Anda di halaman 1dari 85

MODUL AJAR

TEORI TEKNOLOGI MEKANIK

Oleh:
Pranowo Sidi, ST., MT

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2018
1. KESELAMATAN KERJA

Umum
Segala perlengkapan instalasi, peralatan dan alat-alat bengkel/laboratorium selalu direncanakan
untuk memotong, membentuk, atau dan mencetak bentuk yang diinginkan., walaupun benda-
benda tersebut mati dan tidak dapat berpikir sendiri, tetapi dapat berfungsi jika dikendalikan
oleh operator. Maka sebagai pedoman keselamatan kerja kita harus bepikir bahwa penyebab
kecelakaan yang sering terjadi dengan mudah dapat diambil kesimpulan:
 Ujung sisi yang tajam, digunakan untuk memotong;
 Panas, api, dapat membakar;
 Asam, dapat merusak;
 Roda gigi, roda penggerak,benda-benda yang berputar dapat menjepi tangan dan
menjambret pakaian;
 Suatu benda yang begerak, karena beratnya dapat membahayakan;
 Aliran listrik dapat membakar dan merusak;
 Jatuh luka, celaka;
 Suatu yang tidak disangga/dijaga bisa jatuh.
Oleh sebab itu sebelum bekerja pada mesin, kita harus mempertimbangkan dan mengingat akan
keselamatan dan keamanan bekerja sehingga program kerjakan dapat berjalan dengan lancar.
Tempat dan jenis
 Dimesin mana, dan jenis mesin harus diketahui.
 Lingkungan dan suasan tempat kerja
 Pengaman/perintang bagian yang berputar/yang berbahaya.
 Landasan/injakan operator
 Kebersihan mesin

Perlengkapan diri sendiri


 Pakaian kerja harus rapi/terkancing dengan baik
 Rambut teratur, sekalipun agak panjang/diberi pelindung
 Kuku pada jari tangan tidak boleh panjang, harus selalu dipotong
 Jangan menyimpan benda tajam dalam saku
 Lepas semua cincin, gelang dan jam tangan
 Gunakan kacamata kerja
 Gunakan sepatu keselamatan
 Jika perlu gunakan sarung tangan
 Jangan sekali-kali bekerja dimesin memakai dasi
Kebersihan
 Sebelum bekerja sebaiknya tangan dibersihkan terlbih dahulu
 Bila telah selesai menggunakan, segera mesin dibersihkan
 Gunakan pakaian kerja sebersih mungkin
 Gunakan krim khusus bila perlu (sebagai pelindung)

Menjalankan/menggunakan mesin
Sebelum mengetahui seluk beluk mesin atau menguasainya dengan baik, janganlah sekali-kali
mencoba-coba menjalankan mesin, karena ini akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan
kecelakaan atau bahkan merusakkanya.
Maka sebagai pedoman bekerja pada suatu mesin:
 Mintalah petunjuk/keterangan kepada orang yang lebih berpengalaman/instruktur;
 Baca dan kuasailah buku petunjuk untuk menggunakan ( manual book );
 Perhatikanlah bagian-bagian mana yang paling berbahaya;
 Perhatikan pula pengaman-pengamannya;
 Cobalah berulang kali menghidupkan dan membiasakan menjalankan mesin
 Cobalah melumasi bagian-bagiannya sendiri dengan pompa sirkulasi;
 Sebelum mengerjakan benda kerja, teliti sekali lagi dengan cermat bagian-bagian yang
berputar, baut-baut pengikat pahat atau benda kerja, apakah sudah kuat atau belum.

Bekerja pada mesin kemungkinan-kemungkinan lebih sering terjadi kecelakaan bila kita tidak
memperhatikan hal-hal yang diperlukan untuk pencegahannya:
 Jangan berkeinginan mencoba menjalankan suatu mesin tanpa anda mendapatkan
penjelasan terlebih dahulu;
 Pertama hafalkan diri anda dengan tempat stop kontak mesin.
 Pasanglah benda kerja dan alat potong pada tempatnya dengan kuat.
 Cobalah pemasangan alat-alat pada mesin selalu digerakkan terlebih dahulu secara manual
atau dengan tangan sebelum motor digerakkan/diputarkan.
 Jangan lupa pakailah selalu kacamata pengaman, terutam bila mengerjakan benda kerja di
mesin.
 Janganlah sekali-kali menghentikan bagian mesin yang berputar dengan tangan, dan
jauhkanlah jari-jari anda dari bagian mesin yang berputar.
 Lepaslah selalu gelang, jam tangan, dan cincin.
 Potonglah rambut anda bila sudah panjang.
 Susunlah alat-alat kerja pada tempatnya dengan rapi.
 Matikan mesin bila ada hal-hal yang dirasakan mesin tidak berjalan normal, dan laporkan
kepada instruktur. Demikian juga bila mesin akan ditinggalkan.
2. PENANDAAN
Penandaan adalah suatu proses pemindahan ukuran-ukuran:
 Dari gambar-gambar
 Menurut suatu benda kerja
 atau menurut petunjuk-petunjuk.Untuk dikerjakan di mesin dan atau secara manual (kikir,
gergaji) dengan tanda garis-garis atau titik-titik. Garis-garis yang digariskan pada
permukaan benda kerja dilakukan oleh suatu alat yang bernama penggores, dengan
diarahkan :
 Sepanjang garis besi
 Sepanjang penyiku
 Atau sepanjang plat yang telah dibentuk.

Alat-alat penandaan tersebut antara lain:

1. Penggores
Penggrores adalah suatu alat yang sederhana dan digunakan sebagai alat tulis untuk melukis
benda-benda keras. Alat ini dibuat dengan ujung yang runcing dan tajam, serta lebih keras dari
benda kerja yang digores (dilukis). Ujung penggores umunya mempunyai sudut 200 – 250.

Macam-macam penggores yang sering digunakan di bengkel antara lain:

Penggores sederhana

Penggores dengan salah satu


ujungnya bengkok

Cara menggores
 Perhatikan kemiringan yang betul waktu menggores
 Waktu menggores mistar baja ditekan kearah benda kerja
 Ujung penggores harus runcing
 Tekan pengarah/penggaris besi, atau
penyiku dengan kuat pada benda kerja
 Penggores dimiringkan kearah luar
dari pengarah sebesar 15o.
 Miringkan penggores kearah gerakan
penggoresan.
 Tekan dan goreslah benda kerja
dengan sekali gores saja

2. Penitik
Penitikan adalah suatu proses penandaan dengan jalan menekan pada bagian yang diinginkan di
benda kerja. Penekanan ini dilakukan terhadap benda kerja yang lebih lunak dibanding dengan
kekerasan dari penitik itu sendiri.

Tujuan dari penitikan adalah:


 Menentukan pusat – pusat lingkaran atau lubang pada perpotongan garis untuk
memusatkan awal dari pengeboran.
 Untuk menjelaskan garis hingga di mana bagian yang dikerjakan.
 Untuk menjelaskan garis-garis goresan.

Cara menggunakan penitik


 Pegang penitik di tangan kiri (yang bukan kidal)
 Miringkan penitik dan geser sepanjang garis hingga tepat pada garis potong, di mana
tempat pusat titik akan dititik.
 Penitik harus tegak lurus terhadap benda kerja
 Penitik dipukul satu kali dengan pukulan ringan dan periksa posisinya. Jika sudah tepat,
pukul lebih keras.
3. Jangka berpegas
Jangka berpegas terdiri dari sepasang kaki kaki dari baja, yang diatur oleh sebuah mur dan baut
yang disatukan dengan sebuah pegas bulat pada satu ujung.

Jangka berpegas berfungsi untuk:


 Untuk membuat/menggores lingkaran-lingkaran atau garis lengkung pada besi.
 Untuk memindahkan suatu ukuran dari penggaris (penandaan jarak)
 Untuk mengukur suatu jarak, antara titik-titik dan membandingkan dengan skala penggaris
sebagai batasan ukuran
Untuk mendapatkan garis-garis yang tepat dan baik sebaiknya ujung-ujung jangka dibuat setajam
penggores. Dalam menggerinda ujung jangka harus dibuat sama panjang dan saling bersentuhan.

Cara menggunakan jangka berpegas


Untuk mendapatkan garis-garis yang tepat, ujung jangka haruslah setajam ujung penggores.
• Pemindahan ukuran
Mengatur kaki-kaki jangka pada ukuran yang dikehendaki. Tempatkan satu jujung pada suatu
garis skala dan yang lain pada jarak yang dikehendaki (lihat gambar)

• Menggores lingkaran
Letakkan salah satu ujungnya pada titik pusat yang dikehendaki, goreslah benda kerja dengan
jangka dimiringkan pada arah perputaran (lihat gambar).
4. Jangka Sejajar
Jangka sejajar terdiri dari satu batang yang lurus dan panjang, dengan dua buah kaki jangka yang
dapat digeser-geserkan sepanjang batang. Ujung kedua kaki berbentuk runcing. Kegunaannya
adalah untuk melukis lingkaran yang besar, yang tidak dapat dilukis dengan jangka berpegas.

5. Cap (stamp)
Untuk menandai suatu logam dan bebrapa bahan yang bukan logam dengan nomor, huruf atau
tanda-tanda lain digunakan Cap ( the stamp ) Cap-cap ini tidak boleh digunakan untuk menandai
suatu benda yang telah mengalami pengerasan atau bisa dikatakan lebih keras dibanding dengan
cap, maka jika digunakan cap-cap tersebut akan rusak.
Cara men-cap

 Pengecapan dilakukan dari kanan kekiri, agar mudah melihatnya.


 Letakkan cap pada benda kerja yang telah digores, miringkan sedikit ke arah kita.
 Tarik cap hati-hati (pelan-pelan) ke garis yang diinginkan sampai kita merasakan berhenti
digaris yang telah digores.
 Cap kemudian ditegakkan sampai menyentuh permukaan benda kerja dengan rata.
 Pukul satu kali dengan ringan pada posisi ini.
 Periksa apakah hasilnya tepat digaris dan lurus. Bila tidak betulkan dengan cara tempatkan
kembali cap pada bekas pengecapan awal, lalu putar searah atau berlawanan arah jarum
jam.
 Setelah dilakukan pembetulan-pembetulan, barulah dipukul dengan keras, sehingga
semuanya seragam dan kedalamannya sama.
 Terakhir hilangkan tonjolan-tonjolan yang terjadi dengan menggunakan kikir

3. ALAT UKUR
Adalah tidak wajar bila membuat sesuatu/benda kerja yang paling sederhana sekalipun tanpa
memeriksa apakah benda kerja ini telah memenuhi syarat atau tidak. Pemeriksaan/pengukuran
adalah menunjukkan perbandingan langsung dari benda yang diukur dengan ukuran-ukuran yang
dipakai sebagai standar (skala asli). Ada beberapa alat ukur yang dipakai sebagai alat pemeriksa
tetapi berbeda dalam konstruksinya sesuai dengan kecermatan/ketelitian yang diminta. Untuk
sementara hanya dibahas beberapa alat ukur yang universal. Antara lain penggaris besi, jangka
sorong ( vernier caliper ) , mikrometer, dan lain-lain.

Penggaris besi
Untuk pekerjaan di bengkel dengan ketelitian rendah, penggaris besi sangat sering digunakan.
Biasanya berupa pelat baja atau kuningan yang keras, tipis, anti karat dan lentur dipilih sebagai
bahan dari penggaris yang digunakan dalam pengerjaan logam. Kelenturan dari penggaris
mempunyai keuntungan untuk mengukur permukaan lengkung. Pada salah satu permukaannya
dari kedua sisinya diberi skala (metris atau inch). Panjang skala ukurannya antara 150 mm s.d 300
mm dengan pembagian utama ½ atau 1 mm kedua sisinya Pengukuran dilaksanakan dengan
menempelkan mistar ini pada obyek ukur sehingga panjang dari obyek ukur dapat langsung
dibaca pada skala mistar ukur. Kecermatan pembacaan tidak dapat lebih dari ½ mm, oleh sebab
itu mistar ukur tidak dapat digunakan untuk pengukuran dengan kecermatan tinggi.

Jangka Sorong /mistar ingsut ( vernier caliper )


Jangka sorong kadang-kadang disebut juga mistar ingsut adalah salah satu alat ukur yang banyak
dipakai di bengkel-bengkel atau laboratorium, dan digunakan untuk mengukur bagian dalam,
luar, dan kedalaman. Dengan prinsip dengan mistar ukur yaitu dengan adanya skala linier pada
batangnya, tetapi cara mengukur obyek ukurnya berbeda. Pada jangka sorong dibuat rahang
pengukur tetap dan rahang pengukur yang bergerak, berfungsi untuk untuk menjepit benda kerja
sewaktu melakukan pengukuran. Permukaan kedua rahang ini dibuat sejajar dan relatif kuat
untuk menghindahari kesalahan ukur. Pembacaan skala linier (skala utama) dilakukan melalui
garis indeks yang terletak pada batang (yang bersatu dengan dengan rahang ukur gerak) dan
kecermatan pembacaannya dapat lebih baik dari mistar ukur (lebih kecil dari 0,5 mm) karena
dibantu dengan skala nonius. Guna meningkatkan kecermatan pembacaan selain dengan skala
nonius ada pula jangka sorong yang memakai jam ukur ( dial indicator ).
Jangka sorong adalah suatu alat ukur yang cukup mahal, maka jangan disalahgunakan, misalnya
untuk menggaris, memukul maupun untuk mengukur poros yang masih berputar atau jatu.
Karena dapat menyebabkan rahang jangka sorong berubah sehingga terjadi kesalah ukur bila
digunakan.
Bagian bagian dari jangka sorong dari jangka sorong :

1/6 Rahang tetap 4 Bilah


geser (Skala nonius)
2/7 Rahang bergerak 5
Batang ukur (Skala
utama)
3 Pengunci f. 8 Batang
ukur kedalaman

Skala Utama adalah skala yang terdapat pada batang, yang jarak pembagian garis-garisnya
sebesar 1 mm

Skala Nonius adalah skala yang terdapat yang kedua pembagian garis-garisnya lebih pendek dari
pada pembagian garis-garis pada skala utama. Karena adanya perbedaan dari kedua skala
tersebut, memungkinkan kita untuk mengukur lebih teliti. Pembagian garis-garis disesuaikan
dengan kecermatan alat ukurnya.

Kecermatan jangka sorong


Cara mencarikecermatan jangka sorong
a. Kecermatan 0,1 [mm]

Didalam skala nonius, 9 mm dibagi dalam 10


bagian yang sama. Jadi satu bagian (skala)
panjangnya:
9 [mm] : 10 = 0,9 [mm]
Satu (bagian) skala utama = 1 mm. Sehingga selisi
kedua skala :
1 [mm] – 0,9 [mm] = 0,1 [mm]
Jadi kecermatan jangka sorong ini adalah 0,1
[mm].

Didalam skala nonius, 19 mm dibagi dalam 10


bagian yang sama. Jadi satu bagian (skala)
panjangnya:
19 [mm] : 10 = 1,9 [mm]
Dua (bagian) skala utama = 2 mm. Sehingga selisih
kedua skala :
2 [mm] – 0,9 [mm] = 0,1 [mm]
Jadi kecermatan jangka sorong ini adalah 0,1
[mm], tetapi pembacaannya lebih jelas.

b. Kecermatan 0,05 [mm]


Didalam skala nonius, 19 mm dibagi dalam 20
bagian yang sama. Jadi satu bagian (skala)
panjangnya:
19 [mm] : 20 = 0,95 [mm]
Dua (bagian) skala utama = 1 mm. Sehingga selisi
kedua skala :
1 [mm] – 0,95 [mm] = 0,05 [mm]
Jadi kecermatan jangka sorong ini adalah 0,05
[mm].

c. Kecermatan 0,02 [mm]

Didalam skala nonius, 49 mm dibagi dalam 50


bagian yang sama Jadi satu bagian (skala)
panjangnya:
49 [mm] : 50 = 0,98 [mm]
Dua (bagian) skala utama = 1 mm. Sehingga selisi
kedua skala :
1 [mm] – 0,98 [mm] = 0,02 [mm]
Jadi kecermatan jangka sorong ini adalah 0,02
[mm].
• Cara menggunakan jangka sorong

Pada saat membaca skala jangka sorong, bidang-bidang


yang disentuhkan antara benda kerja dan rahang jangka
sorong harus benar-benar flat.
• Buka rahang dan tempatkan benda kerja diantara
kedua rahang jangka sorong.

• Jepit benda kerja dengan kedua rahang jangka sorong


dan baca ukuran skala.
Adalah skala yang terdapat yang kedua pembagian
garis-garisnya lebih pendek dari pada pembagian daris-
garis pada skala utama. Karena adanya perbedaan dari
kedua skala tersebut, memungkinkan kita untuk
mengukur lebih teliti.

• Buka rahang jangka sorong.

• Pindahkan/angkat jangka sorong.

• Mikrometer ( micrometer )
Pada industri-industri modern dituntut ketelitian dari alat-alat ukur untuk mengukur pekerjaan
yang presisi. Jangka sorong tidak dapat digunakan untuk mengukur sampai dengan ketellitian
0,01 [mm] dengan tepat. Kadang-kadang ada mikrometer yang kecermatannya dibuat sampai
0,005 mm, 0,002 mm, 0,001 mm. Akan tetapi mikrometer mempunyai jarak pengukuran yang
pendek, yaitu hanya 25 [mm]. Untuk itu bila ingin mengukur dengan ukuran antara 0 – 98 [mm],
digunakan 4 buah mikrometer, yang mana jarak ukur dari mikrometer-mikrometer tersebut
adalah 25 [mm]; 0 : 25 [mm]; 25 : 50 [mm]; 50 : 75 [mm]; 75 : 100 [mm]. Untuk mendapatkan
hasil pengkuran yang tepat tergantung dari keterampilan operator menggunakan alat ini.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan mikrometer, antara lain:
 Permukaan benda ukur dan mulut ukur dari mikrometer harus dibersihkan dahulu. Adanya
kotoran/geram bekas proses pemesinan dapat menyebabkan kesalahan ukur dan merusak
permukaan mulut ukurt mikrometer.
 Sebaiknya sebelum digunakan kedudukan/posisi nol dari mikrometer harus diperiksa.
Apabila diperlukan kedudukan nol dapat distel dahulu.
 Bukalah mulut ukur melebihi dimensi obyek ukur.
 Ukur obyek ukur sesuai dengan gambar kerja. Pada waktu mengukur, maka penekanan
poros ukur pada obyek ukur jangan terlalu keras sehingga memungkinkan terjadinya
kesalahan ukur karena adanya deformasi (perubahan bentuk) dari benda ukur maupun alat
ukurnya sendiri. Kecermatan pengukuran tergantung dari penekanan pengukuran yang
cukup dan selalu tetap, hal ini dapat dicapai dengan cara memutar silinder putar melalui
gigi gelincir ( rachet ) atau tabung gelincir ( friction thimble ) sewaktu poros ukur hampir
mecapai permukaan benda ukur.
 Gunakan mikrometer secara benar, jangan digunakan misalnya untuk penjepit (klem),
untuk mengukur poros yang masih berputar, sebagai pemukul dan sebagainya. Selain itu
simpanlah mikrometer pada tempat yang telah disediakan, sebelum disimpan sebaiknya
mikrometer dibersihkan dahulu gunakan vaselin untuk melapisi bagian-bagian yang mudah
berkarat.
• Bagian-bagian mikrometer

• Pembacaan Mikrometer
 Batang pengukur (laras skala) mempunyai skala untuk sejumlah mm dan skala yang lain ½
mm.
 Sarung pengukur bila diputar satu putaran terdapat 50 bagian garis yang sama jaraknya.
 Kisar batang pengukur pada mikrometer (metrik) biasanya 0,5 mm, sehingga bila sarung
pengukur itu diputar dalam 1 putaran akan menyebabkan sarung pengukur bergerak 0,5
mm dengan arah memanjang.
5
Jadi 1 bagian sarung pengukur = 0,5 : 50  : 50  0,01 [mm ]
10
• Contoh Pembacaan Mikrometer

• Mikrometer Dalam
Mikrometer dalam berguna untuk mengukur diamater lubang, atau jarak antara dua permukaan
alur, secara teliti.

Mikrometer dalam Mikrometer kedalaman

• Mikrometer Kedalaman
Mikrometer ini digunakan untuk mengukur kedalaman sebuah lubang, tinggi alur.
• Kongkol Penggores ( height gauge )

Kongkol penggores sebenarnya adalah


merupakan perkembangan dari jangka sorong,
di mana skala utama dan noniusnya berada
pada posisi berdiri ( vertical ). Sehingga alat ini
digunakan untuk memeriksa ukuran tinggi,
mengukur atau menandai jarak menegak, serta
dapat juga digunakan untuk melukis garis-garis
yang sejajar pada permukaan benda kerja.
Namun kongkol penggores ini dilengkapi
dengan rahang ukur yang bergerak vertikal
pada batang berskala yang tegak lurus
terhadap landasannya ( base ).yang digerinda.
Permukan rahang ukur sejajar dengan
permukaan bawah dari landasan, dengan
demikian garis pengukuran adalah tegak lurus
dengan permukaan bawah landasan. Oleh
sebab itu di dalam proses pengukuran
diperlukan suatu bidang datar sebagai
referensi yang dalam hal ini meja rata ( surface
plate ) sebgai alat bantu yang harus dipakai
untuk meletakkan kongkol penggores
bersama-sama dengan benda ukurnya.
Cara pembacaannya adalah sama dengan
jangka sorong biasa, kecuali pembacaannya
dilakukan dari rahang tidak tetap terhadap
bidang dasar.

Kongkol penggores biasanya digunakan untuk:


 Mengukur ketinggian . Tinggi suatu permukaan relatif terhadap bidang datar (permukaan
meja rata) atau pun terhadap permukaan yang lain dari benda ukur dapat diketahui
harganya. Permukaan rahang ukur harus hati-hati ditempelkan pada permukaan benda
ukur, dan jika perlu gunakan alat penyetel halus. Penekanan yang terlalu kuat akan
mengakibatkan terjadinya kesalahan ukuran, karena rahang ukur akan mejaidi sedikit
miring.
 Membuat garis gores . Ujung dari rahang ukur biasanya runcing dan tajam serta dibuat dari
bahan karbida yang sangat keras, sehingga dapat digunakan untuk membuat garis pada
benda kerja pada suatu kedudukan (ketinggian tertentu). Goresan garis ini diperlukan
untuk pekerjaan selanjutnya.
 Alat ukur pembanding . Rahang ukur dapat diganti dengan jam ukur ( dial indicator ).
Sehingga selisih ketinggian dari dua permukaan yang hampir sama tinggi dapat dilihat pada
jam ukur.

• Dial indikator
Dial indikator berguna untuk:
 Memeriksa atau menguji kesejajaran suatu komponen dengan tepat (presisi);
 Setting benda kerja yang akan dikerjakan di mesin atau alat jepit yang akan digunakan di
mesin pada suatu kedudukan yang tepat;
 Memeriksa secara pasti benda-benda yang berukuran serba sama;
 Mengukur ketirusan benda kerja
• Pengukur Sudut
- Busur bilah ( Bevel Protector )

Alat pengukur sudut di atas mempunyai


konstruksi yang sangat baik,. penggunaan
alat ini sangat fleksibel karena bisa
digunakan dari 00 sampai dengan 3600, dan
mempunyai skala ukuran yang presisi hingga
pada skala dapat dibaca sampai 5 menit.
Bevel Protector juga digunakan untuk
mengukur sudut secara langsung, kadang-
kadang dibelakang piringan terdapat suatu
lubang untuk penggerak halus.

- Busur Baja ( steel engineer protactor )


Busur baja berbentuk separuh bulatan yang mempunyai skala dari 0 o – 180 o dan batang panjang
yang dapat diputar dan dikuncikan pada semabarang sudut. Kegunaaannya antara lain adalah
untuk membuat garis yang bersudut, memeriksa besar sudut, dan lain-lain.

Siku kombinasi

• Siku kombinasi
Siku kombinasi adalah merupakan gabungan dari beberapa alat yang dipasang pada sebuah
mistar baja, alat tersebut antara lain blok penyiku, busur derajat, blok pemusat.

• Mistar Baja
Fungsinya adalah sama dengan mistar baja pada umumnya, hanya dibuat lebih tebal karena pada
bagian belakang mistar baja dibuat sebuah alaur yang berguna sebagai jalan dari bergesernya
blok penyiku, bususr derajat, blok pemusat.
• Blok Pemusat
Blok pemusat bersama-sama dengan mistar baja digunakan untuk mencari titik pusat pada
penampang bulang. Pencarian titik pusat penampang bulat dari benda kerja, titik pusatnya dapat
ditemukan dengnan cara menarik garis-garis dari kedua arah sampai membentuk sumbu silang
yang saling berpotongan pada suatu titik. Titik potong itulah titik pusat yang dicari.

• Busur Derajat
Alat ini bersama-sama dengan mistar baja digunakan untuk menset pada sebarang sudut yang
dikehendaki, selain itu juga dapat digunakan untuk memeriksa sudut yang dibentuk oleh dua
buah bidang pada benda kerja dan kadang-kadang digunakan untuk membuat garis-garis sejajar
dengan sudut tertentu terhadap bidang sisi benda kerja. Busur ini dilengkapi dengan garis-garis
ukuran sudut dari 0 o – 180 o
• Blok Penyiku
Biasanya mempunyai sudut 90 dan
45 , blok ini dilengkapi dengan
waterpas, yang digunakan untuk
memeriksa suatu bidang. Gabungan
antara mistar dan blok digunakan
untuk membuat garis-garis sejajar
atau yang bersudut 90 o dengan
tepi, memeriksa kesikuan dari dua
buah bidang, memeriksa kerataan
dan dapat juga untuk mengukur
ketinggian.
• Alat ukur/pemeriksa sederhana
Untuk memeriksa obyek ukur dari suatu produk/komponen mesin yang dibuat dalam jumlah
yang banyak, pengukuran dapat juga digunakan alat ukur langsung, misalnya jangka sorong atau
mikrometer atau yang lainnya. Dengan alat ukur tersebut maka dimensi akan dapat secara
langsung dapat diketahui, dan kemudian ditentukan apakah ukuran tersebut masuk dalam
toleransi atau tidak. Akan tetapi pemeriksaan seperti itu membutuhkan waktu yang banyak. Oleh
karena itu bagi suatu produk yang telahditentukan batas toleransi ukurnya, pemeriksaan obyek
ukur cukup dengan mengetahui apakah obyek ukur tidak melebihi batas maksimum atau dan
tidak kurang dari batas minimum, meskipun dari segi fungsional tidak selalu dapat terjamin.
Berdasarkan pertimbangan daitas, dibuatlah suatu alat pemeriksa sederhana yang memenuhi
tutuntutan ukuran sekaligus segi fungsionalnya. Alat tersebut antara lain:

• Mal
Mal adalah suatu alat benda/alat yang digunakan sebagai pengecek atau sebagai patokan dari
suatu ukuran yang sudah tertentu maupun yang akan dibuat.
Alat ini sangat membantu untuk memeriksa ukuran-ukuran dari benda kerja atau pun barang-
barang yang diproduksi secara massal. Sering juga digunakan sebagai pengukur awal/pengsaran
untuk benda kerja yang dibuat presisi.
Mal tersebut antara lain: Mal Radius, Mal Ulir Mal Sudut dan lain-lain
• Penyiku
Penyiku adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa kesikuaan, ketegak lurusan, dan juga
kerataan suatu benda kerja yang akan dan telah dikerjakan baik dengan tangan maupun dengan
mesin, kadang-kadang juga digunakan untuk alat bantu untuk menggores/melukis.

• Pisau kerataan
Pisau kerataan berfungsi untuk memeriksa suatu permukaan benda kerja. Dengan menempelkan
pisau kerataan di atas permukaan benda kerja, kemudian dilihat ada cahaya yang nampak di
antara permukaan benda kerja dengan pisau kerataan, apabila cahaya yang nampak tidak sama
(rata), maka permukaan benda kerj amasih belum rata.
• ALAT POTONG
• Mata bor ( DRILL )
Bor spiral dibuat dari baja carbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, atau karbida. Badan bor
tidak silindris benar, garis tengah luarnya tirus (dari ujung sampai batas tangkai) dengan kenaikan
sebesar 0,05 [mm] tiap 100 [mm]

Bagian-bagian mata bor spiral:


Tangkai = Bentuknya ada dua macam, yaitu silindris dan tirus (morse tirus). Bor yang bertangkai
silindris dicekam langsung pada chuck bor, sedang yang tirus dipasang pada spindel mesin yang
bertirus juga.
Badan = Panjangnya diukur dari ujung mata bor hingga batas tangkai.
Alur = Alur memberi bentuk dasar mata potong/bibir mata bor
Ujung = Pada ujung mata bor terdiri dari sepasang (dua) bibir pemotong, yang mana bila tumpul
pada bagian inilah yang harus diasah.
• Bor senter (Center drill )

Bor senter digunakan untuk mengawali pembuatan


lubang sebelum menggunakan mata bor, atau dapat
juga untuk membuat lubang penumpu pada ujung-
ujung benda kerja.
Berbeda dengan bor spiral, di mana senter bor
mempunyai 2 ujung yang sama dan kedua ujung
tersebut dapat digunakan. Ukuran senter bor harus
disesuaikan dengan benda kerja yang akan diberi
lubang.

• Countersink

Lubang yang telah dipersiapkan untuk maksud


tertentu meliputi memperbesar diameter
seperti kedudukan kepala sekrup dan atau paku
keling, alat yang digunakan untuk operasi ini
disebut “ Countersink cutter ”:
Countersink cutter bekerja seperti halnya mata
bor, akan tetapi kecepatan potongnya lebih
lambat. Countersink cutter mempunyai 1 atau
lebih bibir pemotong dengan junlah ganjil,
misalnya 1, 3, 5, 7
Sudut bibir pemotong countersink cutter yang
akan digunakan disesuaikan dengan tujuan
penggunaannya, misalnya untuk:
• Deburing dari lubang-lubang bor 60 derajat
• Countersink cutter paku keling 75 derajat
• Countersink cutter sekrup 90 derajat
• Sheet Metal rivet 120 derajat
• Counterbore

Alat yang digunakan untuk membesarkan


lubang berbentuk silinder dengan jarak
tertentu, misalnya dudukan kepala baut,
adalah “ Counterbor”.
Untuk menjaga agar dalam membuat
dudukan kepala baut dengan Counterbor
dapat lurus maka Counterbor dilengkapi alat
pengarah (pilot). Beberapa Counterbor
dilengkapi dengan pengarah yang dapat
diubah-ubah diameternya

• Peluas ( Reamer )

Peluas adalah suatu alat potong untuk


membesarkan lubang yang telah disiapkan
sebelumnya, dengan maksud:
• Membuat lubang agar bulat dan lurus sedekat
mungkin dengan ukurannya. •
Membuat hasil pembuatan lubang dengan
permukaan yang bagus.

Bagian-bagian dari Peluas, yitu:


• Tangkai
Tangkai adalah bagian dari peluas yang dicekam.
Peluas tangan tangkainya terdiri dari bentuk
silindris dengan segiempat pada ujungnya. Untuk
peluas mesin tangkainya ada yang silindris ada
yang segiempat atau tirus dengan ekor dibagian
ujungnya.

• Badan
Badan terdiri dari beberapa pisau dengan alur
diantaranya, alur tersebut bisa lurus bisa juga
helical. Peluas dengan alur helical biasanya
alurnya ke arah kiri (alur kiri) gunanya adalah
untuk menahan agar supaya peluas tidak masuk
sendiri. Jumlah alurnya dapat dihitung dengan
mudah. Biasanya peluas helical digunakan untuk
lubang-lubang yang saling berpotongan atau
lubang yang mempunyai celah

Bahan Kec. Pemakanan untuk yang berbeda


Potong
Vc [m min -1 ] 5 10 15 20 25 30
Baja < 70 [kg mm -1 ] 8 – 12 0,10 0,15 0,20 0,25 0,25 0,30
Baja 70 : 90 [kg mm -1 ] 6–8 0,10 0,15 0,20 0,25 0,25 0,30
Besi tuang 4–7 0,12 0,17 0,20 0,25 0,25 0,30
Kuningan 16 – 22 0,20 0,35 0,40 0,45 0,45 0,50
Perunggu 8 – 16 0,15 0,20 0,25 0,30 0,30 0,35
Alumunium campuran 25 – 43 0,15 0,25 0,30 0,30 0,35 0,35
Plastik 4 – 10 0,20 0,30 0,35 0,40 0,45 0,45

• TAP ( Cutting Tools for Inside Thread )


Tap adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam dengan tangan atau mesin
(manual). Tap-tap ini dibuat berbentuk ulir luar yang digerinda dengan 3 atau lebih lekukan (alur)
memanjang, alur inilah yang membentuk sisi–sisi potongnya. Tap dibuat dari bahan baja
kecepatan tinggi (HSS), ada juga yang dibuat dari baja karbon yang dikeraskan. Sebelum
dilakukan pengetapan benda kerja harus diberi /dilubangi terlebih dahulu. Besarnya lubang
tergantung dari besarnya ulir yang diinginkan (lihat tabel di bagian Ulir)
Biasanya tap dalam 1 set terdiri dari 3 buah.
Tap no.1, digunakan pertama setelah pengeboran, mempunyai bentuk yang sangat tirus
diujungnya untuk mempermudah pemotongan. Bentuk ulir yang dihasilkan hanya 55% dari
bentuk ulir sesungguhnya.
Tap no. 2, digunakan setelah no.1, bentuk tirus pada ujungnya lebih pendek dari pada no.1. Tap
no.2 hanya memotong sebesar 25% setelah no.1, sehingga menghasilkan bentuk ulir 80 %.
Tap no.3, adalah yang terakhir digunakan dan yang mempunyai bentuk profil ulir yang penuh
(100%). Bagian tirus yang terdapat pada ujungnya sangat pendek dibanding dengan no. lainnya.
Pemegang Tap
Pemegang tap harus mempunyai ukuran yang memadai, sehingga memungkinkan penjepitan
dengan baik pada bagian segi empat dari tangkai tap. Pemegang tap yang baik dan tepat adalah
pemegang tapa yang diatur rahang-rahangnya
• Snij ( Cutting Tools for Outside Thread ))
Adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat ulir luar, dan dibuat dari baja karbon tinggi
atau baja kecepatan tinggi.

• Pahat Bubut ( Cutting Tools for Turning )


Sesuai dengan bentuk dan penggunaan pahat-pahat bubut dapat dibedakan /dinamakan: pahat
bubut kasar, pahat bubut penyelesaian (halus), pahat bubut ulir, pahat sisi (rata), pahat potong
dan pahat alur.
Pahat-pahat bubut juga dapat dikelompokkan atas: pahat bubut kanan dan pahat bubut kiri.Bila
pahat dipegang pada permukaannya dan menghadap operator dengan ujung potong berada
disebelah kanan, ini dinamakan pahat kanan.
• Pahat kanan memotong dari kanan ke kiri
• Pahat kiri memotong dari kanan ke kanan
Pemasangan pahat bubut
• Letak ujung sisi pemotong pahat harus
disesuaikan tepat pada gerakan sumbu benda
kerja.
• Jika letak pahat di atas sumbu, maka garis
sumbu dan sudut tatal akan membuat sudut
lebih besar dan sudut bebasnya berkurang.
Akibatnya ia akan melentur dan sisi depan
bagian bawah akan masuk lebih dalam pada
bagian benda kerja.
• Jika letak pahat berada di bawah sumbu,
maka besarnya sudut antara garis sumbu dan
sudut tatal akan berkurang, dan sudut
bebasnya menjadi besar. Kedudukan pahat
yang demikian akan mengangkat benda kerja.
• Untuk menghidari getaran yang besar, maka
sebaiknya pahat dicekam sependek mungkin
pada tempat/kedudukan pahat.

Macam-macam pahat bubut luar yang sering digunakan.


• Pisau Freis ( cutter )

Alat potong yang


digunakan pada waktu
mengefreis ialah pisau
freis. Umumnya bentuk
pisau freis bulat panjang
dan disekililingnya
bergerigi yang beralur.
Pada lubangnya tedapat
alur untuk kedudukan
pasak agar pisau freis tidak
ikut berputar. Bahan pisau
freis umumnya terbuat dari
HSS, atau Karbida.

Berdasarkan pencekaman di mesin freis, pisau freis dapat digolongkan dalam dua golongan, yakni
:
- Pisau freis berlubang. Dicekam oleh arbor atau oleh adaptor, pisau freis terdiri dari:
• pisau freis mantel
• pisau freis alur
• pisau freis bentuk
 Pisau freis bertangkai. Dicekam oleh kolet atau pencekam lainnya, pisau freis terdiri dari:
• pisau freis jari
• pisau freis alur
• pisau freis bentuk
Macam-macam alat potong di mesin freis, antara lain:

1. Pisau Freis Berlubang


• Pisau Freis Rata ( Plain Mill Cutter )
• Pisau Freis Sisi ( Shell End - Mill Cutter )
• Pisau Freis Muka ( Face Mill Cutter )
• Pisau Freis Muka ( Face Mill Cutter (Carbide tipped )
• Pisau Freis Muka dan Sisi ( Side and Face Mill Cutter )

2. Pisau Freis celah


• Pisau Freis Gergaji ( Sawing Cutter )
• Pisau Freis Muka ( Groove Cutter )
• Pisau Freis Celah Gigi Silang ( Staggered Tooth Mill Cutter )

3. Pisau Freis bentuk


• Pisau Freis bentuk sudut ( Pisau freis sudut (45 ; 60 ; 90 )
• Pisau Freis bentuk cekung ( Convex Cutter )
• Pisau Freis bentuk cembung ( Concave Cuter )
• Pisau Freis Radius ( Radius Cutter )
• Pisau Freis Roda Gigi ( Gear Cutter )
• Hobbing Cutter

4. Pisau freis jari

Pisau Freis Rata dan Pisau Freis Samping Pisau Freis Muka dan Sisi Pisau Freis Muka
Pisau Freis ujung/jari Pisau Freis Alur T

Pisau Freis Sudut


Pisau Freis Belah

Pisau freis gergaji Pisau Freis Roda Gigi

Pisau Freis Bentuk (Convex dan Concave)

• Menghitung Kecepatan Putaran


• Kecepatan Potong (Vc / Cs ( Cutting Speed ))
Adalah panjang ukuran lilitan (putaran) alat potong (mesin bor dan mesin freis) atau benda kerja
(mesin bubut) dapat juga dikatakan panjang tatal yang terpotong, dalam satuan meter untuk
setiap menitnya. Cara mencari bisa dilihat pada tabel Cutting Speed , satuannya [ meter per menit
]

• Kecepatan Putaran ( n =Speed )


Adalah kecepatan berputarnya diameter benda kerja atau alat potong [mm] dalam waktu satu
menit ada berapa putaran, satuannya [rpm = rotation per menit ]. Untuk mencarinya gunakan
rumus di bawah:

• Waktu pemakanan ( t )dihitung dari dari langkah pemakanan. Langkah pemakanan dalam
pemesinan adalah panjang langkah alat potong (mata bor, pisau freis atau pahat bubut) sebelum
masuk ke dalam benda kerja + pada saat mengenai benda kerja + ke luar dari benda kerja) pada
tiap satu putaran penuh spindel
• Rumus-rumus tersebut antara lain:

[ menit ]

Keterangan:

• Vc = Kecepatan potongan ( Cutting Speed )


Didapat dari tabel hubungan antara bahan alat potong dan bahan benda kerja.
• d = diameter alat potong atau benda kerja [ mm ]
• p = 3,14
• n = kecepatan putaran [ rpm ]
• t = waktu pemakanan [ menit ]
• L = panjang pemakanan [ sebelum + saat pemakanan+ setelah ] [ mm ]
• s = pemakanan ( feeding ) [ mm ]
untuk pengerfreisan s (feeding) tergantung banyaknya mata potong dalam satu alat potong
dimana
a = feeding, z = jumlah gigi

B. ALAT PENCEKAM

• Ragum (tanggem, catok, vise )


Kegunaan utama ragum adalah untuk menjepit benda kerja dengan kuat pada saat dikerjakan.
Ragum biasanya dibuat dari besi tuang.
Menurut pemakainnya ragum dapat dibedakan menjadi dua, yakni; ragum meja dan ragum
mesin. Ragum meja dipasang pada meja kerja (bangku kerja) untuk menjepit benda kerja yang
akan dikikir, digergaji, dipahat dan lain-lain.Pemasangan dimeja kerja dengan cara dibaut dan
mur yang tertanam di bangku kerja. Pada bagian badannya terdapat landasan kecil yang
berfungsi untuk pekerjaan meratakan benda kerja yang kecil atau untuk melakukan pengelingan
atau yang lainnya, asal dilakukan dengan pukulan yang ringan saja. Sedang ragum yang digunakan
untuk benda kerja yang akan dikerjakan di mesin dinamakan ragum mesin.
Ragum meja atau ragum mesin ada yang dapat diputar dan ada yang tidak. Pada ragum yang
dapat diputar deberi garis skala derajat 0o – 90o , yang tujuannya untuk memperoleh kedudukan
menyudut sesuai dengan yang dikehendaki..
• Ragum Bangku
Ragum ini dipasang pada bangku kerja. Apabila ragum ini telah terpasang pada bangku sering
digunakan untuk pengerjaan pengikiran , penggergajian. Ragum ini juga dipsang pengatur
ketinggian, hingga dapat disesuaikan dengan ketinggian pekerja.

• Ragum Tangan Biasanya digunakan pada waktu pembuatan lubang di mesin bor, untuk
mencekam benda kerja yang kecil dan diamater mata bor tidak sampai 8 [mm]. Karena ragum
tidak dijepit pada meja bor, maka pengaturan tempat-tempat pengeboran bisa lebih cepat. Hati-
hati bila menggunakan ragum ini karena pemegangan yang kurang kuat , maka ragum atau benda
kerja dapat terlempar.

• Ragum mesin
Ragum mesin dijepit pada meja mesin dengan menggunakan baut T, sehingga tidak dapat
digerak-gerakkan. Oleh karenaitu ragum ini selain digunakan di mesin bor juga digunakan mesin
lain misalnya mesin freis. Untuk pemakan yang tebal digunakan ragum mesin hidrolik.
Di bawah benda kerj adipasangkan blok paralel, untuk mencegah kerusakan pada ragum pada
waktu pengeboran.

• Klem (penjepit)
Klem gunanya sebagai alat bantu untuk menjepit benda kerja yang tidak dapat dilakukan oleh
ragum secara langsung, dikarenakan bentuk atau posisinya yang tidak memungkinkan. Misalnya
pada benda kerja bulat yang di-bor. Beberapa jenis klem yang sering digunakan antara lain:

• Clamp Claw
Apabila kita akan mengikir bedn akerj ayang miring dan tipis, tetapi harus dikerjakan
memeprgunakan ragum, mungkin benda kerja akan mengalami kerusakan. Untuk menghindari
hal tersebut, digunakan alat bantu untuk menjepit yakni Clamp Claw . Lihat gambar di bawah

• Hand Clamp
Kadang-kadang disebut ragum tangan, karena alat ini digunakan untuk mejepit benda kerja yang
kecil dan dipegang dengan tangan.

• Klem Blok V
Disebut Blok V, karena pada sebuah balok dibuat alur yang berbentuk V dan dua sisinya kiri-
kanannya dibaut alur. Klemblok V biasanya dibuat berpasangan yang terdiri dari blok V dan
penjepit, di mana benda kerja yang berberbentuk bulat diletakkan diatas blok V kemudian dijepit
dengan penjepit.
• Klem Penjepit
Pelat jepit terbagi atas 4 bentuk, yakni:
- Bentuk lurus, Bentuk U, Bentuk jari, Bentuk leher angsa

Penjepitan benda kerja pada meja mesin


Benda-benda kerja besar yang tidak dapat dicekam dengan menggunakan ragum mesin biasanya
langsungt dijepit pada m eja mesin dengan menggunakan pelat jepit dan mur/baut T. Bantalan-
bantalan (penyangga) untuk yang lain selain yang mengenai benda kerja dari penjepit harus
sedikit mungkin sama tingginya dengan benda kerja dan baut harus lebih dekat ke benda kerja.

Blok bertingkat
Blok bertingkat digunakan untuk penyangga alat penjepit terhadap benda kerja. Blok bertingkat
ini mempunyai tingkat untuk memperoleh kesejjaran dengan benda kerja pada waktu
penjepitan.

Baut T
Alat Bantu ini dipasang pada alur meja mesin bor dan mencekamkan benda kerja pada meja
mesin. Baut T harus dipasang sedekat mungkin pada benda kerja.

• Klem Sejajar
Klem sejajar terdiri dari dua buah penjepit yang diikat dengan dua buah baut pengatur. Alat ini
digunakan untuk menjepit bend kerja yaang kecil atau kepingan logam yang banyak untuk
dikerjakan di mesin secara bersama-sama.
• Pengarah
Alat ini digunakan pada proses pemesinan secara massal/produksi , dikarenakan mempunyai
mal-mal yang khusus. Malnya dapat diubah-ubah sesuai dengan gambar kerja.

Klem sejajar

Pengarah

• Pembawa dan pelat pembawa

Alat ini digunakan pada pengerjaan bubut.


Sistim pencekaman ini sering disebut
pencekaman diantara senter, karenabenda
kerja ditumpu pada dua buah senter.
Kelebihan sistim ini adalah benda kerja akan
terjamin kesentrisannya walaupun dibolak-
balik.

• Pencekam 3 rahang dan 4 rahang ( three jaws chuck and four jaws chuck )
Pencekam ini digunakan secara meluas pada mesin-mesin bubut sebagai alat-alat bantu yang
tepat untuk memegang benda kerja. Pencekam yang umum dan sering digunakan adalah:
• Pencekam 3 rahang atau 4 rahang yang memusat sendiri (otamatis)
Pencekam yang memusat sendiri biasanya mempunyai 3 atau 4 gigi pencengkram. Pencekam ini
dikonstruksikan sedemikian rupa sehingga gigi-gigi pencengkram akan bergerak secara
bersamaan (serempak) dan oleh karena itu selalu berjarak sama dari pusatnya.
• Pencekam 3 rahang atau 4 rahang, yang bergerak bebas.
Pencekam yang bergerak bebasmempunyai gigi pencengkram yang dapat distel (diatur) sendiri-
sendiri pada suatu waktu.

• Meja Magnit
Alat ini sering digunakan pada proses penggerindaan datar. Menurut sumber magnit yang
didapat meja ini dapat dibagi dalam 2 golongan:
• Meja magnit permanen : Magnit didapat dari logam yang menganung daya magnit. Dapat
dioperasika hanya dengan memutar tuas pengatur kutub.
• Meja magnit listrik : Tenaga magnit didapat dari arus listrik.
Kelebihan alat ini ialah kepresisian yang didapatkan, sedangkan kekurangannya tidak dapat
mecekam logam seperti kuningan, tembaga dan lain-lain.
Balok magnit : Balok-balok ini digunakan sebagai alat Bantu pencekaman benda kerja oleh meja
magnit. Alat ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat meneruskan daya magnit ke benda kerja.

Tabel . Harga cutting speed dan feed per teeth


Gambar .. Hubungan antara Kecepatan Putaran Spindel terhadap Diameter Pahat Potong
Kembali ke halaman pertama
• ULIR
• Pengertian Umum
Ulir adalah suatu alur spiral yang melingkar pada sebuah silinder. Bentuk ulir adalah kurva spiral
yang terjadi apabila pada sebuah silinder dililitkan sebuah lembaran segitiga. Pada umumnya ulir
digunakan untuk mengikat hubungan antara baut dan mur (ulir luar dan ulir dalam), dan juga bisa
sebagai pemindah pada hubungan baut/poros dengan pasangannya.

• Macam-macam Ulir

• Ulir segi tiga, sering atau umum digunakan untuk pengencang


• Ulir trapesium, contohnya ulir transportir yang terdapat pada mesin bubut
• Ulir Butres, contohnya kolet pada mesin bubut, biasanya digunakan untuk emmegang benda
kerja
• Ulir setengah bulat, ada pada mesin-mesin CNC
• Ulir segi empat, contohnya ulir yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan pintu air
pada bendungan.

• Arah Putaran Alur


Bila ulir dilihat pada kedudukan tegak, dan arah pendakian/putaran ulir:
• dari kiri ke kanan, untuk ulir kanan
• dari kanan ke kiri, untuk ulir kiri

Ulir kiri biasanya digunakan pada keadaan di mana putaran akan mengakibatkan ulir kanan
terlepas.

• Ulir tunggal dan ulir majemuk


Ulir tunggal yakni bila alur spiral yang melingkar pada batang silinder hanya mempunyai satu alur
yang tak terputus, dan setiap putaran baut atau mur akan bergerak/bergeser pada arah
memanjang sejauh kisar (P). Sedang ulir majemuk adalah suatu alur yang melingkar pada batang
silinder mempuyai tinggi kisar majemuk juga, sebagai contoh ulir ganda (2) maka ia mempunyai
kisar juga ganda (2), demikian bila ulir triple.

• Penunjukkan Ulir
• Ulir Metrik sesuai ISO
M 20 x 1,5 - LH
Jenis Ulir M = Metrik
Ukuran Ulir 20 = Diameter luar dalam mm
x = tanda pemisah
Kisar 1,5 = Ukuran kisar ulir dalam mm
Ulir kiri LH = (LH – left hand, pengertian Internasional)
• Ulir Inchi sesuai ISO
¼ - 20 UNC
Ukuran Ulir ¼ = Diameter luar
Jumlah Gang 20 = Jumlah gang setiap 1 inchi
Jenis Ulir UNC = Unified National Coarse
¼ - 28 UNF
Ukuran Ulir ¼ = Diameter luar
Jumlah Gang 28 = Jumlah gang setiap 1 inchi
Jenis Ulir UNF = Unified National Fine
¼ - 32 UNEF
Ukuran Ulir ¼ = Diameter luar
Jumlah Gang 32 = Jumlah gang setiap 1 inchi
Jenis Ulir UNEF = Unified National Extra Fine
JENIS ULIR LAMBANG PENUNJUKKANNYA STANDAR
REFERENSI
Ulir Metrik normal M M 12
Ulir Metrik Halus M12 x 1
Ulir Unified Normal UNC 3/8 – 16 UNC
Ulir Unified Halus UNF No.8 – UNC
Ulir trapezium 30 o Tr Tr 40 x 7
Ulir pipa Ulir dalam tirus Rc Rc ¾
Ulir dalam Rc Rp ¾
lurus
Ulir pipa luar Selalu lurus R R½
5. KERJA BANGKU (MENGIKIR)
Mengikir adalah suatu jenis pekerjaan keahlian dalam pengepasan dan penyetelan di
bengkel perkakas. Mengikir sebetulnya memerlukan kemahiran yang cukup tinggi.
Kemahiran mengikir hanya dapat dicapai dengan baik bila antara teori dan praktek benar-
benar dipahami sehingga akan didapat kesesuaian.
Pekerjaan kerja selalu ada dalam suatu bengkel. Kerja mesin sekalipun juga membutuhkan
keahlian kerja bangku, karena pasti ada bagian-bagian yang tidak mungkin dikerjakan
dengan mesin.
Pekerjaan mengikirpun perlu disiasati agar pekerjaan yang dilakukan dapat selesai dengan
tepat, demikian juga ukurannya. Dengan demikian pekerjaan mengikir jangan dianggap
hanya pekerjaan yang sepele , mudah saja atau bahkan membosankan.
• TEMPAT KERJA
Efisiensi seseorang tergantung dari kwalitas dan kondisi dari alat-alat yang tersedia dan susunan
serta kebersihan sekitar tempat kerja.
Alat dan perlengkapan harus dipelihara kebersihannya hanya dengan demikian efisiensi kerja
dapat terlaksana
Susunan di atas bangku kerja:
• Hanya alat-alat yang dibutuhkan untuk bekerja ada di atas bangku kerja
• Alat-alat yang sensistif atau alat-alat yang yang sejenis, diletakkan terpisah dari kikir, martil,
sikat dan lain-lainnya
• Kikir tidak boleh diletakkan bertumpukan untuk menghindari kerusakan giginya.
• RAGUM (Alat Jepit / vice )
Ragum adalah suatu alat untuk menjepit suatu benda kerja pada waktu pekerjaan tangan, seperti
mengikir, menggergaji dan lain-lain. Kebanyakan ragum yang digunakan adalah ragum sejajar.
Banyak sekali jenis ragum yang digunakan untuk bermacam-macam pekerjaan tangan. Contoh
ragum yang sering digunakan pada pekerjaan tangan antara lain:

• Jenis penjepit depan yang tidak dapat


digerakkan
Rahang yang bergerak digerakkan oleh poros
berulir dan bergerak kearah belakang. Mulut
(pelapis rahang) dapat diganti-ganti dan
dikeraskan.. Akan lebih baik jika setelah
digunakan ragum dibersihkan dan dilumasi
sehingga tidak karat.

• Jenis penjepit belakang yang tidak dapat


digerakkan
Jenis ini dirancang untuk menjepit benda kerja
yang panjang atau besar pada posisi tegak.

CATATAN :
Jangan memukul tangkai dengan palu atau memperpanjang dengan pipa untuk mengeraskan
tegangan dari penjepit.
Tinggi ragum disesuaikan dengan bentuk dari benda kerja yang dikerjakan dan dengan ketinggian
orang yang mengerjakannya. Untuk pengikiran dengan tenaga yang besar, maka ragum akan
dipasang lebih rendah.

• KIKIR ( file )
Mengikir adalah salah satu dari banyak macam kerja bangku yang penting dan juga sulit untuk
mencapai hasil yang tepat. Sampaisaat ini mengkir belum bisa tergantikan dengan cara lain
meskipun didalam bengkel/laboratorium terdapat mesin-mesin modern.
Pada umumya untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana mengikir akan lebih ekonomis, baik
biaya maupun waktunya, dibandingkan dengan menggunakan mesin mesin modern.
Kikir biasanya terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa, gambar di bawah menunjukkan
gambar kikir sesuai dengan panjang, bentuk dan jenisnya.

5.3.1 Bentuk kikir


Gambar di bawah menunjukkan bentuk-bentuk kikir yang umumnya sring dipakai di bengkel /
laboratorium.

Gigi kikir pada umumnya terdiri dari gigi tunggal dan gigi ganda

Kikir gigi tunggal


Gambar disamping menunjukkan kedudukan gigi kikir
tunggal yang menyudut 54 o terhadap garis sumbu.
Geram-geram tidak mudah lepas dan sehingga
mengakibatkan gigi akan terhalang dalam proses
pengikiran.
Pada waktu sekarang kikir semacam ini sudah jarang
ada.

Kikir gigi ganda


Pada kikir gigi ganda dibuat dua pahatan dengan
kedalaman yangberbeda, di mana yang bersudut 70 o
terhadap garis sumbu dibuat lebih dalam. Dengan
demikian tidak akan terjadi alur-alur bekas pengikiran
pada benda pekerjaan.

Memegang Kikir
Bagaimana cara memegang kikir yang baik dan benar.
Tangan kanan : Peganglah
gagang kikir dengan teguh dan
tekanlah ujung gagang tersebut
dengan telapak tangan bagian
tengah. Ibu Jari terletak di-atas
dan jari-jari lainnya dibawah
gagang.
Tangan kiri : Tempatkan telapak
tangan dan ibu jari pada ujung
kikir, jari-jari yang lainnya terletak
diluar ujung kikir tersebut,
dengan keadaan rapat satu sama
lainnya dan melipat ke bawah,
tetapi tidak menggenggam ujung
kikir tersebut.

Bila menggunakan kikir yang kecil maka gagang


tersebut harus dipegang dengan genggaman yang
ringan dan tekanannya cukup oleh jari-jari dan ibu jari
saja.

Sedang tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja.
Jika memulai mengikir, tekanan yang besar
harus terdapat pada tangan kiri dan
tekanan ringan pada tangan kanan

Tekanan kedua tangan itu harus sama,


mana kala kikir berada di tengah-tengah
benda kerja yang dikikir

Jika kedudukan kikir sudah diujung


langkah, tekanan tangan kiri harus ringan
dan tekanan tangan kanan menjadi
maksimal (besar).

POSISI MENGIKIR
Posisi kerja akan memperlihatkan bagaimana kecapakan seorang perkerja!
• Posisi kaki
Selama mengikir, sebaiknya berdiri disebelah kiri
ragum dengan kaki tetap ditempatnya. Lutut-
lutut dibentangkan. Jarak antar kaki disesuaikan
dengan panjang kikir ( untuk tangan yang normal
bukan kidal )
Sudut antara poros ragum dengan kaki kira-kira
30 o untuk kaki kiri dan lebih kurang 75 o untuk
kaki kanan.

• Gerakan badan dan lulut


Badan berdiri tegak pada posisi permulaan dan
selanjutnya dicondongkan ke depan selama
gerakan pemotongan.
Kaki kanan tetap lurus selama pengikiran
berlangsung dan lulut sebelah kiri dibengkokkan
ke dalam.
Pandangan mata selalu ditujukan kepada benda
kerja.

• Gergaji tangan dan gergaji mesin


Gergaji tangan adalah suatu alat yang digunakan untuk memotong dan untuk mengurangi tebal
(membuat alur) dari benda kerja yang nantinya akan dikerjakan lagi dan dilakukan secara manual
(dengan tangan). Ada banyak jenis dari bingkai dan daun gergaji dipasaran.

• Bentuk dari daun gergaji


Daun gergaji biasanya terbuat dari baja karbon atau HSS dengan hanya mata (gigi) gergaji saja
yang dikeraskan atau seluruhnya. Daun gergaji dengan gigi lurus akan terjepit selama
penggergajian. Gigi-gigi silang yang diserongkan dan yang dirobohkan memotong lebih tebal
sedikit dari pada daun gergaji yang sendiri, dan mencegah daun gergaji terjepit dan gesekan
celahnya. Berganti-ganti giginya dibuat kekanan dan kekiri, setiap gigi yang ketiga (sebelum yang
ke kiri), giginya lurus untuk mematahkan geram.
Sistim ini digunakan pada daun gergaji yang kisarnya besar.
• Kisar mata gergaji
Daun gergaji juga digolongkan oleh kisar dari mata gergaji, yang biasanya ditunjukkan dengan
jumlah mata (gigi) dalam 1 inchi.
Daun gergaji yang sering digunakan adalah ukuran 14; 18; 24; 32 gigi tiap inchi.
• 14 – 18 gigi tiap inchi; digunakan untuk menggergaji bahan yang pejal yang besar dari ST.37,
tembaga, kuningan, besi tuang dan lain-lain.
• 22 – 24 gigi tiap inchi; digunakan untuk bahan yang berbentuk tebal dan terbuat dari baja
karbon tinggi.
• 28 – 32 gigi tiap inchi; untuk bahan berbentuk yang topis, pelat, kawat, pipa yang ti[is.
• Contoh cara menggergaji

Daun gergaji yang terpasang pada bingkainya


harus ditegangkan dengan mata (gigi)
mengarah ke arah pemotongan, dan harus
kuat menahan tekanan akibat penggergajian,
jika tidak pemotongan akan menyimpang.
Posisi tubuh dan gerakan sewaktu
menggergaji.
Pegang bingkai dengan kuat dan mantap.
Dalam menggergaji posisi tubuh sama seperti
dengan posisi mengikir.
Gerakan sewaktu menggergaji harus kuat,
naikkan sedikit pada waktu gergaji kearah
belakang.
Sebelum memulai pemotongan, buat alur
terlebih dahulu, kemudian letakkan gergaji
pada alur tersebut dan miringkan ke depan
dengan sudut kira-kira 10 derajat
Tekanan yang tidak cukup pada permulaan
pemotongan akan menyebabkan gigi-gigi
gergaji seperti menggosok benda kerja dan
akhirnya tumpul.

• KERJA PELAT
Kerja pelat adalah suatu pekerjaan yang dilakukan dengan bahan benda kerja pelat, baik tipis
maupun tebal. Kerja pelat dapat dilakukan secara manual (tangan) ataupun mekanis, tergantung
dari tebal dan tipisnya pelat yang dibutuhkan. Makin tebal pelat yang dikerjakan berarti makin
besar pula tenaga yang diperlukan untuk mengerjakannya.
• Peralatan Bangku
Peralatan bangku yang akan diuraikan disini, tidaklah meliputi seluruh peralatan bangku yang
dibutuhkan pada pengerjaan kerja pelat, karena peralatan lainnya, telah/akan diuraikan pada
subyek-subyek yang lain. Jadi peralatan bangku disini hanya mencakup:
• Palu
Palu terdiri kepala dan tangkai. Tangkai palu dimasukkan ke kepala yang kemudian dipasak agar
tidak mudah lepas. Jenis palu yang biasanya digunakan pada kerja pelat, antara lain:
Palu lunak (Malet), Palu pena kepala bulat, Palu pena kepala lurus atau Kepala silang, Palu regang,
palu rata, Palu kepala bulat,

• Klem/Alat Penjepit
Selain ragum, dalam pengerjaan benda kerja pelat sering digunakan alat penjepit/klem untuk
menjepit benda kerja dalam memudahkan pengerjaan. Seperti pengelingan, penandaan
(menggores menitik), mengikir, menggergaji dan lain sebagainya. Jenis klem/alat penjepit yang
biasanya digunakan pada pengerjaan pelat antara lain:
Klem pegas, Klem tangan, Klem-C, Klem kayu ( hand screw ),
• Pemotongan
• Gunting tangan/gunting pelat
Gunting pelat/gunting tangan adalah alat potong yang sering dan penting pada kerja pelat (selain
pahat dan gergaji), terutama untuk pelat-pelat yang tipis. Gunting tangan dapat dipakai untuk
memotong berbagai bentuk seperti memotong lurus, lengkung, menyudut, lubang dan lain
sebagainya. Hasil pemotongan baik dan dapat tepat pada ukurannya.
Gunting tangan ada yang untuk pemotongan sisi kanan atau pemotongan sisi kiri, dan biasanya
untuk memotong pelat hingga ketebalan 1 [mm]. Untuk perawatan gunting tangan ini jangan
digunakan untuk memotong kawat baja. Tekanan pemotongan yang terbesar ada dibagian
belakang dari sisi potongnya.
Jenisnya antara lain: Gunting pelat tipe”lion”; tipe “pelican; Gunting pelat American; Ginting
pelat bentuk; Bentuk “universal”;

Selama proses pemotongan kedua pisau potong menekan kedua pemukaan pelat
Jika sudut diantara kedua pisau < 20 o , maka akan terjadi pemotongan.
Jika sudut diantara kedua pisau > 20 o , maka tidak akan terjadi pemotongan.
• Proses Pemahatan
Dalam kerja pelat, pahat sering digunakan untuk membuat lubang pada pelat dan untuk
memotong bagian yang tidak terjangkau oleh gunting pelat atau alat potong lainnya. Pahat yang
biasa digunakan dalam pengerjaan pelat antara lain:
Pahat ceper; pahat potong;
Mesin Potong Manual
Pelat logam dapat dipotong dengan mesin atau dengan tangan. Tentu saja dengan mesin akan
lebih cepat. Ada beberapa jenis mesin potong, yaitu mesin potong lurus yang paling bayak
dijumpai/digunakan. Mesin ini digunakan untuk pemotongan lurus dan memangkas agar satu sisi
tegak lurus terhadap lainnya. Ia juga dilengkapi dengan pengukur yang dapat membatasi
jara/panjang pelat yang akan dipotong.
Mesin pemotong lurus, terdiri dari dua rangka penyangga,kepala, penekan, pedal injak, dua pisau
dan beberapa pembatas. Pisau potong pada bagian bawah diikat pada meja yang akan menahan
pelat pada saat dipotong. Pada permukaan meja terdapat alur agar penggeseran pelat lebih
mudah. Pada meja terdapat pula celah tempat pembatas depat dijepit.
Pisau potong yang diikat pada kepala silang, bekerja lewat tekanan pedal injak. Pisau ini
membentuk sudut kecil terhadap pisau potong bawah. Sehingga sisi pisau hanya sebagian kecil
saja bekerja setiap pemotongan. Dengan demikian bidang pemotongan setiap kali berkurang dan
bersamaan dengan itu pula gaya yang diperlukan berkurang pula.
Umumnya pelat dimasukkan dari depan mesin, dengan maksud agar lebih mudah menginjak
pedal. Karena untuk mengoperasikannya cukup satu orang saja. Jika pemotongan dilakukan oleh
dua orang atau lebih, maka harus ada koordinasi dan saling pengertian, jangan sampai yang satu
menginjak pedal sedang tangan yang lainnya masih berada diantara pisau.
• Mesin Potong Hidrolik

• Penekukan
Alat penekuk manual
Selembar pelat dapat dibentuk dengan bengkokan pada berbagai landasan cetak. Bentuk
landasan cetak bermacan-macam sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan. Bentuk
persegi, bulat sudut, sambungan, dan lain-lain dapat dikerjakan pada landasan cetakan. Alat ini
digunakan bila mesin yang cocok untuk bentuk yang dikehendaki tidak tersedia.
Untuk melipat, atau membengkok-kan pelat digunakan berbagai jenis mesin. Mesin ini, cara
operasinya dengan menggunakan motor listrik atau hidrolik atau dengan tangan. Mesin pelipat
dengan tangan pada umumnya terdapat di setiap bengkel kerja pelat. Mesin ini kecil, sehingga
ukuran yang dapat dikerjakan terbatas
Alat penekuk sistim hidrolis
• MESIN BOR ( Drilling machine )

Dibandingkan dengan mesin lainnya mesin


bor adalah merupakan suatu alat perkakas
yang sederhana konstruksinya dan sering
digunakan dalam operasi atau proses
pemesinan. Mesin bor selain digunakan
untuk membuat lubang dapat juga digunakan
untuk untuk bermacam-macam operasi
seperti reaming (peluasan), coutersink,
counterboring, membuat ulir, dan beberapa
pekerjaan lainnya.
Alat potongnya yang berputar dan dipasang
pada poros dari mesin bor, yang melakukan
gerakan ingsutan putaran utama dan gerakan
ingsutan lurus.
Mesin bor dapat digolongkan:
• Mesin bor tangan (mekanik dan elektronik)
• Mesin bor bangku atau dengan kaki
• Mesin bor tiang ( column ) atau mesin gurdi tegak (tunggal atau banyak poros) • Mesin-mesin
bor “koordinat”( jig boring)
• Mesin bor radial
Pemilihan dalam penggunaan dari mesin bor tegantung dari seberapa lebar diameter dan ukuran
benda kerjanya.
• Mesin bor “Tangan”
Penggunaan mesin bor tangan terutama dalam pemakaian terutama dalam benda yang telah
dipasang dan benda terpasang ( fitting ). Alat dan perlengkapan harus dipelihara kebersihannya
hanya dengan demikian efisiensi kerja dapat terlaksana
mesin bor manual (diputar dengan tangan)

mesin bor tangan listrik mesin bor manual (diputar dengan tangan)

• Mesin bor Bangku


Dinamakan mesin bor bangku, dikarenakan mesin ini umumnya ditempatkan di atas bangku kerja
atau diatas kaki yang khusus. Poros bor biasanya langsung digerakkan oleh sebuah motor listrik
dengan bantuan sebuah sabuk – V. Pengaturan jumlah (kecepatan) putaran dilakukan dengan
memindahkan sabuk – V. Sedang gerakan ingsutannya dilakukan dengan perantaraan sebuah
roda gigi kecil dan sebuah tuas yang bekerja pada sebuah batang-gigi. Batang–gigi dipasang pada
sebuah tabung yang didalamnya terdapat bantalan untuk poros bor. Tabung dan poros dapat
digerakkan bersama-sama secara vertikal. Mesin gurdi bangku digunakan untuk memmbuat
lubang dari lubang-lubang yang berdiameter kecil sampai diameter kurang lebih 16 [mm].
Biasanya mesin-mesin ini ditempatkan diatas bangku kerja atau suatu alas dari lembaran besi (
sheet metal ).

• Mesin bor bangku meja tunggal


Mesin dapat ditemukan pada bengkel-bengkel kecil,
atau bengkel-bengkel elektronik yang digunakan
untuk berbagai keperluan proses pengeboran.
Diameter mata bor yang dapat digunakan di mesin ini
terbatas besarnya hanya dapat sampai diameter 6
[mm].

• Mesin bor bangku meja ganda


Mesin bor ini lebih besar dari mesin bor bangku kerja
tunggal. Mesin bor ini mempunyai meja ganda:
• Meja dasar mesin. Meja diletekkan dan diikat pada
meja oleh baut-baut pengikat. dan biasanya
digunakan sebagai tumpuan benda kerja yang besar.
• Meja mesin. Meja ini biasanya digunakan untuk
meletakkan alat jepit seperti ragum, dan digunakan
untuk mengerjakan pemboran benda-benda kerja
yang relatif kecil. Meja ini dapat dinaik – turunkan
sesuai keinginan sepanjang kolom mesin.
• Mesin bor tiang “ Column ”
Mesin bor jenis “ Column ”, terdiri dari
sebuah batang tegak, padanya dipasang
kepala mesin bor dan meja kerja. Meja
mesin dapat digerakkan keatas dan
kebawah begitu juga kesamping (diputar).
Benda kerja yang dikerjakan lebih tinggi
daripada dengan mesin bor bangku, dan
benda kerja dapat diletakkan tepat
dibawah bor dengan pemutaran meja.
Jenis mesin bor ini biasanya juga dilengkapi
dengan sistim otomatis.

• Mesin bor “ Radial ” ( The radial drilling machine )


Untuk pengeboran suatu lubang dari benda kerja
yang besar dan berat, adalah sukar untuk tiap kali
memindahkan benda kerja tersebut di bawah poros
gurdinya. Untuk benda kerja yang demikian harus
digunakan cara lain, yaitu dengan menempatkan
poros bor di atas lubang yang akan dibor. Perkakas
yang cocok untuk melakukan gerakan tersebut adalah
mesin bor “ radial ”. (lihat gambar)
Eretan-bor a , dengan poros-bor dan pergerakan
dapat dipindah-pindahkan secara horisontal melalui
lengan bor b, sehingga jarak senter antara poros bor
dengan tiang atau radiusnya dapat berubah.
Lengan-bor b , dapat disetel vertikal dan tiang luar c
dapat diputar sekeliling tiang

Mesin bor “Koordinat ” ( Jig boring machine )


Mesin-mesin bor yang dibahas sebelumnya ditujukan untuk mepertinggi produksi dari pekerjaan
pengeboran biasa. Dengan pekerjaan pengeboran biasa dimaksudkan pengeboran lubang-lubang
yang diameter-diameter dan jarak-jaraknya mempunyai toleransi beberapa persepuluh
milimeter. Bila perlu, diameter lubang-lubang itu dapat dibuat tepat sekali ukurannya dengan
peluasan.
Tetapi yang lebih sulit ialah menentukan toleransi dari jarak-jarak lubang dalam beberapa per-
seratus milimeter. Penggoresan yang sangat teliti dari suatu benda kerja adalah sulit dan
memakan waktu lama dan hasilnya tetap diragukan akan baik.
Agar dalam pengeboran tidak tergantung dari penggoresan, maka kita gunakan mesin bor
koordinat. Dengan mesin ini adalah memungkin untuk menggeserkan benda kerja terhadap
poros bor atau poros bor terhadap benda kerja melalui dua buah hantaran yang saling menyiku
dengan ketelitian sampai seperseratus milimeter. Pada hakekatnya mesin bor koordinat
merupakan mesin ukur yang sangat kaku, dengan mana dapat dilakukan pengeboran.
Mesin bor jenis ini dikontruksikan untuk membesarkan dan membuat lubang-lubang dengan
jarak pusat ke pusat yang tepat dan diameter yang sangat teliti.
Meja dibuat sebagai meja kombinasi dan dapat digerakkan dengan arah memanjang dan
melintang

• Alat-alat pemegang mata bor


Bentuk batang mata bor ada dua macam, yaitu batang lurus dan batang tirus (konis). Batang
untuk diameter sampai dengan 13 [mm] umumnya batangnya berbentuk lurus. Untuk bentuk
batang yang lurus alat pemegangnya adalah chuck bor ( drill chuck ). Sedang batang yang
berbentuk tirus tidak membutuhkan alat penjepit. Sebab spindel mesin bor sudah berbentuk
lubang yang mempunyai tirus, dan lubang inilah tempat kedudukan bor yang akan digunakan.
Jadi memasang mata bor yang berbentuk tirus tinggal memasukkan pada lubang spindel secara
kejut dan akan mengunci dengan sendirinya seperti halnya waktu memasang chuck bor, taper
sleeve (sarung pengurang), collet type .
MODUL MESIN SEKRAP

Gambar 1. Mesin sekrap

Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas yang digunakan (dikonstruksikan) untuk
mengubah permukaan bidang rata sesuai dengan bentuk-bentuk yang dikehendaki,
seperti:
 Bidang-bidang datar,
 Bidang yang saling menyiku tegak lurus ,
 Bidang yang berbentuk alur,
 Bidang bertingkat,
 Bidang bersudut.

Gambar 2. Bidang–bidang yang dapat di-sekrap

Mesin sekrap mempunyai prinsip gerakan utama mendatar, pada langkah pemakanan akan
menghasilkan beram (tatal logam) dari benda kerja. Panjang langkah dapat diatur dengan cara
mengubah jalan keliling pasak engkol pada roda gigi penggerak, pemindahan ini diatur dengan
memutar poros pengatur langkah.

JENIS MESIN SEKRAP

a. Mesin sekrap datar (horisontal), gerakan utamanya adalah kearah horisontal. Untuk
melakukan proses pemotongan, mesin jenis dapat dibagi menjadi 2, yakni:
 Alat potong yang bergerak (Shaping machine)
 Benda kerja yang bergerak (Planning machine)

b. Mesin sekrap tegak (vertikal), gerakan utamanya adalah kearah veritkal (naik-turun)
 Mesin sekrap pembuat celah (Slotting machine), digunakan untuk membuat alur atau
celah.
Gambar 3. Mesin sekrap horisontal

 Mesin sekrap bentuk (Countour), digunakan untuk membuat bentuk-bentuk yang relatif
kompleks.

Gambar 4. Mesin sekrap vertikal

Mekanisme Gerak Mesin Sekrap


Mesin sekrap menghasilkan permukaan-permukaan yang datar, hal ini dicapai oleh pahat
yang begerak horisontal ke maju - mundur dengan benda kerja dibawahnya, benda kerja
diam pada waktu pahat menyayatnya. Dengan bantuan sabuk motor penggerak
menggerakkan roda gigi, yang terdapat dalam kotak roda gigi dan yang mengatur
kecepatan. Kemudian roda gigi ini meneruskan tenaga ke roda gigi penggerak, roda gigi
penggerak membawa lengan bergerak maju dan mundur karena adanya engkol yang
berayun. Gerakan maju atau mundur yang disebut juga panjang langkah dapat diatur
dengan menggerakkan poros roda gigi. Gerak langkah mundur memerlukan waktu lebih
pendek pada langkah maju.

Gambar 5. Mekanisme Pengaturan panjang langkah

Agar benda kerja dapat tersayat maka, benda kerja harus begerak ke arah kiri atau kekanan,
gerakan ini akan mempengaruhi kekasaran permukaan benda kerja. Besar dan kecilnya
gerakan diatur oleh tuas yang berada disebelah kiri dari mesin sekrap, yaitu dengan
mengubah posisi b mendekati atau menjauhi titik tengah dari rida gigi a

Gambar 6. Mekanisme Pengaturan gerakan benda kerja kekiri atau kekakan

Menghitung kecepatan langkah :


V
n ; lp  l  law  lak
2l

dimana :
n = kecepatan langkah
V = kecepatan potong
lp = pangjang langkah

9. MESIN BUBUT ( Turning/lathe machine )


Mesin bubut mempunyai gerak utama benda kerja berputar dan pahat potong bergerak secara
mendatar. Mesin bubut biasanya digunakan untuk membuat benda kerja menjadi silindris,
meratakan permukaan benda kerja, dan juga bisa digunakan untuk membuat lubang.
Bagian –bagian utama mesin bubut
• Alas Mesin ( Bed )
Bed adalah merupkan kerangka dari mesin bubut dimana diatasnya merupakan tempat
kedudukan dari unit –unit lain, seperti kepala lepas ( tail stock ), pembawa ( carriage ) yang
bertumpu dan bergerak
Bed dibuat kaku dan kokoh dan biasanya dari besi cor yang dilapisi dari nikel khrom . Pada
permukaan atas dibuat jalan (rel) untuk jalannya pembawa dan atau kepala lepas.

Lemari Roda Gigi ( Gear Box )


Fungsi Lemari roda gigi adalah untuk mengubah kecepatan putaran dan atau arah putaran.
Didalamnya terdapat roda gigi-roda gigi (lihat gambar) yang dapat dipindah-pindah sehingga
putaran dapat berubah sesuai dengan keinginan dan tabel yang telah disediakan. Di bawahnya
terdapat roda gigi yang akan memutarkan ulir transportir, di mana ulir ini digunakan untuk
kecepatan pemakanan secara otomatis dan juga untuk mengubah kisar ulir dalam pembuatan
ulir di mesin bubut secara otomatis pula.
Sedang di samping kiri terdapat puley yang dihubungkan oleh V-belt ke puley motor, motor inilah
yang akan memutarkan roda gigi-roda gigi di dalam lemari roda gigi. Putaran dari motor adalah
tetap tidak berubah, tetapi keluar dari lemari gigi pada spindel utama akan berubah sesuai
dengan sesuai dengan keinginan dan tabel yang telah disediakan.
Di samping kanan lemari roda gigi terdapat kepala tetap yang satu poros dengan spindel utama.
Pada kepala tetap dipasang alat untuk memegang benda kerja misalnya cekam tiga rahang ( 3
jaws chuck ), face plate (termasuk lathe dog ) dan lain sebagainya.

Kepala Lepas ( Tail Stock )


Kepala lepas diletakkan diatas bed dan dapat digeser-geserkan sepanjang bed dan pada posisi
yang diinginkan dapat dikunci sehingga tidak bergeser.
Fungsi kepala lepas adalah untuk mendukung atau menumpu ujung benda kerja yang satunya,
panjang serta berdiameter kecil. Sehingga bila benda kerja berputar tidak akan oleng dan
hasilnya akan benar-benar silindris. Selain itu kepala lepas juga dapat digunakan sebagai
pemegang peralatan lain, seperti mata bor (drill), peluas (reamer), cekam bori (drill chuck) dan
lain sebagainya. Jadi Mesin bubut juga dapat digunakan untuk membuat lubang dengan
menggunakan mata bor atau membesarkan lubang dengan menggunakan peluas atau yang
lainnya.
Pembawa (Eretan / Carriage / Saddle )
Pembawa terletak diatas bed berada diantara kepala tetap dan kepala lepas. Dan terutama
berfungsi untuk membawa alat potong (pahat bubut) bergeser-geser sepanjang benda kerja yang
akan dibubut, gerakannya adalah sejajar dengan sumbu benda kerja.

Pada pembawa terdapat;


• Eretan melintang ( cross slide ). Eretan ini begerak melintang terhadap sumbu benda kerja.
Biasanya digunakan untuk membubut permukaan ( facing ), tetapi lebih sering digunakan
untuk kedalaman pemakanan.
• Eretan atas ( top slide ), terletak diatas eretan melintang dan ditumpu pada skala sudut.
Digunakan untuk melayani yang dilakukan oleh alat potong, dengan sudut yang dibentuk
oleh gerakan gerakanya dengan sumbu benda kerja. Sudut tersebut dapat diatur pada skala
pembagian sudut dari dudukannya.
• Pemegang pahat ( tool post), berfungsi untuk memegang alat potong (pahat bubut). Dan
terletak di atas eretan atas.
Cara menjalankan mesin bubut
Pada dasarnya semua jenis mesin bubut mempunyai persamaan-persamaan dalam system
kontrolnya. Biasanya kontrol mesin menggunakan gabungan antara kerja mekanis dan system
kelistrikan. Sebuah mesin bubut yang standar memiliki sebuah kotak panel listrik, pada panel
tersebut terdapat beberapa saklar magnetic dan system pengaman ( fuse ); aliran listrik dari jala-
jala dimasukkan ke dalam lemari panel ini, dari lemari panel kemudian diteruskan pada motor
listrik penggerak utama melalui saklar pilih dan tuas control. Lemari panel juga melayani pompa
pendinginan dan lampu penerangan.

Sistem Kontrol Mesin Bubut


Sistem ini sering dijumpai pada mesin bubut dari ukuran sedang sampai ukuran yang besar.
Sedang mesin bubut dengan ukuran yang besar, dewasa ini lebih cenderung menggunakan sistim
control CNC yang semuanya hampir digerakkan dengan computer, karena sebagian besar
menggantikan tugasnya operator.
Saklar Emergency dipasang diantara jala-jala listrik dan panel listrik sebagai pengaman mesin.
Bila saklar diputar sehingga terdapat
pada pasisi angka 2 (misalnya), maka
kecepatan putarannya akan lebih cepat
dua kali disbanding dengan yang posisi
angka.1

• Tombol Emergency
Saklar ini berfungsi untuk pengaman,
yaitu apabila terjadi sesuatu yang tidak
dikehendaki (kecelakaan) maka dengan
menekan tombol ini hubungan listrik
akan terputus. Sehingga semua listrik
dari jala-jala ke saklar utma akan
terputus.
• Saklar Utama • Tuas Pemindah kecepatan putaran
Fungsinya adalah sebagai penghubung arus Tuas ini berfungsi untuk mengubah
listrik dari jala-jala ke kotak panel dengan putaran. Di mana setelah kecepatan
melalui tombol emergency. putaran (n) dihitung kemudian tuas
• Saklar Pilih putara disesuaikan dengan tabel yang
Pada umumnya motor listrik yang terpasang telah tersedia di mesin bubut.
pada mesin bubut memiliki 2 variasi kecepatan
putaran. • Tuas Kontrol
Tuas kontrol digunakan sebagai control
utama/alat untuk memutarkan spindle
mesin. Tuas control biasanya ditarik
keatas untuk putaran searah jarum jam
(clockwise) atau ditekan ke bawah untu
memutarkan spindle berlawanan arah
putaran jarum jam (Counter clock wise).

•Alat Perlengkapan Mesin Bubut


•Alat Pencekam Benda Kerja
Pelat Pembawa
Pencekam tiga atau empat (3 atau 4) rahang universal (bergerak bersamaan/otomatis)
Pencekam tiga atau empat (3 atau 4) rahang independen (bergerak sendiri-sendiri)

Pembawa ( lathe dog


Alat Pencekam Benda Kerja
• Pembawa ( lathe dog )
Alat ini dipasang bersama-sama pelat pembawa dengan maksud untuk membawa serta benda
kerja suapay ikut berputar sesuai dengan sumbu mesin

• Senter
Senter dipasang pada spindel utama dan atau pada kepala lepas dengan fungsi untuk menjepit,
mendukung benda kerja diantara senter ( between centre ), untuk dengan syarat benda kerja
telah di senter bor terlebih dahulu. Macamnya ada dua yakni: senter tetap dan senter berputar

Penyangga (kacamata)
Senter

• Penyangga (kacamata)
Alat ini digunakan untuk menyangga benda kerja bulat dan panjang agar supaya tidak
melengkung, sehingga tetap lurus segaris sumbu. Macamnya ada dua, yakni; kacamata jalan dan
kacamata tetap

• Kartel
Kartel berguna untuk membuat alur-alur kecil pada benda kerja dengan maksud supaya tidak
licin jika dipegang dengan tangan.
Contoh beberapa hasil yang dapat dikerjakan pada mesin bubut, antara lain:

10. MESIN FREIS


Mesin freis adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengerjakan/menyelesaikan suatu benda
kerja dengan mempergunakan pisau freis ( cutter ) sebagai pahat penyayat yang berputar pada
sumbu mesin. Mesin freis termasuk salah satu mesin yang gerak utamanya berputar, di mana
pahat potong (pisau freis) dipasang pada spindel. Spindel ini dapat berputar serah jarum jam (
clock wise ) atau berlawanan arah jarum jam ( counter clock wise ) disesuaikan dengan arah mata
potong dari pisau freis, sedang putarannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan rumus yang telah disediakan.
Umumnya mesin freis digunakan untuk meratakan permukaan, membuat alur, membuat roda
gigi, membuat benda kerja yang mempunyai segi banyak beraturan, membuat profil dan bentuk
yang tak beraturan dan lain sebagainya.
Prinsip kerja mesin freis adalah alat potong ( cutter ) mempunyai gerak putar, sedangkan benda
kerja yang terpasang pada meja mempunyai gerak mendatar, tegak, atau berputar secara lambat
(sesuai dengan kecepatan pemakanan).

Contoh hasil yang dapat dikerjakan pada mesin freis, antara lain:
• Macam-macam Mesin Freis
• Mesin Freis Bangku
Kedudukan sumbunya (spindel) kearah tegak (vertikal). Kepala mesin yang tegak dan hanya bisa
digerakkan naik turun, biasanya mesin ini hanya digunakan untuk mengefreis benda kerja yang
kecil dan dengan kedalaman pemakanan maksimum 2 [mm].
• Mesin Freis Datar • Mesin Freis Tegak

Mesin ini dibentuk sedemikian rupa sehingga Kedudukan sumbunya (spindel) kearah tegak
meja kerja dapat digerakkan longitudinal (vertikal). Kepala mesin yang tegak dapat
maju mundur, secara manual maupun diputar kekiri atau ke kanan serta dapat
otomatis. Kedudukan sumbunya (spindel) digerakkan naik, sehingga mesin dapat

kearah datar (horizontal). digunakan untuk membuat benda kerja yang


tidak dapat dilakukan dengan mesin freis datar.
Mesin freis jenis sangat sesuai untuk membuat
bentuk alur alur ekor burung (dovetail ), alur
tanpa ujung (blind slot), alur T.
• Mesin Freis Universal
Konstruksi mesin freis universal tidak
berbeda dengan mesin freis datar,
perbedaannya hanya terletak pada
mejanya. Meja mesin dapat digeser
(diputar) sehingga membentuk sudut
(swivel), disamping dapat bergerak
mendatar dan tegak. Oleh karena itu mesin
freis universal sering digunakan untuk
membuat benda kerja roda gigi spiral
(heliks). Sumbu utama (spindel) gaungan
bidang vertikal & horizontal
Dasar-dasar Pemakanan
Pada dasarnya peroses pemakanan benda kerja di mesin freis tidak berbeda dengan pemakanan
benda kerja di mesin bubut, hanya kalau di mesin bubut yang berputar benda kerjanya, sedang
dimesin freis yang berputar adalah alat potongnya (pisau freis).
Beram yang terjadi dikarenakan oleh gerakan pisau freis, sisi potongnya membentuk sebuah
lingkaran. Agar supaya pisau freis dapat meomotong benda kerja, maka sisi potongnya juga
mempunyai sudut baji seperti halnya pada pahat bubut. Untuk medapatkan beram benda kerja
bergerak lurus, gerak utama dan gerak pemakanan dijalankan oleh mesin. Selama proses
pengerjaan setiap mata potong memakan benda kerja hanya pada waktu berputar saja dan harus
mendapatkan pendinginan.

Pada pengerjaan lainnya dimana sumbu


pisau freis tegak lurus dengan permukaan
benda kerja, pisau tidak hanya memotong
dengan gigi-gigi pada sekelilingnya tetapi
juga dengan bagian muka pisau freis. Pada
prosesnya setiap mata potong akan
memotong beram dengan sama tebalnya
Pada proses pengerjan yang sederhana sumbu pahat dan mesin akan menerima tekanan sama
paralel dengan permukaan benda kerja yang rata.
dikerjakan, pahat berbentuk silinder dan mempunyai Didalam proses pengerjaan di mesin freis
sisi potong pada kelilingnya. Dalam prosesnya mesin mata potong-mata potong seringkali rusak
akan menerima tekanan yang tidak teratur. (tumpul), pisau yang tumpul akan
menghasilkan permukaan benda kerja
yang tidak bersih dan ukuran yang tidak
teliti. Oleh karena bila mendapati pisau
freis sudah tumpul atau ada yang rusak
sebaiknya pisau freis diasah dulu atau
ganti yang baru
• Perlengkapan Mesin Freis
Pada garis besarnya perlengkapan mesin freis dapat dibagi 3 bagian, yaitu Pertama perlengkapan
yang kedudukannya pada kepala mesin, misalnya poros freis. Kedua perlengkapan yang
fungsinya sebagai alat penjepit, misalnya ragum penahan benda kerja dan lain-lain. Ketiga adalah
perlengkapan kepala pembagi, kepala lepas, dan lain sebagainya.
• Poros Freis (Arbor)
Poros freis yang ini gunanya sebagai tempat kedudukan pisau freis (alat potong) dan ditempatkan
pada sumbu utama mesin freis datar. Alat ini ini bentuknya bulat panjang dan sepanjang
badannya beralur untuk pasak. Bagian ujung berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir. Poros
freis dilengkapi dengan cincin-cincin (collar) dan terpasang pada badang poros. Cincin ini
berfungsi sebagai pengunci/pengikat pisau freis yang terpasang diantara cincin-cincin tersebut.
Umumnya pisau freis yang terpasang berbentuk panjang dan ditengahnya berlubang dan beralur
untuk pasak, misalnya Plain Mill Cutter , pisau freis roda gigi, atau yang lainnya.

• Adaptor
Dipasang pada mesin freis tegak, Alat ini digunakan untuk memegang pisau freis yang pendek
dan berlubang serta beralur misalnya Face Mill Cutter .
• Kolet
Kolet adalah alat penjepit pisau freis
yang bertangkai tirus/lurus. Bentuk
alat ini bermacam-macam, tetapi
prinsip kerjanya sama yaitu untuk
memegang pisau freis yang berbentuk
jari ( End Mill Cutter ).

• Kepala pembagi.
Kepala pembagi adalah suatu alat yang gunanya untuk membagi sudut atau lainnya dari suatu
benda yang akan difreis sehingga menghasilkan pembagian yang sama. Alat ini sangat penting,
khususnya diwaktu membuat suatu segi yang sama sisi pada suatu batang atau benda yang
berbentuk bulat.atau yang lainnya (tidak harus bulat), misalnya segi 4, 6, 8, 10, 12 dan
seterusnya. Diadalam alat ini terdapat hubungan antara roda gigi cacing dengan poros ulir cacing.
Jumlah gigi pada roda gigi cacing biasanya 40 buah. Jadi perbandingan putaran antara poros
dengan roda cacing adalah 40 : 1, maksudnya apabila poros diputar 40 kali putaran, maka roda
gigi cacing akan berputar 1 kali. Dengan demikian bila poros ulir cacing diputar 1 kali, maka benda
kerja akan berputar 1/40 putaran. Pada poros berulir ini dipasang piring pembagi (plat index)
yang mempunyai lubang-lubang kecil dengan jumlah banyak. Tetapi kedudukan lubang-lubang
ini beraturan menurut garis lingkaran, dan pada tiap-tiap garis lingkaran lubang ditandai dengan
tulisan angka-angka, misalnya 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21 dan seterusnya; di mana angka-angka
tersebut menunjukkan jumlah lubang-lubang pada garis lingkaran tersebut.

Selain itu, pada ujung poros dipasang suatu batang pemutar (engkol) dan sepasang kaki jangka.
Pada ujung batang pemutar dipasang pin yang berpegas, di mana ujung pin tersebut akan masuk
pada lubang yang terdapat pada piring pembagi jika kedudukannya tepat. Batang pemutar dapat
diatur kedudukannya sehingga ujung pin akan masuk pada lubang yang terdapat pada garis
lingkaran yang dikehendaki, sedangkan kaki jangka gunanya untuk menentukan jumlah lubang
yangharus ditambahkan dan kedudukan pin.
Contoh 1: Jika kita akan membuat/mengefreis suatu benda bulat menjadi 8 bagian yang sama
panjang sisinya, maka batang pemutar harus diputar 40 : 8 = 5 untuk setiap pergantian
pengefresian. Karena hasilnya genap, maka ujung pin dapat ditempatkan di mana saja asalkan
setelah diputar 5 kali, pin harus ditempatkan kembali pada tempat semula.

Contoh II: Jika batang tersebut akan difreis menjadi 15 bagian yang sama, maka caranya adalah:
• Batang tersebut harus diputar 40 : 15 = 2 2/3, artinya pergantian pengefreisan adalah 2
putaran ditambah 2/3 putaran.
• Carilah piring pembagi yang mepunyai lubang kelipatan dari 3, misalnya 21. Kemudian ujung
pin pada batang pemutar masuk ke lubang yang terdapat garis lingkaran yang berangka 21
(mempunyai lubang 21 buah).
• 2/3 putaran = 2/3 x 21 = 14 bagian, 14 lubang.
• Dengan demikian batang pemutar untuk satu pengefreisan haruas diputar sebanyak 2
putaran ditambah 14 lubang.
• Jadi 40/15 = 2 2/3 = 2 14/21 Þ artinya 2 putaran engkol + 14 lubang pada pelat pembagi yang
mempunyai jumlah lubang 21

Agar penambahan 14 lubang (kelebihan putaran) tidak selalu dihitung atau tidak terjadi
kekeliruan setiap pergantian bagian yang difreis, maka jangka diatur sehingga jarak kedua kaki
menjadi 14 lubang. Sehingga setiap pergantian bagian yang difreis, kaki jangka ini diputar
sehingga kedudukan pin selalu tetap pada jarak putaran yang telah ditentukan.

Kepala lepas
Alat ini sama dengan kepala lepas yang ada di mesin bubut, berfungsi sebagai penumpu/penahan
benda kerja yang akan difreis bila benda kerja tersebut dipasang diantara 2 senter atau salah satu
ujung dijepit/dicekam. Kedudukan senter kepala lepas dapat diatur naik turun serta maju
mundur untuk menyesuaikan dengan benda kerjanya.

• MESIN GERINDA ( Grinding Machine )


Pada dasarnya mesin gerinda berguna untuk menggerinda permukaan benda kerja sehingga rata
dan halus, khususnya untuk mengasah pahat potong mesin perkakas. Bentuk dari mesin gerinda
bermacam-macam antara lain:

Mesin Gerinda Meja/Standar ( Pendestal Grinding )


Mesin gerinda ini mempunyai dua
buah roda batu gerinda (kiri dan
kanan) yang halus dan sebuah lagi
kasar. Kegunaannya adalah untuk
mengasah alat-alat potong, seperti
pahat, mata bor, pahat bubut dan lain
sebagainya. Mesin gerinda dipasang
pada meja kerja atau bangku dengan
cara diikat menggunakan baut

• Mesin Gerinda Permukaan ( Surface Grinding )


Mesin gerinda ini berfungsi untuk menggerinda
permukaan benda kerja untuk menghasilkan
ukuran yang tepat dengan permukaan yang
halus dan rata. Benda kerja diletakkan pada
landasan/meja yang mempunyai magnet, jadi
benda kerja dipegang oleh magnet atau dapat
juga benda kerja dicekam oleh ragum, kemudain
ragum diletakkan di atas meja yang bermagnet.

• Mesin Gerinda Silinder ( Cylinder Grinding )


Mesin gerinda silinder
digunakan untuk
menggerinda benda
kerja-benda kerja yang
berbentuk silindris,
misalnya poros lurus
atau tirus atau yang
lainnya. Benda kerja
dicekam dengan
menggunakan chuck tiga
rahang atau dijepit
diantara senter.
Pemegang benda kerja
dilengkapi dengan motor
tersendiri, oleh sebab itu
antara batu gerinda dan
benda kerja dapat
berputar dengan arah
yang berbeda
Mesin Gerinda Alat Potong ( Tool Grinding )
Mesin gerinda ini digunakan untuk
menggerinda secara presisi berbagai alat
potong seperti pisau freis, pahat bubut,
mata bor, single atau two lip cutter dan lain-
lain. Kepala gerindanya dapat diputar (
swivel ), sehingga mesin gerinda ini dapat
berfungsi sebagai mesin gerinda datar atau
silinder.

• Batu Gerinda/Roda Gerinda


• Penampang/bentuk roda gerinda
Penampang roda gerinda yang
sering digunakan untuk mengasah
alat-alat potong atau digunakan di
dalam suatu bengkel perkakasa
antara lain adalah sebagai berikut;
roda gerinda rata, roda gerinda
pembentuk, roda gerinda
topi/mangkok, roda gerinda
cakra, dan roda gerinda silinder.
Roda gerinda merupakan
pahat/pisau yang melakukan
pemakanan/penyayatan dari
mesin gerinda, hasil yang baik
dapat dicapai apabila digunakan
batu gerinda yang tepat, putaran
yang sesuai dengan benda kerja
yang sedang dikerjakan. Roda
gerinda dibuat dari butiran
pengasah dan perekat. Susunan
dan ukuran dari butiran pengasah
dan perekat akan menentukan
kondisi batu gerinda. Pada batu
gerinda terdapat lubang dan
padanya terpasang sebuah bush
yang sesuai dengan poros spindel
mesin.

• Bagian–bagian roda gerinda


Setiap roda gerinda mengandung
dua komponen:
Abrasive , yang bekerja sebagai
pemotong, pengasah dan Bond ,
sebagai perekat yang mengikat
butiran-butiran abrasive selama
pemotongan. Diantara bagian-
bagian yang kosong atau pori-pori
dalam ukuran dan jumlah yang
beraneka ragam, dan ini akan
mempengaruhi roda-roda gerinda
dalam pemotongan atau
pesanghannya.

Butiran pengasah
Ada dua jenis butiran pengasah yang umum digunakan dalam pembuatan batu gerinda, yakni
aluminium oksida dan silikon karbida.
• Aluminium oksida , adalah pengasah yang dibuat dari bijih alumnium (bauksit) yang
dipanaskan dalam dapur tinggi hingga suhunya mencapai ± 2.100 o C.
• Silikon karbida , dibuat dari pasir silika dan karbon dalam dapaur listrik, temperatur dapur
yang tinggi mencampurkan silika dan karbon dalam bentuk kristal silikon karbid, kristal-
kristal ini dihancurkan dan dipisah-pisahkan dengan menggunakan saringan. Pengasah ini
jauh lebih keras dibanding dengan aluminium oksid, dan biasanya digunakan untuk
menggerinda bahan-bahan yang keras seperti batu atau keramik.
• Batu gerinda yang butiran pengasahnya halus akan menghasilkan permukaan penggerindaan
yang halus pula, demikian sebaliknya bila batu pengasahnya kasar maka hasil
penggerindaannya juga akan kasar.

Beberapa hal dalam memilih batu gerinda, antara lain:


• Benda kerja yang akan digerinda
• Permukaan/hasil penggerindaan yang diharapkan.
• Banyaknya benda kerja yang akan digerinda, tebal/tipisnya benda kerja akan dikurangi
dalam penggerindaan.

Perekat (bond)
Adalah suatu bahan perekat yang digunakan untuk merekatkan butiran pengasah untuk
membentuk susunan batu gerinda, jenis perekat batu gerinda, yakni vitrified bond, silikat bond,
dan organis bond
• Vitrified bond, adalah suatu campuran tanah liat dengan butiran pengasah pada suhu ± 1.100
derajat C – 1.350 derajat C. Roda gerinda ini peka terhadap hentakan dan pukulan tetapi
tidak berubah karena panas atau dingin dan tidak dipengaruhi oleh air, asam, atau
perubahan temperatur.
• Silikat bond, adalah sodium silikat dicampur dengan butiran pengasah dan campuran dicetak
dengan tekanan untuk membentuk sebuah roda gerinda. Dengan perekat ini butiran-butiran
pengasah lebih mudah lepas dari vitrified bond.
• Organis bond, adalah roda gerinda dengan perekat organis biasanya digunakan pada putaran
tinggi, dan dapat digunakan untuk penggerindaan kasar.

Pemilihan Batu Gerinda


Syarat utama yang diperhatikan dalam peilihan roda gerinda ialah:
• Material yang akan digerinda dan kekerasannya;
• Banyaknya material yang akan digerinda dan hasil akhir yang diharapkan;

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan-perubahan, baik pada benda kerja maupun roda
gerinda, antara lain:
• Kecepatan putaran roda gerinda
• Kecepatan gerak/putaran benda kerja
• Kondisi mesin
• Kecakapan pekerja/operator
• Sifat phisik dari benda kerja yang akan digerinda mempengaruhi pemilihan bahan asah dan
tingkat roda gerinda

- Gunakan roda-roda gerinda aluminium oksida untuk mbahan benda kerja yang mempunyai
kekuatan tarik tingi.
Contoh: Baja karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, besi tempa, perunggu kenyal,
dan lain-lain.

- Gunakan roda-roda gerinda silikon karbida untuk mbahan benda kerja yang mempunyai
kekuatan tarik rendah.
Contoh: besi kelabu, kuningan dan perunggu, aluminium dan tembaga, karbida dan lain-
lain.

Kesimpulannya: Gunakan roda gerinda yang keras untuk menggerinda bahan benda kerja lunak,
dan gunakan roda gerinda yang lunak untuk menggerinda bahan benda kerja yang keras.
Menggerinda bahan benda kerja yang keras, butiran-butiran lebih cepat tumpul dari pada bahan
benda kerj ayang lunak, maka dari itu lunaknya perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-
butiran membelah atau meninggalkan roda gerinda dengnan tujuan memunculkan butiran-
butiran baru sebagai pengganti.
Banyaknya benda kerja yang dihilangkan dan hasil akhir yang diminta mempengaruhi pemilihan
dari ukuran butiran, struktur dan tipe perekat.
Gunakan roda gerinda yang kasar dan berpori-pori untuk pemakanan yang banyak. Dan gunakan
roda gerinda berbutiran halus untuk penyelesaian akhir yang baik.
Gunakan roda gerinda berbutiran kasar untuk bahan benda kerja yang liat, dan gunakan roda
gerinda berbutiran halus untuk bahan benda kerja yang keras.

Penandaan roda Gerinda


Bilaman memesan/membeli roda gerinda, maka ada keterangan yang harus ditunjukkan:
Kwalitas (macam bahan asah), Ukuran (diameter, lebar, diameter lubang),, Bentuk, Ukuran
butiran, Tingkat kekerasan, dan Struktur.
Perserikatan Industri bahan asah telah menyesuaikan sistim penandaan untuk roda gerinda
dengan British Standardised.

Di bawah ini adalah contoh menggerinda mata bor spiral dan mengasah pahat.

Anda mungkin juga menyukai