DASAR TEORI
Drainase diperlukan untuk mengalirkan air, baik yang berasal dari hujan
lokal maupun air kiriman dalam tempo yang sesingkat - singkatnya, sistem ini
juga dimanfaatkan pada musim kering untuk meningkatkan kondisi tanah yaitu
menekan derajat keasinan (salinitas) di daerah yang bersangkutan. Pada jenis
tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka
air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan
persyaratan hidupnya. Tingkat sistem drainase, yaitu :
1.1.8. Pemukiman
1.1.9. Kawasan Industri
1.1.10. Kampus dan Sekolah
1.1.11. Rumah Sakit & Fasilitas Umum
1.1.12. Lapangan Olahraga
1.1.13. Lapangan Parkir
1.1.14. Pelabuhan Udara
1. Single Purpose
2. Multy Purpose
D. Menurut Konstruksi
1. Saluran Terbuka
Saluran untuk air hujan yang terletak di area yang cukup luas.
Juga untuk saluran air non hujan yang tidak mengganggu kesehatan
lingkungan.
2. Saluran Tertutup
a. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi
dari pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di
tengah kota.
b. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan
saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek,
apabila terjadi perkembangan kot, saluran-saluran akan dapat
menyesuaikan diri.
c. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terleteak di pinggir kota, sehingga
saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul.
d. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya sungai pada pola alamiah lebih besar.
e. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala
arah.
f. Jaring-Jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan
raya dan cocok untuk daerah dengan topografi datar. Saluran
Cabang adalah saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit
yang diperolah dari saluran drainase yang lebih kecil dan akhirnya
dibuang ke saluran utama.
Saluran Utama adalah saluran yang berfungsi sebagai pembawa air buangan
dari suatu daerah ke lokasi pembuangan tanpa harus membahayakan daerah yang
dilaluinya.
1.5.1 Trapesium Pada umumnya saluran ini terbuat dari tanah akan tetapi
tidak menutup kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan beton.
Saluran ini memerlukan cukup ruang. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan
debit yang besar.
1.5.2 Persegi Saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton. Bentuk saluran
ini tidak memerlukan banyak ruang dan areal. Berfungsi untuk
menampung dan menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan
domestik dengan debit yang besar.
1.5.3 Segitiga Saluran ini sangat jarang digunakan tetap mungkin digunakan
dalam kondisi tertentu.
1.5.4 Setengah Lingkaran Saluran ini terbuat dari pasangan batu atau dari
beton dengan cetakan yang telah tersedia. Berfungsi untuk menampung
dan menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan
debit yang besar.
(Allafa : 2008)
Kuantitas air hujan atau curah hujan (CH) adalah jumlah air yang jatuh
di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan
tinggi (mm) diatas permukaan horizontal bila tidak terjai evaporasi, aliran run
off, dan infiltrasi.
Dalam praktek pengukuran hujan terdapat 2 jenis alat ukur hujan, yaitu:
Keterangan :
Keterangan :
b. Lempak
Digunakan untuk memulai penggalian atau dalam penggalian tanah
dimana pipa saluran atau bak kontrol akan dipasang.
Pemakaian alat tersebut digunakan pada tanah dalam kondisi lembek
hingga tanah agak keras (tanah padas)
d. Garpu
Digunakan untuk memulai penggalian atau dalam penggalian dimana
pipa saluran atau bak kontrol akan dipasang.
Pemakaian alat tersebut digunakan pada tanah yang cukup keras (jika
sulit menggunakan lempak)
e. Ganco / Belincong
Digunakan untuk memulai penggalian atau dalam penggalian dimana
pipa saluran atau bak kontrol akan dipasang.
Pemakaian alat tersebut digunakan pada tanah berbatu, berakar atau
pada tanah bekas galian bangunan juga cocok untuk penggalian tanah
berpadas yang akan dilalui jalur / rute instalasi pipa / saluran drainasi.
c. Kapur
d. Pasir
e. Paku
f. Benang
2. Pek. Pengujian
Kontraktor harus membuat benda uji menurut ketentuan dalam PBI
1971 pasal 4.7. Saat Pengecoran pertama harus dibuat minimal 1 (satu)
benda uji ukuran (15x15x15) cm, dibuat setiap 1,5 M3 beton, Pengambilan
benda uji harus dengan periode yang disesuaikan dengan kecepatan
pembetonan.
3. Pek. Barak Kerja & Gudang
Pembuatan Barak kerja & Gudang. Pembuatan Barak Kerja sesuai
dengan dokumen lelang dengan menggunakan bahan-bahan sederhana,
pintu-pintu dapat dikunci dengan baik, lantai semen,dinding papan/triplek,
atap seng.