Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah menggambarkan kejadian fakta berdasarkan pengalaman yang sebenarnya,


menekankan pada proses yang terjadi pada waktu dan di tempat tertentu. Selain itu sejarah
juga dipandang sebagai peristiwa yang abadi, unik dan penting. Peristiwa-peristiwa dalam
perkembangan fisika tetap dikenang sepanjang masa, hanya terjadi satu kali, dan memiliki
arti penting dalam menentukan kehidupan orang banyak. Sejarah mengajarkan hal-hal yang
sangat penting mengenai keberhasilan dan kegagalan temuan-temuan fisika, teori-teori
fisika yang pernah ada, dan hal-hal penting lainnya dalam sejarah perkembangan fisika. Dari
sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
sebuah temuan atau penelitian fisika. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan
permasalahan-permasalahan fisika sepanjang perkembangannya. Selain itu kita dapat
mengenal tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan fisika serta penemuan apa saja
yang telah mereka sumbangkan. Kita pun dapat mempelajari bagaimana suatu bangsa
memberikan peranannya dalam perkembangan fisika.

Sejarah fisika sangat penting untuk dipelajari, terutama dalam hubungannya dengan
kegiatan pembelajaran fisik. Karena dengan pengetahuan sejarah yang banyak yang
tentunya berkaitan dengan fisika, akan sangat memudahkan seseorang dalam memahami
Ilmu Fisika. Selain itu, dengan mengetahui sejarah fisika, seseorang tidak akan merasa cepat
bosan dalam mempelajari fisika karena merasa tertarik dengan hal-hal yang luar biasa yang
telah dilakukan oleh para ilmuwan. Sehingga anggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang
sangat membosankan dan hanya mengandalkan rumus saja, tanpa perlu mengetahui
konsep-konsep apa saja yang terkandung dalam rumus-rumus tersebut dapat dipatahkan.
Setiap orang perlu mempelajari atau mengetahui semua sejarah yang berkaitan dengan
fisika, karena dengan mengetahui banyak sejarah, pengetahuan akan bertambah luas, dan
bahkan mungkin dari sejarah-sejarah tersebut bisa menemukan penemuan-penemuan baru
yang mungkin bisa memperbaiki penemuan-penemuan sebelumnya. Jadi, intinya sejarah
fisika itu penting untuk dipelajari.

Sejarah fisika sangat kompleks dan berlangsung sangat lama sehingga untuk membahasnya
secara keseluruhan tentu membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, kami
hanya akan mengulas perkembangan beberapa cabang fisika pada abad ke-18 dan 19 agar
pembaca dapat memahami sejarah fisika sedikit demi sedikit dan berdasarkan kronologi
kejadiannya.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan Fisika pada Abad ke-18 dan 19?

2. Siapa saja Ilmuan yang memberikan kontribusi pada abad ke-18 dan 19, dan apa peran
mereka?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Menguraikan dan menjelaskan tentang perkembangan fisika pada abad ke-18.

2. Menyebutkan ilmuwan-ilmuwan yang berkontribusi dan menjelaskan peran mereka


pada perkembangan fisika pada abad-18.

3. Menguraikan dan menjelaskan tentang perkembangan fisika pada abad ke-19.

4. Menyebutkan ilmuwan-ilmuwan yang berkontribusi dan menjelaskan peran mereka


pada perkembangan fisika pada abad-19.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca sehingga
wawasan pembaca tentang perkembangan fisika bertambah luas, khususnya perkembangan
fisika pada abad ke-18 dan 19.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Zaman Pencerahan (Aufklaerung)

Abad Pencerahan atau Zaman Pencerahan (Age of Enlightenment dalam literatur berbahasa
Inggris) adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui memiliki semangat
revisi atas kepercayaan-kepercayaan tradisional, memisahkan pengaruh-pengaruh
keagamaan dari pemerintahan. Bertolak dari pemikiran ini, masyarakat mulai menyadari
pentingnya diskusi-diskusi dan pemikiran ilmiah. Ideologi Sekularisme menjadi dasar
tonggak peradaban maju Eropa. Zaman Pencerahan terjadi sekitar tahun 1687 - 1789M,
adalah masa-masa yang produktif bagi sejarah budaya barat. Seperti ditemukannya bubuk
mesiu, mesin cetak, dan kompas yang menjadi perubahan besar, serta mempengaruhi dunia
hingga saat ini. Terdapat 4 ciri Transformasi di Zaman Pencerahan:

1. Early Capitalism/ Merchantilism

2. Kemandirian/ Individualism

3. Berperannya aspek-aspek rasional


4. Pesatnya kemajuan teknologi

Zaman pencerahan adalah istilah yang sangat tepat untuk menamai abad ke-18 di Eropa,
pada saat itu Eropa menjadi lahan perkembangan pesat bagi llmu pengetahuan dan filsafat.
Sebenarnya isyarat adanya zaman pencerahan ini dapat dilacak pada abad 17. Pada abad ke
- 17 itu merupakan abad pembenihan dari ilmu pengetahuan dan filsafat, penemuan
teleskop mendekati permulaan abad itu telah merombak seluruh pandangan mengenai ilmu
perbintangan. Filosof dari Inggris, Francis Bacon dan filsuf dari Perancis, Rene Descartes
keduanya berseru kepada ilmuwan seluruh Eropa agar tidak lagi menyandarkan diri lagi
pada kekuasaan Aristoteles. Selain kedua filsuf tersebut ada banyak lagi filsuf lain meliputi
filosof-filosof rasionalis seperti Baruch Spinoza, lalu ada filosof politik seperti Thomas
Hobbes, dan John Locke serta pemikir pemikir skeptis Perancis seperti Pierre Bayle dsb. Dari
sinilah muncul semakin banyak ketertarikan di bidang ilmu pengetahuan dan filsafat. Sampai
pada suatu saat lahirlah sebuah penemuan besar yang menjadi ilmu pengatahuan modern
dan mungkin inilah yang menjadi penemuan terbesar pada masa itu.

Penemuan itu adalah teori Gravitasi yang diungkapkan oleh Sir Isaac Newton, dia
dianggap sebagai ilmuwan paling besar dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia,
penggunaan teleskop, penemuan baru untuk penelitian Astronomi oleh Newton telah
dibuat lebih revolusioner, dan yang dilakukannya di sector mekanika telah menghasilkan
apa yang terkenal dengan sebutan “Hukum Gerak Newton” yang pertama. Walaupun
Copernicus dan Galileo sudah berhasil menepikan beberapa anggapan yang ngawur tentang
pengetahuan purba dan telah menyumbang.

Pengertian yang kita nilai tepat tentang alam semesta, namun tak ada satu pokok
pikiranpun dari mereka yang terumuskan secara sistematis. Tak lain Isaac Newton lah orang
yang berhasil memberikan kumpulan teori yang terangkum rapi dan meletakkan batu
pertama ilmu pengetahuan modern.

Perkembangan Fisika Pada Abad Ke 19

Abad ke 19 dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan
konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik.
Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan
formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang,
yang masih terpakai sampai saat ini.

Fisika Klasik adalah fisika yang didasari prinsip-prinsip yang dikembangkan sebelum
bangkitnya teori kuantum, biasanya termasuk teori relativitas khusus dan teori relativitas
umum. Pada fisika klasik pendekatan terhadap pemecahan persoalan pada umumnya lebih
didasarkan pada dalil - dalil mekanika gerak.

Pada zaman ini pemahaman dibidang kefisikaan masih sempit dan perkembangannya tidak
seluas pada perkembangan konsep-konsep fisika modern. Pemikiran-pemikiran pada zaman
ini adalah :

1. Mekanika Klasik

Mekanika klasik menggambarkan dinamika partikel atau sistem partikel. Dinamika partikel
demikian, ditunjukkan oleh hukum-hukum Newton tentang gerak, terutama oleh hukum
kedua Newton. Hukum ini menyatakan, "Sebuah benda yang memperoleh pengaruh gaya
atau interaksi akan bergerak sedemikian rupa sehingga laju perubahan waktu dari
momentum sama dengan gaya tersebut". Hukum-hukum gerak Newton baru memiliki arti
fisis, jika hukum-hukum tersebut diacukan terhadap suatu kerangka acuan tertentu, yakni
kerangka acuan inersia (suatu kerangka acuan yang bergerak serba sama - tak mengalami
percepatan). Prinsip Relativitas Newtonian menyatakan, "Jika hukum-hukum Newton
berlaku dalam suatu kerangka acuan maka hukum-hukum tersebut juga berlaku dalam
kerangka acuan lain yang bergerak serba sama relatif terhadap kerangka acuan pertama".

Konsep partikel bebas diperkenalkan ketika suatu partikel bebas dari pengaruh gaya atau
interaksi dari luar sistem fisis yang ditinjau (idealisasi fakta fisis yang sebenarnya). Gerak
partikel terhadap suatu kerangka acuan inersia tak gayut (independen) posisi titik asal
sistem koordinat dan tak gayut arah gerak sistem koordinat tersebut dalam ruang.
Dikatakan, dalam kerangka acuan inersia, ruang bersifat homogen dan isotropik. Jika
partikel bebas bergerak dengan kecepatan konstan dalam suatu sistem koordinat selama
interval waktu tertentu tidak mengalami perubahan kecepatan, konsekuensinya adalah
waktu bersifat homogen.

2. Termodinamika Klasik

Thermodinamika adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas antara panas dan
bentuk – bentuk energi lainnya. Thermodimika merupakan sains aksiomatik yang berkenaan
dengan transformasi energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya . energi dan materi sangat
berkaitan erat, sedemikian eratnya sehingga perpindahan energi akan menyebabkan
perubahan tingak keadaan materi tersebut.
Hukum pertama dari termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dihilangkan namun berubah dari satu bentuk menjadi bentuk yang lainnya.
Hukum ini mengatur semua perubahan bentuk energi secara kuantitatif dan tidak
membatasi arah perubahan bentuk itu. Pada kenyataannya tidak ada kemungkinan
terjadinya proses dimana proses tersebut satu – satunya hasil dari perpindahan bersih
panas dari suatu tempat yang suhunya lebih rendah ke suatu tempat yang suhunya lebih
tinggi. Pernyataan yang mengandung kebenaran eksperimental ini di kenal dengan hukum
kedua termodinamika.

Keterbatasan termodimika klasik. Termodinamika klasik menggarap keadaan sistem dari


sudut pandang makroskopik dan tidak membuat hipotesa mengenai struktur zat. Untuk
membuat analisa termodinamika klasik kita perlu menguraikan keadaan suatu sistem
dengan perincian mengenai karakteristik-karakteristik keseluruhannya seperti tekanan ,
volume dan temperature yang dapat diukur secara lansung dan tidak menyangkut asumsi –
asumsi mengenai struktur zat.

Termodinamika klasik tidak memperhatikan perincian, perincian suatu proses tetapi


membahas keadaan-keadaan kesetimbangan. Dari sudut pandang termodinamika jumlah
panas yang dipindahkan selama suatu proses hanyalah sama dengan beda antara
perubahan energi sistem dan kerja yang dilaksanakan., jelaslah bahwa analisa ini tidak
memperhatikan mekanisme aliran panas maupun waktu yang diperlukan untuk
memindahkan panas tersebut.

Termodinamika klasik mampu menerangkan mengapa perpindahan panas dapat terjadi,


namun termodinamika klasik tidak menjelaskan bagaimana cara panas dapat berpindah.
Kita mengenal bahwa panas dapat berpindah dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi dan
radiasi.

3. Elektrodinamika Klasik dan Gelombang

Elekrodinamika, sesuai dengan namanya adalah kajian yang menganalisis fenomena akibat
gerak elektron. Fenomena ini berkaitan dengan kelistrikan dan kemagnetan. Kendati
elektrodinamika merupakan bagian dari fisika klasik, hukum-hukum elektrodinamika yang
dikompilasi oleh Maxwell ternyata sesuai dengan teori Relativitas, salah satu pilar dari fisika
modern. Teori elektromagnet membahas medan elektromagnet, yaitu medan listrik dan
medan magnet. Kedua besaran ini berhubungan dengan rapat muatan dan rapat arus.
Bagian ini tidak akan mengulas secara rinci teori medan elektromagnet sebab dapat
diperoleh dalam kuliah khusus tentang elektrodinamika. Hal yang perlu dikemukakan di sini
adalah bahwa menurut Maxwell, medan listrik dan magnet memenuhi persamaan.

Persamaan ini mengungkapkan bahwa medan elektromagnet merambat dalam ruang dalam
bentuk gelombang dengan kecepatan tetap v. Maxwell adalah orang pertama yang
mengungkapkan bahwa gelombang EM pada jangkauan frekuensi tertentu adalah
gelombang cahaya. Sejak itu orang kemudian memahami bahwa gelombang EM meliputi
frekuensi sangat rendah seperti sinar tampak (frekuensi berkisar 4000 A - 7000A), hingga
radiasi frekuensi tinggi seperti Sinar-X.

Dalam kajian optika dipahami bahwa cahaya memiliki berbagai sifat yang menunjukkan
bahwa konsep cahaya sebagai gelombang tidak esensial. Akan tetapi guna menjelaskan
secara lebih tepat mengenai gejala interferensi, khususnya difraksi, konsep cahaya sebagai
gelombang adalah mutlak.

Pada prinsipnya fisika klasik berpandangan bahwa materi terdiri atas partikel dan radiasi
terdiri atas gelombang. Pandangan ini menjadi acuan dalam menjelaskan gejala alam.
Contohnya, gaya yang dialami oleh partikel bermuatan seperti, elektron dan proton, dengan
massa masing-masing muatan listrik satu satuan, berinteraksi melalui interaksi gravitasi
(massa) dan elektromagnetik. Geraknya dapat dijelaskan melalui Hukum Lorentz. Akan
tetapi, teori klasik tidak mampu menjelaskan bagaimana interaksi partikel ini dengan cahaya
(radiasi).

E. Ilmuwan Fisika Pada Abad Ke-19

1. Michael faraday

Michael Faraday lahir tahun 1791 di Newington, Inggris. Berasal-usul dari keluarga tak
berpunya dan umumnya belajar sendiri. Penemuan Faraday pertama yang penting di bidang
listrik terjadi tahun 1821. Dua tahun sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum
magnit kompas biasa dapat beringsut jika arus listrik dialirkan dalam kawat yang tidak
berjauhan. Ini membikin Faraday berkesimpulan, jika magnit diketatkan, yang bergerak
justru kawatnya. Bekerja atas dasar dugaan ini, dia berhasil membuat suatu skema yang
jelas dimana kawat akan terus-menerus berputar berdekatan dengan magnit sepanjang arus
listrik dialirkan ke kawat. Sesungguhnya dalam hal ini Faraday sudah menemukan motor
listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu
benda bergerak. Betapapun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan “nenek moyang”
dari semua motor listrik yang digunakan dunia sekarang ini.

Pada tahun 1831, Faraday menemukan bahwa bilamana magnit dilalui lewat sepotong
kawat, arus akan mengalir di kawat sedangkan magnet bergerak. Keadaan ini disebu
“pengaruh elektromagnetik” dan penemuan ini disebut “Hukum Faraday” dan pada
umumnya dianggap penemuan Faraday yang terpenting dan terbesar.

Ini merupakan penemuan yang monumental, dengan dua alasan. Pertama, “Hukum
Faraday” mempunyai arti penting yang mendasar dalam hubungan dengan pengertian
teoritis kita tentang elektromagnetik. Kedua, elektromagnetik dapat digunakan untuk
menggerakkan secara terus menerus arus aliran listrik seperti diperagakan sendiri oleh
Faraday lewat pembuatan dinamo listrik pertama. Meski generator tenaga pembangkit
listrik kita untuk mensuplai kota dan pabrik dewasa ini jauh lebih sempurna daripada apa
yang diperbuat Faraday, tetapi kesemuanya berdasar pada prinsip serupa dengan pengaruh
elektromagnetik.

2. Thomas young

Young terlahir di Milverton, Inggris pada tanggal 13 Juni 1773. ia termasuk anak ajaib,
karena pada umur 2 tahun ia sudah pandai membaca dengan lancar. Pada umur 14 tahun
Young telah menguasai sedikitnya 5 bahasa. Thomas Young adalah ahli fisika Inggris, dokter,
penemu teori gelombang cahaya Young, penemu akomodasi mata dan astigmatisma,
penemu hukum interferensi cahaya, penemu teori tiga warna Young-Helmholtz, ahli tulisan
mesir kuno,pengarang, guru besar, sekretaris, anggota Royal Society.

3. Andre marie ampere

Andre Marie Ampere lahir di dekat Lyons, Prancis, ia adalah seorang anak saudagar yang
kaya raya. Ayahnya sendiri yang memberikan pendidikan dasar padanya. Ia menunjukkan
bakat cemerlang dibidang matematika dan pada umur belasan tahun sudah membaca
karya-karya para ahli matematika terkenal. ia berhasil menemukan “Hukum Ampere” yang
mengatakan bahwa suatu arus yang berjalan pada suatu kawat atau benda penghantar
listrik lainnya, yang menunjuk ke utara akan membelokkan arah jarum kompas ke arah
timur.

Di samping menemukan hukum matematika di bidang elektromagnetik, Ampere juga


menyatakan bahwa suatu kumparan kawat yang dialiri arus listrik akan memiliki sifat
kemagnetan dan jika sebatang besi diletakkan diantara kumparan tersebut, maka besi itu
akan bersifat sebagai magnet. Susunan kumparan dan besi itu dinamakannya solenoid dan
nama itu masih digunakan sampai sekarang.

Dari berbagai percobaannya, Ampere menyimpulkan bahwa magnet abadi ditimbulkan oleh
adanya arus listrik lemah pada batang besi magnet, dan daya magnet bumi menunjukkan
bahwa dalam bumi terdapat arus listrik. pemikiran ini banyak mengilhami pemikiran
modern di bidang elektromagnetik.

4. George ohm
Georg Simon Ohm menjelaskan kemampuan beberapa zat dalam menghantarkan arus listrik
dan mengemukakan hukum Ohm tentang hantaran listrik. Hukum inilah yang dikenal
dengan nama Hukum Ohm. Tahanan listrik dalam sirkuit listrik dihitung dengan satuan yang
disebut “Ohm” yang diambil dari namanya. Hukum ohm membuat kaitan antara voltase dan
arus sangat mudah dimengerti, tapi mulanya ilmuwan di Jerman tidak menganggap serius
pendapat ini.

5. James prescott joule

James Prescott Joul lahir di Salford, Lancashire, Inggris pada 24 Desember 1818. James
Prescott Joule merumuskan Hukum Kekekalan Energi , yaitu "Energi tidak dapat diciptakan
ataupun dimusnahkan.". Sebuah Hukum kekekalan energi ini yang juga menjadi hukum
fisika yang sangat berpengaruh dan menjadi pegangan untuk ilmu Fisika Modern.

6. Alessandro volta

Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta adalah seorang fisikawan Italia yang
dilahirkan dari keluarga bangsawan. Ia lahir pada 8 Februari 1745 di Como, Lombardia,
Italia. Waktu kecil ia tak kelihatan istimewa karena Volta kecil baru bisa berbicara pada usia
empat tahun. Namun tak disangka, pada usia tujuh tahun ketika ayahnya meninggal dunia, ia
sudah memiliki kemampuan sejajar dengan anak-anak lainnya. Pada usia 14 tahun Volta
menegaskan keinginan untuk menjadi seorang ahli fisika. Volta tertarik pada fenomena yang
terjadi pada masa itu, yaitu listrik.

Pada tahun 1774, Alessandro Volta merancang penemuan pertamanya yaitu Electrophorus,
sebuah alat yang menghasilkan listrik statis. Selama bertahun-tahun di Como, ia belajar dan
bereksperimen dengan atmosfer statis listrik dengan membakar bunga api. Pada tahun 1777
ia memperoleh gelar profesor fisika dari The University of Pavia. Di sanalah ia menemukan
baterai pada tahun 1800. Dari penemuannya itu, ia diangkat menjadi anggota Royal Society
dan mendapat hadiah Medali Copley.

7. Benjamin Thompson (1753 – 1814)

Benjamin Thompson atau 'Count Rumford' adalah penemu, ilmuwan, negarawan, dan
tentara terkenal kelahiran Amerika. Benjamin Thompson dilahirkan di Woburn Utara,
Massachusetts pada tanggal 26 Maret 1753 beragama Anglican. Thompson aktif meneliti
berbagai hal, terutama bidang Fisika. Sekitar tahun 1975, Benjamin Thompson meneliti
tentang gaya pada bubuk mesiu dan membangun sistem sinyal kelautan yang baru bagi
tentara Inggris. Kontribusinya yang terbesar pada dunia Fisika adalah pemikirannya tentang
teori kalor.
Pada akhir abad ke-18, teori kalori yang dipercaya adalah bahwa kalor merupakan fluida
yang dapat mengalir ke dalam tubuh ketika dipanaskan dan mengalir keluar ketika
didinginkan. Saat meneliti tentang bubuk mesiu, Benjamin Thompson menemukan adanya
penyimpangan atau anomali yang tidak dapat dijelaskan dengan teori kalori. Di dalam
laporannya kepada Royal Society yang berjudul "An Experimental Enquiry concerning the
Source of Heat excited by Friction" (1798).

Benjamin Thompson mengajukan suatu teori baru yang menyatakan bahwa kerja mekanis
akan menghasilkan kalor dan kalor tersebut merupakan suatu bentuk gerak. Teori tersebut
berhasil memberikan penjelasan mengapa panas yang dihasilkan dari gesekan peluru
meriam (bubuk mesiu) tidak akan pernah habis. Peristiwa itu tak dapat dijelaskan dengan
teori kalori terdahulu. Di dalam laporan tersebut terdapat perhitungan jumlah kuantitas
kalor yang diproduksi oleh energi mekanis. Teori yang dikemukakan Thompson
bertentangan dengan teori kalori yang terdahulu dan banyak orang pada saat itu yang tidak
yakin dengan Thompson hingga James Maxwell mengemukakan teori kinetik kalor pada
tahun 1871. Penemuan-penemuan Thompson lainnya adalah kompor, oven, ketel ganda,
dan pakaian penahan panas, serta mengembangkan cerobong asap dan tungku perapian
yang ada.

8. James Clerk Maxwell

James Clerk Maxwell lahir di Edinburg, Skotlandia pada tanggal 13 Juni 1831. Dia anak
tunggal dari John Clerk, seorang pengacara. Tidak lama setelah James lahir, keluarga John
Clerk pindah ke tanah warisan nenek moyang Maxwell, di Glenlair, pinggiran kota
Edinburgh. Pada waktu itulah John Clerk mengambil nama keluarga tambahan, yaitu
Maxwell.

Tujuan utama Maxwell meneliti listrik dan magnet adalah untuk menghasilkan kerangka
matematika yang mendasari hasil eksperimen serta gagasan Faraday mengenai teori medan.
Keempat persamaan matematika yang dihasilkan Maxwell dinilai setingkat dengan hukum
gerak Sir Isaac Newton dan teori relativitas Albert Einstein, yang dianggap sebagai
sumbangan terbesar bagi fisika. Ketika Maxwell menghitung kecepatan gelombang
elektromagnetik, dia menemukan bahwa kecepatannya hampir sama dengan kecepatan
cahaya. Dia menyimpulkan bahwa cahaya adalah jenis lain dari gelombang elektromagnetik.

9. Joseph Louis Gay-Lussac (6 Desember 1778 – 10 Mei 1850)

Kimiawan dan fisikawan Perancis. Ia terkenal untuk 2 hukum yang berkenaan pada gas. Gay-
Lussac dilahirkan di St Leonard dari Noblac, di bagian Haute-Vienne. Pada 1802, Gay-Lussac
pertama kali merumuskan hukum bahwa gas berkembang secara linear dengan tekanan
tetap dan suhu yang bertambah (biasanya banyak dikenal sebagai Hukum Charles).

Pada 1808, ia merupakan ko-penemu boron, penemu Hukum Gay-Lussac, sianogen,


hidrometer, alkoholmeter, pelopor penelitian sifat-sifat gas dan teknik analisis kimia, serta
salah seorang perintis meteorologi. Dia juga yang menerbangkan balon cuaca pertama di
dunia. Setahun setelah lulus dari Politeknik Paris, ia ditawari pekerjaan oleh Claude-Louis
Berthollet, seorang kimiawan Prancis yang ter- kemuka. Berthollet mempunyai laboratorium
sendiri dan memimpin sekelompok ilmuwan muda di daerahnya. Gay-Lussac mengadakan
banyak riset bersama Berthollet dan Pierre Simon Laplace, dua ilmuwan yang dibiayai dan
dilindungi Napoleon Bonaparte.

10. Rudolf Julius Emanuel Clausius (2 Januari 1822 - 24 Agustus 1888)

Ia adalah seorang fisikawan Jerman dan matematika dan dianggap salah satu pendiri pusat
ilmu termodinamika. Dengan penyajian kembali konsep Sadi Carnot. prinsip yang dikenal
sebagai siklus Carnot, ia menempatkan teori panas secara lebih benar. Pada tahun 1850,
Rudolf Clausius menemukan hukum kedua termodinamika. Hukum ini menyatakan bahwa
"entropi" (yaitu, perbandingan antara energi yang dikandung sebuah benda dengan
suhunya) selalu bertambah dalam tiap perubahan bentuk energi, contohnya: dalam sebuah
mesin uap.Menurut hukum kedua termodinamika, atom, ketika dibiarkan sendiri akan
bercampur dan mengacak dirinya sendiri sejauh mungkin. Misalnya: karat terjadi karena
atom-atom besi cenderung bercampur dengan oksigen dari udara di sekelilingnya untuk
membentuk oksida besi. Pada tahun 1865 ia memperkenalkan konsep entropi.

PERKEMBANGAN FISIKA MODEREN

Kemajuan teori kinetik tidak memuaskan bagi kebanyakan para ahli fisika,
karena model atom seperti bola kecil itu dianggap masih belum cukup kelihatannya
menentang anggapan mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya
memang demikian, beberapa ilmuwan menolak untuk mengakui adanya, sebab atom
berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan tidak mungkin dibentuk atau tersusun dari
partikel lain. Pendirian begini tidak dapat dirubah lagi dan telah cukup memuaskan
pada periode ini. Mekanika, bunyi, panas, dan mekanika statistika, elektromagnetik,
dan optik semuanya telah mendapat perumusan yang baik dan akibat-akibatnya telah
dikuatkan dengan bermacam-macam cara. Beberapa ahli memperlihatkan bahwa
fisika telah selesai sama sekali, hanya tinggal cara memberi pengukuran yang lebih
teliti dengan bermacam-macam konstanta fisika.
Akan tetapi kepuasan ini belum waktunya, karena praktis tiap-tiap cabang
ilmu fisika itu diperlihatkan dalam abad ke-20 yang memerlukan peninjauan
fundamental kembali. Pembatasan-pembatasan yang diberikan ternyata telah
membukakan jalan kepada seseorang untuk memperoleh fenomena-fenomena dalam
skala atom yang memberikan indikasi bahwa atom itu lebih kompleks daripada yang
dipikirkan selama abad ke-19. misalnya spektrum atom menunjukkan kebingungan
yang kompleks. Garis-garis dalam spektrum itu telah dapat diukur dengan teliti.
Seperti pada atom hidrogen dan logam-logam alkali, Balmer dan Rydberg telah dapat
menentukan frekuensi-frekuensi dengan hukum empirisnya yang lebih teliti. Tidak
seorangpun dalam tahun 1900-an mempunyai ide, mengapa atom-atom itu
mempunyai spektrum semacam itu, meskipun beberapa ahli fisika mencoba tanpa
berhasil untuk menerangkannya dengan model klasik. Beberapa observasi selama
abad ke-19 menyatakan bahwa atom itu mempunyai struktur dalam yang bersifat
listrik.
Percobaan Michelson-Morley, salah satu percobaan paling penting dan
masyhur dalam sejarah fisika, dilakukan pada tahun 1887 oleh Albert Michelson dan
Edward Morley di tempat yang sekarang menjadi kampus Case Western Reserve
University. Percobaan ini dianggap sebagai petunjuk pertama terkuat untuk
menyangkal keberadaan eter sebagai medium gelombang cahaya. Percobaan ini juga
telah disebut sebagai titik tolak untuk aspek teoretis revolusi ilmiah kedua. Albert
Michelson dianugerahi hadiah Nobel fisika tahun 1907 terutama untuk melaksanakan
percobaan ini.
Dalam percobaan ini Michelson dan Morley berusaha mengukur kecepatan
planet Bumi terhadap eter, yang pada waktu itu dianggap sebagai medium
perambatan gelombang cahaya. Analisis terhadap hasil percobaan menunjukkan
kegagalan pengamatan pergerakan bumi terhadap eter.
Ekperimen Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak
bumi terhadap eter. Ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian gerak
absolut. Setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan
merupakan kerangka acuan universal. Dalam eksperimen yang pada hakikatnya
membandingkan kelajuan cahaya sejajar dengan dan tegak lurus pada gerak bumi
mengelilingi matahari, juga eksperimen ini memperlihatkan bahwa kelajuan cahaya
sama bagi setiap pengamat, suatu hal yang tidak benar bagi gelombang memerlukan
medium material untuk merambat. Eksperimen ini telah meletakkan dasar bagi teori
relativitas khusus Einstein yang dikemukakan pada tahun 1905, suatu teori yang
sukar diterima pada waktu itu, bahkan Michelson sendiri enggan untuk menerimanya.
Percobaan Millikan atau dikenal pula sebagai Percobaan oil-drop (1909) saat
itu dirancang untuk mengukur muatan listrik elektron. Rober Millikan melakukan
percobaan tersebut dengan menyimbangkan gaya-gaya antara gaya gravitasi dan gaya
listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada di antara dua buah pelat elektroda.
Dengan mengetahui besarnya medan listrik, muatan pada tetes minyak yang
dijatuhkan (droplet) dapat ditentukan. Dengan mengulangi eksperimen ini sampai
beberapa kali, ia menemukan bahwa nilai-nilai yang terukur selalu kelipatan dari
suatu bilangan yang sama. Ia lalu menginterpretasikan bahwa bilangan ini adalah
muatan dari 1 elektron = 1.602 × 10−19 coulomb (satuan SI untuk muatan listrik).
Tahun 1923, Millikan mendapat sebagian hadiah Nobel bidang fisika akibat
percobaannya ini. Eksperimen ini sejak saat itu sering kali dicoba dari generasi ke
generasi dari siswa-siswa bidang fisika, walaupun demikian agak sulit dan mahal
untuk melakukan eksperimen ini dengan tepat.

Perkembangan Fisika Modern


Istilah fisika modern diperkenalkan karena banyaknya fenomena-fenomena
mikroskopis dan hukum-hukum baru yang ditemukan sejak tahun 1890. Fenomena
mikroskopis yaitu fenomena-fenomena yang tidak dapat dilihat secara langsung,
seperti elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya. Ahli fisika telah mencoba
memecahkan persoalan tentang struktur atom, elektron, radiasi dengan fisika klasik.
Namun, tidak berhasil menerangkan fenomena-fenomena tersebut. Karena itu para
ahli fisika mencari ilmu dan model-model lain yang baru. Dengan didapatnya teori-
teori baru yang daat menerangkan fenomena-fenomena mikroskopis itu, maka fisika
telah memperluas ilmu ke arah yang lebih jauh lagi.
Meskipun mekanika klasik hampir cocok dengan teori klasik lainnya seperti
elektrodinamika dan termodinamika klasik, ada beberapa ketidaksamaan ditemukan
di akhir abad 19 yang hanya bisa diselesaikan dengan fisika modern. Khususnya,
elektrodinamika klasik tanpa relativitas memperkirakan bahwa kecepatan cahaya
adalah relatif konstan dengan Luminiferous aether, perkiraan yang sulit diselesaikan
dengan mekanik klasik dan yang menuju kepada pengembangan relativitas khusus.
Ketika digabungkan dengan termodinamika klasik, mekanika klasik menuju ke
paradoks Gibbs yang menjelaskan entropi bukan kuantitas yang jelas dan ke
penghancuran ultraviolet yang memperkirakan benda hitam mengeluarkan energi
yang sangat besar. Usaha untuk menyelesaikan permasalahan ini menuju ke
pengembangan mekanika kuantum.
Seperti kata Newton dalam Makna Fisika Baru dalam Kehidupan:
...menciptakan teori baru bukan berarti merobohkan gudang tua untuk dibangun
gedung pencakar langit diatasnya. Ini lebih seperti mendaki gunung, makin ke atas
makin luas pandangannya, makin menemukan hubungan antara titik awal pendakian
dengan hal-hal disekelilingnya yang ternyata sangat kaya raya dan tak terduga
sebelumnya. Namun titik awal tersebut tetap ada dan dapat dilihat, meskipun tampak
lebih kecil dari pemandangan luas yang kita peroleh dari hasil perjuangan mengatasi
rintangan selama mendaki ke atas.
Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat
dibagi-bagi menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus digunakan
untuk menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam.
Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotoelektrik dengan
menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton.
Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis spektrum dari atom hidrogen, lagi
dengan menggunakan kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis de Broglie memberikan
teorinya tentang gelombang benda.
Teori-teori di atas, meskipun sukses, tetapi sangat fenomenologikal: tidak ada
penjelasan jelas untuk kuantisasi. Mereka dikenal sebagai teori kuantum lama. Frase
"Fisika kuantum" pertama kali digunakan oleh Johnston dalam tulisannya Planck's
Universe in Light of Modern Physics (Alam Planck dalam cahaya Fisika Modern).
Mekanika kuantum modern lahir pada tahun 1925, ketika Werner Karl
Heisenberg mengembangkan mekanika matriks dan Erwin Schrödinger menemukan
mekanika gelombang dan persamaan Schrödinger. Schrödinger beberapa kali
menunjukkan bahwa kedua pendekatan tersebut sama.
Heisenberg merumuskan prinsip ketidakpastiannya pada tahun 1927, dan
interpretasi Kopenhagen terbentuk dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada 1927,
Paul Dirac menggabungkan mekanika kuantum dengan relativitas khusus. Dia juga
membuka penggunaan teori operator, termasuk notasi bra-ket yang berpengaruh. Pada
tahun 1932, Neumann Janos merumuskan dasar matematika yang kuat untuk
mekanika kuantum sebagai teori operator.
Pada 1927, percobaan untuk menggunakan mekanika kuantum ke dalam
bidang di luar partikel satuan, yang menghasilkan teori medan kuantum. Pekerja awal
dalam bidang ini termasuk Dirac, Wolfgang Pauli, Victor Weisskopf dan Pascaul
Jordan. Bidang riset area ini dikembangkan dalam formulasi elektrodinamika
kuantum oleh Richard Feynman, Freeman Dyson, Julian Schwinger, dan Tomonaga
Shin'ichirō pada tahun 1940-an. Elektrodinamika kuantum adalah teori kuantum
elektron, positron, dan Medan elektromagnetik, dan berlaku sebagai contoh untuk
teori kuantum berikutnya.
Interpretasi banyak dunia diformulasikan oleh Hugh Everett pada tahun 1956.
Teori Kromodinamika kuantum diformulasikan pada awal 1960-an. Teori yang kita
kenal sekarang ini diformulasikan oleh Polizter, Gross and Wilzcek pada tahun 1975.
Pengembangan awal oleh Schwinger, Peter Higgs, Goldstone dan lain-lain. Sheldon
Lee Glashow, Steven Weinberg dan Abdus Salam menunjukan secara independen
bagaimana gaya nuklir lemah dan elektrodinamika kuantum dapat digabungkan
menjadi satu gaya lemah elektro.
Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan apa yang terjadi di level
mikroskopik, misalnya elektron di dalam atom. Atom biasanya digambarkan sebagai
sebuah sistem di mana elektron (yang bermuatan listrik negatif) beredar seputar
nukleus (yang bermuatan listrik positif). Menurut mekanika kuantum, ketika sebuah
elektron berpindah dari energi level yang lebih tinggi (misalnya n=2) ke energi level
yang lebih rendah (misalnya n=1), energi berupa sebuah cahaya partikel, foton,
dilepaskan:
E = hv
di mana
E adalah energi (J),
h adalah tetapan Planck, h = 6,63 x 10-34 (Js)
v adalah frekuensi dari cahaya (Hz).
Dalam spektrometer masa, telah dibuktikan bahwa garis-garis spektrum dari
atom yang di-ionisasi tidak kontinu; hanya pada frekuensi/panjang gelombang
tertentu garis-garis spektrum dapat dilihat. Ini adalah salah satu bukti dari teori
mekanika kuantum.
Paradigma Perkembangan Fisika Modern
Dengan ditemukannya partikel subatom (partikel elementer), yaitu elektron,
proton, dan neutron) menjadikan penelitian fisika mengarah pada fenomena
mikroskopis. Kajian partikel inilah yang menyadarkan para fisikawan dengan
penemuan yang paling menggemparkan (kalangan fisikawan) ialah fisika Newton
tidak berlaku untuk realitas mikro.
Pengaruh dari penemuan tersebut telah dan sedang mengubah pandangan
dunia (World view) kita. Eksperimen mekanika kuantum selalu menghasilkan
penemuan yang tidak dapat diprediksi atau dijelaskan oleh fisika Newton. Tetapi
meski fisika Newton tidak mampu menjelaskan fenomena realitas mikroskopis, ia
tetap dapat menjelaskan fenomena makroskopis dengan baik (walalupun
sesungguhnya realitas makroskopis tersusun oleh realitas mikroskopis).
Perbedaan fundamental antara fisika klasik dan kontemporer. Fisika klasik
berasumsi ada eksternal world yang terpisah dari diri kita. Fisika klasik kemudian
juga beranggapan bahwa kita dapat mengamati, mengkalkulasi, dan mengira-ngira
dunia luar tersebut tanpa merubahnya. Menurut fisika klasik, dunia luar tersebut tidak
berbeda dengan diri dan kebutuhan-kebutuhan kita.
Kita juga dapat menunjukkan bahwa cahaya mirip partikel sekaligus mirip
gelombang dengan Hamburan Compton.mirip. sebelumnya untuk mengetahui sifat
partikel dari cahaya digunakan efek fotolistrik, dan menunjukkan cahaya mirip
gelombang dengan eksperimen celah ganda-ganda.
Teori relativitas memperkirakan bahwa kecepatan cahaya adalah relatif konstan dan setiap
gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan kerangka
acuan universal.

Kesimpulan

Abad ke 19 dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan
konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik.
Dalam periode ini ilmu fisika yang mengalami perkembangan secara signifikan adalah
mekanika, thermodinamika klasik, listrik-magnet,dan gelombang. Ilmuwan yang
berkontribusi dalam perkembangan fisika abad ke 19 diantaranya adalah : Michael Faraday,
Thomas Young, Andre Marie Ampere, George Ohm, James Prescott Joule, Alessandro Volta,
Benjamin Thompson, James Clerk Maxwell, Joseph Louis Gay-Lussac, Rudolf Julius Emanuel
Clausius.

Anda mungkin juga menyukai