Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN OLAHRAGA PADA ASPEK SOSIOLOGI DAN PSIKOLOGI PPG

Nama :JAN HOWER PURBA

1. Pendidikan Jasmani dapat meningkatkan stabilitas sosial-psikologis dan


memainkan peran dalam menggairahkan hidup sehari-hari, demikian juga jika
Pendidikan Jasmani dilakukan secara aktif dapat mengatasi kecemasan dan
keteganggan mental dalam menjalani kehidupan ditengah masyarakat modern
saat ini yang serba kompetitif. Bagaimana implementasi yang harus diwujudkan
oleh guru PJOK dalam tantangan tersebut dalam tugasnya sehari-hari

JAWABAN
Pendidikan jasmani dapat meningkatkan stabilitas sosial-psikologi dan
memainkan peran dalam menggairahkan hidup sehari-hari:
1. Pendidikan jasmani di kelola dengan tepat yaitu dengan membina
kepribadian yang patuh terhadap peraturan, daya saing yang kuat,
mental yang kuat, kesetiaan yang kental dan mendalam.
2. Dengan memberikan kebebasan bergaul dengan sesama siswa tanpa
membedakan status ekonomi, suku, agama dan ras.
Dimensi psikis atau jiwa dalam aktivitas jasmani dan olahraga merupakan
bagian terpenting dalam penampilan seorang olahragawan / peserta didik.
Beberapa keadaan psikologis yang terjadi pada olahragawan / peserta didik
sangatlah kompleks. Kompleksitas tubuh manusia dalam menghadapi respon
dan tekanan merupakan kondisi yang sering terjadi dalam aktivitas
jasmani dan olahraga.
Pendidikan jasmani dilakukan secara aktif dapat mengatasi kecemasan dan
ketegangan mental dalam menjalani kehidupan di tengah masyarakat modern
yang serba kompetitif
1. Pemusatan pikiran. Mengarahkan siswa untuk fokus pada materi yang
sedang dibahas dan jangan berpikir kalau materi itu sulit. Dan
mengarahkan siswa agar tidak memikirkan hal lain.
2. Pengaturan pernapasan. Membimbing siswa dengan mempraktekkan
pengaturan pernapasan setelah selesai melakukan kegiatan PJOK.
Yaitu dengan pernapasan dalam dan pelan. Dengan mengetahui cara
pengaturan pernapasan setelah berolahraga atau beraktivitas, maka
siswa akan dapat mengajari atau mempraktekkan di masyarakat
3. Pembiasaan. Dengan praktek kebiasaan PJOK yang terus menerus
dilakukan siswa dengan bimbingan guru pjok, maka siswa tidak akan
ragu atau canggung untuk terjun ke tengah-tengah masyarakat.
Contoh pemainan bola kaki. Dengan berlatih terus menerus di
sekolah, siswa tidak akan kewalahan atau cemas terjun dengan
masyarakat umum dalam permainan bola kaki.

Hal yang sering terjadi dalam lingkup aktivitass jasmani dan olahraga adalah
timbulnya kegairahan, ketegangan, dan kecemasan. Terkait kegairahan para
peserta didik butuh untuk belajar mengontrol kegairahan meraka. Meraka harus
bisa mengatasi kondisi ketika mereka merasa lesu dan terpuruk (down) yang
diakibatkan karena rasa cemas atau nervous. Kuncinya adalah pada individu
peserta didik sendiri, yaitu dengan menemukan level permainan (motivasi)
terbaik mereka tanpa menghilangkan teknik dan konsentrasi meraka. Berbagai
variasi dalam mengatur motivasi secara detail yang akan bisa membantu setiap
individu yang bergelut dalam bidang olahraga dan latihan//belajar (fisik)
mengatur tingkat tertinggi motivasi mereka. Proses pertama dari proses ini
adalah dengan belajar bagaimana mereka menyadari atau menjadi care
terhadap perasaan cemas dan kondisi motivasi (kegairahan) mereka.
Terkait dngan ketegangan (stress) khususnya olahraga kompetitif, peserta didik
harus mempunyai kemampuan dalam mengatasi berbagai stimulus yang
berpotensi memberikan pengalaman stress terhadap dirinya seperti sorakan
dan cemoohan penonton, perasaan sakit akibat terjadi cedera, kekalahan dalam
berbagai pertandingan/kegiatan belajar mengajar, kelemahan yang dimiliki
peserta didik baik kelemahan fisik maupun kelemahan mental, atau sumber-
sumber lain yang mengakibatkan terjadinya stress.
Kecemasan sebagai salah satu kajian psikologis yang unik dan menarik terjadi
pada manusia dan olahragawan/peserta didik. Kejadian-kejadian yang penting
dalam menghadapi, saat dan akhir pertandingan/kegiatan belajar mengajar
dalam olahraga sangat dipengaruhi oleh tingkatan kecemasan dari pelaku
olahraga, baik peserta didik, pelatih, wasit, maupun penonton. Perasaan
cemas diakibatkan karena bayangan sebelum pertandingan / kegiatan belajar
mengajar dan saat pertandingan / kegiatan belajar mengajar, hal tersebut
terjadi karena adanya tekanan-tekanan secara kejiwaan pada saat bermain
dan sifat kompetisi olahraga yang didalamnya sarat dengan perubahan dari
keadaan permainan ataupun kondisi alam yang membuat menurunnya
kepercayaan diri dari penampilan olahragawan/peserta didik. Kegagalan para
olahragawan/peserta didik kadang salah satunya karena adanya kekurang
mantapan mental yang terjadi karena adaanya jiwa pencemas dalam
menghadapi pertandingan/kegiatan belajar mengajar. Perasaan cemas yang
mengakibatkan terganggunya kemampuan individu atau tim dalam
mengeluarkan segala kemampuan fisik yang dimilikinya. Dengan sebab-
sebab kecemasan yang mengakibatkan menurunnya penampilan yang pada
akhirnya membuat kegagalan dalam pertandingan/kegiatan belajar
mengajar olahraga.
Melalui tulisan ini akan dijelaskan dan dikemukakan tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan kegairahan, ketegangan, dan kecemasan. Masalah-masalah
tentang kegairahan, ketegangan, dan kecemasanyang menarik untuk dikaji
selayaknya akan bermanfaat pada para pelaku olahraga seperti halnya peserta
didik, pelatih, guru pendidikan, wasit, dan penonton.
2. Olahraga yang terkelola secara baik atau paripurna mampu berperan
bukan hanya sebagai bagian dari budaya tetapi juga sebagai media
pengembangan budaya luhur masyarakat, meningkatkan kepercayaan
diri, mengembangkan etika, menepis diskriminasi gender, serta menekan
kecemasan dan membangkitkan motivasi diri. Berikan argumentasi secara
singkat, jelas dan lugas kenapa hal tersebut dapat terjadi dan bagaimana
cara melakukannya?

JAWABAN

Dalam pengembangan budaya luhur, Kegiatan olahraga yang dilakukan di


masyarakat tidak terpungkiri memiliki kaitan dengan sosiologi olahraga. Sebab
berbagai kegiatan yang terjadi di masyarakat memiliki kaitan dengan sosiologi
tersebut.Salah satunya ketika sedang mengadakan turnamen antar kampung. Dalam
proses turnamen tersebut terjadi proses interaksi antar warga masyarakat. Perubahan
kehidupan sosial dan budaya melalui interkasi inilah begitu penting mengembalikan
semangat kebersamaan dan kerukunan.
Meningkatkan kepercayaan diri, dalam pembelajaran dan praktek PJOK kepercayaan
diri sangatlah penting, karena dalam melakukan suatu gerakan tanpa percaya diri
maka gerakan itu akan jauh dari kesempurnaan. Contohnya, pada gerakan lompat
indah, jika seorang atlet tidak percaya diri maka gerakannya tidak indah bahkan bisa
mengalami kecelakaan bahkan paling fatal “kematian”

mengembangkan etika, dalam suatu permainan PJOK etika juga penting,


karena seorang atlet tanpa etika yang baik tidak akan dipakai atau di masukkan
dalam group atau kelompok suatu kompetisi. Contohnya dalam permainan
sepak bola, jika seorang atlit sering berbicara kotor, maka wasit dapat
mengeluarkan atlet tersebut.
menepis diskriminasi gender, pada zaman modern sekarang ini, jenis kelamin
tidak menjadi penghambat seseorang dalam cabang olahraga. Contohnya
dalam permainan bulu tangkis,dapat kita lihat permainan ganda campuran.
menekan kecemasan dan membangkitkan motivasi diri, olahraga yang rutin,
aktif dan terkoordinir akan dapat menekan kecemasan dan membangkitkan
motivasi. Contohnya, seorang pemain bola volli yang pada dasarnya kurang
mahir dalam melakukan smash dan merasa cemas terhadap lawannya ketika
melakukan permainan , maka dengan belajar rutin, aktif dan terkoordinir maka
kecemasan itu akan hilang dan motivasi untuk lebih baik akan muncul
Suatu pemahaman dan pendalaman tentang media pengembangan
budaya luhur masyarakat, meningkatkan kepercayaan diri,
mengembangkan etika, menepis diskriminasi gender, serta menekan
kecemasan dan membangkitkan motivasi diri. Untuk menindaklanjuti dan
menangani hal tersebut, diperlukan sebuah cara untuk mendalami
keadaan ini dikalangan masyarakat yang masih kental budaya leluhur
dengan masyarakat modern. Dimana masyarakat yang masih kental
budaya leluhur dengan masyarakat modern adalah sebuah fenomena
pergeseran dari kebutuhan individu untuk mempelajari sesuatu yang
disetujui oleh setiap orang untuk kelangsungan hidup baik peahaman
tentang kehidupan dimasa lampau, dan kehidupan dimasa sekarang
maupun kehidupan dimasa yang akan datang.
Semakin besar pengetahuan dan kompleks keterampilan yang akan
dipelajari maka waktu yang dipergunakan semakin lama untuk
kelangsungan kehidupan bermasyarakat itu sendiri. Dari Penjelasan ini
sangatlah penting mengetahui apa peranan dan tugas pendidikan dalam
masyarakat tersebut. Maka tugas pendidikan tersebut adalah
membangkitkan rasa ingin tahu melalui intelektualnya, yaitu perhatian
terhadap pengetahuan yang terpisah dari aplikasi praktisnya. Hal ini
memang tidaklah mudah, karena diperlukan sikap, disiplin dan
intelektual yang tidak bersifat pragmatis, instant dan serba cepat.
Dengan adanya perbandingan pendidikan dalam kedua pemahaman
masyarakat diatas, tentu akan diperolah perbandingan yang lebih
seimbang dan kritis mengenai sistem pendidikan yang akan
dikembangkan. Sangatlah jelas, bahwa dalam pendidikan tidak
bisa memindahkan praktek-praktek yang komplek kedalam kebudayaan
yang lebih komplek dan besar dimana selalu mengharapkan
keberhasilan. Begitu juga sebaliknya yakni suksesnya masyarakat yang
masih kental budaya leluhur dalam mengurus aspek-aspek tertentu
dalam mendorong pendidikannya, akan mendorong kita atau pihak
pemerhati untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan itu sendiri,
seperti halnya masalah mengintegrasikan anak- anak kedalam
komunitas lingkungannya dengan membangkitkan minat, memotivasi
serta memperhatian siswa selama masa pendidikan. Karena semua
temuan permasalahan- permasalahan perlu dicari solusinya dengan
prespektif dan optimisme yang lebih besar. Pendidikan sudah menjadi
komoditas yang makin menarik. Suatu fenomena menarik dalam hal
pembiayaan pendidikan menunjukkan gejala industrialisasi sekolah.
Bahkan beberapa sekolah mahal didirikan dan dikaitkan dengan
pengembangannya.Untuk lebih jelas, keterkaitan antara sistem sosial
dan budaya di dalam masyarakat itu sendiri sangatlah signifikan.
Karena perubahan sistem budaya akan diikuti oleh perubahan sistem
sosial yang abstrak sekaligus pedoman yang dihasilakan oleh masyarakat
melalui perilaku sosial.

Anda mungkin juga menyukai