Anda di halaman 1dari 4

Kita ketahui bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia.

Setiap orang juga berhak


meningkatkan kualitas derajat kesehatan mereka dan menjadi tanggung jawab bersama baik
pada individu maupun kelompok. Namun, dalam dunia K3 seringkali didapati perhatian
terhadap pemenuhan aspek kesehatan ini kurang diperhatikan sebagaimana fokus program K3
lebih terpaku pada aspek keselamatan. Hal ini dapat dimaklumi karena dampak dari masalah
kesehatan bersifat laten dibandingkan dengan risiko keselamatan seperti kecelakaan kerja
yang dapat terjadi insidental dalam periode yang singkat. Padahal, risiko yang ditimbulkan
oleh masalah kesehatan juga dapat berdampak meluas pada kelangsungan bisnis operasional
perusahaan. Misalnya saja kehilangan pekerja atau pemimpin berintelek di perusahaan akibat
kematian dari serangan jantung dapat berpengaruh pada aset sumber daya manusia
perusahaan.

Dalam realitasnya, perusahaan dapat melaksanakan program kesehatan yang terintegrasi


dengan program K3 perusahaan melalui program promosi kesehatan di tempat kerja
(PKDTK). Untuk mengembangkan suatu program kesehatan, sebaiknya perusahaan
melakukan identifikasi kebutuhan, sasaran, dan tujuan yang ingin dicapai pada program
tersebut.

One Day Fruit Day

Beberapa perusahaan memiliki program ini yaitu kegiatan satu hari makan buah-buahan
sebagai pengganti snack di kantor. Tujuan dari program ini biasanya untuk mempromosikan
gaya hidup sehat dengan makan buah-buahan. Dengan adanya program ini, karyawan diajak
membiasakan diri untuk memasukkan buah-buahan sebagai menu diet mereka sehari-hari.

Senam Ria

Senam bersama di kantor sudah banyak ditemukan di sejumlah perusahaan. Biasanya


kegiatan senam ini dilakukan di pagi hari Jumat seminggu sekali. Namun, bisa juga
dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati. Kegiatan senam sebaiknya dipimpin oleh
instruktur yang berkompeten agar terhindar dari risiko cidera otot akibat kesalahan gerak.
Aktivitas fisik ini akan lebih baik jika dibarengi dengan program menu makanan sehat untuk
karyawan yang bisa dilaksanakan oleh kantin perusahaan maupun penyelenggara jasa boga
pihak ketiga.
Friday No Fried

Kegiatan ini berupa pembiasaan satu hari makan tanpa gorengan. Gorengan menjadi snack
favorit untuk mayoritas pekerja dikarenakan harganya yang murah, cepat saji, serta lebih
nikmat. Tentunya kebiasaan makan gorengan ini dapat berkontribusi pada tingginya
kandungan lemak dan kolesterol pada pekerja. Jika hal tersebut terjadi maka akan
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler pada pekerja yang akan berdampak pada
produktivitas mereka sehari-hari. Untuk itu, perusahaan menyiasati dengan menyediakan
snack atau makan siang yang disajikan tanpa digoreng. Misalnya, pemberian bubur kacang
hijau untuk sarapan pagi dan kacang rebus untuk snack pada coffee break.

Fitness at Work

Agar para pekerja lebih banyak bergerak, sejumlah perusahaan membuat ide-ide sedemikian
rupa sehingga pekerja mau tidak mau meninggalkan kursi mereka setiap beberapa saat.
Biasanya dengan menempatkan printer agak jauh dari meja kerja sehingga pekerja terdorong
untuk berjalan kaki menggapai kertas print. Bisa juga dengan promosi penggunaan tangga
untuk akses naik-turun lantai sehingga pekerja tidak melulu menggunaka lift. Selain itu,
beberapa perusahaan juga menyediakan fasilitas gym maupun olahraga lainnya untuk
pekerjanya yang dapat dinikmati pada waktu pulang kerja maupun saat cuti.

Keseluruhan contoh program kesehatan tersebut seyogyanya dapat dilengkapi dengan


evaluasi dan monitoring yang konsisten. HSE Manager, HR, dan top management sepatutnya
bekerja sama untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan kegiatan ini agar benar-benar
tercapai tujuan yang dihasilkan dan berkontribusi positif terhadap produktivitas perusahaan.

Kebugaran fisik (physical fitness)

Elemen ini fokusnya latihan aerobik, ketahanan dan kekuatan otot serta kelenturan tulang
sendi. Strategi program yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok dan
diatur sesuai jenis kelamin dan berbagai kelompok umur. Semua program yang dilaksanakan
harus diawasi oleh penasehat kebugaran baik secara langsung maupun tidak langsung dan
setiap peserta harus sehat secara medis sebelum masuk. Program harus dapat mengakomodasi
pekerja yang mengalami cacat fisik dan masing-masing kegiatan kebugaran dilakukan tes
secara reguler untuk mangukur kemajuan yang dicapai oleh pekerja.
Kontrol berat badan dan gizi (nutrition and weight control)

Elemen ini memberikan petunjuk yang benar mengenai berat badan dan gizi secara personal
dan memberikan pengetahuan dan informasi terbaru mengenai kontrol berat badan dan gizi
sehat. Secara khusus biasanya ditujukan pada diit faktor risiko penyakit jantung, diabetes dan
kegemukan. Oleh karena itu dibutuhkan ahli gizi yang berkualitas dan berpengalaman.

Manajemen stress (stress management)

Fokus elemen ini adalah pemberian dukungan dan motivasi pada para pekerja dalam hal
mengatasi stress dalam kehidupan kerjanya sehari-hari dan kadang-kadang termasuk
dukungan pada kejadian-kejadian tertentu yang menimbulkan stress. Program yang diberikan
sifatnya membantu pekerja dengan memberikan petunjuk dan nasehat serta psikoterapi.

Penghentian merokok (smoking cessation)

Elemen ini menerapkan berbagai teknik untuk membantu pekerja berhenti merokok.
Penyusunan program didasarkan atas informasi yang didapat dari pekerja yang berhenti
merokok. Yang paling banyak dilakukan di tempat kerja adalah dengan menerapkan metode
yang tidak disukai (aversion) misalnya; kebijakan larangan merokok di tempat kerja.

Penyalahgunaan obat dan alkohol (alcohol and drug abuse)

Elemen ini sifatnya pencegahan dengan memberikan program bantuan pada para pekerja,
berupa informasi untuk meningkatkan kesadaran sendiri melalui berbagai pendekatan seperti;
demonstrasi, film dan bahan-bahan cetakan tertulis. Salah satu materi yang dicetak mengenai
pengaruh yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan yang tidak semestinya.

Pendidikan kesehatan (health education)

Elemen ini sangat populer sekali. Disini, para pekerja mempelajari masalah yang berkaitan
dengan medis secara umum dan bagaimana memelihara kesehatan diri mereka beserta
keluarganya. Informasi yang diberikan meliputi; bagaimana masalah tersebut dideteksi,
patofisiologi dasar dan bagaimana kondisi-kondisi yang dialami dapat dicegah dan dikontrol.
Beberapa topik yang tetap paling menarik adalah kanker (dengan segala bentuknya), penyakit
jantung, masalah tulang punggung dan musculoskeletal lainnya, kedokteran olah raga,
diabetes, AIDS dan gangguan mental. Pada umumnya materi yang disampaikan antara lain :
Materi yang berkaitan dengan peningkatan kesadaran pekerja terhadap bahaya-bahaya yang
berhubungan dengan pekerjaannya. Risiko kesehatan kerja, fokus pada bahaya-bahaya
potensial dan langkah preventif praktis. Bagaimana melindungi kesehatannya, termasuk
tindakan proteksi dan penggunaan APD.
Motivasi kerja pekerja untuk berperilaku yang sehat dan aman di tempat kerja.
Materi mengenai keberadaan bahaya kerja di tempat kerja. Materi mengenai pengenalan
terhadap teknologi peralatan baru, berikut standar operasional prosedurnya. Materi
pengetahuan mengenai ; bagaimana mengeliminasi atau meminimalisasi risiko di tempat
kerja dan mencegah atau mengurangi cidera/penyakit akibat kerja.
Standar kesehatan dan keselamatan yang berhubungan dengan tempat kerja.
Materi yang disampaikan harus ditulis dalam bahasa yang dimengerti oleh pekerja. Informasi
disediakan secara berkala dan menitikberatkan pada substansi/peralatan baru dan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja.

Pelatihan P3K dan CPR (CPR and first aid training)

Elemen ini prinsipnya memberikan program pelatihan keselamatan pekerja. Beberapa para
ahli kesehatan kerja mempercayai bahwa setiap pekerja harus tahu mengenai CPR dan paling
sedikit mengetahui dasar-dasar pertolongan pertama, agar para pekerja paling sedikit bisa
berjaga-jaga bila terjadi musibah/kecelakaan. Sebenarnya tempat kerja merupakan tempat
yang baik untuk merealisasikan tujuan pelatihan ini.

Referensi:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional
ke 54. Ayo Hidup Sehat Mulai Dari Kita. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/PANDUAN%20HKN%20ke-
54%20tahun%202018.pdf (13 November 2018 11.45 WIB)

WHO, 2018. Workplace Health Promotion. Diakses dari


http://www.who.int/occupational_health/topics/workplace/en/ (13 November 2018 16.26
WIB)

AHA, 2018. Workplace Health. Diakses dari


http://www.heart.org/en/professional/workplace-health (13 November 2018 16.27 WIB)

Kurniawidjaja, LM., 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai