Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
a. Biodata:
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat
b. Keluhan utama:
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang
c. Riwayat Kesehatan:
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit
atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid,
pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat kesehatan:
e. Riwayat pembedahan:
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan ,
oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
f. Riwayat penyakit yang pernah dialami:
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung ,
hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit
lainnya.
g. Riwayat kesehatan keluarga:
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi
mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
h. Riwayat kesehatan reproduksi:
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau,
warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta
keluahan yang menyertainya.
i. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas:
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan
kesehatan anaknya.
j. Riwayat seksual:
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn
yang menyertainya.
k. Riwayat pemakaian obat:
Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat
lainnya.
l. Pola aktivitas sehari-hari:
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur,
hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
Pemeriksaan fisik, (Johnson & Taylor, 2005 : 39) meliputi :
a. Inspeksi:
Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap
drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh,
pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan
seterusnya
b. Palpasi :
1) Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban
dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
2) Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi
janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
3) Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal
c. Perkusi:
1) Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan
ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan
pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut
atau tidak
d. Auskultasi:
mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk
bising usus atau denyut jantung janin Pemeriksaan laboratorium:
a. Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
b. Keluarga berencana :
Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien
menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.

Diagnosa Keperawatan
1. Devisit Volume Cairan s.d perdarahan pervagina
2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kontraksi uterus
3. Cemas s.d kurang pengetahuan tentang abortus
4. Berduka b.d kehilangan
5. Resiko tinggi syok hipovolemik b.d perdarahan pervagina
Intervensi Keperawatan
1. Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan
Tujuan : Dalam 1x24 jam tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake
dan output baik jumlah maupun kualitas.
Kriteria hasil: Tidak ada perdarahan, intake dan output dalam rentan normal
No Intervensi Rasional
1 Kaji kondisi status hemodinamika Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat
abortus memiliki karekteristik bervariasi
2 Ukur pengeluaran harian Jumlah cairan ditentukan dari jumlah
kebutuhan harian ditambah dengan jumlah
cairan yang hilang pervaginal
3 Berikan sejumlah cairan pengganti Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi
harian perdarahan massif
4 Evaluasi status hemodinamika Penilaian dapat dilakukan secara harian
melalui pemeriksaan fisik

2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteri


Tujuan : Dalam perawatan 1x24, nyeri klien dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil: Klien tidak meringis kesakitan, klien menyatakan nyerinya berkurang

No Intervensi Rasional
1 Kaji kondisi nyeri yang dialami klien Pengukuran nilai ambang nyeri dapat
dilakukan dengan skala maupun dsekripsi.
2 Terangkan nyeri yang diderita klien Meningkatkan koping klien dalam melakukan
dan penyebabnya guidance mengatasi nyeri
3 Kolaborasi pemberian analgetika Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat
dilakukan dengan pemberian analgetika oral
maupun sistemik dalam spectrum
luas/spesifik
3. Cemas b.d kurang pengetahuan tentang abortus
Tujuan : Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit
meningkat
Kriteria hasil: RR dalam rentan normal, klien tidak gelisah
No Intervensi Rasional
1 Kaji tingkat pengetahuan/persepsi Ketidaktahuan dapat menjadi dasar
klien dan keluarga terhadap penyakit peningkatan rasa cemas
2 Kaji derajat kecemasan yang dialami Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan
klien penurunan penialaian objektif klien tentang
penyakit
3 Bantu klien mengidentifikasi Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan
penyebab kecemasan keperawatan merupakan support yang
mungkin berguna bagi klien dan
meningkatkan kesadaran diri klien
4 Asistensi klien menentukan tujuan Peningkatan nilai objektif terhadap masalah
perawatan bersama berkontibusi menurunkan kecemasan
5 Terangkan hal-hal seputar aborsi yang Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi
perlu diketahui oleh klien dan klien untuk meningkatkan pengetahuan dan
membangun support system keluarga; untuk
keluarga
mengurangi kecemasan klien dan keluarga.

4. Berduka bd kehilangan
Tujuan : Dalam perawatan 1x24 jam, klien dapat mengatasi rasa berdukanya
Kriteria Hasil: Klien tidak marah, menangis, dan menyesali rasa berduka terlalu larut.
No Intervensi Rasional
1 Kembangkan hubungan saling percaya Rasa percaya merupakan dasar unutk suatu
kebutuhan yang terapeutik.
dengan pasien. Perlihatkan empati dan

perhatian. Jujur dan tepati semua janji


2 Perlihatkan sikap menerima Sikap menerima menunjukkan kepada
dan pasien
membolehkan pasien untuk bahwa anda yakin bahwa ia merupakan
mengekspresikan perasaannya secara seseorang pribadi yang bermakna. Rasa
terbuka percaya meningkat.
3 Bantu pasien untuk mengerti Pengetahuan tentang perasaan-perasaan
bahwa
yang wajar yang berhubungan dengan
perasaan seperti rasa bersalah dan berduka yang
marah terhadap konsep kehilangan normal dapat menolong mengurangi beberapa
adalah perasaan yang wajar dan dapat
perasaan bersalah menyebabkan timbulnya
diterima selama proses berduka. respon-respon ini.
4 Bantu pasien menentukan metoda- Umpan balik positif meningkatkan harga diri
metoda koping yang lebih adaptif dan mendorong pengulangan perilaku yang
terhadap pengalaman kehilangan. diharapkan.
Berikan umpan balik positif untuk
identifikasi strategi dan membuat
keputusan.
5 Dorong pasien untuk menjangkau Menguatkan keimanan dan mohon kekuatan
dukungan spiritual selama waktu ini kepada sang Pencipta agar diberi kekuatan
dalam bentuk apapun yang diinginkan menghadapi masalahnya
untuknya.

5. Resiko tinggi syok hipovolemik b.d perdarahan pervagina


Tujuan: Dalam 1x24 jam perawatan, tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria hasil: Tanda vital (nadi, suhu, tensi, RR) dalam rentan normal.
No Intervensi Rasional
1 Monitor keadaan umum pasien Untuk memonitor kondisi pasien selama
perawatan terutama saat terjadi perdarahan.
Perawat segera mengetahui tanda-tanda
presyok /syok.
2 Observasi vital sign setiap 3 jam atau Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign
lebih untuk memastikan tidak terjadi presyok /
syok.
3 Jelaskan pada pasien dan keluarga Dengan melibatkan pasien dan keluarga maka
tanda perdarahan, dan segera laporkan tanda-tanda perdarahan dapat segera
jika terjadi perdarahan diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat
dapat segera diberikan
4 Kolaborasi : Pemberian cairan Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi

intravena kehilangan cairan tubuh secara hebat.

5 Kaji tanda-tanda dehidrasi Dehidrasi merupakan salah satu tanda syok

hipovolemik

Anda mungkin juga menyukai