Anda di halaman 1dari 12

AMBIANCE / Februari 2009

PENGARUH PENGGANTIAN MATERIAL BATA MERAH DENGAN


BATAKO TERHADAP BIAYA BANGUNAN
(STUDI KASUS: STUDENT CENTER ITENAS, BANDUNG)

THE CONSEQUENCES OF SUBSTITUTING BRICK INTO HOLLOW BRICK


TO BUILDING COST

ERWIN JUNIAR *)
I PUTU WIDJAJA THOMAS BRUNNER *)
Staf Pengajar Teknik Arsitektur Institut Teknologi Nasional
Jl. Hasan Mustofa 23, Bandung

ABSTRACT above needs. In this case the strengths


Cost and time have to be reduced in and weaknesses of bricks and hollow
a developing project. To reach efficiency, bricks as a non-structural materials for
analysis is being conducted on choosing wall, are being compared in regards of
the right construction methods and their impact on project cost.
materials. Using labors, the right A quantitative analysis will be
materials and project equipments provided to know the strength and
efficiently could also reduce project’s weaknesses of the two materials which
cost and time. influences the cost of a construction
A research in comparing materials project.. This case study is conducted
for non-structural walls without on the Student Center building at
changing the function is conducted to the National Institute of Technology
offer an alternative solution to meet Bandung.

Keywords :
bata, batako, Biaya, Waktu, Efisiensi. (bricks, hollow brick, cost, time, efficiency)

I. Pendahuluan dari bata merah menjadi batako. Dengan


melakukan per­bandingan penggunaan
1. Latar Belakang batu bata merah dengan batako sebagai
Seringkali dipertanyakan dampak bahan pengisi dinding, diharapkan akan
langsung serta signifikansi biaya diperoleh simpulan mengenai efisiensi
pembuatan bangunan berkaitan dengan biaya pembangunan gedung.
alternatif penggunaan bahan atau material
bangunan. Berangkat dari per­masalahan 2. Tujuan Penelitian
tersebut, penelitian ini berfokus pada Penelitian ini bermaksud untuk
penggantian material sebagai upaya mem­pelajari dan menganalisis pengaruh
untuk menekan biaya pembangunan, peng­gunaan material bata dibandingkan
yaitu dengan mengganti dinding pengisi dengan batako, terhadap biaya konstruksi.
*) Penulis untuk korespondensi: Tel. +62-22-7272215, Email: brunner@melsa.net.id

107
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)

Selanjutnya hasil penelitian berupa • Proses produksi di pabrik dan


simpulan dan rekomendasi mengenai trans­portasi sebelum menuju
pemilihan jenis material yang layak lokasi, serta pengangkutan
dipilih sebagai bahan pengisi dinding, bahan ke lantai 3 dan 4 di
dengan mempertimbangkan parameter- proyek tidak akan dibahas.
parameter dimensi, volume, berat, • Perhitungan biaya berdasarkan
jumlah bahan/m2, harga satuan, dan harga terpasang dengan satuan
harga/m2. Hasil dari telaah ini kiranya luas m2.
akan menambah wawasan keilmuan c. Perhitungan biaya satuan dilakukan
dalam bidang konstruksi dan diharapkan ber­dasarkan perbandingan dari
selanjutnya lebih berperan dalam kondisi yang sama untuk kedua
pengambilan keputusan pemakaian jenis material pengisi dinding.
elemen pengisi dinding. d. Jenis pekerjaan lain sebelum dan
sesudah tahap pekerjaan tidak
3. Batasan Penelitian dibahas.
Lingkup studi penelitian hanya e. Perhitungan yang berkenaan dengan
dibatasi pada penggunaan batu bata struktur konstruksi tidak dibahas.
dan batako sebagai elemen pembentuk f. Perbandingan dilakukan berdasar
dinding, ditinjau dari segi biaya pada pada pemakaian alat dan metode
lokasi studi kasus yang dipilih, yaitu yang setara untuk kedua jenis
Student Center Itenas, Bandung. material pengisi dinding.
Pembahasannya hanya pada proses g. Pembahasan di luar disiplin ilmu
pemasangan batu bata merah dengan arsi­tektur yang dianggap mendasari
batako, dengan rincian batas masalah dan menentukan faktor pemecahan
sebagai berikut: masalah hanya akan dilakukan
dengan logika-logika dan asumsi-
a. Spesifikasi bahan asumsi, baik kualitatif maupun
Batu Bata Merah
Jenis bahan
Garut
Batako HB 10 kuantitatif se­suai dengan disiplin
Dimensi
(5,5 x 10,0 x 20,7) (10,20 x 19,40 x ilmu yang bersangkutan.
cm 39,30) cm h. Jumlah tenaga kerja secara fisik
1138,5 cm3 = 7776,684 cm3 =
Volume yang diperlukan terdiri atas 1
0,0011 m3 0,0077 m3
Berat 2,06 kg/bh 7,68 kg/bh kepala tukang batu dan 1 tukang
Bidang 4,60 m x 3,10 m = 4,60 m x 3,10 m =
Bata/batako 14,26 m2 14,26 m2 batu setengah terampil. Pekerja
b. Aplikasi setengah terampil berperan
• Pembangunan hanya pada ruang dalam mempersiapkan adukan di
Unit Kegiatan Mahasiswa di lantai dasar dan mandor sebagai
lantai 3 dan 4, Gedung Student pengawas.
Center Itenas, Bandung. Untuk melakukan pengamatan
• Pembahasan hanya pada cara ber­dasarkan pembatasan lingkup studi
metode pemasangan batu tersebut diatas, di­butuh­kan beberapa
bata merah dengan batako di parameter (indikator) yang membantu
lapangan. proses peng­amatan ini, antara lain:

108
AMBIANCE / Februari 2009

• Dimensi b. Kajian teknis


• Volume • Peninjauan lapangan, untuk
• Jumlah bahan/m2 mem­peroleh gambaran tentang
• Harga satuan lokasi studi. Melakukan
• Harga/m2 wawan­cara langsung dengan
• Jumlah tenaga kerja pihak pengelola dan konsultan
perencana, mau­pun pihak-
4. Metodologi Studi pihak lain yang berkaitan
Untuk memperoleh hasil pem­ dengan proses pengamatan di
bahasan yang optimal maka dalam proses lapangan.
pengumpu­lan data-datanya diperlukan • Penelitian di lapangan, menge­
beberapa kajian awal sebagai berikut: nai proses pengerjaan pekerjaan
a. Persiapan kajian teoritis berdasarkan batu bata merah dengan batako
literatur dan data-data : berdasarkan parameter yang
• Persiapan studi dan bahan telah dibuat untuk keperluan
yang ber­hubungan dengan peng­ujian.
pelak­sanaan pekerjaan, seperti • Melakukan kompilasi data,
literatur dan studi sejenis yang meng­asimi­lasikan data hasil
lainnya. dari penelitian untuk mem­
• Pengkajian awal, penentuan peroleh konklusi terhadap segi
de­finisi, standar, dan teori yang biaya.
sesuai dengan kondisi objek • Analisis pembahasan. Tahap ini
studi. merupa­kan tahap lanjutan se­
• Penentuan tujuan penulisan di­­
telah peninjauan ke lapangan
tekan­kan pada strategi penye­
yang dilakukan untuk menga­
lesaian yang akan digunakan
mati kemungkinan terjadinya
dalam proses penyelesaian
per­­­ubahan-perubahan dari
masalah.
pem­­bahas­an awal dengan
• Pengidentifikasian masalah,
yaitu proses pencarian apa dan kondisi lapangan dan analisis
mengapa suatu masalah itu yang di­lakukan. Kegiatannya
dapat terjadi. adalah mem­bandingkan antara
• Penentuan lingkup studi, yaitu kenyataan di lapangan dengan
pem­batasan masalah yang akan studi literatur yang dilakukan.
dibahas. Hal ini bertujuan agar c. Menyusun kesimpulan, dibahas hasil
dalam proses penelitian yang (output) dari analisis pembahasan
dilakukan tidak melebar dari masalah yang digambarkan secara
apa yang telah direncanakan. garis besar.

109
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)

5. Skema Pemikiran

Topik:
Efisiensi Biaya
Judul:
Pengaruh Penggantian Material Bata Merah dengan Batako terhadap Biaya Bangunan
(Studi Kasus pada Student Center ITENAS, Bandung)

TUJUAN DAN SASARAN


Mempelajari, mengamati, memahami dan membandingkan
penerapan bahan/material pada bangunan, serta bagaimana pengaturan
dan manajemen yang baik dalam perencanaan bahan sesuai persyaratan

PERUMUSAN MASALAH
Perbandingan penggunaan batu bata merah dan Batako sebagai elemen dinding pengisi
kaitannya dengan biaya pembangunan

BATASAN PERMASALAHAN
Membatasi ruang lingkup kajian

KERANGKA DATA

SURVEY LAPANGAN, PENGUMPULAN STUDI LITERATUR


WAWANCARA DATA

KOMPILASI DATA

PEMBAHASAN DAN ANALISIS


Optimalisasi penggunaan material dinding pengisi
kaitannya dengan biaya membangun dengan
melakukan analisis berdasarkan parameter yang ada

Bagan 1. Skema Pemikiran Penelitian (Sumber: tim peneliti, 2003)

110
AMBIANCE / Februari 2009

II. Teori Pendukung beton bertulang harganya Rp


205.000,-, volume pekerjaan
1. Teori Penentuan Harga Satuan 100 m3 maka biaya seluruhnya:
Pekerjaan (Biaya) 100 m3 x Rp 205.000,- = Rp.
Teori mengenai biaya ini dibagi men­ 20.500.000,
jadi dua macam pembiayaan, yaitu biaya • Cara Harga Seluruhnya,
langsung dan biaya tak langsung. Biaya dimana dihitung volume dari
langsung adalah besarnya pengeluaran bahan-bahan yang dipakai dan
biaya yang secara langsung berhubungan juga buruh yang dikaryakan.
dengan pekerjaan pemasangan, yaitu: Kemudian di­kali­kan dengan
a. Upah pekerja, yang terdiri dari: harga-harganya masing-
• Upah pekerja setengah terampil masing, dan kemudian di­
• Upah tukang batu setengah te­ jumlahkan seluruhnya.
rampil
• Upah kepala tukang batu b. Cara Kasar
• mandor Dimana pekerjaan dihitung setiap m2
b. Pembelian material atau setiap m3, misal luas rumah 100 m2
c. Penyewaan peralatan @ Rp 75.000,-/m2, berharga seluruhnya
Sedangkan biaya tak langsung Rp. 7.500.000,-. Cara ini hanya untuk
adalah besarnya biaya yang dikeluarkan perkiraan kasar saja.
tidak langsung berhubungan dengan Menaksir volume pekerjaan ialah
pekerjaan pemasangan. meng­­hitung banyaknya bahan-bahan
yang diperlukan seluruh­nya. Perhitungan
2. Macam-macam Cara Penaksiran anggaran biaya biasanya terdiri dari 5 hal
Biaya yang pokok, yaitu:
Penaksiran biaya adalah proses per­ a. Bahan-bahan:
hitungan volume pekerjaan, harga dari Menghitung banyaknya bahan yang
berbagai macam bahan, dan pekerjaan dipakai dan harga­nya.
yang akan terjadi pada suatu kontruksi. b. Buruh:
Disebut ‘taksiran biaya’ karena dibuat Menghitung jam kerja yang
sebelum dimulainya pembangunan, diperlukan dan jumlah biaya­nya.
bukan ‘biaya sebenarnya’ atau actual c. Peralatan :
cost. Menghitung jenis dan banyak­
a. Penaksiran terperinci, dilaksanakan nya peralatan yang dipakai dan
dengan cara menghitung volume biayanya.
dan harga seluruh pekerjaan yang d. Overhead :
harus dilaksanakan. Ada dua macam Menghitung biaya-biaya tidak
cara, yaitu : terduga yang perlu di­adakan.
• Cara Harga Satuan, dimana e. Profit:
semua harga satuan, dan Menghitung persentase ke­untungan
volume tiap-tiap jenis pekerjaan dari waktu, tempat dan jenis
dihitung. Misalnya: 1 m3 pekerjaan.

111
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)

3. Alat Manajemen Perhitungan d. Rencana Anggaran Biaya, adalah


Biaya total biaya keseluruhan satuan
Empat alat manajemen untuk meng­ pekerjaan yang diperlukan untuk
hitung biaya: pengadaan bahan, peralatan dan
upah tenaga kerja. Jadi Rencana
a. WBS : Work Breakdown Structure, Anggaran Biaya adalah perkalian
yaitu rincian biaya dengan antara volume dengan harga satuan
pemisahan biaya berdasarkan pekerjaan.
waktu pembangunan dan fungsi
bangunan. RAB = ∑ (VOLUME X HARGA
b. OAT : Organizing Analysis Table, SATUAN PEKERJAAN)
yaitu pembuatan organisasi proyek
untuk mengetahui biaya tak 4. Metode Rencana Anggaran
langsung dan siapa-siapa saja yang Biaya
bertanggung jawab. Metode Rencana Anggaran Biaya,
c. CAT : Cost Analysis Table, untuk terdiri dari:
menghitung biaya langsung. • Metode Satuan, dijabarkan dengan
d. RT : Rate Table, menginformasikan pe­milihan jumlah satuan fungsi
harga bahan, upah dan harga satuan dikalikan dengan biaya tiap satuan
pekerjaan. tersebut. Metode ini berdasar pada
Dalam penulisan ini yang terkait fakta dan ber­hubungan erat dengan
hanya biaya langsung. Oleh karena biaya proyek konstruksi dan jumlah
itu yang perlu diketahui dalam upaya satuan bangunan fungsional.
mengetahui CAT dan RT adalah sebagai • Metode Luas Dalam (Luas Bersih),
berikut: adalah jenis metode yang umum di­
a. Bahan, besarnya jumlah bahan yang gunakan karena estimasinya sudah
dibutuh­kan untuk menyelesaikan dihitung dan biaya dinyata­kan
bagian pekerjaan dalam satu dalam bentuk yang sudah dipahami
kesatuan pekerjaan. oleh klien, yaitu luas dalam atau
b. Tenaga Kerja, besarnya jumlah luas bersih dari masing-masing
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk lantai gedung, kemudian dikalikan
menyelesaikan bagian pekerjaan dengan biaya tiap meter persegi.
dalam satu kesatuan pekerjaan. • Metode Kuantitas Perkiraan, meng­
Upah tenaga kerja berbeda-beda gambarkan komponen gabungan
sesuai dengan jenis pekerjaan dan yang diukur dengan peng­
tingkat kesulitan dari pekerjaan. kombinasian atau pengelompokan
Pekerjaan yang dikerjakan malam kom­ponen komponen biaya yang
hari atau lembur maka upahnya penting. Metode ini tidak memiliki
pun lebih mahal dibandingkan upah aturan pengukuran yang pasti, dan
pekerja pada siang hari. komponen-komponen gabungan
c. Harga Satuan Pekerjaan, adalah didapat dari pengalaman masing
biaya yang dibutuhkan setiap satuan masing surveyor. Untuk itu diper­
pekerjaan untuk biaya pengadaan lukan banyak infor­masi atau data
bahan dan upah tenaga kerja. bila metode ini akan diper­gunakan.

112
AMBIANCE / Februari 2009

• Metode Estimasi Elemental, dapat dan lantai 4, studi kasus Student Center
di­manfaat­kan untuk menentukan Itenas Bandung. Pekerjaan di lantai 3
biaya perkiraan dari suatu proyek dilakukan untuk pemasangan bata merah
kons­truksi. Metode ini kadang dan pekerjaan di lantai 4 dilakukan untuk
kadang memanfaatkan analisis pemasangan batako. Hasil pengamatan
biaya dari proyek sejenis lainnya. terhadap ke dua bidang di lantai yang
• Metode Estimasi Analisis, diguna­ berbeda tersebut menjadi sample data
kan untuk menentukan setiap yang dapat mewakili seluruh perhitungan
tarif komponen pe­kerjaan dalam kajian selanjutnya.
Bill of Quantity. Masing masing
komponen pekerjaan dianalisis ke
dalam komponen-komponen utama
tenaga kerja, material dan peralatan.
Kemudian setiap bangunan dinilai
ber­dasarkan output, banyaknya
buruh, kuantitas material, jam
peralatan biaya kontraktor dan
sebagainya. Gambar 1. Kondisi Lapangan Pekerjaan
Student Center ITENAS, Bandung
III. Deskripsi Proyek (Sumber: tim peneliti, 2003)
1. Data Teknis Proyek
3. Unsur-unsur Pasangan Bata dan
• Waktu Pelaksana: Batako
390 (hari kalender) + 90 (hari
kalender) masa pemeliharaan a. Spesi
• Pelaksanaan Pekerjaan: Pasangan bata/batako adalah
9 September 2002 – 1 Oktober susunan batu bata/batako yang diikat
2003 oleh perekat yang disebut spesi kualitas
• Sumber Dana: dan jenis spesi akan mempengaruhi
Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi kekuatan konstruksi pasangan bata.
• Nilai Kontrak : Spesi terdiri dari:
Rp. 3.550.000.000, (diluar kontrak • Pasangan bata / batako biasa, dengan
pondasi tiang pancang dan struktur perbandingan 1 kapur : 1 semen : 2
rangka atap) pasir, 1 semen : 5 pasir, dan 1 semen
• Luas lantai basement : 496 m : 3 pasir
• Luas lantai 1 : 992 m • Pasangan kedap air (pc raam),
• Luas lantai 2 : 671 m dengan perbandingan 1 semen : 2
• Luas lantai 3 : 245 m pasir dan tebal spesi 1- 2 cm.
2
2
2. Garis Besar Kondisi Lapangan
Pekerjaan pasangan bahan dinding
100

pengisi untuk kajian penelitian ini


dilaksanakan pada suatu bidang kerja 100

vertikal dengan lebar 4.60 m dan tinggi Gambar 2. Judul gambar? (Sumber: tim
3.10 m, pada salah satu ruang di lantai 3 peneliti, 2003)

113
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)

b. Alat Bantu Pekerjaan Pemasangan untuk penilitian menggunakan


Dinding Pengisi air sumur dan PDAM.
Untuk mengerjakan pekerjaan • Semen Portland, yang digunakan
pema­sangan batu bata merah dengan adalah semen PC sekualitas
batako ini, diperlukan alat-alat Tiga Roda ex. Cibinong.
yang membantu pekerja, meliputi :
alat ukur, peralatan sebagai acuan, IV. Analisis
sendok adukan, ember plastik,
1. Tinjauan terhadap Biaya
scaffolding
c. Tenaga Kerja No INDIKATOR
BATU BATA BATAKO
MERAH HB 10
Tenaga kerja adalah besarnya jumlah (10,20 x
(5,5 x 10 x
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk 1 Dimensi
20,7) cm
19,40 x
39,30) cm
menyelesaikan bagian pekerjaan 2 Volume Bata 1138,5 cm3 7776,684 cm3
dalam satu kesatuan pekerjaan, 3 Volume spesi / m3 2,59975 m3
meliputi 1 orang tukang (ahli) dan 1 4 Berat 2,06 kg 7,68 kg
orang pembantu tukang (laden). 5 Jumlah bata/ m2 65 buah 13 buah
6 Harga satuan Rp. 260,- Rp. 1.250,-
d. Macam-macam Bahan untuk Harga bata dan
Adukan dan Plesteran 7 batako/ m2, tanpa Rp. 16.900,- Rp. 16.250,-
siar
Beberapa bahan yang digunakan
Luas bidang
untuk membuat spesi (adukan) 8 bersih,termasuk
(4.60x3,10)m
= 14,26 m2
(4.60x3,10)m
= 14,26 m2
sebagai bahan pengisi dinding dan kolom praktis
11 vertikal 2 cm 2 cm
bahan pengecoran kolom praktis Siar
horizontal 2 cm 2,65 cm
antaralain adalah: Tabel 2. Perbandingan Penggunaan Bata
• Pasir Pasang, digunakan pasir Merah dengan Batako HB-10 dari Segi Biaya
Cimalaka. Pasir tidak diuji (Sumber: tim peneliti, 2003)
secara laboratorium, tetapi Berikut ini adalah analisis harga
pasir hanya diuji secara satuan pekerjaan untuk 1m2 pekerjaan
visual dan pengalaman. Pada pasangan bata 1PC : 5 PS yang dirinci
umumnya dilakukan analisis dalam Tabel 3 berikut ini:
berdasarkan warna dan bentuk
SATU- HARGA
dan butirannya. NO URAIAN KOEF
AN. SAT.
JUMLAH

• Pasir Beton, untuk pengecoran 1 2 3 4 5 6=(3X


kolom praktis pada bidang Bata Merah 65 Bh 260.00
5)
16.900.00
kerja yang diteliti digunakan P.C (50 kg) 0.2592 zak 29500.00 7.646.40
jenis pasir Galunggung. Pasir Pasang 0.0580 m3 110000.00 6.380.00

• Air, sebagai bahan campuran Pekerja


Setengah
0.3218 org 15000.00 4.827.00

untuk adukan maupun untuk Terampil

campuran beton harus bersih Tk. Batu


Setengah
0.1805 org 20000.00 3.610.00

dan segar, tidak mengandung Terampil

asam, garam, zat alkali atau Kep. Tukang


Batu
0.0158 org 25000.00 395.00

bahan organik dan zat-zat lain Mandor 0.0063 org 25000.00 157.50
yang bisa menurunkan kualitas Jumlah 39.915.90

struktur. Air yang digunakan Tabel 3. Analisis Harga Satuan Pekerjaan


Pasangan Bata 1 PC : 5 PS
(Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2000)

114
AMBIANCE / Februari 2009

Sedangkan analisis harga satuan 1 m2 Pekerjaan Pasangan Batako HB-


pekerjaan untuk 1 m2 Pekerjaan Pasangan 10 1pc : 3 ps
Batako HB-10 1 PC : 5 PS dapat dilihat Dan berikut ini adalah analisis harga
dalam Tabel 4 berikut: satuan pekerjaan untuk 1 m2 Pekerjaan
SATU- HARGA
NO URAIAN KOEF.
AN SAT.
JUMLAH
Pasangan Bata Merah 1 PC : 3 PS
1 2 3 4 5 6 = (3 X 5)
SATU- HARGA
Batako hb 10 13 bh 1250.00 16.250.00 NO URAIAN KOEF JUMLAH
AN. SAT.
P.C (50 kg) 0.090 zak 29500.00 2.655.00 1 2 3 4 5 6 = (3 X 5)
Pasir Pasang 0.018 m3 110000.00 1.980.00 Bata Merah 65 bh 260,00 16.900,00
Pekerja 0.048 org 15000.00 720.00 P.C (50 kg) 0,525 zak 29.500,00 15.487,50
Setengah
Pasir Pasang 0,054 m3 110.000,00 5.940,00
Terampil
Pembantu 0,429 org 15.000,00 6.435,00
Tk. Batu 0.016 org 20000.00 320.00 Tukang
Setengah
Tukang Batu 0,214 org 20.000,00 4.280,00
Terampil
Kep. Tukang 0,021 org 25.000,00 5.525,00
Kep. Tukang 0.160 org 25000.00 4.000.00
Batu Mandor 0,011 org 25.000,00 275,00
Mandor 0.480 org 25000.00 12.000.00 Jumlah 54.842,50
Jumlah 37.925.00
Perhitungan harga/m2 batako di­
Tabel 4. Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Pasangan Batako HB-10 1 PC : 5 PS ambil dari perbandingan persentase
(Sumber : Tata Cara Perhitungan Harga satuan pasangan bata sebagai berikut:
Pekerjaan Dinding Tembok dan Plesteran
Untuk Bangunan Sederhana, Departemen Harga/m2 (Rp
Pekerjaan Umum, Penerbit YLPMB, 1991) Bata Batako
1 pc : 5 ps 39.915,90 37.925,00
Dan berikut ini adalah analisis harga 1 pc : 3 ps 54.842,50 ?

satuan pekerjaan untuk 1 m2 Pekerjaan Tabel 7. Perhitungan Harga /m2 Bata dengan
Batako Berdasarkan Persentase Pasangan Bata
Pasangan Bata Merah 1 PC : 3 PS (Sumber: tim peneliti, 2003)
NO URAIAN KOEF
SATU- HARGA
JUMLAH Harga/m2 batako 1pc : 5 ps x Harga/m2 bata 1pc : 3ps
AN. SAT.
1 2 3 4 5 6 = (3 X 5)
Harga/m2 bata 1pc : 5ps
Bata Merah 65 bh 260,00 16.900,00
(37.925,00 – 16.250) x (54.842,50 – 16.900)
P.C (50 kg) 0,525 zak 29.500,00 15.487,50 =
Pasir Pasang 0,054 m 3
110.000,00 5.940,00 (39.915,20 – 16.900)
Pembantu 0,429 org 15.000,00 6.435,00 = Rp. 51.983,06
Tukang
Tukang Batu 0,214 org 20.000,00 4.280,00 Berdasarkan perhitungan diatas,
Kep. Tukang 0,021 org 25.000,00 5.525,00
Mandor 0,011 org 25.000,00 275,00
maka di­dapat:
Jumlah 54.842,50 Harga/m2 pasangan batako 1 pc : 3 ps
Tabel 5. Analisis Harga Satuan Pekerjaan = Rp. 51.983,06
Pasangan Bata 1 PC : 5 PS
(Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2000) Perbandingan Biaya terhadap
Pekerjaan Pasangan/m2 Bata dan Batako
Berdasarkan tabel penelitian diatas,
Harga/ m2 (Rp
maka didapat:
1 pc : 3 ps 1 pc : 5 ps
Pasangan Bata
Pasangan Bata 54.842,50 39.915,90
1 pc : 5 ps 1 pc : 3 ps
Pasangan Batako 51.983,06 37.925,00
Harga/m2 (Rp) 39.915,90 54.842,50
Selisih 2.859,44 1.990,90
Tabel 6. Perbandingan Harga Pasangan Bata
1 PC : 5 PS dengan 1 PC : 3 PS Tabel 8. Perbandingan Harga Pasangan /m2
(Sumber: tim peneliti, 2003) Bata dengan Batako
(Sumber: tim peneliti, 2003)

115
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)

4.2 Analisis terhadap Bill of Quantity Volume Harga/m2


Biaya (Rp)
(m2) (Rp)
(BQ) Bata 1 pc : 5 ps 2990,26 39.915,90 119.358.919,13
Bata 1 pc : 3 ps
Untuk dapat menghitung perkiraan Jumlah
303,68
3293,94
54.842,50 16.654.570,40
136.013.489,53
biaya pemasangan bata maupun batako
Tabel 10. Biaya Keseluruhan Pasangan Bata
pada ke­seluruhan bangunan Student (Sumber:tim peneliti, 2003)
Center Itenas adalah berdasarkan jumlah
volume pekerjaan yang terdapat pada 4.2 Data Pekerjaan Pasangan Batako
BQ. Untuk perhitungan biaya keseluru­
han pe­kerjaan pasangan batako pun
4.1 Data Pekerjaan Pasangan Bata sama dengan cara perhitungan pekerjaan
pasangan bata diatas: volume x harga/
Dalam perhitungan biaya m2.
keseluruhan pe­kerjaan pasangan bata, Diketahui volume unsur pasangan
dibutuhkan data volume pekerjaan pada batako keseluruhan bangunan (sama de­
BQ untuk dikalikan dengan harga/m2 ngan pasangan bata merah), maka didapat
yang telah didapat pada perhitungan biaya keseluruhan pasangan batako:
sebelumnya diatas. Volume Harga/m2 Biaya (Rp)
Diketahui volume unsur pasangan (m2) (Rp)
Batako 1 pc : 5 ps 2990,26 37.925,00 113.405.610,50
bata ke­seluruhan bangunan: Batako 1 pc : 3 ps 303,68 51.983,06 15.786.215,66
Volume (m2) Jumlah 3293,94 129.191.826,16

Lantai 1 pc : 5 1 pc : 3 Tabel 11. Biaya Keseluruhan Pasangan Batako


ps ps (Sumber:tim peneliti, 2003)
Bangunan Utama
Lantai Dasar 317,46 4.3 Analisis Perbandingan Biaya
Lantai Satu 834,10 85,27 ter­hadap Volume Keseluruhan
Lantai Dua 623,39 122,48 Pekerjaan Pasangan Bata dan
Lantai Tiga 522,52 12,00
Lantai Atas 58,72
Batako
Lantai Atap 339,41 Setelah mendapatkan data dan
Bangunan Pos Jaga dan ana­lisis sebelumnya diatas, didapat
Selasar nilai selisih dari penggunaan dua jenis
Lantai Satu 89,37 13,40
material tersebut. Kemudian nilai selisih
Lantai Dua 141,64
Bangunan Sipil Eksternal 63,65 70,53 tersebut diprosentasekan terhadap nilai
Jumlah 2.990,26 303,68 keseluruhan proyek dan terhadap biaya
Total volume pasangan 3.293,94 pekerjaan pasangan saja. Di bawah
Catatan : pada lantai dasar, lantai ini adalah analisis perbandingan biaya
atas dan lantai atap bangunan utama keseluruhan pekerjaaan bata dan batako:
Volume Harga/ m2
serta bangunan pos jaga dan selasar Pasangan
(m2) (Rp.)
Total Biaya (Rp.)

lantai dua tidak terdapat pasangan yang Bata (1pc : 5ps ) 2990,26 39.915,90 119.358.919,13
(1pc : 3 ps) 303,68 54.842,50 16.654.570,40
menggunakan adukan 1 pc : 3 ps. Jumlah 3293,94 136.013.489,53
Tabel 9. Volume Unsur Pasangan Bata Batako (1pc : 5 ps) 2990,26 37.925,00 113.405.610,50
(Sumber: tim peneliti, 2003) (1pc : 3 ps) 303,68 51.983,06 15.786.215,66
Jumlah 3293,94 129.191.826,16
Maka didapat biaya keseluruhan Selisih 6.821.663,37
pasangan bata: Tabel 12. Perbandingan Biaya Keseluruhan
Pekerjaaan Bata dan Batako
(Sumber: tim peneliti, 2003)

116
AMBIANCE / Februari 2009

Berdasarkan data dan analisis di­atas, terjadi reduksi biaya sebesar Rp. 6.821.663,37
atau 0,19% dari total nilai proyek keseluruhan tersebut sebesar Rp. 3.550.000.000,-.
Sedangkan untuk pekerjaan pasangan saja terjadi reduksi biaya sebesar 4,98 %, dari
total nilai pekerjaan pasangan bata sebesar Rp. 136. 013.489, 53,- dengan pembanding
material yang digunakan batako. Berikut dapat dilihat perbandingan biaya terhadap
volume:
Grafik Perbandingan Biaya Pasangan 1 pc : 3 ps
Grafik Perbandingan Biaya Pasangan 1 Pc : 5 Ps
Bata Batako
Bata Batako
300000000
2500 000 00 274211500
260540050
250000000

2000 000 00 199579500


189625000 219370000
208432040
200000000
159663600
1500 000 00 151700000

Biaya (Rp)
Biaya (Rp)

164527500
156324030
150000000
119747700 113775000
1000 000 00
109685000 104216020
79831800 75850000 100000000

500 000 00
39915900 37925000 54842500
50000000 62108010

0 0 0
0 1000 2000 3000 4000 5000 0 0 0

Volume (m2) 0 1000 2000 3000 4000 5000


Volume (m2)

Grafik 1. Perbandingan Biaya Pasangan 1 PC Grafik 2. Perbandingan Biaya Pasangan 1


: 5 PS PC : 3 PS
(Sumber: tim peneliti, 2003)
(Sumber: tim peneliti, 2003)

V. Simpulan
Berikut ini adalah perbandingan antara penggunaan batako HB 10 dengan
batu bata merah ditinjau dari segi biaya:
BATU BATA
No INDI-KATOR BATAKO HB 10
MERAH
1. Dimensi (10,20 x 19,40 x 39,30) (5,5 x 10 x 20,7) cm
cm
2. Volume 7776,684 cm3 1138,5 cm3
3. Berat 7,68 kg 2,06 kg
4. Jumlah unit / m2 13 buah 65 buah
5. Harga satuan Rp. 1.250,- Rp. 260,-
6. Harga/ m2 Rp. 16.250,- Rp. 16.900,-
7. Jumlah tenaga kerja (yang terlibat 1 kepala tukang batu 1 kepala tukang batu
langsung pada pemasangan dinding di 1 tukang batu setengah 1 tukang batu
lantai 3 dan lantai 4) terampil setengah terampil
8. Alat bantu Waterpass, meteran, Waterpass, meteran,
papan acuan, benang, papan acuan, benang,
paku, sendok acian, paku, sendok acian,
ember, scaffolding ember, scaffolding
9. Siar Vertikal 2 cm 2 cm
horizontal 2,65 cm 2 cm

117
PELOKALAN ARSITEKTUR GEREJA DI INDONESIA (STUDI KASUS: GEREJA MARIA
ASUMPTA – KLATEN KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA)

10. Volume pemasangan 3293,94 m2 3293,94 m2


11. Biaya pemasangan Rp. 129.229.770,98 Rp. 136.013.489,53
12. Efisiensi biaya proyek - Rp.6.783.718,56,- -
13. Prosentase efisiensi biaya terhadap BQ 0, 19 % -
14. Prosentase efisiensi biaya terhadap pek. 4,98 % -
Pasangan Rp.136. 013. 489, 53,-
Tabel 13. Perbandingan Penggunaan Bata dan Batako HB-10 (Sumber: tim peneliti, 2003 )
Catatan : tenaga kerja yang terlibat nilai mempunyai signifikansi cukup
langsung secara fisik pada baik, yaitu penghematan sebesar 4,98
pemasangan dinding di lantai % dari nilai pekerjaan dinding pengisi.
3 dan lantai 4 hanya kepala Hal ini memberikan gambaran bahwa
tukang batu dan tukang batu penggantian material alternatif seperti
setengah terampil, sedangkan batako HB-10 ini dapat berkontribusi
pekerja setengah terampil pada efisiensi biaya jika pekerjaan
terlibat untuk mempersiapkan didominasi oleh pekerjaan pasangan
adukan di lantai dasar. Mandor dinding pengisi, juga dapat berkontribusi
berfungsi sebagai pengawas. terhadap penekanan biaya operasional
jika dilakukan kajian lanjutan ter­hadap
Penerapan alternatif pemasangan percepatan pekerjaan.
batako pada proyek Student Center Kajian ini masih perlu ditinjau
Itenas kurang sig­nifi­kan dari segi biaya lebih jauh pada aspek pengaruh waktu
terhadap nilai keseluruhan proyek, karena pekerjaan serta korelasi pengaruh biaya
hanya mampu menghemat sebesar Rp. dan waktu terhadap total nilai proyek
6.783.718,56 atau 0,19% dari keseluruhan akibat diambilnya solusi perubahan
nilai proyek sebesar Rp. 3.550.000.000,-. material pada bagian konstruksi seperti
Namun jika hanya diamati dari nilai dinding pengisi dari bata merah menjadi
pekerjaan dinding pengisi, maka selisih batako.

Daftar Pustaka
Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam). Departemen Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum. 1994. Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata
dan Plesteran. Departemen Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Dinding Tembok dan Plesteran untuk Bangunan Sederhana. Yayasan
LPMB.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1. Kanisius.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2. Kanisius.
Jurnal Penelitian Permukiman. 1986. LPMB.
Sastraatmaja, Soedrajat. 1984. Analisis Anggaran Biaya Pelaksanaan. Nova.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman. 1982. Persyaratan Umum Bahan
Bangunan di Indonesia (PUBI). Yayasan LPMB.

118

Anda mungkin juga menyukai