JAWABAN
Pendidikan jasmani dapat meningkatkan stabilitas sosial-psikologi dan
memainkan peran dalam menggairahkan hidup sehari-hari:
1. Pendidikan jasmani di kelola dengan tepat yaitu dengan membina
kepribadian yang patuh terhadap peraturan, daya saing yang kuat,
mental yang kuat, kesetiaan yang kental dan mendalam.
2. Dengan memberikan kebebasan bergaul dengan sesama siswa tanpa
membedakan status ekonomi, suku, agama dan ras.
Dimensi psikis atau jiwa dalam aktivitas jasmani dan olahraga merupakan
bagian terpenting dalam penampilan seorang olahragawan / peserta didik.
Beberapa keadaan psikologis yang terjadi pada olahragawan / peserta didik
sangatlah kompleks. Kompleksitas tubuh manusia dalam menghadapi respon
dan tekanan merupakan kondisi yang sering terjadi dalam aktivitas
jasmani dan olahraga.
Pendidikan jasmani dilakukan secara aktif dapat mengatasi kecemasan dan
ketegangan mental dalam menjalani kehidupan di tengah masyarakat modern
yang serba kompetitif
1. Pemusatan pikiran. Mengarahkan siswa untuk fokus pada materi yang
sedang dibahas dan jangan berpikir kalau materi itu sulit. Dan
mengarahkan siswa agar tidak memikirkan hal lain.
2. Pengaturan pernapasan. Membimbing siswa dengan mempraktekkan
pengaturan pernapasan setelah selesai melakukan kegiatan PJOK.
Yaitu dengan pernapasan dalam dan pelan. Dengan mengetahui cara
pengaturan pernapasan setelah berolahraga atau beraktivitas, maka
siswa akan dapat mengajari atau mempraktekkan di masyarakat
3. Pembiasaan. Dengan praktek kebiasaan PJOK yang terus menerus
dilakukan siswa dengan bimbingan guru pjok, maka siswa tidak akan
ragu atau canggung untuk terjun ke tengah-tengah masyarakat.
Contoh pemainan bola kaki. Dengan berlatih terus menerus di
sekolah, siswa tidak akan kewalahan atau cemas terjun dengan
masyarakat umum dalam permainan bola kaki.
Hal yang sering terjadi dalam lingkup aktivitass jasmani dan olahraga adalah
timbulnya kegairahan, ketegangan, dan kecemasan. Terkait kegairahan para
peserta didik butuh untuk belajar mengontrol kegairahan meraka. Meraka harus
bisa mengatasi kondisi ketika mereka merasa lesu dan terpuruk (down) yang
diakibatkan karena rasa cemas atau nervous. Kuncinya adalah pada individu
peserta didik sendiri, yaitu dengan menemukan level permainan (motivasi)
terbaik mereka tanpa menghilangkan teknik dan konsentrasi meraka. Berbagai
variasi dalam mengatur motivasi secara detail yang akan bisa membantu setiap
individu yang bergelut dalam bidang olahraga dan latihan//belajar (fisik)
mengatur tingkat tertinggi motivasi mereka. Proses pertama dari proses ini
adalah dengan belajar bagaimana mereka menyadari atau menjadi care
terhadap perasaan cemas dan kondisi motivasi (kegairahan) mereka.
Terkait dngan ketegangan (stress) khususnya olahraga kompetitif, peserta didik
harus mempunyai kemampuan dalam mengatasi berbagai stimulus yang
berpotensi memberikan pengalaman stress terhadap dirinya seperti sorakan
dan cemoohan penonton, perasaan sakit akibat terjadi cedera, kekalahan dalam
berbagai pertandingan/kegiatan belajar mengajar, kelemahan yang dimiliki
peserta didik baik kelemahan fisik maupun kelemahan mental, atau sumber-
sumber lain yang mengakibatkan terjadinya stress.
Kecemasan sebagai salah satu kajian psikologis yang unik dan menarik terjadi
pada manusia dan olahragawan/peserta didik. Kejadian-kejadian yang penting
dalam menghadapi, saat dan akhir pertandingan/kegiatan belajar mengajar
dalam olahraga sangat dipengaruhi oleh tingkatan kecemasan dari pelaku
olahraga, baik peserta didik, pelatih, wasit, maupun penonton. Perasaan
cemas diakibatkan karena bayangan sebelum pertandingan / kegiatan belajar
mengajar dan saat pertandingan / kegiatan belajar mengajar, hal tersebut
terjadi karena adanya tekanan-tekanan secara kejiwaan pada saat bermain
dan sifat kompetisi olahraga yang didalamnya sarat dengan perubahan dari
keadaan permainan ataupun kondisi alam yang membuat menurunnya
kepercayaan diri dari penampilan olahragawan/peserta didik. Kegagalan para
olahragawan/peserta didik kadang salah satunya karena adanya kekurang
mantapan mental yang terjadi karena adaanya jiwa pencemas dalam
menghadapi pertandingan/kegiatan belajar mengajar. Perasaan cemas yang
mengakibatkan terganggunya kemampuan individu atau tim dalam
mengeluarkan segala kemampuan fisik yang dimilikinya. Dengan sebab-
sebab kecemasan yang mengakibatkan menurunnya penampilan yang pada
akhirnya membuat kegagalan dalam pertandingan/kegiatan belajar
mengajar olahraga.
Melalui tulisan ini akan dijelaskan dan dikemukakan tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan kegairahan, ketegangan, dan kecemasan. Masalah-masalah
tentang kegairahan, ketegangan, dan kecemasanyang menarik untuk dikaji
selayaknya akan bermanfaat pada para pelaku olahraga seperti halnya peserta
didik, pelatih, guru pendidikan, wasit, dan penonton.
2. Olahraga yang terkelola secara baik atau paripurna mampu berperan
bukan hanya sebagai bagian dari budaya tetapi juga sebagai media
pengembangan budaya luhur masyarakat, meningkatkan kepercayaan
diri, mengembangkan etika, menepis diskriminasi gender, serta menekan
kecemasan dan membangkitkan motivasi diri. Berikan argumentasi secara
singkat, jelas dan lugas kenapa hal tersebut dapat terjadi dan bagaimana
cara melakukannya?
JAWABAN