Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LISTRIK MAGNET
RESISTANSI
KELOMPOK :5
2. ABDUL AZIZ
2. SYAFRI
A. Tujuan
Virtual Nyata
Laptop Multimeter
Kabel penghubung
Resistor
Penggaris
Kawat
C. Dasar Teori
1
a. Konduktor
b. Isolator
Bahan isolator memiliki sifat yang berlawanan dengan bahan konduktor. Bahan
yang termasuk isolator sangat sulit, bahkan tidak bisa mengalirkan arus listrik. Pada
bahan isolator, elektron-elektron di setiap atom pada bahan isolator terikat kuat oleh
inti atom sehingga sangat sukar untuk bergerak dan berpindah. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa bahan isolator memiliki hambatan yang sangat besar. Namun,
pada kondisi tertentu bahan isolator dapat berubah menjadi bahan konduktor. Kondisi
tersebut adalah ketika bahan isolator mendapat tegangan yang sangat tinggi. Tegangan
tinggi ini akan melepaskan elektron dari ikatan dengan inti atom sehingga elektron
pada bahan isolator tersebut akan menjadi mudah bergerak dan berpindah. Bahan yang
tergolong isolator adalah kayu dan plastik.
c. Semi Konduktor
Bahan semi konduktor adalah bahan-bahan yang kadang bersifat isolator dan
kadang bersifat konduktor. Yang termasuk bahan ini adalah karbon, silikon, dan
germanium.
d. Super Konduktor
2
Bahan super konduktor adalah bahan yang sangat kuat mengalirkan arus. Ilmuwan
yang pertama kali menemukan bahan ini adalah tokoh yang berasal dari Belkita yang
bernama Kamerlingh Onnes pada 1991. Bahan yang beliau temukan adalah raksa dan
timah.
(Giancoli,2001: 64-65)
𝜌 𝑙
𝑉= 𝐼 (5.1)
𝐴
Persamaan (1) memperlihatkan bahwa bila 𝜌 konstan, arus total I itu sebanding
dengan selisih potensial V. Rasio perbandingan V terhadap I dinamakan hambatan
(resistansi).
𝑉
𝑅= (5.2)
𝐼
Maka untuk mendapatkan hubungan hambatan terhadap hambat jenis dapat dilakukan
dengan substitusi nilai V ke persamaan 2 maka diperoleh persamaan R. Hambatan R
3
kawat logam berbanding lurus dengan panjang L dan resistivitas kawat dan berbanding
terbalik dengan luas penampang lintang kawat A.
𝐿
𝑅=𝜌 (5.3)
𝐴
Resistivitas sebuah konduktor logam hampir selalu bertambah dengan suhu yang
semakin bertambah. Jika suhu bertambah, ion-ion konduktor akan bergetar dengan
amplitudo yang besar, sehingga cenderung mengakibatkan tumbukan elektron. Pada
jangkauan suhu yang kecil (sampai ±100˚C) secara aproksimasi hubungan resistivitas
dengan suhu adalah
Karena nilai R sebanding dengan besarnya resistivitas, maka secara spesifik besarnya
R juga dipengaruhi oleh besarnya suhu. Hubungan ini memiliki analogi bentuk dengan
persamaan 4 yaitu :
Resistansi atau hambatan dalam sebuah kawat penghantar dapat terpengaruh oleh
perubahan suhu lingkungannya. Material murni seperti bahan platina memiliki respon
resistansi yang baik terhadap perubahan suhu lingkungannya. Namun kendala yang
dihadapi material platina memiliki harga yang relatif mahal, sehingga membutuhkan
biaya yang besar untuk merancang pengukuran suhu rendah.
4
(Young and Freedman, 2001: 230)
5
𝑙
𝑅 = 𝜌𝐴 (8)
dengan
R : Hambatan/resistansi (ohm)
ρ : Hambatan jenis/Resistivitas (ohm. Meter)
l : panjang kawat (m)
A : luas penampang kawat (m2)
Resistivitas merupakan sifat dari medium. Zat dengan sifat konduktivitas yang
baik memiliki resistivitas yang sangat kecil, sedangkan zat yang bersifat isolator
sebalikya.
Isolator Baik
Kaca, Plastik 10−12 − 10−16 1012 − 1016 1020
6
R = resistansi pada temperatur T
Ro= resistiansi pada temperatur To (temperatur kamar)
α =koefisien temperatur resistansi
Bagaimana perubahan resistansi terhadap temperatur dapat dilihat pada kurva berikut
:
kurva di atas merupakan kurva perubahan resistansi terhadap temperatur untuk bahan
tembaga dengan resistansi pada temperatur kamar 1,7𝑥 10−8 Ω dan koefisien
temperatur pada temperatur kamar 3,9 𝑥 10−3 𝐶 −1 .
Resistansi (juga resistivitas) suatu bahan akan meningkat dengan naiknya
temperatur, dalam hal ini yang terjadi adalah kenaikan temperatur membuat elektron
bergerak lebih aktif dan lebih banyak tumbukan yang terjadi sehingga arus listrik
menjadi terhambat.
7
Berikut ini data resistivitas untuk beberapa bahan pada temperatur kamar (berkisar
20˚C) :
8
D. Prosedur Kerja
9
Gambar 2. Menyelidiki pengaruh perubahan panjang kawat terhadap
resistansi suatu kawat
10
E. Tabel Data
L = 10 cm
A = 4,17 cm2
NO ρ (Ω cm) R (Ω)
1 0,5 Ω cm 1,25 Ω
2 0,55 Ω cm 1,32 Ω
3 0,6 Ω cm 1,44 Ω
4 0,64 Ω cm 1,53 Ω
5 0,69 Ω cm 1,65 Ω
6 0,72 Ω cm 1,73 Ω
7 0,76 Ω cm 1,82 Ω
8 0,8 Ω cm 1,92 Ω
9 0,83 Ω cm 1,99 Ω
10 0,92 Ω cm 2,21 Ω
ρ = 0,5 Ω cm
A =5,03 cm2
11
NO L (cm) R (Ω)
1 10 cm 0,97 Ω
2 9,6 cm 0,94 Ω
3 9,2 cm 0,9 Ω
4 8,4 cm 0,82 Ω
5 7,8 cm 0,76 Ω
6 6,4 cm 0,62 Ω
7 5,8 cm 0,57 Ω
8 4,4 cm 0,43 Ω
9 4 cm 0,39 Ω
10 2,8 cm 0,27 Ω
ρ = 0,6 Ω cm
L =10 cm
NO A (cm2) R (Ω)
12
6 7,85 cm2 0,78 Ω
13
F. Pengolahan Data
1. Menyelidiki pengaruh perubahan hambat jenis terhadap resistansi suatu
kawat.
L = 10 cm
A = 4,17 cm2
0,5cm 10cm
%kesalahan
1,20 1,25 100% 4%
1. R 1,20
4,17cm 2 1,20
0,55cm 10cm
%kesalahan
1,32 1,32 100% 0%
2.R 1,32
4,17cm 2 1,32
0,6cm 10cm
%kesalahan
1,44 1,44 100% 0%
3.R 1,44
4,17cm 2 1,44
0,64cm 10cm
%kesalahan
1,53 1,53 100% 0%
4.R 1,53
4,17cm 2 1,53
0,69cm 10cm
%kesalahan
1,65 1,65 100% 0%
5.R 1,65
4,17cm 2 1,65
0,72cm 10cm
%kesalahan
1,73 1,73 100% 0%
6. R 1,73
4,17cm 2 1,73
0,76cm 10cm
%kesalahan
1,82 1,82 100% 0%
7. R 1,82
4,17cm 2 1,82
0,8cm 10cm
%kesalahan
1,92 1,92 100% 0%
8. R 1,92
4,17cm 2 1,92
0,83cm 10cm
%kesalahan
1,99 1,99 100% 0%
9.R 1,99
4,17cm 2 1,99
0,92cm 10cm
10.R 2,21
4,17cm 2
%kesalahan
2,21 2,21 100% 0%
2,21
14
Tabel 4. tabel hasil perhitungan 1
ρ = 0,5 Ω cm
A =5,03 cm2
0,5cm 10cm
%kesalahan
0,99 0,97 100% 2%
1.R 0,99
5,03cm 2 0,99
0,5cm 9,6cm
%kesalahan
0,95 0,94 100% 1%
2. R 0,95
5,03cm 2 0,95
15
0,5cm 9,2cm
%kesalahan
0,9 0,9 100% 0%
3. R 0,9
5,03cm 2 0,9
0,5cm 8,4cm
%kesalahan
0,83 0,82 100% 1%
4. R 0,83
5,03cm 2 0,83
0,5cm 7,8cm
%kesalahan
0,77 0,76 100% 1%
5.R 0,77
5,03cm 2 0,77
0,5cm 6,4cm
%kesalahan
0,63 0,62 100% 1%
6. R 0,63
5,03cm 2 0,63
0,5cm 5,8cm
%kesalahan
0,57 0,57 100% 0%
7.R 0,57
5,03cm 2 0,57
0,5cm 4,4cm
%kesalahan
0,43 0,43 100% 0%
8.R 0,43
5,03cm 2 0,43
0,5cm 4cm
%kesalahan
0,39 0,39 100% 0%
9.R 0,39
5,03cm 2 0,39
0,5cm 2,8cm
%kesalahan
0,27 0,27 100% 0%
10.R 0,27
5,03cm 2 0,27
1 10 cm 0,97 Ω 0,99 Ω 2 %
16
5 7,8 cm 0,76 Ω 0,77 Ω 1 %
9 4 cm 0,39 Ω 0,39 Ω 0 %
ρ = 0,6 Ω cm
L =10 cm
0,6cm 10cm
%kesalahan
0,52 0,53 100% 1%
1.R 0,52
11,57cm 2 0,52
0,6cm 10cm
%kesalahan
0,57 0,58 100% 1%
2. R 0,57
10,51cm 2 0,57
0,6cm 10cm
%kesalahan
0,61 0,63 100% 3%
3.R 0,61
9,74cm 2 0,61
0,6cm 10cm
%kesalahan
0,65 0,66 100% 1%
4. R 0,65
9,25cm 2 0,65
0,6cm 10cm
%kesalahan
0,7 0,7 100% 0%
5. R 0,7
8,77cm 2 0,7
0,6cm 10cm
%kesalahan
0,76 0,78 100% 2%
6.R 0,76
7,85cm 2 0,76
0,6cm 10cm
%kesalahan
0,94 0,96 100% 2%
7.R 0,94
6,36cm 2 0,94
17
0,6cm 10cm
%kesalahan
1,15 1,17 100% 2%
8.R 1,15
5,21cm 2 1,15
0,6cm 10cm
%kesalahan
1,8 1,8 100% 0%
9. R 1,8
3,4cm 2 1,8
0,6cm 10cm
%kesalahan
3,01 3,1 100% 2%
10.R 3,01
1,97cm 2 3,01
18
G.Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan untuk menyelidiki pengaruh nilai hambat
jenis,panjang kawat dan luas penampang terhadap nilai resistansi suatu kawat
penghantar. Pertama Praktikum dilakukan untuk menyelidiki pengaruh nilai hambat
jenis kawat terhadap nilai resistansi. Praktikum dilakukan dengan memvariasikan
nilai hambat jenis kawat pada aplikasi. Kemudian mengukur nilai resistansi untuk
setiap variasi hambat jenis. Dari data hasil pada tabel 4 didapatkan bahwa nilai
resistansi kawat semakin besar saat nilai hambat jenis semakin besar sebaliknya nilai
resistansi akan kecil saat nilai hambat jenis juga kecil. Artinya, nilai hambat jenis (ρ)
sebanding dengan nilai resistansi kawat (R).
Data yang didapatkan saat praktikum terdapat beberapa data yang berbeda hasil
pengukuran dengan hasil perhitungan. Hal ini disebabkan karena kesalahan pada saat
pengukuran dan kekurang telitian saat membaca hasil pengukuran serta kesalahan
saat mengolah data.
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa nilai resistansi suatu
kawat bergantung pada nilai hambat jenis kawat, panjang kawat penghantar, dan luas
penampang kawat tersebut.
19
H. Lampiran
20
Grafik
1
Perubahan R
0.5
0
0.5 0.55 0.6 0.64 0.69 0.72 0.76 0.8 0.83 0.92
ρ (Ωcm)
Dari grafik 1, jika semakin besar nilai massa jenisya maka nilai resistansinya
juga semakin besar dan jika semakin kecil nilai massa jenisnya maka nilai
resistansinya juga semakin kecil.
0.6
0.4 Perubahan R
0.2
0
2.8 4 4.4 5.8 6.4 7.8 8.4 9.2 9.6 10
L ( cm )
Dari grafik 2, jika semakin besar nilai panjang kawatnya maka nilai
resistansinya juga semakin besar dan jika semakin kecil nilai panjang kawatnya
maka nilai resistansinya juga semakin kecil.
21
Grafik 3.Grafik pengaruh perubahan Luas Penampang terhadap resistansi suatu
kawat
1.5
Perubahan R
1
0.5
0
1.97 3.4 5.21 6.36 7.85 8.77 9.25 9.74 10.5111.57
A ( cm²)
Dari grafik 3, jika semakin besar nilai luas penampangnya maka nilai
resistansinya semakin kecil dan jika semakin kecil nilai luas penampangnya
maka nilai resistansinya semakin kecil.
22
I. Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilakukan mengenai resistansi suatu kawat dapat
disimpulkan :
1. Nilai hambat jenis berbanding lurus dengan nilai resistansi suatu kawat,
sehingga semakin besar nilai hambat jenis suatu kawat maka nilai
resistansinya semakin besar pula sebaliknya jika semakin kecil nilai hambat
jenis suatu kawat maka nilai resistansinya juga semakin kecil.
2. Nilai panjang kawat berbanding lurus dengan nilai resistansi suatu kawat,
sehingga semakin panjang suatu kawat maka semakin besar nilai
resistansinya dan jika semakin pendek suatu kawat maka nilai resistansinya
juga semakin kecil.
23
DAFTAR PUSTAKA
Giancolli, 2001. Physics Fifth Edition. Alih bahasa Hanum, Yuhilza. 1998. Fisika
Edisi Ke Lima Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Young, H.D. dan Freedman, R.A. 2001. University Physics Tent Edition. Alih bahasa
Siahaan, Pantur. 1996. Fisika Universitas edisi sepuluh jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
24
Pertanyaan
2. Winni Suhadi
Pada tabel 1 sampai 6 jelaskan hubungan grafik dari yang didapatkan dan apa
yang menyebabkan persentase kesalahannya bisa dikatakan bagus (tidak besar)
?
3. Putri Lenggogeni
Bagaimana pengaruh massa jenis dan luas penampang suatu kawat itu
sama-sama bernilai besar/tinggi terhadap resistansi !
5. Putri Aulia
Bagaimana pengaruhnya jika massa jenis dari suatu bahan itu berbeda-beda,
jadi bagaimana pengaruhnya jika massa jenis terlalu besar ?
Apakah jenis bahan yang termasuk ke dalam super konduktor yang kita bisa
temukan di labor saat praktikum ? (kecuali raksa dan timah)
7. Doni Zulfadli
Tolong jelaskan mengenai titik-titik pada kawat dalam percobaan virtual lab,
lalu bagaimana pengaruhnya terhadap besar resistansi ?
25
Jawaban
Pada grafik 2 hubungan R dengan L adalah berbanding lurus dilihat lagi nilai L pada
grafik semakin ke kanan kami buat semakin kecil dan yang semakin ke kiri semakin
besar. Begitu juga pada grafik 3 hubungan R dengan A adalah berbanding terbalik
dilihat lagi pada grafik nilai A semakin kekanan semakin kecil dan yang semakin ke
kiri semakin besar. jadi ini mungkin karna kekeliruan membaca grafik..
2. Winni Suhadi
Pada tabel 1 hubungan antara nilai massa jenis dengan resistansi adalah berbanding
lurus begitu juga pada tabel 4 karena pada tabel 4 masih menyelidiki hubungan antara
nilai massa jenis dengan resistansi.
Pada tabel 2 hubungan antara nilai panjang kawat dengan resistansi adalah
berbanding lurus begitu juga pada tabel 5 karena pada tabel 5 masih menyelidiki
hubungan antara nilai panjang kawat dengan resistansi.
Pada tabel 3 hubungan antara nilai luas penampang dengan resistansi adalah
berbanding terbalik begitu juga pada tabel 6 karena pada tabel 6 masih menyelidiki
hubungan antara nilai luas penampang dengan resitansi.
Yang menyebabkan persentase kesalahan bernilai bagus adalah karena nilai pada
pengukuran yang didapat sesuai dengan nilai yang di dapat dengan perhitungan.
Artinya pengukuran yang kami lakukan akurat karna kecil perbedaan antara
perhitungan dan hasil pengukuran.
3. Putri Lenggogeni
Jika nilai massa jenisnya besar maka nilai resistansinya juga besar dan jika nilai luas
penampangnya besar maka nilai resistansinya akan kecil.
Penyebab dari data pertama kesalahannya sampai 4% adalah pada saat kami
praktikum nilai dari massa jenis berubah dari apa yang sebelumnya kami lihat dan
yang sudah kami catat di tabel data. Karena nilai massa jenis yang berubah dari yang
sebelum dan yang sesudah inilah yang menyebabkan persen kesalahannya menjadi
4%, maka dari itu untuk praktikum yang selanjutnya setelah kami menetapkan nilai
26
massa jenisnya kami biarkan sesaat agar tidak berubah dan inilah yang
menyebabkanpersen kesalahan untuk uang selanjutnya bernilai 0%. Jadi, hal tersebut
terjadi karna kecerobohan nilai rho yang tiba-tiba berubah tanpa sepengetahuan
mungkin tangan yang tidak sengaja tertekan.
5. Putri Aulia
Jika massa jenis terlalu besar tentu ini akan menyebabkan nilai resistansinya semakin
besar. Karena hubungan dari massa jenis dengan resistansi adalah berbanding lurus.
Contoh bahan superkonduktor lain selain raksa dan timah adalah Niobium Nitrida,
Niobium Germanium, Lanthanum Barium Tembaga Oksida, karbon, dan Thalium
Barium Kalsium Tembaga Oksida.
7. Doni Zulfadli
Titik-titik pada kawat melambangkan itu adalah kawatnya dan pengaruhnya terhadap
resistansi adalah semakin banyak titiknya maka semakin besar resistansinya dan jika
semakin sedikit titiknya maka semakin kecil nilai resistansinya karena banyaknya
titik dipengaruhi perubahan panjang kawatnya karena titik-titik itu adalah kawatnya.
27