Anda di halaman 1dari 8

1.

Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan


Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor telah pada tahap akhir
auditnya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan klien, ia harus mereview kertas kerja yang
dibuatnya dengan cara membandingkannya dengan kuesioner pengendalian intern dan program
pengujian subtantif, untuk memperoleh keyakinan bahwa semua informasi yang diperlukannya
sebagai dasar penyusunan laporan audit telah terkumpul semua. Untuk itu dalam menyelesaikan
pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik untuk mendapatkan bukti audit
tambahan. Prosedurnya adalah :
1. Melakukan review atas peristiwa kemudian.
2. Membaca notulen rapat
3. Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
4. Mendapatkan surat representasi klien
5. Melaksanakan prosedur analitis
1.1 Melakukan review atas peristiwa kemudian
1. Mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang mempunyai pengaruh
material terhadap laporan keuangan
2. Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta laporan
auditor
Peristiwa-peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa kemudian. Jenis-jenis peristiwa kemudian :
1. Peristiwa kemudian jenis 1 yaitu memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi
yang ada pada tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses
penyusunan laporan keuangan.
2. Peristiwa kemudian jenis 2 yaitu memberikan bukti yang berkenaan dengan kondisi yang
tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul setelah tanggal itu.
1.2 Membaca Notulen Rapat
Notulen rapat, pemegang saham, dewan komisaris dan subkomitenya seperti komite
keuangan dan komite audit dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikasi audit. Sebagai
auditor harus menentukan bahwa semua notulen rapat dewan yang diadakan selama periode yang
sedang diaudit dan selama periode dari tanggal neraca samapai akhir pekerjaan lapangan harus
diserahkan padanya untuk direview. Pembacaan notulen rapat oleh auditor biasanya dilakukan
secara segera setelah hal itu tersedia.
1.3 Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian
Mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi yang ada yang melibatka
ketidakpastian keuangan (kontinjensi keuntungan) atau kerugian.
1. Kontinjensi keuntungan seperti klaim oleh klien terhadap pihak lain atas pelanggaran
paten.
2. Kontinjensi kerugian merupakan masalah yang signifikan bagi auditor yang tergantung
pada evaluasi yang subjektif atas kemungkinan pembayaran masa depan.
1.4 Mendapatakan Surat Representasi Klien
Representasi merupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan
prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak untuk suatu pendapat. Surat
rep dapat menjadi pelengkap bagi prosedur audit yaitu sebagai sarana utama bagi auditor untuk
mendapatkan bukti mengenai ICA.
1.5 Melaksanakan Prosedur Analitis
Prosedur analitis juga diisyaratkan sebagai review keseluruhan atas laporan keuangan.
Tujuan review keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai
dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam
melakukan review auditor membaca laporan keuangan dan catatan yang menyertai serta
mempertimbangakan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan hubungan yang
tidak biasa serta tidak terduga yang diantisipasi dalam perencanaan audit atau diidentifikasi selama
audit dalam pengujian substantive.
2. Mengevaluasi Temuan
Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu :
1. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
2. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit
Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :
2.1.Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan adalah
penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu
akun dapat mencakup komponen berikut :

1
1. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian
substantive atas rincian transaksi dan saldo
2. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling audit
3. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh prosedur
audit lainnya
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga pendahuluan auditor
mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit. Dalam merencanakan audit, auditor
menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko
bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang material juga meningkat. Jika auditor merasa
bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:
1. Melaksanakan pengujian substantif tambahan
2. Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko salah
saji yang material
2.2. Mengevaluasi Kelanjutan Usaha
AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan
yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama
suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan
yang sedang diaudit. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial
mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor
harus :
a. Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh kondisi
atau peristiwa tersebut
b. Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif.
Tetapi jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai kelanjutan usaha,
maka auditor harus :
a. Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan ketidakmampuan
entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak
b. Menyertakan suatu paragraf penjelasan Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang
substansial, maka auditor tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan.
2.3.Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan

2
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka,
review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit.
Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-
masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.
2.4.Merumuskan Pendapat Dan Menulis Naskah Laporan Audit
Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan
mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan keuangan
secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada partner yang
melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya
diadakan suatu konferensi dengan klien
2.5.Melakukan Review Akhir Atas Kerja
Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang diperoleh,
dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas kertas kerja dapat
dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit.
3. Berkomunikasi Dengan Klien
Komunikasi oleh auditor dapat dilaksanakan dengan
1. Komite audit
2. Manajemen
Komunikasi yang dapat dilakukan auditor dengan komite audit adalah komunikasi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern klien, atau mengenal
pelaksanaan audit. Komunikasi manajemen dapat dilaksanakan melalui management letter (surat
pernyataan manajemen).
3.1.Komunikasi Hal - Hal yang berkaitan dengan Struktur Pengendalian Intern
Suatu persoalan SPI perlu dilaporkan apabila menunjukkan kekurangan yang material
dalam rancangan atau pelaksanaan SPI, yang berakibat buruk pada efektivitas proses dan sistem
akuntansi. Auditor tidak berkewajiban untuk mencari kondisi yang dapat dilaporkan. Tetapi,
auditor mungkin menemukan kondisi yang dapat dilaporkan melalui:
1) Pertimbangannya atau pemahamannya atas unsur-unsur SPI
2) Penerapan prosedur audit terhadap saldo maupun transaksi

3
Komunikasi sebaiknya dilaksanakan dalam bentuk suatu laporan tertulis. Distribusi
tersebut harus dibatasi pada komite audit, manajemen, dan anggota organisasi klien lain yang
berwenang. Laporan tersebut harus:
1) Mengindikasikan kegunaan audit laporan keuangan adalah memberikan pendapat atas lap
oran keuangan, bukan menyediakan mengenai struktur pengendalian intern klien.
2) Mencakup definisi reportable condition
3) Mencakup pembatasan distribusi laporan
3.2.Komunikasi Mengenai Pelaksanaan Audit (Dengan Komite Audit)
Komunikasi dapat berbentuk lisan atau tertulis. Komunikasi dengan komite audit
meliputi masalah-masalah berikut
1) Tanggung jawab auditor berdasarkan standar pengauditan yang ditetapkan Ikatan
Akuntansi Indonesia
2) Kebijakan akuntansi yang signifikan termasuk pilihan dan perubahan kebijakann
akuntansi serta metode akuntansi yang digunakan untuk transaksi yang tidak biasa.
3) Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi termasuk dasar pertimbangan yang
dilakukan, dan proses pembuatan estimasi.
4) Penyesuaian audit yang signifikan yang berdampak signifikan atas proses pelaporan
satuan usaha.
5) Ketidaksepakatan dengan manajemen
6) Konsultasi dengan akuntan lain mengenai masalah akuntansi dan pengauditan.
7) Kesulitan yang dijumpai selama pelaksanaan audit.
3.3.Menyusun Management Letter (Surat Pernyataan Manajemen)
Management letter berisi rekomendasi-rekomendasi yang tidak disyaratkan untuk
dikomunikasikan dengan komite audit. Rekomendasi tersebut biasanya berkaitan erat dengan
usaha peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan klien oleh karena itu, management
letter menunjukkan pelayanan yang diberikan auditor agar klien puas. Pelayanan ini menunjukkan
adanya perhatian auditor terhadap kesejahteraan dan masa depan klien. Management letter dapat
mencakup komentar atas:
1) Struktur pengendalian intern, yang bukan termasuk reportable condition.
2) Sumber daya manajemen seperti kas, persediaan, dan investasi
3) Masalah perpajakan.

4
4. Tanggung Jawab Setelah Audit
Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas:
1) Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.
2) Penemuan faktor yang ada
3) Penemuan prosedur yang dihilangkan
4.1.Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan Auditor
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan
suatu prosedur audit apapun selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang
material. Auditor dapat menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit. Tanggal ganda
merupakan praktik yang paling umum karena member tanggal kembali atas keseluruhan laporan
akan memperluas tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan
lapangan.
4.2.Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah audit
pada tanggal laporan audit. Namun, jika :
a) auditor menyadari adanya fakta tersebut
b) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan
maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu. Apabila penyelidikan
lebih lanjut menguatkan eksistensi fakta itu dan auditor merasa yakin bahwa informasi itu penting
bagi mereka yang mengandalkan atau cenderung mengandalkan pada laporan keuangan, maka
auditor harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah ketergantungan pada laporan audit itu
di masa depan.
Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka auditor harus
memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan tersebut penyelidikan yang
memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi spesifik, auditor harus :
a) Menunjukkan tidak adanya kerjasama
b) Menyatakan bahwa jika informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi diandalkan.
4.3.Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai
kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung
pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. Jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya

5
tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orang-orang saat ini mengandalkan pada laporan
itu, maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternatif
yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya.
Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan bukti-bukti
mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung jawab lagi. Tetapi, jika
pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta yang ada pada tanggal laporan
sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor harus mengikuti
prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir dari bagian terdahulu untuk
mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan bersangkutan. Jika auditor tidak dapat
melaksanakan prosedur alternatif atau yang dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan
pengacara untuk menentukan tindakan yang tepat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Boynton, C. William. 2003. Modern Auditing, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Pettanalangi. 2016. Tahap Penyelesaian Auditing.
http://www.academia.edu/30400342/Tahap_Penyelesaian_Auditing.docx. (Diakses 19
November 2018)

Anda mungkin juga menyukai