terhadap upaya-upaya,
mengidentifikasi kebutuhan, dan solusi pemecahan
masalah.
Pantau warna, konsentrasi, Kebutuhan cairan direntang dari 140 sampai 160
dan frekuensi berkemih ml/kg per 24 jam karena bayi baru lahir secar
aproporsional mempunyai cadangan cairan yang lebih
sedikit dan kebutuhan cairan lebih besar daripada
anak yang lebih tua maupun orang dewasa.
Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral
dengan cepat menghabiskan cairan ekstraselular dan
mengakibatkan penurunan haluaran urin.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Observasi bayi terhadap Masalah-masalah ini dapat mengindikasikan
adanya indikasi masalah obstruksi usus, fibrosis kista, atau fistula
dalam pemberian makan trakeosofageal.
(mis. Kekambuhan atau
regurgitasi berwarna empedu,
distensi abnormal, feses
abnormal, produksi mukus
berlebihan, tersedak, atau
menolak makanan).
KOLABORASI
Dapatkan glukosa darah Pengukuran glukosa darah memastikan termuan
segera bila kadar Dextrostix Dextrostix dan kebutuhan terhadap intervensi.
kurang dari 45 mg/dl
Berikan glukosa dengan Bayi mungkin memerlukan suplemen glukosa untuk
segera, per oral atau meningkatkan kadar serum.
intravena
Tindak lanjut pemberian Meningkatkan temuan serta memudahkan tindakan
glukosa dengan Dextrosix terhadap adanya efek balik hipoglikemia. Efek balik
setiap 30 mnt-2 jam, hipoglikemia biasa terjadi khususnya setelah
didasarkan pada beratnya pemberian makan melalui bolus untuk infus bolus
hipoglikemia, gejala-gejala glukosa atau glukagon yang tidak diikuti dengan
pada bayi, dan protokol infus glukosa yang kontinu.
rumah sakit.
Hindari pemberian makan Polisitemia dan hiperviskositas secara potensial
per oral terhadap bayi distres, menurunkan sirkulasi dan ketersediaan oksigen dalam
atau bayi dengan polisitemia strktur pencernaan, sehingga pengenalan makanan
dan hiperviskositas, atau bayi dapat mencetuskan bayi pada terjadinya enterokolitis
dengan anomali nekrotis
gastrointestinal (GI).
Lakukan terapi I.V. D10W
dengan kecepatan infus 80-
120 ml/kg/hari.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI Demam maternal selama minggu sebelum kelahiran,
Tinjau ulang faktor-faktor ketuban pecah yang lama (lebih dari 24 jam),
risiko pada ibu yang persalinan yang lama, cairan amniotik berbau busuk,
membuat bayi cenderung dan adanya penyakit infeksius, seperti gonorea,
terkena infeksi, yang infeksi klamidia, infeksi streptokokal grup B, atau
mungkin didapatkan secara virus grup TORCH (toksoplasma, virus lain, rubela,
transplasenta, melalui rute sitomegalovirus, dan virus herpes simpleks), semua
asenden, atau saat kelahiran. membuat bayi cenderung terkena infeksi.
(Rujuk pada Nan 4, MK:
Infeksi Pranatal; Bab 6, MK:
Infeksi Puerperium)
Tentukan usia gestasi bayi Pemindahan imunoglobulin antibodi E dan G (IgE
baru lahir. dan IgG) melalui plasenta meningkat secara
bermakna pada trimester terakhir, memberikan
imunitas pasif pada kokus gram positif
(pneumokokus, streptokokus, dan meningokokus).
Hemophilus influenzae, virus-virus dan toksin (basil
difteria dan tetanus). Namun bayi baru lahir secara
normal kekurangan imunoglobulin M (IgM), yang
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
dirangsang oleh agen infeksius (antibodi pada grup
antigen daerah, enteroorganisme gram negatif, dan
beberapa virus), dan kekurangan imunoglobulin A
(IgA), yang kemungkinan memberikan perlindungan
pada permukaan yang mengeluarkan sekret dari
saluran pernapasan, perkemihan, dan gastrointestinal.
Sikat dan cuci tangan dan Mencuci tangan yang benar adalah faktor tunggal
lengan dengan preparat yang paling penting dalam melindungi bayi baru lahir
iodofor sebelum memasuki dari infeksi. Preparat iodofor efektif dalam melawan
ruang perawatan bayi, setelah baik organisme gram positif dan gram negatif.
kontak dengan material
terkontaminasi, dan setelah
memegang setiap bayi.
Ajarkan teknik pencucian
tangan yang tepat sebelum
memegang bayi kepada
orang tua dan sibling.
Pantau petugas, orangtua, Membantu mencegah penyebaran infeksi ke bayi
dan pengunjung terhadap baru lahir.
penyakit infeksius, lesi kulit,
demam, atau herpes. Abtasi
kontak dengan bayi secara
tepat.
Pelihara peralatan individual Membantu mencegah kontaminasi silang terhadap
dan bahan-bahan persediaan bayi melalui kontak langsung atau infeksi droplet.
untuk setiap bayi
Inspeksi kulit setiap hari Kulit adalah barier imunitas nonspesifik yang
terhadap ruam atau mencegah invasi patogen. Kemungkinan terjadinya
kerusakan integritas kulit. infeksi ditingkatkan dengan jumlah bermakna
Gunakan sabun lembut, dan merupakan jalan masuk potensial untuk organisme
lap kulit dengan perlahan ingeksius, seperti pembuluh darah tali pusat, sisi
untuk mengeringkan setelah sirkumsisi, dan kulit robek akibat penggunaan forsep
mandi; hindari menggosok atau elektroda kulit kepala internal. Bahan kimia dan
secara berlebihan. parfum pada sabun dapat membuat kulit cenderung
mengalami ruam dan kerusakan, menggosok dengan
kuat dapat menimbulkan trauma pada kulit yang
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
lembut.
Gunakan krim Eucerin pada Membantu mencegah kulit robek dan rusak,
area kulit yang kering, khususnya pada bayi dengan kulit kering karena
khususnya pada pergelangan penurunan berat badan berlebihan, atau pemajanan
kaki dan pergelangan tangan. yang lama pada fototerapi atau pemancar panas.
Anjurkan menyusui dini bila Kolostrum dan ASI mengandung sekretorius IgA
tepat. dalam jumlah tinggi, yang memberikan imunitas
bentuk pasif serta makrofag dan limfosit yang
membantu mengembangkan respons inflamasi lokal.
Kaji tali pusat dan area kulit Meningkatkan pengeringan dan pemulihan,
pada dasar tali pusat setiap meningkatkan nekrosis dan pengelupasan normal,
hari dari adanya kemerahan, dan menghilangkan media lembab untuk
bau, atau rabas. Fasilitasi pertumbuhan bakteri.
pengeringan melalui
pemajanan pada udara
dengan melipat popok ke
bawah dan T-shirt ke atas
puntung tali pusat.
Inspeksi mulut bayi terhadap Bercak putih yang tidak dapat dihilangkan dan yang
adanya plak putih pad cenderung berdarah bila disentuh disebabkan oleh
amukosa oral, gusi, dan Candida albicans, diakibatkan dari kontal langsung
lidah. Bedakan antara bercak dengan jalan lahir, tangan, atau payudara yang
putih dari sariawan dan dadih terkontaminasi. (Catatan : penggunaan dari putting/
susu. penutup payudara atau pompa yang dibersihkan
dengan tidak tepat dapat mengakibatkan kolonisasi
pada payudara).
Perhatikanadanya letargi, Tanda-tanda ini menunjukkan kemungkinan infeksi.
penambahan berat badan Infeksi yang didapat secara transplasenta cenderung
buruk, gelisah, penurunan mempengaruhi hepar dan fungsi SSP; infeksi rute
suhu, ikterik, gejala asenden, pada banyak kasus, mengakibatkan
pernapasan, atau lesi terlihat. bakteremia atau pneumonia.
Isolasi bayi, sesuai indikasi;
beritahu dokter
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
KOLABORASI
Pantau pemeriksaan
laboratorium, sesuai indikasi;
Jumlah SDP. Defisiensi neutrofil, yang berperan dalam respons
fagositik awal, dan defisiensi imunoglobulin spesifik
membuat bayi cukup bulan cenderung terkena
infeksi, terutama pada minggu ke-4 sampai ke-6
pertama kehidupan. Jumlah SDP normal 18.000/mm3
tidak meningkat pada bayi baru lahir sebagai respons
terhadap infeksi, dan ini sering menurun selama
sepsis.
Kadar serum IgE, IgM, dan Peningkatan kadar IgM pada kelahiran dapat terjadi
IgA. sebagai respons terhadap organisme infeksius dalam
uterus. Kadar IgE meningkatkan pada trimester ketiga
dan memberikan imunitas pasif terhadap beberapa
organisme pada bayi. IgA ditemukan dalam
kolostrum dan memberikan beberapa imunitas pasif
sampai bayi mulai memproduksi IgA kira-kira usia 4
minggu.
Kultur lesi, pustula, atau Mengidentifikasi kemungkinan patogen. Vesikel atau
drainase bila ada (bedakan lesi eritema toksium neonatorum (dianggap sebagai
antara kemungkinan ruam respons inflamasi lokal) mengandung eosinofil dan
infeksius dan eritema tidak ada makna klinis.
toksium nonatorum)
Kultur darah Mendiagnosis adanya bakterimia atau sepsis serta
mengidentifikasi agen penyebab.
Berikan antibiotik topikal, Mengesampingkan organisme patogenik.
oral atau parenteral.
Berikan nistatin (Mycostatin) Menghilangkan Candida albicans, organisme
pada mulut; swab di atas penyebab sariawan dan stomatitis mikotik.
mukosa oral, gusi, dan lidah.
Cuci mulut dengan air steril
sebelum pemberian.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Lakukan temuan abnormal Membantu mendeteksi kemungkinan cedera
melalui pengkajian pada bayi kelahiran, seperti fraktur klavikula, tengkorak, atau
baru lahir. Perhatikan ekstremitas.
krepitasi, gangguan
klavikula, refleks Moro
abnormal, depresi tengkorak,
atau tidak adanya gerakan
ekstremitas.
Kaji bayi terhadap anomali Mengidentifikasi kondisi yang memerlukan
kongenital, khususnya intervensi segera. (Catatan : Lipatkan gluteal ekstra,
sumbing bibir atau palatum, ketidaksamaan ekstremitas, tahanan pada abduksi,
spina bifida, kaki tabuh, dan tanda Ortolani [terdengar kliek sewaktu
dislokasi panggul kongenital, dilakukan rotasi] menandakan dislokasi panggul
hipospadia, atau epispadia. kongenital).
Posisikan bayi baru lahir Membantu mencegah aspirasi. Selama periode
padabadomen atau miring reaktivitas kedua, peningkatan produksi mukus dan
dengan gulungan selimut di gag dapat membuat bayi cenderung terkena obstruksi
punggung. Pantau bayi jalan napas, yang dapat menimbulkan asfiksia dan
terhadap kesulitan dalam kematian bila ini tidak terdeteksi atau tidak teratasi.
mengatasi mukus.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Catat berkemih pertama dan Setelah kelahiran, tahanan vaskular dalam pembuluh
selanjutnya. darah ginjal berkurang dan aliran darah meningkat,
tetapi fungsi normal mungkin belum terjadi sampai
24 jam setelah kelahiran. Haluaran urin biasanya
terbatas dan berkemih sedikit sampai masukan cairan
adekuat. Selama 2 hari pertama kehidupan, bayi baru
lahir biasanya berkemih 2 sampai 6 kali setiap hari.
Selanjutnya, bayi baru lahir biasanya berkemih 6
sampai 10 kali sehari, dengan haluaran 15-60
ml/kg/24 jam.
Lakukan pemberian makan Kebutuhan cairan oral mulai dari 140 sampai 160
oral, perhatikan jumlah yang ml/kg/hari pada hari ketiga sampai keempat
ditelan dimakan dan yang kehidupan (rata-rata sekitar 105 ml/kg/hari, atau 5
dimuntahkan oz/kg/hari). Pencernaan cairan yang tepat membantu
meningkatkan hidrasi dan mengimbangi
ketidakmampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan
urin dan mengubah cairan selama periode kehilangan
tidak kasatmata yang tinggi dan stres cairan dan
elektrolit.
Pantau masukan dan haluaran Kandung kemih biasanya dikosongkan bila sudah
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
cairan. Perhatikan warna dan mengandung urin antara 15 dan 40 ml. Pengeluaran
konsentrasi urin dan adanya saliva dan produksi mukus berlebihan, regurgitasi,
kristal berwarna persik pada dan masukan cairan yang buruk memperberat
popok. dehidrasi dan mengurnagi haluaran urin. Kristal urat
dan asam urat menunjukkan kebutuhan terhadap
peningkatan masukan cairan.
Perhatikan adanya darah Urin berdarah biasanya menunjukkan
dalam urin. pseudomenstruasi pada bayi wanita atau masalah
yang berhubungan dengan sirkumsisi pad abayi pria,
tetapi dapat juga menandakan cedera ginjal,
kemungkinan dihubungkan dengan asfiksia kelahiran,
trombosis vena ginjal atau infeksi.
Perhatikan adanya edema: Bayi edema atau terhidrasi dengan baik, berkemih
kaji tingkat hidrasi bayi (mis. lebih awal setelah lahir daripada bayi dehidrasi dan
Tunjukkan dengan turgor mengalami peningkatan haluaran urin.
kulit dan adanya mukus).
Kurangi stresor dingin; Keterbatasan reabsorpsi tubular dan ambang ginjal
optimalkan upaya pernafasan rendah menurunkan reabsorpsi bikarbonat (HCO3),
dan termoregulasi. membuat bayi cenderung mengalami asidosis
metabolik berkenaan dengan penurunan kapasitas
bufer untuk mengimbangi ketidakseimbangan
pernafasan.
Palpasi adanya distensi Membantu dalam menentukan adanya urin; dapat
kandung kemih, kegelisahan, menunjukkan masalah yang berhubungan dengan
ketidaknyamanan, atau kandung kemih atau anomali uretra yang dapat
tekanan kandung kemih bila mencegah berkemih.
bayi gagal berkemih dalam
24 jam setelah kelahiran
KOLABORASI
Bantu dengan aspirasi Dapat digunakan untuk memastikan adanya atau
kandung kemih suprapubis tidak adanya urin bila berkemih belum terjadi.
bila diindikasikan.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Tinjau ulang catatan terhadap Relaksasi sfingter anal dapat terjadi dalam respons
indikasi-indikasi pasase terhadap rangsang vagal yang berhubungan dengan
mekonium hipoksia, menyebabkan pasase mekonium dalam
uterus atau pada kelahiran.
Catat komplikasi maternal Stresor seperti pada kelahiran sesaria atau HKK
yang mempengaruhi pasase memperlambat pasase mekonium awal dan
mekonium secara negatif. kemungkinan memperberat perkembangan
hiperbilirubinemia.
Auskultasi bising usus. Masuknya udara ke saluran GI secara normal
merangsang awitan bising usus dalam 1 sampai 2 jam
setelah kelahiran.
Ukur suhu rektal atau pasang Pasase yang mudah menandakan patennya anus
kateter karet lunak ke dalam (mengesampingkan imperforata anus).
anus dengan hati-hati.
Pantau frekuensi dan jumlah/ Ketidakadekuatan masukan oral, seperti dibuktikan
amanya pemberian makan, oleh penurunan haluaran urin, perubahan pada turgor
frekuensi berkemih, turgor kulit, fontanel cekung, dan penurunan berat badan
kulit dan status fontanel, dan berlebihan, dapat menimbulkan konstipasi.
berat badan. Anjurkan
pemberian makan awal;
berikan air ekstra sesuai
indikasi. (Rujuk pada DK:
Kekurangan Volume Cairan,
risiko tinggi terhadap).
Perhatikan pasase mekonium Saat bayi bangun dan pemberian makan pertama
awal. dilakukan, pasase mekonium biasanya terjadi
setelahnya, membuat patensi saluran GI bawah. Kira-
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
kira 6% bayi sehat tidak defekasi dalam 24 jam
setelah kelahiran. Kegagalan untuk mengeluarkan
feses pada 48 jam biasanya menandakan obstruksi
usus.
Catat frekuensi, warna, Jumlah, konsistensi, dan warna feses bervariasi,
konsistensi, dan bau feses. tergantung pada pencernaan ASI atau formula.
Perhatikan penyimpangan Mekonium kental dan seperti dempul menunjukkan
dari siklus feses normal mekonium ileus atau kemungkinan fibrosis kista;
(feses mekonium selama 3-4 feses sedikit seperti dempul dapat menandakan
hari diikuti dengan feses stenosis usus atau atresia. Feses hijau atau diare dapat
transisi, yang berwarna menandakan infeksi atau gastroenteritis, atau
coklat kehijauan dan dapat mungkin hasil normal kandungan bilirubin tinggi
berakhir selama 3-6 hari, yang terjadi saat bayi menjalani fototerapi.
diikuti dengan feses kuning
berbentuk)
Kaji abdomen terhadap Distensi abdomen dan muntah menetap menunjukkan
adanya distensi konstan atau obstrksi. Obstruksi yang tinggi dan komplet
intermiten. Catat muntah dihubungkan dengan muntah segera setelah
menetap dan adanya empedu kelahiran; lesi lebih distal dihubungkan dengan
dalam muntahan. muntah selanjutnya. Kandungan gastrik berwarna
empedu menunjukkan obstruksi duodenal. Distensi
intermiten merupakan karakteristik dari ileus paralitik
atau obstruksi parsial. Obstruksi usus adalah
kedaruratan GI paling sering yang memerlukan
pembedahan pada masa neonatus.
Observasi adanya gangguan Tanda-tanda ini menandakan megakolon aganglionik
motilitas yang dihubungkan (penyakit Hirschsprung), sedangkan tidak adanya sel
dengan konstipasi, muntah, saraf parasimpatis pada otot dan submukosa kolon
dan ketidakseimbangan rektosigmoid menghambat pasase materi fekal.
cairan dan elektrolit.
Perhatikan kelompok tanda- Tanda-tanda ini dapat menandakan nekrosis
tanda GI seperti distensi enterokolitis, awitan diman arentang dari hari
abdomen dan nyeri tekan, pertama sampai bulan pertama kehidupan. Nekrosis
pemberian makan buruk, enterokoitis dihubungkan dengan iskemia usus yang
muntah, adanya darah dalam dicetuskan oleh syok sistemik dan hipoksia.
feses (hasil positif pada
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Hematest), atau adanya
penuruan substansi dalam
darah.
KOLABORASI
Bantu dengan pemeriksaan Mmbantu menentukan derajat dan lokasi obstruksi
diagnostik (mis. Sinar-x dan dalam mendiagnosa kemungkinan malrotasi.
abdomen, pemeriksaan
kontras, dan seri enema dan
barium GI).
Pindahkan bayi ke Mungkin diperlukan untuk penghisapan gastrik
lingkungan perawatan akut intermiten, perbaikan pembedahan, atau tindakan
(NICU) bila diindikasikan. nutrisi parenteral total.