PERCOBAAN 1
KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT
DOSEN PENGAMPUH
Prof. Dr. Hari Sutrisno, M.Si.
NIP 196704071992031002
DISUSUN OLEH
KHAIRUNNISA
18728251029
PENDIDIKAN KIMIA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT
A. Tujuan
B. Dasar Teori
1. Asam Basa
Definisi asam basa telah berubah seiring berjalannya waktu. Hal ini bukan
definisi yang ketinggalan zaman, namun lebih karena kemudahan menerapkan konsep
untuk masalah kimia yang khusus. Oleh karena itu, mengurutkan kekuatan asam basa
juga bergantung pada definisi asam basa yang digunakan.
H3O+ disebut asam konjugat dan A- adalah basa konjugat. Namun, karena air
juga memberikan H+ ke amonia dan menghasilkan NH4+, air juga merupakan
asam, seperti persamaan berikut:
Jadi, air dapat berupa asam atau basa bergantung ko-reaktannya (Saito, 1996).
c. Asam basa Lewis
Teori Lewis dikemukakan oleh G.N Lewis pada tahun 1923. Beliau
adalah seorang ahli kimia dari Amerika Serikat. Teori ini menyatakan bahwa:
Asam merupakan zat yang bertindak sebagai penerima (akseptor)
pasangan Elektron Bebas (PEB).
Basa merupakan zat yang bertindak sebagai pemberi (donor) Pasangan
Elektron Bebas (PEB).
d. Kekuatan Asam
Suatu asam protonik akan memberikan H+ ke air dan menghasilkan ion
H3O+. Kekuatan asam di larutan encer dalam pelarut air diperkirakan dari
konstanta kesetimbangan Ka.
[ ][ ]
=
[ ]
Unsur K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari- 235 197 161 145 132 127 124 124 125 125 128 133
jari
atom M
(dalam
pm)
Ion M+ 152 91
Ion 114 - 100 93 87 81 75 79 83 87 -
M2+
Ion - - 89 81 78 76 72 69 69
M3+ 79 79 75
* * +
Catatan: Tanda * menunjukkan nilai tertinggi (high-spin) dan yang tidak
memakai tanda adalah nilai terendah (low-spin).
Kation dengan ukuran semakin kecil dan muatan positif semakin besar
mempunyai daya mempolarisasi semakin kuat.
Anion dengan ukuran semain besar dan muatan negatif semakin besar akan
semakin mudah terpolarisasi.
Kation yang mempunyai konfigurasi elektronik bukan konfigurasi
elektronik gas mulia mempunyai daya mempolarisasi lebih kuat.
atau
[M(H2O)6]x+ ↔ [M(H2O)5(OH)](x-1)+ + H+
[ ]
=
[ ( ) ]
C. Metode
1. Alat :
a. pH-meter
b. Labu ukur 100 ml
c. Pipet tetes
d. Gelas arloji
e. Gelas beker 50 ml, 100 ml, dan 250 ml
f. Gelas ukur 50 ml
g. Neraca Analitik
h. Sendok sungu
2. Bahan :
a. Alumunium(III) Nitrat nanohidrat, Al(NO3)3.9H2O
ditimbang
dimasukan dalam
ditambahkan
diperoleh
diambil
50 mL
diukur
pH
D. Data Hasil Percobaan
No Nama Senyawa Warna Mr Massa Volume pH Ka pKa
(g/mol) (g) (ml)
1. Al(NO3)3.9H2O Tidak 375,13 1,50 100 3,1 1,577 4,802
Berwarna x 10-5
2. Co(NO3)2.6H20 Merah 291,04 0,97 100 5,6 1,909 9,719
Muda x 10-
10
E. Pembahasan
Data hasil perhitungan harga pKa (lampiran), diperoleh pKa Al(NO3)3.9H2O =
4,802; pKa Co(NO3)2.6H20 =9,719; pKa Cu(NO3)2.3H2O = 6,882. Dengan demikian,
pKa Co(NO3)2.6H20 > Cu(NO3)2.3H2O > Al(NO3)3.9H2O. Hal ini membuktikan bahwa
semakin besar harga pKa, maka tingkat keasamaan larutan garam tersebut makin
berkurang (polarisasi ikatan O-H makin berkurang) dan suasana lingkungan yang asam
memperkecil nilai pKa. Dilihat dari jari-jari ion Co2+ dan Cu2+ berada pada periode 4
di tabel periodik unsur, sedangkan Al3+ berada pada periode 3, itu berarti bahwa kation
dengan ukuran semakin kecil dan muatan positif semakin besar mempunyai daya
mempolarisasi semakin kuat dan kekuatan asam semakin besar (harga pKa semakin
kecil). Berarti kation Cu2+ dan Co2+ memiliki kemampuan polarisasi yang lebih kecil
dibandingkan dengan kation Al3+.
Selain membahas tentang polarisasi, berdasarkan teori Bronsted-Lowry asam
merupakan donor proton atau memberikan proton, dapat dimisalkan bahwa kekuatan
asam ditentukan oleh seberapa mudah spesies untuk memberekian atau mendonorkan
protonnya. Semakin sulit suatu spesies mendonorkan protonnya maka keasamannya
akan semakin lemah begitu juga sebaliknya. Mudah tidaknya spesies asam untuk
mendonorkan protonnya dapat dilihat dari seberapa besar harga Ka dan seberapa besar
asam tersebut terionisasi dalam larutan.
Berdasarkan teori, jari-jari ion Al3+, Cu2+, dan Co2+ berturut-turut adalah 68, 87,
dan 89 untuk bilangan oksidasi 6, maka dapat ditulis jari-jari ion Co2+ > Cu2+ > Al3+.
Hal ini berarti menunjukkan adanya hubungan antara jari-jari ion dengan kekuatan
asam. Semakin besar jari-jari ion maka kekuatan asam semakin kecil yang ditunjukkan
dengan pH yang semakin kecil.
F. Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimanakah hubungan pKa dengan kekuatan asam, jelaskan?
Jawaban :
Semakin besar pKa maka kekuatan asam dari larutan garam akan semakin kecil.
Hal tersebut terjadi karena alasan bahwa pKa semakin besar maka disosiasi
asam semakin kecil. Semakin kecil konsentrasi H+ maka pH juga semakin kecil.
2. Bagaimanakah hubungan kekuatan asam logam terhidrat terhadap jari-jari ion
logam?
Jawaban :
Semakin besar jari-jari ion logam maka kekuatan asam semakin kecil. Ion
logam yang memiliki jari-jari ion besar, memiliki muatan positif yang kecil. Ion
Al3+ memiliki jari-jari ion lebih kecil daripada ion Co2+, sehingga ion Al3+
merupakan asam yang lebih kuat daripada ion Co2+. Kation asam yang lebih
kuat kurang bisa melarutkan hidroksida.
G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh pKa Co(NO3)2.6H20 > Cu(NO3)2.3H2O >
Al(NO3)3.9H2O. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar harga pKa, maka tingkat
keasamaan larutan garam tersebut makin berkurang (polarisasi ikatan O-H makin
berkurang) dan suasana lingkungan yang asam memperkecil nilai pKa. Berdasarkan
jari-jari ion logam, maka dapat ditulis jari-jari ion Co2+ > Cu2+ > Al3+. Hal ini berarti
menunjukkan adanya hubungan antara jari-jari ion dengan kekuatan asam. Semakin
besar jari-jari ion maka kekuatan asam semakin kecil yang ditunjukkan dengan pH yang
semakin besar. jadi bisa disimpulkan bahwa Co(NO3)2.6H20 memiliki tingkat
keasaman yang kecil dan menurut jari-jari ion Co2+ memiliki kekuatan asam yang kecil.
H. Daftar Pustaka
K.H Sugiyarto. (2009). Dasar-dasar kimia anorganik transisi. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
K.H Sugiyarto., R.D Suyamti. (2010). Kimia anorganik logam. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Saito, T. (1996). Buku Teks Kimia Anorganik Online. Diterjemahkan dari versi bahasa
Inggrisnya oleh Ismunandar. Iwanami Publishing Company. 201 hlm.
I. Lampiran
a. Perhitungan
1. Reaksi Al(NO3)3.9H2O
[Al(H2O)9]3+ [Al(H2O)8(OH)]2+ + H+
[[Al(H2O)8(OH)]2+] = [H+]
[H ] [[Al(H O) (OH)] ]
Ka =
[[Al(H O) ] ]
[H ]
Ka =
[[Al(H O) ] ]
pKa = − log Ka
pH = − log [H ]
Molaritas Al(NO3)3.9H2O
masa 1000
M= x
Mr v
1,50 1000
M= x
375,13 100
pH = 3,1
pH = − log [H ]
= + [[ ( ) ] ]
= 6,2 + (-1,397)
= 4,802
pKa = - log Ka
4,802 = - log Ka
Ka = 1,577 x 10-5
2. Reaksi Co(NO3)2.6H2O
[Co(H2O)6]2+ [Co(H2O)5(OH)]+ + H+
[[Co(H2O)5(OH)]+] = [H+]
[H ] [[Co(H O) (OH)] ]
Ka =
[[Co(H O) ] ]
[H ]
Ka =
[[Co(H O) ] ]
pKa = − log Ka
pH = − log [H ]
Molaritas Co(NO3)2.6H2O
massa 1000
M= x
Mr v
0,97 1000
M= x
291,04 100
M = 0,033 Molar
pH = 5,6
pH = − log [H ]
= 11,2 + (-1,481)
= 9,719
pKa = - log Ka
9,719 = - log Ka
Ka = 1,909 x 10-10
3. Reaksi Cu(NO3)2.3H2O
[Cu(H2O)3]2+ [Cu(H2O)2(OH)]+ + H+
[[Cu(H2O)2(OH)]+] = [H+]
[H ] [[Cu(H O) (OH)] ]
Ka =
[[Cu(H O) ] ]
[H ]
Ka =
[[Cu(H O) ] ]
pKa = − log Ka
pH = − log [H ]
Molaritas Cu(NO3)2.3H2O
massa 1000
M= x
Mr v
1,16 1000
M= x
241,60 100
M = 0,0480Molar = 0,048 M
pH = 4,1
pH = − log [H ]
= + [[ ( ) ] ]
= 8,2 + (- 1,318)
= 6,882
pKa = - log Ka
6,882 = - log Ka
Ka = 1,312 x 10-7
b. Lampiran foto
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)