Anda di halaman 1dari 63

LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR


(Sieve Analysis)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Praktikum ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat menentukan gradasi
agregat dengan grafik semilogaritma.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan
agregat kasar dengan menggunakan saringan.

2. Prosedur Praktikum (AASHTO T - 27 - 82)


2.1 Peralatan
 Timbangan kapasitas 25 kg

 Satu set saringan


 Oven
 Talam-talam
 Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya
 Mesin pengguncang saringan

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

2.2 Sampel
Contoh agregat dikeringkan di udara, dicampur rata, kemudian contoh agregat diambil
sebagian untuk diayak.
 Agregat Halus
Sejumlah contoh agregat halus mula-mula diambil sebagian sebanding dengan angka
kehalusannya.
1. Angka kehalusan lebih dari 2,5 diambil contoh agregat 400-800 gram.
2. Angka kehalusan di antara 1,5 - 2,5 diambil contoh agregat 200-400 gram.
3. Angka kehalusan kurang dari 1,5 diambil contoh agregat 100-200 gram.
 Agregat Kasar
Jumlah contoh agregat untuk diayak kurang dari 0,4 kali lebih besar butir terbesar dalam
mm dijadikan kg.
Misal : Besar butir maksimum = 50 mm (20kg)
Jadi contoh agregat yang diambil = 0,4 x 20 = 5 kg

2.3 Prosedur Pengujian


a. Analisa ayak agregat halus
1. Agregat halus dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 + 5)0C sampai berat tetap.
2. Timbang agregat halus sebanyak 5000 gram.
3. Saring benda uji sebanyak itu dengan menggunakan ayakan 4 mm ke atas.
4. Dari benda uji yang tembus ayakan 4 mm, timbang sebanyak 500 gram.
5. Ayak agregat 500 gram tersebut dengan ayakan lebih kecil 4 mm yang berkelipatan
dua, sedangkan ayakan paling besar ditempatkan paling atas. Pengayakan ini
dilakukan dengan meletakkan susunan ayakan pada mesin pengguncang dan agregat
diguncang selama 15 menit.
6. Bersihkan masing-masing ayakan, dimulai dari ayakan teratas dengan kuas cat yang
lemas. Perhatian, penyikatan jangan terlalu keras, sekedar menurunkan debu yang
mungkin masih melekat pada ayakan.
7. Timbang berat total agregat yang tertahan di masing-masing ayakan terhadap berat
total di mana
 Prosentase total berat benda uji yang tertahan di atas ayakan 4 mm ke atas
dihitung berdasarkan berat 5000 gram.
 Prosentase berat benda uji yang tertahan 2 mm ke bawah, dihitung berdasarkan
berat 500 gram.

b. Analisa ayak agregat kasar


1. Timbang benda uji seberat 0,4 x besar butir terbesar dijadikan kg.
2. Ayak benda uji tersebut dengan menggunakan susunan ayakan 4 mm ke atas.
Pengayakan ini dilakukan dengan meletakkan susunan ayakan pada mesin
pengguncang dan diguncang selama 15 menit dengan menggunakan tangan.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Harus diperhatikan, jika yang tembus dari ayakan 4 mm lebih atau sama dengan 500
gram, maka yang tembus harus diayak lagi yaitu dengan menggunakan ayakan agregat
halus dari 4 mm ke bawah.
3. Timbang berat agregat yang tertahan di atas masing-masing lubang ayakan.
4. Hitung prosentase berat benda yang tertahan di atas masing-masing lubang ayakan
terhadap berat total.

2.4 Perhitungan dan Pelaporan


Prosentase berat benda uji yang tertahan di atas saringan :

Di mana : A = berat benda uji yang tertahan di atas saringan a mm


B = berat benda uji total
Catatan :
 Pemeriksaan analisa ayakan ini dapat dilakukan hanya 1 kali percobaan
 Data hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah berat sampel tertahan di atas masing-
masing saringan (ditulis dalam bilangan desimal satu angka di belakang koma).
 Laporan meliputi:
1. Prosentase lolos kumulatif pada masing-masing ukuran saringan
2. Gambar grafik akumulatif

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS


(Specific Gravity And Absorption Of Fine Aggregate)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering -
permukaan jenuh (saturated surface dry = ssd ), berat jenis semu (apparent) dan penyerapan
air dari agregat halus.

2. Terminologi
Berat jenis : bulk specific gravity adalah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 250C.
Berat jenis (SSD) : atau berat jenis kering permukaan jenuh yaitu perbandingan
antara berat agregat kering - permukaan jenuh dan berat air
suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh
pada suhu 250C.
Berat jenis semu : apparent specific gravity ialah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 250C.
Penyerapan (absorption) : ialah presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap
berat agregat kering.

3. Prosedur Praktikum (AASHTO T – 84 –88)


3.1 Peralatan
• Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram.
• Piknometer dengan kapasitas 500 ml.
• Kerucut terpacung (cone), diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian bawah (90
± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

• Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340 ± 1) gram,
diameter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm.
• Saringan No. 4
• Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memasang sampai (110 ± 5)o C.
• Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 1oc
• Talam.
• Bejana tempat air.
• Pompa hampa udara (vacum pump) atau tungku
• Air suling
• Desikator

3.2 Sampel
a. Pasir alam/buatan masing-masing seberat 500 gram dalam beberapa benda uji.
b. Pasir lolos oleh saringan no.4 (4,75 mm)

3.3 Prosedur Pengujian


• Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5) oC, sampai berat tetap. Yang
dimaksud berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama 3 kali proses penimbangan
dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2 jam berturut-turut, tidak akan
mengalami perubahan kadar air lebih besar dari pada 0,1 %.
• Dinginkan pada suhu ruang, kemudiam rendam dalam air selama (24 ± 4)jam.
• Buang air perendam hati-hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan agregat diatas
talam, keringkan di udara panas dengan cara membalik-balikan benda uji. Lakukan
pengeringan sampai terjadi keadaan kering permukaan jenuh (ssd).
• Periksa keadaan kering - permukaan jenuh (ssd) dengan mengisikan benda uji kedalam
kerucut terpacung, padatkan dengan batang penumbuk selama 25 kali angkat kerucut
terpacung. Keadaan kering - permukaan jenuh tercapai bila benda penguji runtuh akan
tetapi masih dalam keadaan tercetak.
• Segera setelah tercapai keadaan kering - permukaan jenuh (ssd) masukan 500 gram benda
uji kedalam piknometer.
• Masukan air suling sampai mencapai 90 % isi piknometer, putar sambil diguncang sampai
tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.
• Untuk mempercepat proses ini dapat digunakan pompa hampa udara, tetapi harus
diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terisap dapat dilakukan dengan merebus
piknometer.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

• Rendam piknometer dalam air dan ukuran suhu air untuk perhitungan kepada suhu
standar 25oC.
• Tambahkan air sampai tanda batas.
• Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram ( Bt ).
• Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu ( 110 ± 5 ) oC sampai berat tetap,
kemudian dinginkan benda uji dalam desikator.
• Setelah benda uji dingin kemudian timbanglah (Bk)
• Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuaian dengan
suhu standar 25oC (B)

3.4 Perhitungan dan Pelaporan


 Berat jenis curah (bulk specific gravity)

 Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry)

 Berat jenis semu (apparent specific gravity)

 Penyerapan (absorption)
(500  Bk )
x100%
Bk

Keterangan:
Bk = berat benda uji kering oven (gram)
B = berat piknometer berisi air (gram)
Bt = berat piknometer berisi benda uji dan air (gram)
500 = berat benda uji dalam keadaan kering – permukaan jenuh (gram)

Catatan:
Nilai berat jenis curah (bulk specific gravity), berat jenis kering permukaan jenuh
(saturated surface dry), berat jenis semu (apparent specific gravity), dan penyerapan

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

(absorption) dilaporkan dalam bilangan desimal dua angka di belakang koma.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :

No. Kegiatan Sampel 1 Sampel 2


1 Mengukur berat sampel kering oven (Bk)
2 Mengukur berat sampel kering permukaan jenuh (Bj)
3 Mengukur berat pikno diisi air (B)
4 Mengukur berat pikno + benda uji ssd + air (Bt)

No. Perhitungan Sampel 1 Sampel 2 Rata-rata


1 BJ Bulk

2 BJ SSD

3 BJ Semu

(500  Bk )
4 Penyerapan x100%
Bk

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR


(Specific Gravity And Absorption Of Coarse Aggregate)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering -
permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu (apparent) dan penyerapan
air dari agregat kasar.

2. Terminologi
Berat jenis : bulk specfic gravity adalah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 250C.
Berat jenis (SSD) : atau berat jenis kering permukaan jenuh yaitu perbandingan
antara berat agregat kering - permukaan jenuh dan berat air
suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh
pada suhu 250C.
Berat jenis semu : apparent specific gravity ialah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 250C.
Penyerapan (absorption) : ialah presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap
berat agregat kering dinyatakan dalam persen.

3. Prosedur Praktikum (AASHTO T-84-88)


3.1 Peralatan
• Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no. 6 atau no. 8) dengan kapasitas kira-
kira 5 kg.
• Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat ini harus
dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.
• Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% pori berat contoh yang ditimbang
dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
• Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)oC.
• Alat pemisah contoh
• Saringan no. 4 (4,75mm)

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

3.2 Sampel
a. Kerikil/batu pecah seberat 5,0 kg untuk masing-masing benda uji.
b. Kerikil tertahan oleh saringan no.4 (4,75 mm)

3.3 Prosedur Pengujian


1. Cuci sampel untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada
permukaan.
2. Keringkan sampel dalam oven pada suhu 110oC sampai berat tetap.
3. Dinginkan sampel pada suhu kamar selama 1 sampai 3 jam, kemudian timbang dengan
ketelitian 0,5 gram (Bk).
4. Rendam sampel dalam air pada suhu kamar selama (24± 4) jam.
5. Keluarkan sampel dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada permukaan
hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengeringan harus satu persatu.
6. Timbang sampel kering permukaan jenuh (Bj)
7. Timbang sampel di dalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara
yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air (Ba). Ukur suhu air untuk penyesuaian
perhitungan kepada suhu standar (25oC).

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

3.4 Perhitungan dan Pelaporan


 Berat jenis curah (bulk specific gravity)

 Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry)

 Berat jenis semu (apparent specific gravity)

 Penyerapan (absorption)

Keterangan:
Bk = berat benda uji kering oven (gram)
Bj = berat benda uji jenuh kering permukaan (gram)
Bt = berat benda uji jenuh kering permukaan dalam air (gram)

Catatan:
Nilai berat jenis curah (bulk specific gravity), berat jenis kering permukaan jenuh
(saturated surface dry), berat jenis semu (apparent specific gravity), dan penyerapan
(absorption) dilaporkan dalam bilangan desimal dua angka di belakang koma.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :

No. Kegiatan Sampel 1 Sampel 2


1 Mengukur berat sampel kering oven (Bk)
2 Mengukur berat sampel kering permukaan jenuh (Bj)
3 Mengukur berat sampel dalam air (Ba)

No. Perhitungan Sampel 1 Sampel 2 Rata-rata

1 BJ Bulk

2 BJ SSD

3 BJ Semu

4 Penyerapan

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

INDEKS KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN


(Flakiness and Elongation Index)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
 Menentukan indeks kepipihan secara manual dari suatu contoh agregat
 Menentukan indeks kelonjongan secara manual dari suatu contoh agregat

2. Prosedur Praktikum (BS 812: Part 3 : 1975)


2.1 Peralatan
 Alat pengukur kepipihan yang sesuai dengan standar BS 812 (1975).

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

 Alat pengukur kelonjongan yang sesuai dengan standar BS 812 (1975).

 Saringan dengan urutan diameter saringan 63,0 mm, 50,0 mm, 37,5 mm, 28,0 mm, 20,0
mm, 14,0 mm, 10,0 mm, dan 6,3 mm.
 Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu dan mampu memanasi sampai (1105)C
 Wadah agregat sebanyak saringan yang ada. Wadah ini sebaiknya terbuat dari besi, seng
atau alumunium atau material lain yang cukup kuat untuk dimasukkan dalam oven sampai
(1105)C.

2.2 Penyiapan Sampel


 Saring sebanyak kurang lebih 5000 gr sampel dalam urutan saringan yang telah
disediakan.
 Pisahkan atau singkirkan sampel yang tertahan pada saringan 63,0 mm dan yang lolos
saringan 6,3 mm. Berat sisa sampel yang digunakan dinyatakan sebagai M1 gram.
 Sampel yang tertahan pada setiap saringan dimasukkan dalam masing-masing wadah yang
di tandai sesuai dengan diametar masing-masing saringan
 Cuci masing-masing sampel dan keringkan dengan oven hingga beratnya tetap. Yakinkan
bahwa tidak ada agregat yang hilang.
 Kemudian timbang sampel yang tertahan di tiap saringan dan hitung persentasenya
terhadap M1.
 Pengukuran kepipihan dan kelonjongan dilakukan per fraksi dan hanya fraksi yang
memiliki persentase berat lebih besar atau sama dengan 5%. Jumlah berat total fraksi yang
memiliki persentase berat lebih besar atau sama dengan 5% dinyatakan sebagai M2.

2.3 Prosedur Pengujian


2.3.1 Pengujian Kepipihan
 Ambil salah satu fraksi yang telah memenuhi syarat, yaitu persentase tertahan lebih besar
atau sama dengan 5%.
 Lewatkan dengan tangan setiap butir agregat pada Alat Penguji Kepipihan sesuai dengan
ukurannya

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

 Butir agregat yang agak sulit lewat dapat dicoba dengan sisi lain, diputar atau dengan
sedikit paksaan
 Pisahkan butiran yang dapat lewat dengan yang tidak dapat lewat dan masing-masing
ditimbang
 Lakukan hal yang sama untuk fraksi lainnya yang memiliki persentase berat lebih besar
atau sama dengan 5%
 Total jumlah sampel yang LEWAT dinyatakan sebagai M3F

2.3.2 Pengujian Kelonjongan


Secara umum prosedur pengerjaannya sama dengan untuk uji kepipihan, yaitu :
 Ambil salah satu fraksi yang telah memenuhi syarat, yaitu persentase tertahan lebih besar
atau sama dengan 5%.
 Lewatkan dengan tangan setiap butir agregat pada Alat Penguji Kelonjongan sesuai
dengan ukurannya
 Butir agregat yang agak sulit lewat dapat dicoba dengan sisi lain, diputar atau dengan
sedikit paksaan
 Pisahkan butiran yang dapat lewat dengan yang tidak dapat lewat dan masing-masing
ditimbang
 Lakukan hal yang sama untuk fraksi lainnya yang memiliki persentase berat lebih besar
atau sama dengan 5%
 Total jumlah sampel yang TERTAHAN dinyatakan sebagai M3E

2.4 Perhitungan dan Pelaporan


Indeks Kepipihan dihitung dengan rumus :
M3F
Indeks Kepipihan (%)   100%
M2

Indeks Kelonjongan dihitung dengan rumus :


M3E
Indeks Kelonjongan (%)   100%
M2

dimana :
M2 = Total berat sampel yang memiliki persentase lebih besar atau sama dengan 5%
M3F = Total berat sampel yang lolos alat pengujian kepipihan
M3E = Total berat sampel yang tertahan alat pengujian kelonjongan
Catatan:
Batas maksimal penggunaan agregat yang pipih dan lonjong sebagai material perkerasan
jalan adalah sebagai berikut:

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Karakteristik Batas Maksimal


Kepipihan 25 %
Kelonjongan 40 %

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

INDEKS KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :

Berat kering oven : …………… gr

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT


MENGGUNAKAN ALAT ABRASI LOS ANGELES
(Los Angeles Abrassion Test)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Memahami salah satu bentuk tes durabilitas agregat dengan cara mekanis yakni dengan alat
Los Angeles Abrasion Test.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar yang lebih kecil
dari 37,5 mm (1 1/2") terhadap keausan yang diakibatkan oleh kombinasi penggerusan,
pukulan dan penggilingan dalam drum baja yang berputar.

2. Daftar Istilah
Abrasi : proses pengausan/perusakan akibat dari terjadinya proses pelemahan agregat
akibat waktu dan proses alam, merupakan salah satu aspek durabilitas dari
agregat.
Durabilitas : Sifat keawetan/ketahanan material terhadap faktor waktu dan lingkungan
(cuaca).
Tes mekanis : tes durabilitas yang menggunakan cara mekanis dengan diputar (aggregate
attrition value), ditumbuk (los angeles abrasion value), digesek (polished stone
value),

3. Prosedur Praktikum (AASHTO T 96 - 77 (1982))


3.1 Peralatan
 Mesin abrasi Los Angeles, yaitu mesin yang terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua
sisinya dengan diameter 71 cm (28") dan panjang 50 cm (20"). Silinder ini bertumpu pada
dua poros pendek tidak menerus yang berputar pada poros mendatar. Silinder berlubang
untuk memasukan sampel. Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam
silinder tidak terganggu. Di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh
setinggi 8,9 cm (3,56 ").
 Bola-bola baja mempunyai diameter rata-rata 4,68 cm ( 1 7/8") dan berat masing-masing
antara 400 gram sampai 440 gram.
 Saringan mulai ukuran 37,5 mm (1 1/2") sampai 2,38 mm (No. 8)
 Timbangan dengan kapasitas 5000 gram dan ketelitian 1 gram
 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110  5)o C

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

3.2 Sampel
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam penyiapan sampel adalah sebagai berikut:
 Sampel harus bersih. Bila sampel masih mengandung kotoran, debu, bahan organik atau
terselimuti oleh bahan lain, maka sampel harus dicuci sampai bersih kemudian
dikeringkan dalam suhu (110  5) o C.
 Pisahkan sampel kedalam masing-masing fraksi kemudian digabungkan sesuai pada Tabel
1.
Tabel 1
Daftar Berat dan Gradasi Sampel

Ukuran saringan Berat dan gradasi sampel (gram)


Lewat Tertahan A B C D
(mm) (mm)
37,5 (1 1/2") 25,0 (1") 1250  25 ....... ....... .......
25,0 (1") 19,0 (3/4") 1250  25 ....... ....... .......
19,0 (3/4") 12,5 (1/2") 1250  25 2500  10 ....... .......
12,5 (1/2") 9,5 (3/8") 1250  25 2500  10 ....... .......
9,5 (3/8") 6,3 (1/4") ....... ....... 2500  10 .......
6,3 (1/4") 4,75 (No. 4) ....... ....... 2500  10 .......
4,75 (No. 4) 2,36 (No. 8) ....... ....... ....... 5000  10
Total 5000  10 5000  10 5000  10 5000  10
Jumlah Bola 12 11 8 6
Berat Bola (gram) 5000 ± 25 4584 ± 25 3330 ± 25 2500 ± 25

3.3 Prosedur Pengujian

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Langkah-langkah kerja dalam pengujian ini adalah:


 Hidupkan lampu power.
 Putar drum abrasi dengan menekan tombol inching sehingga tutupnya mengarah ke atas.
 Buka tutup drum kemudian masukkan agregat yang telah disiapkan sebelumnya.
 Masukkan sampel dan bola baja sesuai dengan yang disyaratkan.
 Tutup kembali drum tersebut.
 Buka tutup counter lalu atur angkanya menjadi 500 kemudian tutup lagi.
 Tekan tombol start sehingga drum berputar dan agregat serta bola baja tertampung pada
talang tersebut.
 Pasang talang di bawah drum.
 Buka tutup drum lalu tekan tombol inching sehingga drum berputar dan agregat serta bola
baja tertampung pada talang tersebut.
 Saring agregat tersebut dengan saringan no.12 lalu agregat yang tertahan dicuci sampai
bersih.
 Keringkan lagi dalam oven selama 24 jam pada suhu 1100C.
 Timbang berat keringnya, hitung kehilangan beratnya lalu bagi dengan berat kering
semula sehingga didapatkan prosentase keausan agregat.

3.4 Perhitungan dan Pelaporan


Dalam menghitung nilai keausannya digunakan rumus sebagai berikut:

a b
100 %
a
Nilai keausan Los Angeles =

dimana:
a = berat sampel semula (gram)
b = berat sampel tertahan saringan no. 12 (dan No.4) (gram)
Nilai keausan dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

KEAUSAN AGREGAT
(Los Angeles Abrassion Test)

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :

500 putaran
Gradasi Pemeriksaan FRAKSI B (10 -20 mm)
Ukuran Saringan
Lolos Tertahan Lolos Tertahan Berat Sampel 1 Berat Sampel 2
(mm) (mm) (inch) (inch)
76,2 63,5 3" 2,5"
63,5 50,8 2,5" 2"
50,8 38,1 2" 1,5"
38,1 25,4 1,5" 1"
25,4 19,1 1" 3/4"
19,1 13,2 3/4" 1/2" 2500 2500
13,2 9,6 1/2" 3/8" 2500 2500
9,6 6,35 3/8" No. 4
6,35 4.75 No. 4 No. 6
4.75 2.38 No. 6 No. 8

Berat sampel semula a 5000 5000


Berat sampel tertahan b 3938,2 3888,5
saringan No.12
a–b
Keausan a b
100%
a
Keausan rata-rata

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

UJI KEKUATAN AGREGAT TERHADAP TUMBUKAN


(Aggregate Impact Value)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengukur kekuatan relatif
agregat terhadap tumbukan (impact) dengan menyatakan nilai Aggregate Impact Value (AIV)

2. Terminologi
Beban Tumbukan : Pembebanan dengan waktu kontak (waktu yang diperlukan
untuk memberikan beban) yang sangat singkat
Fraksi agregat : kumpulan agregat yang memiliki karakteristik sama
Crushing Plant : Mesin penghancur batuan untuk mendapatkan agregat dengan
ukuran yang dikehendaki
Aggregate Crushing Machine : Adalah semacam alat kompresor dengan penekan untuk
memberi beban tekanan pada sampel

3. Prosedur Praktikum (BS 812: Part 3: 1975)


3.1 Peralatan
 Aggregate Impact Machine. Alat ini masih digerakan secara manual dengan tenaga
manusia. Berat total mesin tidak lebih dari 60 kg dan tidak kurang dari 40 kg. Dasar mesin terbuat dari
baja dengan diameter 300 mm dan memiliki berat antara 22 sampai 30 kg. Cylindrial Steel Cup
memiliki diameter dalam 102 mm dan kedalaman 50 mm. Ketebalan cup tidak lebih dari 6
mm. Palu baja yang digunakan memiliki berat antara 13,5 sampai 14,0 kg dengan bagian
bawah (bidang kontak) merupakan lingkaran dan berbentuk datar. Diameter kontak
sebesar 100 mm dan ketebalan 50 mm, dengan chamfer 1,5 mm. Palu diatur sedemikian
rupa hingga dapat naik turun dengan mudah tanpa gesekan berarti. Palu baja bergerak
jatuh bebas dengan tinggi jatuh 3805 mm, diukur dari bidang kontak palu sampai
permukaan sampel di dalam cup. Alat pengunci palu dapat diatur sedemikian rupa untuk
dapat memudahkan pergantian sampel dan pemasangan cup.
 Saringan dengan diameter 14,0 mm, 10,0 mm, dan 2,36 mm
 Pan dan cover
 Kuas
 Loyang
 Oven
 Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

3.2 Sampel
 Sampel yang digunakan adalah agregat yang lolos saringan 14,0 mm dan yang tertahan
saringan 10,0 mm. Untuk setiap pengujian dibuat dua sampel.
 Saring 1000 gr agregat pada urutan saringan 14,0 mm dan 10,0 mm selama 10 menit.
Sampel yang diambil adalah agregat yang lolos saringan 14,0 mm dan tertahan di 10,0
mm.
 Cuci sampel dengan air yang mengalir dan keringkan dalam oven (1105)C selama 4 jam
(kondisi kering oven).
 Setelah suhu turun (atau sama dengan suhu ruangan, 25C) sampel siap untuk digunakan.

3.3 Prosedur Pengujian


 Ambil kira-kira setengah dari sampel yang telah disiapkan dan timbang sebagai A gr.
 Masukan sampel dalam cup (Cylindrial Steel Cup) sedemikian rupa hingga tidak melebihi
tinggi cup (50 mm). Sampel dimasukkan ke dalam cup dengan sedikit ditekan atau
dipadatkan dengan tangan.
 Letakan Mesin Impact Agregat pada lantai datar dan keras, seperti lantai beton
 Letakan cup berisi sampel pada tempatnya dan pastikan letak cup sudah baik dan tidak
akan bergeser akibat tumbukan palu.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

 Atur ketinggian palu agar jarak antara bidang kontak palu dengan permukaan sampel
3805 mm.
 Lepaskan pengunci palu dan biarkan palu jatuh bebas ke sampel. Angkat palu pada posisi
semula dan lepaskan kembali (jatuh bebas). Tumbukan dilakukan sebanyak 15 kali dengan
tenggang waktu tumbukan tudak lebih dari satu detik.
 Setelah selesai saring benda uji dengan saringan 2,36 mm selama satu menit dan timbang
berat yang lolos dengan ketelitian 0,1 gram yang dinyatakan sebagai B gr dan yang
tertahan sebagai C gr. Pastikan tidak ada partikel yang hilang selama proses tersebut. Jika
jumlah berat agregat yang lolos dan tertahan berbeda 1 gram dengan berat awal (A) maka
pengujian harus diulangi.
 Ulangi prosedur tersebut untuk sisa sampel berikutnya.

3.5 Perhitungan dan Pelaporan


Aggregate Crushing Value (AIV) dihitung dengan rumus:
B
AIV  100%
A
dimana :
AIV = Aggregate Impact Value (%)
A = Berat awal sampel (gr)
B = Berat sampel lolos saringan 2,36 mm (gr)

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

KEKUATAN AGREGAT TERHADAP TUMBUKAN


(Aggregate Impact Value)

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :

Suhu Udara : ………… oC


Berat sampel total : ………… gram

Berat (gram)
Berat sampel semula
Sampel 1 Sampel 2
Berat sampel (A)
Berat sampel setelah penekanan dan LOLOS saringan
2,36 mm (B)
Berat sampel setelah penekanan dan TERTAHAN
saringan 2,36 mm (C)
Aggregate Impact Value = B/A (%)
Rata-rata AIV

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PEMERIKSAAN PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN


(Penetration of Bituminous Materials)

1. Tujuan Umum
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek dengan
memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam bitumen
pada suhu tertentu.

2. Terminologi
PEN : Singkatan dari Nilai Penetrasi, yang didefinisikan sebagai kedalaman
tembus (dalam ratusan cm) jarum standar dengan berat standar, pada
material aspal, pada rentang waktu standar dan dalam suhu standar
Stainless Steel : Bahan baja anti karat, yang dipilih sebagai bahan dasar jarum penetrasi.
Bahan ini dipilih untuk menghindari atau paling tidak meminimasi
terjadinya korosi pada jarum penetrasi, yang senantiasa terendam air. Hal
tersebut karena, korosi pada jarum penetrasi sesungguhnya akan
merancukan hasil pengujian penetrasi, karena adanya gesekan tambahan
antara jarum dan material aspal
Duplo : Istilah yang menyatakan bahwa sampel yang di uji adalah dua (ganda) dan
dipersiapkan, dibuat dan dijaga pada kondisi yang sama
Waterbath : Bak air/ bejana yang memiliki perangkat pengatur suhu yang dapat
mempertahankan suhu dengan ketelitian yang relatif tinggi dan
dipergunakan sebagai tempat menyimpan sampel yang akan diuji.
Suhu Ruang : Temperatur ruangan rata-rata, 25C

3. Prosedur Praktikum (AASHTO T 49-89: 1990)


3.1 Peralatan
1. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan dan
dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
2. Pemegang jarum seberat (47,5  0,05) gr yang dapat dilepas dengan mudah dari alat
penetrasi untuk peneraan.
3. Pemberat sebesar (50  0,05) gr dan (100  0,05) gr masing-masing dipergunakan untuk
pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr.
4. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 44 oC, atau HRC 54 sampai 60. Ujung
jarum harus berbentuk kerucut terpancung.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

5. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata-
rata berukuran sebagai berikut :
Penetrasi Diameter Dalam
dibawah 200 55 mm 35 mm
200 sampai 300 70 mm 45 mm

6. Bak perendam (waterbath), terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan
dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang 0,1oC. Bejana dilengkapi
dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm di atas dasar bejana dan tidak
kurang dari 100 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah
permukaan air dalam bejana.
7. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi.
8. Tempat tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup untuk
merendam benda uji tanpa bergerak.
9. Pengukur waktu (stopwatch). Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stop
watch dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi
0,1 detik per detik. Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis, kesalahan alat
tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik.
10. Pengukur suhu (thermometer)

3.2 Sampel

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

1. Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk dapat
dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60 oC di atas titik lembek, dan
untuk bitumen tidak lebih dari 90oC di atas titik lembek. Waktu pemanasan tidak boleh
melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-lahan agar udara tidak masuk ke dalam contoh.
2. Setelah contoh cair merata, tuangkan kedalam tempat contoh dan diamkan hingga
dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka penetrasi ditambah
10 mm. Buatlah dua benda uji (duplo).
3. Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang selama 1 sampai
1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk yang besar.

3.3 Prosedur Pengujian


1. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air tersebut ke
dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang ditentukan. Diamkan dalam bak
tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk
benda uji besar.
2. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan bersihkan jarum
penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian keringkan jarum tersebut dengan
lap bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.
3. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar (100  0,1)
gram.
4. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.
5. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan benda
uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer sehingga jarum penunjuk berimpit
dengannya.
6. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka waktu (5 
0,1) detik.
7. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum
penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk perkerjaan
berikutnya.
9. Lakukan pekerjaan diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji yang sama, dengan
ketentuan setiap titik pemeriksaan dan tepi dinding berjarak lebih dari 1 cm.

3.4 Perhitungan dan Pelaporan


1. Laporkan angka penetrasi rata-rata dari sekurang-kurangnya 3 kali pembacaan.
2. Perbedaan pembacaan tidak boleh melampaui ketentuan di bawah ini :

Hasil Penetrasi 0 - 49 50 - 149 150 - 199 200

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Toleransi 2 4 6 8

Apabila perbedaan antara masing-masing pembacaan melebihi toleransi, pemeriksaan


harus diulangi.
3. Thermometer untuk bak perendam harus ditera secara teratur.
4. Alat penetrasi dan cara pemeriksaan ini hanya boleh dipakai bitumen dengan penetrasi
kurang dari 150. Untuk bitumen dengan penetrasi 350-500 harus dilakukan dengan alat
lain.
5. Pembacaan stopwatch lebih dari (5+0,1) detik hasilnya tidak berlaku.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PENETRASI BAHAN BITUMEN

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :

No Kegiatan Uraian
Contoh dipanaskan Pembacaan suhu oven
1 Pembukaan contoh Mulai jam = ……………
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC
Didiamkan di suhu ruangan
2 Mendinginkan contoh Mulai jam = ……………
Selesai jam = ……………
Direndam pada suhu 25 0C Pembacaan suhu waterbath
Mencapai suhu
3 Mulai jam = ……………
pemeriksaan
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC
Penetrasi pada suhu 25 0C Pembacaan suhu penetrometer
4 Pemeriksaan Mulai jam = ……………
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC

Nilai
No Penetrasi pada 250C, 100 gr, 5 detik
Sampel 1 Sampel 2
1 Pengamat 1
2 Pengamat 2
3 Pengamat 3
4 Pengamat 4
5 Pengamat 5
Rata-rata

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER


(Softening Point of Asphalt and Tar in Ethylene Glycol (Ring and Ball))

1. Tujuan Umum
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan angka titi lembek aspal dan ter yang berkisar
antara 300C sampai dengan 2000C dengan cara ring dan ball.

2. Terminologi
Duplo : Istilah yang menyatakan bahwa sampel yang di uji adalah ganda dan
dipersiapkan, dibuat dan dijaga pada kondisi yang sama
Ring & Ball : Istilah umum yang digunakan untuk menyatakan jenis praktikum ini
(pemeriksaan titik lembek aspal dan ter), karena peralatan utama yang
digunakan adalah seperangkat cincin kuningan dan bola baja.

3. Prosedur Praktikum (AASHTO T 53-89: 1990)


3.1 Peralatan
1. Cincin kuningan
2. Bola baja, diameter 9,53 mm berat 3,45 gr sampai 3,55 gr
3. Dudukan benda uji, lengkap dengan pengaruh bola baja dan plat dasar yang
mempunyai jarak tertentu.
4. Bejana gelas tahan pemanasan mendadak diameter dalam 8,5 cm dengan tinggi dan
tinggi + 12 cm.
5. Thermometer.
6. Penjepit
7. Alat pengarah bola

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Gambar 1
Alat Masak

Gambar 2
Bejana Gelas Tahan Panas dan Alat “Ring and Ball”

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

3.2 Sampel
1. Benda uji adalah aspal atau ter sebanyak 25 gram.
2. Panaskan contoh aspal perlahan -lahan sambil diaduk terus menerus hingga cair merata.
Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar gelembung-gelembung udara
cepat keluar.
3. Waktu pemanasan ter tidak lebih dari 30 menit sedangkan untuk aspal tidak melebihi 2
jam.
4. Setelah cair merata tuanglah contoh kedalam dua buah cincin. Suhu pemanasan aspal
tidak melebihi 56oC diatas titik lembeknya dan untuk aspal tidak melebihi 111oC diatas
titik lembeknya.
5. Panaskan 2 buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan letakan kedua cincin
diatas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran talk dan clyceron.
6. Tuang contoh kedalam 2 buah cincin, diamkan pada suhu kurang-kurangnya 5oC dibawah
titik lembeknya sekurang-kurangnya 30 menit.
7. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau yang telah
dipanaskan.

3.3 Prosedur Pengujian


1. Pasang dan aturlah kedua benda uji diatas kedudukan dan letakkan pengarah bola
diatasnya. Kemudian masukan seluruh peralatan tersebut kedalam bejana gelas.
2. Isilah bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5 ± 1) oC sehingga tinggi permukaan air
berkisar antara 101,6 sampai 108 mm.
3. Letakkan termometer yang sesuai untuk pekerjaan ini diantara kedua benda uji (kurang
lebih dari 12,7 mm dari tiap cincin).
4. Periksalah dan aturlah jarak antara permukaan pelat dasar benda uji sehingga menjadi
25,4 mm.
5. Letakkan bola-bola baja yang bersuhu 5oC diatas dan ditengah permukaan masing-masing
benda uji yang bersuhu 5oC menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah
bola, tahan temperatur 50C + 10C selama 15 menit.
6. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5 oC permenit. Kecepatan pemanasan
rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit pertama perbedaan kecepatan
pemanasan tidak boleh melebihi 0,5oC.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Gambar 3.
Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter

3.4 Perhitungan dan Pelaporan


Laporkan suhu pada saat setiap bola menyentuh pelat dasar. Laporkan suhu titik lembek
bahan bersangkutan dari hasil pengamatan rata-rata dan bulatkan sampai 0,50C terdekat untuk
tiap pekerjaan ganda (duplo).

Catatan :
1. Apabila kecepatan pemanasan melebihi ketentuan dalam point sebelumnya maka
pekerjaan diulang.
2. Apabila dari suatu pekerjaan double perbedaan suhu dalam cara pengujian ini melebihi
1oC maka pekerjaan diulangi.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :
No Kegiatan Uraian
Contoh dipanaskan Pembacaan suhu oven
1 Pembukaan contoh Mulai jam = ……………
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC
Didiamkan di suhu ruangan
2 Mendinginkan contoh Mulai jam = ……………
Selesai jam = ……………
Direndam pada suhu 5 0C Pembacaan suhu awal
Mencapai suhu
3 Mulai jam = ……………
pemeriksaan
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC
Titik Lembek
4 Pemeriksaan Mulai jam = ……………
Selesai jam = ……………

Waktu (detik) Titik lembek


No Suhu yang diamati (0C)
I II I II

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PEMERIKSAAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR


DENGAN MENGGUNAKAN CLEVELAND OPEN CUP
(Flash and Fire Points by Cleveland Open Cup)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Percobaan ini dilakukan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari aspal.

2. Terminologi
Duplo : Istilah yang menyatakan bahwa sampel yang di uji adalah ganda dan
dipersiapkan, dibuat dan dijaga pada kondisi yang sama
Pilot : Pemancing terjadinya nyala api (flash point), berupa titik api yang digerak-
gerakkan diatas sampel yang dipanaskan, pada suhu mendekati nilai titik nyala
api
Bunsen : Alat pengatur nyala api yang berfungsi sebagai pengatur laju pemanasan,
terutama menjelang dicapainya suhu titik nyala
Aspal cair : Aspal dalam bentuk cair, yang didapatkan dengan cara mengembalikannya pada
bentuk semula, sebelum kehilangan unsur pencairnya (minyak). Pengembalian
bentuk tersebut dilakukan dengan mencampurkan kembali aspal padat dengan
unsur yang dihilangkan pada proses penyulingan minyak bumi mentah (crude
oil). Unsur tersebut dapat berupa:
1. Bensin
2. Minyak tanah
3. Minyak solar
Pemilihan campuran disesuaikan dengan sifat aspal cair yang ingin didapatkan.
Makin tinggi potensi penguapan dari unsur pencampur, makin cepat aspal cair
tersebut kembali menjadi bersifat padat.

3. Prosedur Praktikum (AASHTO T 48-89: 1990)


3.1 Peralatan
1. Cawan kuningan (Cleveland cup)
2. Thermometer
3. Nyala penguji, yaitu nyala api
4. Yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter 3,2 sampai 4,8 mm dengan
panjang tabung 7,5 cm.
5. Pemanas
6. Pembakaran gas atau tungku listrik atau pembakar alkohol yang tidak menimbulkan asap
atau nyala disekitar atas cawan.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

7. Stop watch
8. Penahan angin; alat yang menahan angin apabila sebagai pemanasan

Gambar 1
Cleveland Open Cup

3.2 Sampel
1. Panaskan contoh aspal antara 148,9oC sampai 176oC sampai cukup cair.
2. Kemudian isikan cawan cleveland sampai garis dan hilangkan (pecahkan) gelembung
udara yang ada pada permukaan cairan.

3.3 Prosedur Pengujian


1. Letakkan cawan diatas kompor pemanas tetap dibawah titik tengah cawan.
2. Letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari titik tengah cawan.
3. Pasanglah thermometer tegak lurus di atas benda uji dengan jarak 6,4 mm di atas dasar
cawan dan terletak pada satu garis yang menghubungkan titik tengah cawan dan titik
poros kompor, kemudian aturlah letak thermometer agar berjarak ¼ diameter cawan dari
tepi.
4. Nyalakan kompor (gas burner) dan atur pemanasan sehingga kenaikan suhu adalah
15oC tiap menit sampai mencapai suhu 56oC dibawah titik nyala yang diperkirakan
untuk selanjutnya kenaikan suhu 5oC sampai 6oC/menit.
5. Tepatkan penahan angin di depan nyala penguji.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

6. Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanas sehingga kenaikan suhu menjadi (15 ±
1) per menit sampai benda uji mencapai 56oC di bawah titik nyala perkiraan.
7. Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 5o sampai 6oC per menit pada suhu antara 56 oC
dan 28oC di bawah titik perkiraan.
8. Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut menjadi 3,2
sampai 4,8 mm.
9. Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan)
dalam satu detik. Ulangi pekerjaan tersebut setiap kenaikan 2oC.
10. Lanjutkan pekerjaan diatas sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik diatas
permukaan benda uji.
11. Bacalah suhu pada termometer dan catat sebagai titik nyala.
12. Lanjutkan pekerjaan pembacaan suhu sampai terlihat nyala yang agak lama sekurang-
kurangnya 5 detik diatas permukaan benda uji. Bacalah suhu pada termometer dan catat
sebagai titik bakar.

3.4 Perhitungan dan Pelaporan


Laporkan hasil rata-rata pemeriksaan ganda (duplo) sebagai titik nyala benda uji, dengan
toleransi sebagai berikut:

Titik Nyala dan Titik Bakar Ulangan oleh Satu Orang Ulangan oleh Beberapa
dengan Satu Alat Orang dengan Satu Alat
Titik Nyala 175oF sampai 5 oF (2oC) 10 oF (5,5oC)
550oF
Titik Bakar lebih dari 550oF 10 oF (5,5oC) 15 oF (8oC)

Catatan
Pemeriksaan yang tidak memenuhi syarat toleransi dianggap gagal sehingga harus diulangi.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PEMERIKSAAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :
No Kegiatan Uraian
Contoh dipanaskan Pembacaan suhu oven
Pembukaan
1 Mulai jam = …………………………….………
contoh
Selesai jam = ………………………………….… = ……………………….....oC
Menentukan Penuangan contoh Pembacaan suhu menuang
2 titik nyala Mulai jam = ……….……………………………
contoh Selesai jam = …………….……………………… = ……………………….....oC
Sampai 56 0C di bawah titik nyala 15oC/menit
Contoh 1 Contoh 2
Mulai jam = …………… ……………
Kenaikan Selesai jam = …………… ……………
3
suhu 2 contoh Antara 56 0C sampai 28 0C di bawah titik nyala 5oC - 6oC /menit
Contoh 1 Contoh 2
Mulai jam = …………… …………… Titik nyala perkiraan :
Selesai jam = …………… …………… …………………………… oC

0
C di bawah titik 0
Waktu C Titik nyala
nyala
56
51
46
41
36
31
26
21
16
11
6
1

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PEMERIKSAAN BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER


(Specific Gravity Of Semi-Solid Bituminous Materials)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis aspal keras di laboratorium.

2. Terminologi
Aspal Keras : adalah aspal yang berbentuk padat pada saat keadaan
penyimpanan (suhu ruang);
Ter : material yang mirip dengan bitumen hanya saja merupakan hasil
proses penyulingan dari batu bara;
Nilai penetrasi bitumen : nilai yang menyatakan derajat kekerasan bitumen. Umumnya
dipakai pada bitumen jenis penetration grade bitumen;
Cutback grades bitumen : jenis bitumen yang sudah berbentuk cair karena telah dicampur
dengan bahan pencair yang mudah menguap seperti bensin,
solar dan minyak tanah.

3. Prosedur Praktikum (AASHTO T 228 – 90)


3.1 Peralatan

Termometer

Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (25  0.1)° C

Piknometer


Air suling sebanyak 1000 cm3

Bejana gelas

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

3.2 Sampel
 Panaskan contoh bitumen keras sejumlah 50 gram, sampai menjadi cair dan aduklah untuk
mencegah pemanasan setempat. Pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit pada suhu 56°
C di atas titik lembek;
 Tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ bagian.

3.3 Prosedur Pengujian


 Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer yang
terendam adalah 40 mm. Kemudian rendam dan jepitlah bejana tersebut dalam bak
perendam sehingga terendam sekurang-kurangnya 100 mm;
 Aturlah suhu bak perendam pada suhu 25° C;
 Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg (A);
 Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling kemudian
tutuplah piknometer tanpa ditekan;
 Letakkan piknometer ke dalam bejana dan tekanlah penutup hingga rapat, kembalikan
bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam. Diamkan bejana tersebut di dalam bak
perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit, kemudian angkatlah piknometer dan
keringkan dengan lap. Timbanglah dengan ketelitian 1 mg (B);
 Tuangkan benda uji tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾
bagian;
 Biarkan piknometer sampai dingin,waktu tidak kurang dari 40 menit dan timbanglah
dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg (C);
 Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa ditekan,
diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar;
 Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di dalamnya dan kemudian
tekanlah penutup hingga rapat. Masukkan dan diamkan bejana ke dalam bak perendam
selama sekurang-kurangnya 30 menit.
 Angkat, keringkan dan timbanglah piknometer (D)

4.4 Perhitungan dan Pelaporan

(C  A) Berat Contoh
BJ  
Hitunglah berat jenis dengan persamaan :
(B  A)  (D  C) Isi Bitumen
dimana :
A = berat piknometer (dengan penutup) (gram)
B = berat piknometer berisi air (gram)

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

C = berat piknometer berisi aspal (gram)


D = berat piknometer berisi aspal dan air (gram)
Laporkan berat jenis ini dalam bilang desimal tiga angka di belakang koma.
PEMERIKSAAN BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :
Kegiatan Uraian
Contoh dipanaskan Pembacaan suhu pemanasan
Pembukaan contoh Mulai jam = ……………
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC
Didiamkan di suhu ruangan Pembacaan suhu ruang
Mendinginkan contoh Mulai jam = ……………
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC
Direndam pada suhu 25 0C
Mencapai suhu
Mulai jam = ……………
pemeriksaan
Selesai jam = ……………
Pengujian pada suhu 25 0C
Pemeriksaan Mulai jam = ……………
Selesai jam = ……………

Sampel I Sampel II
Berat piknometer + air = ………….…… gr = ………….…… gr
Berat piknometer = …………….… gr = …….………… gr
Berat air/isi piknometer = ………………. gr = ……….……… gr
Berat piknometer + contoh = ………….…… gr = …….………… gr
Berat piknometer = …………….… gr = …….………… gr
Berat contoh = ………………. gr = ……………… gr
Berat piknometer + air + contoh = ……….……… gr = …….………… gr
Berat piknometer + contoh = ………….…… gr = …….………… gr
Berat air = …………….… gr = …….………… gr
Isi Bitumen = …….………… gr = …….………… gr
Berat Jenis = ……….… gr/cm3 = …….…… gr/cm3
=

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PEMERIKSAAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN


(DUCTILITY OF BITUMINOUS MATERIALS)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara dua
cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus pada suhu dan kecepatan tarik tertentu.

2. Terminologi
 Kekuatan tarik : salah satu sifat bahan yang menyatakan besarnya kekuatan bahan
tersebut dalam menahan gaya tarik (tensile stress). Biasanya
dinyatakan dalam kN atau kg.
 Bitumen keras : bitumen yang berbentuk padat pada saat keadaan penyimpanan (suhu
ruang)

3. Prosedur Praktikum (AASHTO T 51 – 89)


3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
 Cetakan kuningan. Cetakan ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang disebut clip dengan
sebuah lubang pada bagian belakang dan bagian samping cetakan yang berfungsi sebagai
pengunci clip sebelum cetakan ini diuji. Pada saat pengujian, bagian samping ini harus
dilepas;

 Pelat alas cetakan;


 Bak perendam, isi 10 liter yang dapat mempertahankan suhu pemeriksaan dengan
toleransi yang tidak lebih dari 0.5° C dari suhu pemeriksaan. Kedalaman air pada bak ini
tidak boleh kurang dari 50 mm di bawah permukaan air. Air di dalam bak perendam harus

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

bebas dari oli dan kotoran lain serta bebas dari bahan organik lain yang mungkin tumbuh
di dalam bak;
 Termometer;
 Mesin uji yang dapat menjaga sampel tetap terendam dan tidak menimbulkan getaran
selama pemeriksaan serta dapat menarik benda uji dengan kecepatan tetap;

 Alat pemanas, untuk mencairkan aspal keras;


 Methyl alkohol teknik dan sodium klorida teknik (gliserin dan talk).

3.2 Sampel
1. Susun bagian-bagian cetakan kuningan;
2. Lapisi bagian atas dan bawah cetakan serta seluruh permukaan pelat alas cetakan dengan
bahan campuran dextrin dan glicerin atau amalgam;
3. Pasang cetakan daktilitas di atas pelat dasar;
4. Panaskan contoh bitumen kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat dituang. Untuk
menghindarkan pemanasan setempat, lakukan dengan hati-hati. Pemanasan dilakukan
sampai suhu antara 80 sampai 100° C di atas titik lembek;
5. Saring contoh dengan saringan no.50 dan aduk serta tuangkan dalam cetakan;
6. Tuangkan contoh bitumen dengan hati-hati ke dalam cetakan daktilitas dari ujung ke
ujung hingga penuh berlebihan;
7. Dinginkan cetakan pada suhu ruang 30 sampai 40 menit lalu pindahkan seluruhnya ke
dalam bak perendam yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan
spesifikasi) selama 30 menit;
8. Ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang panas sehingga cetakan
terisi penuh dan rata.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

3.3. Prosedur Pengujian


1. Sampel didiamkan pada suhu 25° C dalam bak perendam selama 30 menit, kemudian
lepaskan cetakan sampel dari alasnya dan lepaskan bagian samping dari cetakan;
2. Pasang cetakan daktilitas yang telah terisi sampel pada alat mesin uji dan jalankan mesin
uji sehingga akan menarik sampel secara teratur dengan kecepatan 5 cm/menit sampai
sampel putus. Perbedaan kecepatan  5% masih diijinkan;
3. Bacalah jarak antara pemegang cetakan, pada saat sampel putus (dalam cm). Selama
percobaan berlangsung sampel harus terendam sekurang-kurangnya 2.5 cm di bawah
permukaan air dan suhu harus dipertahankan tetap (25  0.5)° C.

3.4. Perhitungan dan Pelaporan


Laporkan hasil rata-rata dari tiga sampel normal.
Catatan :
Apabila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada permukaan air maka
pengujian dianggap tidak normal, untk menghindari hal semacam itu maka BJ air harus
disesuaikan dengan BJ benda uji dengan menambahkan gliserin. Apabila pemeriksaan normal
tidak berhasil setelah dilakukan 3 kali maka dilaporkan bahwa daktilitas bitumen tersebut
gagal.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PEMERIKSAAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN

Kelompok : Tanggal :
Jurusan : Asisten :
Universitas :
Kegiatan Uraian
Contoh dipanaskan Pembacaan suhu pemanasan
Pembukaan contoh Mulai jam = ……………
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC
Didiamkan di suhu ruangan Pembacaan suhu ruang
Mendinginkan contoh Mulai jam = ……………
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC
Direndam pada suhu 25 0C Pembacaan suhu waterbath
Mencapai suhu
Mulai jam = ……………
pemeriksaan
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC
Pengujian pada suhu 25 0C Pembacaan suhu alat
Pemeriksaan Mulai jam = ……………
Selesai jam = …………… = …………………………….....oC

Daktilitas pada 250C, 5 cm per menit Pembacaan pengukuran pada alat


Pengamatan I …………………………… cm
Pengamatan II …………………………… cm
Pengamatan III …………………………… cm
Rata-rata …………………………… cm

Persetujuan Asisten:
Tanda Tangan,

( )

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL DAN AGREGAT


DENGAN ALAT MARSHALL

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Praktikum ini memberikan kemampuan dasar kepada mahasiswa untuk dapat menentukan
komposisi yang tepat antara aspal, agregat dan material pengisi (filler) dalam campuran aspal
dan agregat. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas)
terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal.

2. Terminologi
Stabilitas : Kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi
kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau pound.
Flow : (Kelelehan); Perubahan bentuk plastis suatu campuran aspal yang terjadi
akibat beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01”.
VIM : Voids in Mixture (Rongga didalam Campuran); Volume rongga yang berisi
udara di dalam campuran aspal, dinyatakan dalam % volume.
VMA : Voids in Mineral Aggregate (Rongga didalam Agregat); Volume rongga
yang terdapat diantara butir-butir agregat dari suatu campuran aspal yang
telah dipadatkan, termasuk didalamnya adalah rongga udara dan rongga
yang terisi aspal efektif, dinyatakan dalam % volume.
VFB : Voids Filled with Bitumen (Rongga terisi Aspal); Bagian dari volume rongga
didalam agregat (VMA) yang terisi aspal efektif, dinyatakan dalam %
VMA.
Aspal Efektif : Total kandungan aspal dari suatu campuran dikurangi bagian aspal yang
hilang karena penyerapan oleh agregat, dinyatakan dalam %.

3. Prosedur Praktikum (SNI 06-2489)


3.1 Prosedur Perencanaan dan Pengujian Campuran Aspal dan Agregat dengan
Metode Marshall
Secara umum, prosedur perencanaan dan pengujian campuran aspal dan agregat dengan
menggunakan Metoda Marshall dapat dilihat pada bagan alir berikut ini.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Agregat

Spek Campuran Pembuatan Benda Uji Pemadatan

Aspal

Pengujian Berat Jenis


Uji Marshall Campuran

Analisis Rongga dan Berat


Isi Campuran
Kriteria
Perencanaan

Penentuan Kadar Aspal


Optimum

Proses perencanaan dimulai dengan memilih spesifikasi (spek) campuran tertentu. Dari spek
ini akan diperoleh keterangan mengenai komposisi campuran, yaitu gradasi agregat yang
harus digunakan serta jenis aspal yang boleh digunakan.
Proses selanjutnya adalah pembuatan benda uji campuran yang diikuti oleh pemadatan.
Disarankan paling sedikit dibuat 5 variasi kadar aspal, dan untuk setiap kadar aspal tersebut
dibuat 3 benda uji. Pemadatan benda uji, dalam hal ini menggunakan Metoda Marshall,
dinyatakan dalam jumlah tumbukan yang dikenakan pada benda uji tersebut. Jumlah
tumbukan ini didasarkan pada jenis lalu lintas rencana (dapat dilihat pada Kriteria
Perencanaan, Tabel 2 dan Tabel 3).
Sebelum melakukan uji Marshall terlebih dahulu dilakukan pengujian berat isi dan berat jenis
untuk dapat menghitung kandungan rongga didalam campuran. Setelah semua perhitungan
selesai dilakukan, dapat ditentukan kadar aspal optimum berdasarkan kriteria perencanaan
yang diambil.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan terdiri dari :
1. Tiga buah cetakan benda uji dari logam yang berdiameter 10,16 cm dan tinggi 7,62 cm,
lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.
2. Mesin penumbuk manual atau otomatis lengkap dengan :
a. penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk silinder, dengan
berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm
b. landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau yang sejenis) berukuran 20,32 
20,32  45,72 cm dilapisi dengan pelat baja berukuran 30,48  30,48  2,54 cm dan
dijangkarkan pada lantai beton di keempat bagian sudutnya
c. pemegang cetakan benda uji
3. Alat pengeluar benda uji
Untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan benda uji
dipakai sebuah alat ekstruder yang berdiameter 10 cm.
4. Alat Marshall lengkap dengan :
a. kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung
b. cincin penguji (proving ring) kapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg, dilengkapi arloji
(dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm
c. arloji pengukur pelelehan (flow) dengan ketelitian 0,25 mm beserta perlengkapannya

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

5. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang mampu memanasi sampai 200 oC (
3oC).
6. Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu mulai 20 – 60o C ( 1oC).
7. Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan
ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram.
8. Pengukur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250oC dan 100oC dengan
ketelitian 1% dari kapasitas.
9. Perlengkapan lain :
a. panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal
b. sendok pengaduk dan spatula
c. kompor dan pemanas (hot plate)
d. sarung tangan dari asbes, sarung tangan dari karet dan pelindung pernapasan atau
masker
e. kantong plastik kapasitas 2 kg
f. kompor gas elpiji atau minyak tanah

3.3 Pembuatan Benda Uji


1. Persiapan benda uji
Keringkan agregat sampai beratnya tetap pada suhu (105 + 5) 0C, pisah-pisahkan agregat
dengan cara penyaringan kering ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki atau sebagai
berikut :
1” sampai ¾”
¾” sampai 3/8”
3/8” sampai no.4 (4,76 mm)
No.4 (4,76 mm) sampai no.8 (2,36 mm)
Lewat no.8

2. Penentuan suhu pencampuran dan pemadatan


Suhu pencampuran dan pemadatan harus ditentukan sehingga bahan pengikat yang
dipakai menghasilkan viskositas yang disyaratkan yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1
Tingkat Kekentalan (Viskositas) Aspal Untuk Aspal Padat Dan Aspal Cair
Viskositas Pencampuran (C.ST) Viskositas Pemadatan (C.ST)
Alat
Aspal Padat Aspal Cair Aspal Padat Aspal Cair
Kinematik Viscosimeter 170  20 170  20 280  30 280  30
Saybolt Furol Viscometer 85  10 85  10 140  15 140  15

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

3. Persiapan pencampuran
a. Untuk tiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gram sehingga menghasilkan
tinggi benda uji kira-kira 6,25 + 0,125 cm (2,5” + 0,05”)
b. Panaskan panci pencampur beserta agregat kira-kira 280C di atas suhu pencampur
untuk aspal panas dan ter, lalu aduk sampai merata. Untuk aspal dingin panaskan
sampai 140C di atas suhu pencampuran.
c. Sementara itu panaskan aspal sampai suhu pencampuran.
d. Tuangkan aspal sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan
tersebut.
e. Aduklah dengan cepat sesuai butir sebelumnya sampai agregat terlapis merata.

4. Pemadatan benda uji


a. Bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dengan
seksama dan panaskan sampai suhu antara 93,30C dan 148,90C.
b. Letakkan selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut
ukuran cetakan ke dalam dasar cetakan.
c. Masukkan seluruh campuran dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-keras
dengan spatula yang dipanaskan atau aduklah dengan sendok semen 15 kali keliling
pinggirannya dan 10 kali di bagian dalamnya.
d. Lepaskan lehernya dan ratakan permukaan campuran dengan mempergunakan sendok
semen menjadi bentuk yang sedikit cembung. Waktu akan dipadatkan, suhu campuran
berada dalam batas-batas suhu pemadatan yang disebutkan dalam butir sebelumnya.
e. Letakkan cetakan di atas landasan pemadat.
f. Lakukan pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak 75 atau 35 sesuai kebutuhan
(kriteria perencanaan, lihat Tabel 2 dan Tabel 3) dengan tinggi jatuh 45 cm selama
pemadatan, tahanlah agar palu pemadat selalu tegak lurus pada alat cetakan. Lepaskan
keping alas dan lehernya, baikkan alat cetak berisi benda uji dan pasanglah yang sudah
dibalik ini, tumbuklah dengan jumlah tumbukan yang sama.
g. Sesudah pemadatan lepaskan keping alas dan pasanglah alat pengeluar benda uji.
h. Lepaskan benda uji pada tempat yang rata dan biarkan selama kira-kira 24 jam pada
suhu ruang.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Tabel 2
Kriteria Perencanaan Campuran Aspal Beton (Bina Marga)

Sifat Campuran Lalulintas Berat Lalulintas Sedang Lalulintas Ringan


(2x75 tumb.) (2x50 tumb.) (2x35 tumb.)
Min. Maks. Min. Maks. Min. Maks.
Stabilitas (kg) 550 - 450 - 350 -
Kelelehan (mm) 2,0 4,0 2,0 4,5 2,0 5,0
Stabilitas/Kelelehan (kg/mm) 200 350 200 350 200 350
Rongga dalam Campuran (%) 3 5 3 5 3 5
Indeks Perendaman (%) 75 - 75 - 75 -
Persentase Minimum Rongga Dalam Agregat
Ukuran Maksimum Nominal Agregat Persentase Minimum Rongga dalam Agregat
No. 16 (1,18 mm) 23,5
No. 8 (2,36 mm) 21,0
No. 4 (4,75 mm) 18,0
3/8 inch (9,50 mm) 16,0
1/2 inch (12,50 mm) 15,0
3/4 inch (19,00 mm) 14,0
1 inch (25,00 mm) 13,0
1½ inch (37,50 mm) 12,0
2 inch (50,00 mm) 11,5
2 ½ inch (63,00 mm) 11,0

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Tabel 3
Kriteria Perencanaan Campuran Aspal Beton (Asphalt Institute)
Sifat Campuran Lalulintas Berat Lalulintas Sedang Lalulintas Ringan
(2x75 tumb.) (2x50 tumb.) (2x35 tumb.)
Min. Maks. Min. Maks. Min. Maks.
Stabilitas (lb.) 1800 - 1200 - 750 -
Stabilitas (N) 3336 5338 8006
Kelelehan, 0,25 mm (0,01 in) 8 18 8 16 8 14
Rongga dalam Campuran (%) 3 5 3 5 3 5
Rongga Terisi Aspal (%) 75 - 75 - 75 -
Persentase Minimum Rongga Dalam Agregat
Ukuran Maksimum Nominal VIM Desain VIM Desain VIM Desain
Agregat 3% 4% 5%
No. 16 (1,18 mm) 21,5 22,5 23,5
No. 8 (2,36 mm) 19 20,0 21
No. 4 (4,75 mm) 16 17,0 18
3/8 inch (9,50 mm) 14 15,0 16
1/2 inch (12,50 mm) 13 14,0 15
3/4 inch (19,00 mm) 12 13,0 14
1 inch (25,00 mm) 11 12,0 13
1½ inch (37,50 mm) 10 11,0 12
2 inch (50,00 mm) 9,5 10,5 11,5
2 ½ inch (63,00 mm) 9 10 11

3.4 Prosedur Pengujian


Cara pengujian adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan benda uji dari kotoran yang melekat.
2. Berikan tanda pengenal pada masing-masing benda uji
3. Ukurlah tinggi/tebal benda uji dengan ketelitian 0,1 mm.
4. Timbang masing-masing benda uji.
5. Rendamlah benda uji dalam bak perendam selama 30-40 menit dengan suhu tetap 60 oC
(1oC) untuk benda uji yang menggunakan aspal padat, untuk benda uji yang
menggunakan aspal cair masukkan benda uji ke dalam oven selama minimum 2 jam
dengan suhu tetap 250 C ( 10C).
6. Keluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven dan letakkan ke dalam segmen
bawah kepala penekan dengan catatan bahwa waktu yang diperlukan dari saat
diangkatnya benda uji dari bak perendaman atau oven sampai tercapainya beban
maksimum tidak boleh melebihi 30 detik.
7. Pasang segmen atas di atas benda uji dan letakkan keseluruhannya dalam mesin penguji.
8. Pasang arloji pengukur pelelehan (flow) pada kedudukannya di atas salah satu batang
penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung
tangkai arloji (sleeve) dpegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

9. Pasang arloji pengukur pelelehan (flow) pada kedudukannya di atas salah satu batang
penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung
tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan.
10. Atur jarum arloji tekan pada kedudukan angka nol.
11. Berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50 mm per menit
sampai pembebanan maksimum tercapai, atau pembebanan menurun seperti yang
ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum atau stabilitas
(stability) yang dicapai, koreksilah bebannya dengan menggunakan faktor perkalian yang
bersangkutan dari Tabel 4 bila benda uji tebalnya kurang atau lebih besar dari 63,5 mm.
12. Catat nilai pelelehan (flow) yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur pelelehan pada
saat pembebanan maksimum tercapai.

Tabel 4
Faktor Korelasi Stabilitas
Volume Tinggi Faktor Volume Tinggi Faktor
Benda Uji, Benda Uji, Korelasi Benda Uji, Benda Uji, Korelasi
cm3 mm cm3 mm
200-213 25.4 5.56 421-431 52.4 1.39
214-225 27.0 5.00 432-443 54.0 1.32
226-237 28.6 4.55 444-456 55.6 1.25
238-250 30.2 4.17 457-470 57.2 1.19
251-264 31.8 3.85 471-482 58.7 1.14
265-276 33.3 3.57 483-495 60.3 1.09
277-289 34.9 3.33 496-508 61.9 1.04
290-301 36.5 3.03 509-522 63.5 1.00
302-316 38.1 2.78 523-535 65.1 0.96
317-328 39.7 2.50 536-546 66.7 0.93
329-340 41.3 2.27 547-559 68.3 0.89
341-353 42.9 2.08 560-573 69.8 0.86
354-367 44.4 1.92 574-585 71.4 0.83
368-379 46.0 1.79 586-598 73.0 0.81
380-392 47.6 1.67 599-610 74.6 0.78
393-405 49.2 1.56 611-625 76.2 0.76
406-420 50.8 1.47

3.5 Analisis Data dan Pelaporan


Data hasil perhitungan dan pengujian dicatat dalam formulir.
Catatan :
1. Stabilitas benda uji yang diukur dikalikan dengan angka perbandingan tebal sama dengan
stabilitas setelah dikoreksi untuk benda uji tebal 63,5 mm.
2. Hubungan isi/tebal, didasarkan pada benda uji yang berdiameter 101,6 mm.

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PENGUJIAN CAMPURAN MARSHALL


a b c d e f g h i j k l m n o p q r s

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Keterangan:
a = % aspal terhadap batuan
b = % aspal terhadap campuran
c = berat (gram)
d = berat dalam keadaan jenuh (gram)
e = berat dalam air (gram)
f = isi (mL) = d – e
g = berat isi benda uji
h = berat jenis maksimum (teoritis)
100
= % agregat dalam campuran % aspal dalam campuran
+
BJ agregat BJ aspal
b g
i = BJ aspal
(100  b)  g
j = BJ agregat
k = jumlah kandungan rongga = 100 – i – j
l = prosen rongga tehadap agregat = 100– j
m = prosen rongga terisi aspal = 100 – i / j
g
n = prosen rongga terhadap campuran = 100 – 100 
h
o = pembacaan arloji stabilitas
p = stabilitas ( x kalibrasi alat)
q = stabilitas ( x koreksi benda uji )
r = kelelehan (0,01”)
s = tebal benda uji

Catatan :
Suhu pencampuran = 1600C
Suhu pemadatan = 1400C
Suhu percobaan = 600C

3.5 Pelaporan
a. Laporkan kondisi pengukuran dalam Form Hasil Pengujian Campuran dengan alat
Marshall:
 Kadar aspal dilaporkan dalam bilangan desimal satu angka di belakang koma
 Berat isi dilaporkan dalam ton/m3 dua angka di belakang koma
 Persentase rongga terhadap agregat dilaporkan dalam bilangan desimal satu angka di
belakang koma

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

 Persentase rongga terisi aspal dilaporkan dalam bilangan bulat


 Stabilitas dilaporkan dalam bilangan bulat

b. Laporkan hasil-hasil percobaan dalam bentuk grafis untuk:


 Hubungan antara kadar aspal terhadap campuran (%) dengan VIM (%)
 Hubungan antara kadar aspal terhadap campuran (%) dengan VMA (%)
 Hubungan antara kadar aspal terhadap campuran (%) dengan VFB (%)
 Hubungan antara kadar aspal terhadap campuran (%) dengan Berat Isi
 Hubungan antara kadar aspal terhadap campuran (%) dengan Stabilitas
 Hubungan antara kadar aspal terhadap campuran (%) dengan Flow
c. Laporkan nilai kadar aspal optimum

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

PENGUJIAN KADAR ASPAL DALAM CAMPURAN

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar aspal dalam campuran atau aspal buton.

2. Prosedur Praktikum
2.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan terdiri dari :
1. Reflux extractor

2. Tabung gelas
3. Saringan kerucut
4. Tabung pendingin
5. Pemanas
6. Kertas saring
7. Kawat asbes
8. Cairan pencampur
9. Oven pemanas
10. Pendingin

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan


LABORATORIUM TRANSPORTASI & PENGINDERAAN JAUH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

2.2 Prosedur Pelaksanaan


1. Tempatkan alat ini pada tempat yang datar dan aman terutama di ruangan yang
berventilasi baik.
2. Tentukan kadar air benda uji.
3. Keringkan dan timbang kertas saring dengan ketelitian 0,5 gram. Lipatlah kertas saring
melalui garis tengahnya lalu lipat lagi menjadi bentuk seperempat lingkaran.
4. Bentuklah menjadi kerucut dengan cara membuat ruang antara segmen lingkaran dengan
terhadap ketiga segmen lainnya.
5. Tempatkan kertas saring tadi pada kedua saringan kerucut.
6. Masukkan benda uji (A gr) ke dalam saringan kerucut.
7. Tuangkan solvent (PCE) ke dalam tabung gelas.
8. Masukkan saringan kerucut beserta rangkanya ke dalam tabung gelas. Bahan pelarut
harus berada di bawah ujung saringan kerucut bawah.
9. Tempatkan tabung gelas tadi di atas hot plate (pemanas) yang telah dilapisi asbes lalu
tutuplah dengan condenser (tabung pendingin).
10. Alirkan air melalui condenser tadi untuk pendingin.
11. Hidupkan hot plate dengan menekan saklar ke posisi ON. Atur panas yang terjadi dengan
memutar tombol pengatur suhu sedemikian rupa sehingga bahan pelarut mendidih
dengan mantap. Pemanasan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi luapan
bahan pelarut melalui bibir kerucut. Lakukan terus proses ekstraksi ini sampai bahan
pelarut yang keluar dari ujung kerucut tidak keruh lagi.
12. Matikan hot plate dengan menekan saklar ke posisi OFF. Biarkan aliran air ke kondensor
terus berlangsung sampai tabung gelas cukup dingin.
13. Angkatlah rangka kerucut dan keringkan di udara.
14. Masukkan kertas saring berikut ekstrak agregat ke dalam cawan yang telah ditimbang
sebelumnya. Keringkan dalam oven pada suhu 100oC selama 24 jam, setelah itu
dinginkan dalam desikator selama 10 menit lalu timbang kertas saring dan agregat yang
tertinggal. Hitung berat endapan/agregat yang tertinggal di kertas saring (B gr)
15. Hitung kadar bitumen dalam campuran.

2.3 Perhitungan dan Pelaporan


Kadar aspal bitumen dalam campuran

Buku Petunjuk Praktikum Bahan Perkerasan Jalan

Anda mungkin juga menyukai