Anda di halaman 1dari 18

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Keterampilan Kepramukaan

Keterampilan Kepramukaan adalah keterampilan yang didapat seorang


pramuka dari kegiatan kepramukaan agar dapat dimanfaatkan sewaktu – waktu
dalam menghadapi suatu tantangan dalam kehidupannya.

Pemilikkan keterampilan kepramukaan pada seseorang pramuka banyak


sedikitnya tergantung pada :

a. Golongan usia pramuka (S,G,T,D)


b. Berapa lama pramuka tersebut mengikuti kegiatan kepramukaan
c. Bagaimana kualitas pembinanya

Masyarakat tentu memiliki asumsi bahwa seseorang pramuka pasti


memiliki keterampilan kepramukaan yang dapat digunakan sebagai modal
pramuka dalam kehidupannya sehari - hari di masyarakat.

Pembina Pramuka dituntut agar memiliki seperangkat keterampilan


kepramukaan untuk memenuhi kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan
kepramukaan. Keterampilan kepramukaan oleh Pembina Pramuka dapat
difungsikan sebagai media pendidikan atau pembinaan watak peserta didik.

2.2 Pengelompokkan Keterampilan Kepramukaan Menurut Ranah


Perkembangaannya

Berdasarkan pengelompokkan menurut ranah perkembangannya,


Keterampilan Kepramukaan terdiri dari :

1. Keterampilan Spiritual

2. Keterampilan Emosional

3. Keterampilan Sosial

4. Keterampilan Intelektual

5. Keterampilan Fisik

2.3 Penjabaran Pengelompokkan Keterampilan Kepramukaan Menurut


Ranah

Perkembangaannya
1. Keterampilan Spiritual

Keterampilan spiritual adalah keterampilan yang membentuk sikap


dan perilaku pramuka dalam kesehariannya yang mencerminkan
perwujudan dari :

a. Pengamalan aturan atau hukum agama yang dianutnya

Contoh dari pengalaman aturan atau hukum agama yang dianut oleh
seorang pramuka yaitu, menaati perintah agama, melaksanakan
persembahyangan sesuai ajaran yang dianut, membersihkan tempat
ibadah, saling menghormati antar sesama umat beragama, tidak
menjatuhkan agama lain.

b. Pengamalan Prinsip Dasar Kepramukaan

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota


Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses
penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu
oleh pembinanya, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan
dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta
keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
Sebagai contoh : Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kemudian peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya, lalu peduli terhadap diri pribadinya serta taat kepada Kode
Kehormatan Pramuka.

c. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka adalah budaya organisasi Gerakan


Pramuka yang melandasi sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan
Pramuka dalam melaksanakan kegiatan berorganisasi. Kode
Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan
ketentuan moral yang disebut Darma adalah salah satu unsur yang
terdapat dalam Metode Kepramukaan.

d. Pengamalan Pancasila

1. Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.


Sila ini mencerminkan perilaku kita terhadap Tuhan dan
kemajemukan umat beragama di Indonesia. Sebagai contoh
pengamalan Pancasila yaitu, Bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemelu agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda – beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Membina kerukunan hidup di
antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap tuhan yang
maha Esa, Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.

2. Sila kedua dari Pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan


beradab. sila ini mencerminkan hakikat persamaan sesama manusia
dan nilai-nilai terhadap manusia. Sebagai contoh pengamalan
Pancasila yaitu, Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan, Mengakui
persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban hak setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.

3. Sila ketiga dari Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. sila ini


mencerminkan sikap persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sebagai contoh pengamalan Pancasila yaitu, Mampu menempatkan
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan, Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan, Mengembangkan rasa cinta kepada tanah
air dan bangsa.

4. Sila keempat dari Pancasila yaitu Kerakyatan yang dipimpin


oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. sila ini mencerminkan perilaku
bangsa dalam menyelesaikan permasalahan dengan jalan
musyawarah. Sebagai contoh pengamalan Pancasila yaitu, Sebagai
warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, Tidak boleh
memaksakan kehendak kepada orang lain, Mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama, Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.

5. Sila kelima dari Pancasila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh


Rakyat Indonesia. Sila ini mencerminkan perilaku bersikap adil
terhadap semua orang. Sebagai contoh pengamalan Pancasila yaitu,
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan, Mengembangkan
sikap adil terhadap sesame, Menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban, Menghormati hak orang lain.

2. Keterampilan Emosional
Keterampilan emosional ialah keterampilan menata emosi,
sehingga yang bersangkutan antara lain menjadi pramuka yang :

1) Cermat dalam menghadapi masalah

Seorang pramuka tidak boleh tergesa – gesa dalam menghadapi


suatu masalah. Hendaknya ia harus berpikir menggunakan kepala
dingin terlebih dahulu agar dapat menemukan solusi terbaik untuk
menyikapinya.

2) Bijak dalam mengambil keputusan


Sebagai seorang pemimpin, tentu harus memiliki sikap bijaksana
dalam mengambil suatu keputusan agar keputusan dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan norma yang berlaku.

3) Sabar
Misalnya sebagai pemimpin dalam kegiatan pramuka, diperlukan
sikap kesabaran saat menghadapi anggota-anggota pramuka lainnya.

4) Tidak tergesa-gesa dalam menentukan sikap


Seorang pramuka dalam menentukan sikap harus sesuai dengan
keadaan dalam lingkungan sekitarnya, sehingga dapat menyikapi suatu
hal dengan hati yang tenang.

5) Menghormati lawan bicara


Jika dalam berkegiatan kepramukaan, seorang pramuka harus dapat
menjaga emosinya sehingga dapat menghormati dan menghargai lawan
bicaranya dengan cara tidak memotong perkataan, menyimak apa yang
diungkapkan, serta memberi masukan menggunakan kata – kata yang
sopan.

6) Hormat kepada orang tua


Seorang pramuka harus hormat kepada orang tua, tidak hanya
seorang pramuka tetapi setiap anak memang harus menghormati orang
tua karena orang sangat berjasa dalam hidup kita.
7) Teguh pendirian
Jika seorang pramuka sudah menetapkan keputusannya harus dapat
dipertanggung jawabkan.
8) Ulet
Dalam mengikuti kegiatan kepramukaan harus memiliki rasa
bersungguh-sungguh, aktif, cakap dalam melaksanakan setiap
kegiatannya.
3. Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial ialah keterampilan-keterampilan yang muncul atau


timbul karena dorongan kepeduliannya terhadap kebutuhan masyarakat,
diantaranya terhadap kebutuhan masyarakat, diantaranya :

a. Keterampilan PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)


diantaranya :
1) Keterampilan tentang kesehatan lapangan
2) Keterampilan dapur umum
3) Keterampilan tentang evakuasi
4) Keterampilam Search And Rescue (SAR)

b. Keterampilan tentang kesehatan lingkungan


1) Perilaku hidup bersih dan sehat di keluarga
2) Perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah
3) Perilaku hidup bersih dan sehatdi tempat umum

c. Keterampilan tentang kesehatan masyarakat


1) Keterampilan memberikan penyuluhan kepada masyarakat

d. Keterampilan tentang pengamanan masyarakat


1) Keterampilan pengamanan TKP (Tempat Kejadian Perkara)
2) Keterampilan pemadam kebakaran
3) Keterampilan konservasi tanah dan air

Sebagai anggota pramuka harus bisa bergaul dan berinteraksi dengan


orang lain dan diharapkan seorang anggota pramuka dapat :
1) Belajar dari orang lain
2) Mengubah perilaku yang tidak baik menjadi perilaku yang lebih baik
3) Mempengaruhi orang lain menjadi orang yang lebih baik
4) Belajar dipimpin dan memimpin

4. Keterampilan Intelektual
Keterampilan intelektual yang diberikan dalam kepramukaan adalah
peningkatan daya nalar anggota Pramuka, yang biasanya diberikan melalui
permainan, atau kegiatan yang berkaitan dengan orientering (survival).
Keterampilan ini tidak seperti yang diberikan dalam sekolah formal.
Jenis-jenis keterampilan intelektual dalam kepramukaan antara lain :
a. Permainan KIM

Permainan KIM merupakan suatu latihan menggunakan panca


indra untuk meningkatkan kecerdasan pemikiran atau otak kita.
Meningkatkan daya pikir kecepatan bereaksi atau mengambil
kesimpulan sekaligus kecepatan daya tangkap. Untuk mencapai hal
yang baik maka hendaknya kita harus sering berlatih menggunakan
panca indra kita. Sehingga istilah Kim dianalogikan dengan
Kemampuan Indra Manusia.

Bentuk permainan KIM :


1. Kim penglihatan
Merupakan bentuk permainan untuk melatih penglihatan
melalui pengamatan.
a. warna
Beberapa warna yang ditempel, anggota pramuka melihat,
mengamati dengan waktu tertentu kemudian mengumpulkan /
menulis warna apa saja yang baru dilihat. Kegiatan ini melatih
daya ingat pramuka dalam rangka peningkatan kecerdasan
intelektual dan melatih fungsi mata serta pengenalan warna.
b. Gambar
Memperhatikan 2 buah gambar serupa tapi tak sama,
pramuka siberi tugas menulis bentuk bagian gambar apa saja
yang tidak sama. Kegiatan ini melatih kecermatan pengamatan
serta meningkatkan kecerdasan emosional.
c. Kata / huruf
Memperlihatkan banyak kata yang ditulis secara acak/tidak
teratur / ruwet, sambil mengamati pramuka menyebutkan /
menulis kata yang tertulis salah/benar.

2. Kim Penciuman / bau

Peserta ditutup matanya, petugas membawa benda kedepan


hidung untuk dicium baunya. Peserta menyebutkan tiap-tiap bau
dari benda tersebut. Alat/benda yang biasanya dipakai adalah
bumbu-bumbu dapur (kencur, jahe, lengkuas, kunir, temu lawak,
dan lain – lain), dedaunan, buah-buahan, obat-obatan,
wewangian, bunga-bunga. Kim penciuman ini bertujuan untuk
melatih indera penciuman.

3. Kim Raba

Permainan ini bertujuan untuk melatih kepekaan mengenal


bentuk benda/sarana yang dirasakan seseorang.

a. Berapa atau memegang berbagai benda dengan mencoba


mencoba mengingat dan menyebutkan apa benda yang
dipegang itu.

b. Benda-benda tersebut dapat dimasukkan ke dalam kantung


tertutup atau mata kita yang ditutup dengan kain.
4. Kim Rasa

Hampir sama dengan kim cium hanya lidah yang lebih


berperan merasakan manis asam pahit dan berbagai buah-
buahan, bumbu dan sebagainya.

5. Kim Pendengaran

Permainan ini bertujuan untuk melatih indera pendengaran.

a. Suara / Bunyi

Permainan ini peserta ditutup matanya untuk mendengarkan


bunyi yang ditimbulkan dari logam, batu, kayu, alat musik, dan
sebagainya. Kemudian peserta menjawab bergantian.

b. Pesan berantai

Peserta membentuk barisan banjar ke belakang


(berdiri/duduk). Peserta yang paling depan membawa alat tulis
utnuk mencatat pesan yang dikirim dari belakang. Pesan dikirim
melalui bisikan telinga dari paling belakang ke paling depan,
peserta terdepan mencatat kemudian mencocokkan hasilnya.

6. Kim kombinasi atau campuran

Gabungan dari beberapa macam Kim diatas semakin cerdas


seseorang semakin baik kemampuan Panca indranya jika ingin
cerdas banyak-banyak berlatih dan belajar.

5. Keterampilan Fisik

Keterampilan fisik merupakan keterampilan yang secara fisik menjadi


kebutuhan seorang pramuka sebagai bekal untuk mengatasi rintangan maupun
tantangan dalam melakukan kegiatan. Keterampilan fisik, antara lain
digolongkan sebagai berikut.

 Tali – Temali

Tali-temali adalah sebuah bentuk dari tali yang dapat dijadikan suatu
simpul maupun ikatan.
 Simpul
Simpul merupakan suatu tali yang dikaitkan dengan tali lagi yang
membentuk sebuah tali yang kuat yang tidak mudah lepas namun cukup
mudah jika dilepaskan kembali.
Ada beberapa jenis simpul, yaitu

a. Simpul Hidup
Simpul hidup ini merupakan sebuah simpul yang menggunakan tali
yang diikatkan pada benda. Simpul ini cukup mudah untuk dilepaskan
kembali. Dalam pramuka simpul ini digunakan untuk mengikat tiang.
Sedangkan untuk kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk mengikat
hewan.
b. Simpul Mati Simpul
Simpul Mati ini biasanya akan sulit untuk dilepaskan kembali.
Biasanya digunakan untuk mengakhiri simpul tali.
c. Simpul Pangkal
Simpul ini biasanya sering digunakan untuk mengawali atau
mengakhiri simpul. Pada kehidupan sehari-hari simpul ini dapat digunakan
untuk mengikat tali pada kayu ataupun tongkat.
d. Simpul Jangkar
Simpul ini cukup mudah untuk dibuat, biasanya digunakan untuk
mengikat jangkar darurat atau untuk mengikat tali ember.
e. Simpul anyam
Simpul anyam digunakan untuk menyambung dua buah utas tali
kering yang ukurannya tidak sama besar dan dalam keadaan kering.
f. Simpul Tiang
Simpul Tiang adalah untuk membuat sebuah sosok (mata tali) yang
kedudukannya tetap (tidak bergeser) atau untuk mengikat sesuatu yang
membutuhkan keleluasaan bergerak semisal leher binatang. Dengan
simpul tiang, sosok yang terbuat akan tetap dan tidak bergeser (menciut
atau melonggar) sehingga leher binatang tidak terjerat.
g. Simpul Tarik
Simpul tiang (bowline knot) menghasilkan loop tali yang tidak bisa
membesar/ mengecil lagi. Kegunaannya antara lain: Menambatkan tali
pada tiang/ benda. Mengikat leher binatang agar tidak tercekik. Jika 2
simpul tiang dihubungkan bisa juga digunakan untuk menyambung tali.
h. Simpul Erat
Simpul Erat dimanfaatkan untuk memulai suatu ikatan.

 Ikatan
Ikatan merupakan tali dengan suatu benda apapun yang diikat. Jenis –
jenis ikatan, yaitu sebagai berikut.
a. Ikatan Palang

Ikatan palang Ikatan palang ini biasanya digunakan untuk


mengencangkan tongkat baik itu secara vertikal maupun secara
horizontal. Dengan begitu kedua tongkat yang akan dikencangkan
tersebut dapat menjadi satu sehingga cukup sulit untuk dilepaskan.
Biasanya ikatan seperti ini digunakan untuk mengikat dua tiang
dengan sudut siku-siku ( 90 derajat ).

b. Ikatan Silang

Ikatan silang ini biasanya digunakan untuk mengikat dua tongkat


secara bersilangan yang kemudian nantinya tidak akan membentuk
sebuah siku dan talinya berbentuk diagonal.

c. Ikatan kaki tiga

Ikatan ini biasanya digunakan untuk mengikat tiga tiang sekaligus


dengan menggunakan satu ikatan.

d. Ikatan untuk membuat menara segitiga dan gapura


e. Ikatan untuk membuat dragbar/ tandu

 Memahami Peta, Kompas dan Cara penggunaannya

a. Membaca peta topografi

Peta Topografi merupakan peta yang menjelaskan tentang keadaan


bumi dan ketinggian suatu daerah yang berupa garis kountur.
b. Membuat Peta Pita

Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan


keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat
lainnya.

Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita yaitu :

1. Pensil Teknik 2B

2. Penggaris panjang

3. Kertas pita pet

4. Kompas bidik

5. Meja kerja

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :

1. Penentuan Skala

Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama
melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.

2. Pembuatan Keterangan

Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama


melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada
di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa
bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan
merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan
dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.

3. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu

Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Di sini


akan lebih baik dituliskan berapa derajat arah yang dilalui seperti yang
ditunjukkan kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada
dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan
jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan. Untuk pembuatan
peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita
gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Dari
peta pita ini kita dapat membuat peta perjalanan.

Contoh :
c. Membuat panorama sketsa

Keterampilan membuat panorama atau sketsa pemandangan kerap kali


menjadi materi dalam lomba kepramukaan bersama dengan menaksir
tinggi, menaksir lebar sungai, peta pita, dan peta lapangan. Alat-alat yang
harus disediakan antara lain ; kertas gambar, pensil (untuk menggambar),
penggaris, bolpoint (untuk menulis data-data), kompas, dan alat pembidik.
Alat pembidik merupakan alat khusus dengan lubang berbentuk persegi
panjang dengan dua garis bersilangan di tengahnya. Alat pembidik bisa
dibuat dengan melubangi karton atau menggunakan bungkus korek api.
Alat pembidik untuk panorama atau sektsa pemandangan

Cara membuat panorama (sketsa pemandangan) adalah sebagai berikut :


1. Cari Arah sebagaimana yang ditugaskan dengan menggunakan kompas
bidik (biasanya dalam kisaran derajat, misalnya; antara 1500 s.d. 2100).
Jika arah hanya diberikan satu sudut (semisal 1400), arah dibuat dengan
patokan ditambah 300 dan dikurangi 300 sehingga menjadi 1400 + 30 =
1700 dan 1400 - 300 = 1100, jadi arah yang dibuat panorama menjadi
antara 1100 s.d 1700.
2. Bidik dengan kompas arah satu benda (lebih baik benda yang terlihat
menonjol) sebagai titik pusat. Catat arah (dalam derajat) titik pusat
tersebut.
3. Lihat obyek yang akan digambar dengan menggunakan alat pembidik
dengan titik pusat tepat di titik pusat alat pembidik dan sisi kanan kiri
tidak melebihi arah yang ditentukan.
4. Gambar semua obyek yang tertangkap dalam alat pembidik. Obyek
yang digambar adalah obyek yang tidak bergerak (berubah tempat).
Sehingga benda-benda yang bersifat sementara atau berpindah tempat
seperti mobil, hewan, awan, dan orang tidak perlu digambar.
5. Setiap benda beri arsiran yang berbeda, dengan ketentuan;
6. Obyek yang dekat diberi arsiran yang rapat.
7. Obyek yang lebih jauh dengan arsiran yang lebih jarang.
8. Pada bagian atas (pojok kiri) gambar, beri gambar anak panah yang
menunjukkan letak arah utara.
9. Bagi bagian bawah gambar menjadi tiga bagian. Pada masing-
masing bagian tuliskan :
 Bagian pertama, tuliskan identitas regu pembuat, seperti nama
regu, nomor kapling perkemahan atau nomor peserta lomba,
pangkalan, gugusdepan, kwartir ranting, dll.
 Bagian kedua, tuliskan waktu dan tempat pembuatan, seperti hari,
tanggal, jam, dan tempat pembuatan sketsa pemandangan, arah
(besar derajat) titik pusat, dan keadaan cuaca.
 Bagian ketiga, tuliskan keterangan gambar untuk masing-masing
arsiran.
 Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.

Laporan panorama atau sketsa pemandangan

d. Memahami Kompas dan cara penggunaannya.

Kompas adalah suatu alat penunjuk yang dapat digunakan untuk


menetapkan arah, dimana arah disini adalah arah yang ditunjukkan oleh
jarum kompas. Tentu saja dalam hal ini arah yang ditunjukkan adalah
arah Utara Kompas/Utara Magnetis. Karena kita ketahui ada tiga buah
arah utara, yakni utara peta, utara magnetis dan utara sebenarnya.

Bagian - bagian penting dari Kompas :


1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan
huruf mata angin.
2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas
saat membidik.

Cara Mempergunakan Kompas :


1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum
Kompas tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan
ARAH UTARA MAGNET
2. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar,
setelah itu miringkan kaca pembesar kira - kira bersudut 50o
dengan kaca dial.
Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai :
a. Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.
b. Mengintai derajat Kompas pada Dial.
3. Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca
pembesar, luruskan garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah
Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui
kaca pembesar
4. Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah 30o. Sebelum
menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang
jalur 30o. Carilah sebuah benda yang menonjol / tinggi diantara
benda lain disekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu datar atau
kering, kadang-kadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita
Melambung ( keluar dari rute ) dengan tidak kehilangan jalur
menuju 30 derajat.
5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih
dahulu Sasaran Balik ( Back Azimuth atau Back Reading ) agar
kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam
perjalanan.

Rumus back azimuth/back reading


1. Apabila sasaran kurang dari 180° = di tambah 180° maka akan menjadi 180°
= X + 180°
2. Apabila sasaran lebih dari 180° = di kurang 180°
3. Contoh, Sasaran balik dari
· 30° adalah : 30° + 180° = 210°
· 240° adalah : 240° - 180° = 60°
· 45°, 34’, 20’’ adalah : 225° 34’ 20’’
· 178°, 54’ , 14’’ adalah : 001° 05’ 45’’

 Isyarat dan Sandi

(1) Membaca dan mengirim isyarat dengan semaphore.


(2) Membaca dan mengirim isyarat dengan morse, dengan menggunakan:
peluit, bendera, senter, dan pesawat telegraph.

 Menaksir
(1) Menaksir tinggi (menara, pohon, rumah, dll)
(2) Menaksir lebar sungai
(3) Menaksir arus sungai
(4) Menaksir berat.

 Keterampilan mengenal alam

a. Kabut.

(1) Kabut tipis merata – pertanda cuaca baik,


(2) Terang benderang di pagi hari pertanda cuaca buruk,
(3) Kabut di gunung-gunung pertanda akan turun hujan,
(4) Udara sejuk dan berembun di pagi hari pertanda akan turun hujan di
siang hari.

b. Matahari

(1) Matahari terbit berwarna kemerah-merahan dan diliputi garis-garis


awan hitam pertanda akan ada hujan.
(2) Matahari terbit berwarna kemerahan yang terang pertanda cuaca baik.
(3) Matahari terbit kemerahan dan dicampuri garis-garis awan kekuning-
kuningan pertanda akan hujan lebat.
(4) Matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan pertanda akan
ada hujan.
(5) Warna merah pada saat matahari terbenam pertanda akan terjadi angin
yang cukup kencang.

c. Binatang.
(1) Semut
Semut akan tetap di liangnya bila cuaca akan buruk, tetapi akan
keluar dari liangnya dan berjalan mondar-mandir bila cuaca akan tetap
baik.
(2) Ayam.
Ayam akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan
menandakan bahwa hujan tidak akan berlangsung lama; tetapi bila ayam-
ayam tersebut berteduh saat hujan maka pertandabahwa hujan akan
berlangsung lama.
(3) Lalat
Lalat akan tetap hinggap di tembok apabila akan turun hujan, dan
akan beterbangan bila cuaca cerah.
(4) Cacing
Bila pada malam hari menimbun tanah berbutir-butir di kebun
pertanda akan datang hujan, dan bila cacing keluar dari liangnya
menandakan hujan akan turun lama.

(5) Tanda – Tanda Cuaca akan buruk


a. Kucing duduk dengan membelakangi api sambil mengusap-usap
kepalanya dengan kaki depannya yang dibasahi dengan
mulutnya.
b. Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya.
c. Burung-burung Laut beterbangan menuju daratan.

Anda mungkin juga menyukai