P S IP u s a t S t u d i I n f r a s t r u k t u r

Indonesia Infrastructure Research Institute

Newsletter Triwulan Edisi 2 Tahun 2017

enlightment of

URBAN
PARK
Infrastructure Policy
in the era of
JOKOWI
Jakarta Re-think!
SMART The Spatial Planning
City of Jakarta

People under the trees

© www.unsplash.com

Dewan Pembina: Bagus Mudiantoro
Ketua Pelaksana: Sondang Napitupulu
Sekretaris Pelaksana: Meutia Chaerani
Kontributor: Malindo A. Marpaung
Kevin Aditya Prathama
Sriulina Shinta Lingga
Niken Pradonawati
Eni Tri Wulandari
Silvia Shelly Adelina
Pengolah Data: Hanafi Nurdin
Lefran Destian
Penata Layout: Margaretha L. Situmorang
P S IP u s a t S t u d i I n f r a s t r u k t u r
Indonesia Infrastructure Research Institute
Yayasan Pusat Studi Infrastruktur Indonesia
Jl. Pegangsaan Barat 6-12, Tower 3 Lt. 7 No.1
Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10320
Telp. (021) 57974104 | Email: psi@infraindo.org
Website: www.infraindo.org
Pusat Studi Infrastruktur Indonesia
pusatstudiinfrastruktur
@psi_ina
02 | Sambutan
Hello!
T erima kasih kepada teman-teman yang telah meneri-
ma salam perkenalan kami melalui edisi pertama. Kami
menerima cukup banyak apresiasi dan masukan, namun
kami tidak berpuas diri dan berusaha menjadi lebih baik
untuk memberikan manfaat lebih besar dalam pemban-
gunan.
Pada newsletter edisi pertama kita telah melihat
bagaimana taman membentuk masyarakat kota menjadi
lebih baik di mana taman telah menjadi bagian
kehidupan penduduk kota. Melalui data, kita juga dapat
melihat karakteristik kunjungan masyarakat ke taman di
beberapa kota besar Indonesia. Selain itu, terdapat juga
beberapa kegiatan masyarakat untuk menyebarluaskan
dan menjaring ide dalam mewujudkan pembangunan
kota berkelanjutan di Indonesia.
Pada edisi ini, kami akan menggali tanggapan pemerin-
tah dan akademisi mengenai keberadaan taman dan
ruang terbuka hijau di perkotaan. Dari sisi pemerintah,
kami melihat pentingnya mengetahui program pemerintah
untuk mewujudkan kota yang lebih baik melalui gerakan
kota hijau yang erat dengan keberadaan ruang publik
seperti taman. Kemudian, kami juga menampilkan hasil
Q&A seputar taman dari seorang akademisi yang
sangat berpengalaman dalam pengelolahan kota.
Pandangan pemerintah dan akademisi menjadi sangat
penting terhadap masa depan ruang publik di Indonesia.
Selain itu, pembangunan infrastruktur secara besar-besa-
ran di bidang energi, transportasi, irigasi, air dan sanitasi
serta perumahan mendorong kami untuk mengkaji lebih
dalam proses yang terjadi selama lebih dari 2,5 tahun
pemerintahan Joko Widodo melalui pemberitaan media.
Hasil lengkap penelitian ini akan kami tampilkan pada
edisi selanjutnya, namun dalam edisi ini kami akan
memberikan gambaran besar mengenai pembangunan
infrastruktur di era kepemimpinan Jokowi.
Pada bagian akhir edisi kali ini, kami membahas memba-
has revisi Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta dan
pembangunan sistem pembuangan limbah di Jakarta.
Kami berharap edisi kali ini memberikan informasi berhar-
ga untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur dan
perkotaan yang lebih baik di masa depan.
Selamat membaca!
Prof. Johan Silas
Talk about the Existence of
City Park
Keberadaan taman saat ini menjadi sangat
happening di mana masyarakat memanfaat-
kan taman sebagai ruang untuk berolahraga
ataupun bermain. Taman-taman kota di Indone-
sia juga mulai mengalami peningkatan baik
secara kuantitas maupun kualitas untuk mening-
katkan minat masyarakat untuk mengunjungi
taman. Hal ini dapat dilihat dari beberaa kota
yang telah membenahi taman kotanya seperti
Jakarta dan Surabaya. Keberadaan taman
juga dapat menjadi sebuah icon sebuah kota.
Salah satu tokoh arsitektur Indonesia, Johan
Silas, telah memberikan sumbangsihnya untuk
perencanaan dan tata kota, permukiman,
perkotaan, serta perbaikan kampung. Salah
satu program yang berhasil dicapai adalah
program perbaikan kampung (Kampung
Improvement Program) di Kota Surabaya. Pada
kesempatan ini, PSII melakukan wawancara
singkat dengan Profesor Johan Silas untuk
melihat bagaimana keberadaan taman kota
di Indonesia, di mana perkembangan taman
kota di Indonesia juga dipicu oleh keberhasilan
program Adipura yang telah terlaksana sejak
1980an.
Menurut bapak, seberapa signifikankah
keberadaan taman dalam fungsi perkotaan?
Menurut saya untuk masa kini taman kota
punya lima fungsi: memenuhi kehijauan sesuai
Prof. Johan Silas Talk About the Existence of City Park | 03
The existence of the park today becomes very
important where people use the park as space
for exercise, play, also social interaction. The
city parks in Indonesia began to grow, both in
quantity and quality in increasing the interest of
the people to visit the park. This can be seen
from some cities that have been developing
the city park like Jakarta and Surabaya. The
existence of the park can also be an icon of a
city.
One of Indonesia's architectural figures, Johan
Silas, has contributed to urban planning, settle-
ment, urban areas, and village improvements.
One of the programs that has been achieved
is Kampung Enhancement Program in Suraba-
ya. On this occasion, PSII conducted a short
interview by email with Mr. Johan Silas with the
theme of the existence of a city park in Indone-
sia, where the development of city parks in
Indonesia was triggered by the success of the
Adipura program that has been implemented
since the 1980s.
According to your opinion, how significant the
existence of the park in urban functions?
I think for the city park currently has five
functions: to meet the greenery according to
the number of citizens so that pollution can be
overcome. So, the park should not be
compared to the city or land area, but the
 jumlah penduduk agar polusi yang ditimbulkan-
nya dapat diselesaikan. Jadi, seharusnya luas
taman tidak dibandingkan dengan luas
kota/lahan, tetapi jumlah warga yang meng-
huninya. Jadi, taman punya fungsil vital dalam
menjamin kehidupan warganya secara total.
Kelima fungsi tersebut adalah menyerap polusi
udara, memberikan kesejukan jiwa (menguran-
gi stress mental), penyedia oksigen serta
menurunkan temperatur, mengurangi jumlah
air permukaan saat tutun hujan sehingga
menurunkan beban banjir, serta tempat
rekreasi/olah raga bagi warga (taman aktif).
Bagaimana kondisi taman kota (kelebihan dan
kekurangannya) di Indonesia saat ini menurut
Bapak?
Berdasarkan gambaran yang disajikan oleh
sekitar 130 kota pada paparan Adipura
baru-baru ini (tanggal 6-15 Juni 2019), ternyata
Adipura sangat efektif dalam mendorong kota
mulai dari skala metro sampai kota kecil dalam
menghadirkan taman yang cukup walau
banyak yang masih di bawah 30% termasuk
Jakarta, Bandung dan sebagainya. Adipura
adalah program perkotaan tertua sejak perta-
ma kali diadakan pada tahun 1986. Sampai
saat ini belum ada program sejenis yang dapat
menandingi dan langgeng sampai sekarang.
Melihat kondisi taman kota saat ini, kira-kira
bagaimana saran Bapak untuk meningkatkan
kualitas taman kota tersebut?
Dari sisi pelayanan, taman kota harus diusa-
hakan secara prioritas pada kelima fungsi
tersebut di atas sesuai kemampuan warga dan
pemerintah. Penyediaan taman harus memper-
timbangkan pula pelayanan pada warga lapis
bawah yang di permukimannya tidak mungkin
disediakan RTH seperti kampung. Di Surabaya
sebaran taman sangat memperhatikan
keberadaan kampung.
Untuk Kota Surabaya, bagaimana Bapak
04 | Prof. Johan Silas Talk About the Existence of City Park
Adipura sangat efektif
dalam mendorong kota
mulai dari skala metro
sampai kota kecil
dalam menghadirkan
taman yang cukup
number of people that inhabit there. So, this
park has a vital function in totally ensuring the
lives of its citizens.
These five functions of park are absorb air
pollution, reduce mental stress, supply oxygen
and lower the temperature, reduce the amount
of surface water during rainfall to lower the
burden of flood, as well as recreation and
sports for people (active park).
How is the city park condition (advantages
and disadvantages) in Indonesia according to
you?
Based on the presented description about 130
cities in Adipura's presentation (6-15 June
2019), Adipura is very effective in encouraging
cities ranging from metro to small scale of city in
bringing enough parks, although there are
cities still below 30% including Jakarta, Band-
ung and so forth. Adipura is the oldest urban
program since it was first held in 1986. Until now
there has been no similar program that can
sustain and survive until now.
Looking at the state of the city park today,
what is your suggestion to improve the quality
of the city park?
In terms of service, city parks should be priori-
tized on the five functions mentioned above in
accordance with the ability of citizens and
government. The provision of parks should also
consider services to low-level communities
whose completion may not be given a green
melihat keberadaan taman kota saat ini dan
hubungannya kesejahteraan masyarakat?
Secara sederhana dan nyata, Surabaya sudah
bertahun-tahun tidak mengenal tawuran
dalam bentuk apa saja, serta tidak pula ada
demo yang anarkis. Dari kesehatan hampir
semua penyakit menunjukkan penurunan yang
signifikan dan ini sangat mengurangi beban
APBD kota yang menjamin pelayanan keseha-
tan gratis dengan cukup menunjukan KTP.
Yang perlu dikemukakan dalah penetapan
tema taman yang dilakukan oleh banyak kota.
Tema umumnya tidak terkait dengan
pelayanan pada warga, tetapi
lebih dari segi estetis seperti
taman mawar, taman pelangi dan
sebagainya. Di Surabaya ada
taman lansia, paliatif, prestasi,
kreatif, persehatan, bunga,
bungkul (religi) dan sebagainya.
Yang saat ini sudah dikembang-
kan (dalam proses berlanjut)
adalah taman tunanetra mungkin
yang pertama di dunia. Hampir
semua taman ada wifi gratis serta
banyak yang dilengkapi dengan
Broadband Learning Centre (BLC)
di mana semua warga dapat
belajar (ada instruktif ahli) mengenal dan
memakai komputer yang tersambung ke
internet tanpa bayar apapun. Di samping
selalu ada tempat bermain dan olahraga,
taman dengan BLC hendak memantapkan
pembentukan warga yang smart sebagai
prasarat smat city.
Surabaya juga menunjukan bahwa bekas TPA
yang sudah usai dapat diubah jadi taman
bunga terbesar se-Indonesia di daerah
dataran dengan luas sekitar 50 hektar.
Surabaya menunjukan bahwa bunga dalam
skala besar dapat ditanam tidak harus di
daerah tinggi dan dingin. Saat ini hampir 30%
telah berfungsi. Taman Surabaya (Kenjeran)
Prof. Johan Silas Talk About the Existence of City Park | 05
space like a village. In Surabaya the distribu-
tion of the park is very apprehensive of the
existence of the village.
For the city of Surabaya, how do you see the
existence of the current city park and its
relation to the welfare of the community?
Simply and concretely, Surabaya has not
known for years of brawl in any form, and there
is no an anarchist demo. From the health of
virtually all diseases shows a significant decline
and this greatly reduces the burden on the city
budget that ensures free health care simply by
showing a KTP.
Noteworthy is the establishment of amusement
parks in many cities. Themes are generally not
related to the service of citizens, but more
aesthetically like rose garden, rainbow garden
and so on. In Surabaya there is old garden,
paliatif, achievement, creative, healthy, flowers,
bungkul (religion) and so on. What is currently
developed (in the process continues) is the
world's first vision park. Almost all parks have
free wifi and many are equipped with Broad-
band Learning Center (BLC) where all citizens
can learn (there are instructive experts) who
know and use computers connected to the
internet without paying anything. In addition
there is always a place to play and sports,
 menyulap daerah rawa jadi taman yang
dinikami angin laut dan pemandangan ke
jembatan Suramadu dan Suroboyo. Semua
taman tidak berbayar sesenpun. Taman juga
ikut menjaga tepian sungai dari muara sampai
hulu Kalimas.
Belajar dari pengalaman Surabaya, apa yang
bisa dicontoh oleh kota lain untuk perkemban-
gan perkotaannya terkhusus yang berkaitan
dengan taman kota?
Melalui Adipura banyak kota yang telah
mereplikasikan pengalaman pertanaman di
Surabaya ke kota masing-masing. Capaiannya
berbeda-beda dan alasannya juga tidak
sama. Namun banyak pula kota yang mampu
menghasilkan taman yang secara kualitatif
telah mampu bersanding dengan Surabaya.
Sekali lagi ini berkat dorongan dari program
Adipura.
Menurut Bapak, pakah ada cara lain yang
dapat diaplikasikan untuk mempengaruhi kota
lain dalam hal memperbaiki taman kotanya?
Memang ada beberapa upaya yang dilaku-
kan, misalnya oleh Kementerian PUPR namun
tidak pernah berkelanjutan, lebih berupa
proyek. One shot affair.
Adipura yang digagas sejak pertengahan
delapan puluhan ternyata bertahan dan minat
kepala daerah tinggi. Kini pesertanya sekitar
400 kota nyaris tanpa biaya APBN. Jadi sulit
mencari pengganti yang akan beresiko gagal.
Adipura terus dievaluasi dan disempurnakan
dan taman terkait dengan banyak elemen
yang membuat kota layak hidup berkelanjutan,
mau apa lagi?
06 | Prof. Johan Silas Talk About the Existence of City Park
park with BLC to build smart citizens as a
prerequisite for smart city.
Surabaya also shows that the former TPA that
has been completed can be transformed into
the largest flower garden in Indonesia on a
plain with an area of about 50 hectares.
Surabaya shows that large-scale flower can
be planted not only in high and cold areas.
Currently almost 30% is working. Taman
Surabaya (Kenjeran) has conjured up the
swamp area so the park so that the citizens
can enjoy the sea breeze and the view over
the Suramadu and Suroboyo bridges. All the
parks do not pay a penny. This park also keeps
the banks of the river from the estuary
upstream of Kalimas.
According to you, is there another way that can
be applied to influence other cities in terms of
improving the city park?
Through Adipura many cities have replicated
the experience of cultivation in Surabaya to
their respective cities. Achievements are vary
and the reasons are not the same too. Howev-
er, many cities are able to produce a garden
that qualitatively has been able to side with
Surabaya. Once again this is due to the
encouragement of Adipura program.
There have been several attempts, for exam-
ple by the Ministry of PUPR but never sustain-
able, based on projects. One shot affair..
Adipura that was initiated since the mid-eight-
ies turned out to survive and the interest of
regional heads are high. Now the participants
around 400 cities almost without the cost of
the state budget (APBN). So it's hard to find a
replacement program. Adipura continues to be
evaluated and perfected and the park is linked
to many elements that make the city worthy of
sustainable living, so what else?
Kebijakan Pemerintah Indonesia
Program Pengembangan
kota hijau
- Green city development program -
Mengembangkan aspek keberlanjutan dari
sebuah kota membutuhkan usaha dari semua
aspek masyarakat. Namun, dari semua aspek
tersebut, pemerintah memiliki peran paling
besar sebagai pelaksana pembangunan.
Berbagai instansi pemerintahan telah melaku-
kan beragam kegiatan untuk menggerakkan
kota-kota Indonesia ke arah kota berkelanjutan
(sustainable city). Salah satu instansi pemerintah
tersebut adalah Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya, yang memiliki bagian
bernama Direktorat Bina Penataan Bangunan.
Melalui Subdirektorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan Khusus yang dikepalai oleh Dian
Irawati, Ditjen Cipta Karya menggerakkan
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)
Developing a sustainability aspect of a city
requires effort from all aspects of society.
However, from all these aspects, the govern-
ment has the important role as the executor of
development. Various government agencies
have undertaken various activities to prepare
cities of Indonesia to be a sustainable city. One
such government agency is the Ministry of
Public Works and Housing through the Direc-
torate General of Human Settlements, which
has a section named Directorate of Building
Management. Through the Sub-directorate of
Building and Specific Environmental Manage-
ment (PBLK) led by Dian Irawati, the Director-
ate General of Human Settlements moved the
Green City Development Program (P2KH) to
implement the mandate of RI Law no. 26/2007
Program Pengembangan Kota Hijau| 07
 untuk menjalankan amanat UU RI no. 26/2007
tentang Penataan Ruang yang mendorong
agar 30% dari kota dijadikan sebagai ruang
terbuka hijau (RTH).
Meskipun program ini dimulai dari Direktorat
Jenderal Penataan Ruang, pada 2015 P2KH
pindah ke Ditjen Cipta Karya dengan
mengalami reformatting mengingat tugas dan
fungsi yang berbeda antara kedua direktorat
jenderal. Salah satu perubahan paling utama
adalah perluasan cakupan dari ruang terbuka
hijau (RTH) menjadi ruang hijau, yang dapat
berbentuk ruang hijau terbuka maupun tertut-
up, privat dan publik, hardscape dan softscape
dan bentuk-bentuk lainnya.
Pada tahun 2017 ini, Direktorat BPB melalui
Subdit PBLK telah menginisiasi upaya koordi-
nasi berbagai instansi pemerintahan dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas ruang
hijau. Berbagai kementerian seperti Kemente-
rian Agraria dan Tata Ruang, Bappenas,
Kementerian Energi, Sumber Daya dan Miner-
al, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan memiliki program yang bertemakan
lingkungan, perubahan iklim, dan ruang hijau.
Melalui upaya koordinasi ini, Direktorat BPB
berharap agar ke depannya kegiatan terkait
ruang hijau dapat bergerak bersama agar
tidak terjadi tumpang tindih antar kegiatan
yang dilakukan.
Pada awalnya, pelaksanaan P2KH ini merupa-
kan insentif untuk terselesaikannya Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) oleh pemerintah
daerah. Setelah berpindah ke Ditjen Cipta
Karya, tersusunnya Perda Bangunan Gedung
juga menjadi syarat untuk kabupaten/kota
dapat ikut dalam P2KH. Kegiatan yang terma-
suk di dalam P2KH di antaranya adalah peny-
usunan masterplan Kota Hijau, fasilitasi dalam
membangun taman dan ruang publik, dan
pembentukan forum komunitas hijau. P2KH di
suatu daerah dapat dikatakan berjalan baik
08 | Program Pengembangan Kota Hijau|
on Spatial Planning which encourages 30% of
cities to be open green space (RTH).
Although the program was started from the
Directorate General of Spatial Planning, in
2015 the program was transferred to the
Directorate General of Human Settlements by
undergoing reformatting, considering the differ-
ent tasks and functions between the two direc-
torates general. One of the most important
changes is the expansion of green open space
(green space) into green space, which can be
either open or closed green, private and
public spaces, hardscape and softscape and
other forms.
In 2017, the Directorate of Building Manage-
ment through Sub-directorate of Building and
Specific Environmental Management has
initiated coordination efforts of various govern-
ment agencies in improving the quality and
quantity of green space. Ministries such as the
Ministry of Agriculture and Spatial Planning,
Bappenas, the Ministry of Energy, Resources
and Minerals, and the Ministry of Environment
and Forestry have programs with environmen-
tal themes, climate change and green space.
Through this coordination effort, the Directorate
of BPB hopes that future activities related to
green space can move together to avoid
overlap between activities undertaken.
Initially, the implementation of P2KH was an
incentive to complete the Spatial Plan (RTRW)
salah satu perubahan
paling utama adalah
perluasan cakupan dari
ruang terbuka hijau (RTH)
menjadi ruang hijau
apabila telah terlihat komitmen dari Pemda
untuk menjaga taman dan ruang hijau serta
berjalannya forum komunitas hijau, di samping
beberapa indikator lainnya. Pembekalan untuk
forum komunitas hijau tersebut dapat terlaksa-
na di antaranya melalui kegiatan lokalatih.
Forum ini kemudian dapat menjadi pengawas
kinerja pemerintah terkait perawatan dan
pengelolaan ruang hijau di kota tersebut.
Sejauh ini, masyarakat baru merasakan pentin-
gnya ruang hijau setelah pembangunan
ruang-ruang tersebut oleh pemerintah. Seiring
berjalannya waktu, isu terkait sustainable city
kian menjadi isu “seksi” yang mendapat perha-
tian lebih baik dari pemerintah maupun
masyarakat. Mulai terbentuk pandangan
bahwa taman merupakan tempat untuk
melakukan kegiatan hiburan dan tidak hanya
berkunjung ke mal yang lebih difungsikan
sebagai tempat perbelanjaan.
Ke depannya, besar harapan agar kegiatan
P2KH ini dapat menjadi program yang menga-
komodir program induk yang dipayungi
Bappenas dan bahkan dapat menjadi arahan
langsung dari presiden melalui Utusan Khusus
Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim
(UKP-PPI). Pada akhirnya, P2KH tidaklah bertu-
juan untuk menarik sebanyak-banyaknya kabu-
paten/kota untuk mendaftar menjadi kota hijau,
namun lebih sebagai salah satu cara untuk
mencapai peningkatan ruang hijau di Indone-
sia, dan tujuan ini merupakan sebuah mimpi
yang harus dicapai bersama melalui sinergi
berbagai instansi pemerintah dan masyarakat
luas.
by the local government. After moving to the
Directorate General of Human Settlements,
the drafting of Building Regulations is also a
requirement for districts to participate in P2KH.
Activities included in the P2KH include prepa-
ration of Green City Masterplan, facilitation in
building parks and public spaces, and estab-
lishment of a green community forum. P2KH in a
region can be assessed to run well if it has
seen the commitment of local government to
keep the park and green space and green
community forum, along with several other
indicators. The direction of green community
forums can be done through local training
activities. This forum can then become a super-
visor of government performance related to
maintenance and management of green
spaces in the city.
So far, the citizen will feel the importance of
green space after the development of these
spaces by the government. Over time, issues
related to sustainable cities are increasingly
becoming a "section" issue that gets better
attention from the government and society.
Began to form the view that the park is a place
to do entertainment activities and not just a
visit to a mall that is more functioned as a place
to shop.
In the future, it is expected that this P2KH activi-
ty can be a program that accommodates the
master program under Bappenas and can
even become direct referrals from the President
through the President's Special Envoy for
Climate Change Control (UKP-PPI). In the end,
P2KH does not aim to attract many districts
such as cities to register green cities, but as a
way to reach green areas in Indonesia, and this
goal is a dream that must be achieved togeth-
er through the synergy of various government
agencies and public.
Program Pengembangan Kota Hijau| | 09
 Kebijakan Pemerintah Indonesia

Jokowi,
Infrastruktur untuk Negeri
- Infrastructure for the country -

Sejak menjabat secara resmi sebagai Presiden

RI ke-7 pada 20 Oktober 2014, Jokowi yang
disebut sebagai A New Hope bagi Indonesia
oleh TIME Magazine (edisi 27 Oktober 2014)
telah menunjukkan keseriusannya untuk menja-
dikan Indonesia salah satu negara dengan
perekonomian terbesar di dunia. Salah satu
hal yang menjadi prioritas Jokowi yaitu
pembangunan infrastruktur secara masif
hingga ke pelosok negeri ini. Dalam mewujud-
kannya Pemerintahan Jokowi pada awal
kekuasaannya telah mengeluarkan salah satu
kebijakan yang dianggap tidak populer yaitu
melakukan pemotongan subsidi Bahan Bakar
Minyak (BBM) untuk menghemat pengeluaran Since taking office officially as the 7th President
negara dan mengalihkannya dari sektor yang of the Republic of Indonesia on October 20,
dianggap konsumtif ke sektor yang lebih 2014, Jokowi who is called “A New Hope for
produktif yaitu infrastruktur, pendidikan dan Indonesia” by TIME Magazine (October 27,
kesehatan. 2014 edition) has shown its seriousness to make
Indonesia one of the largest economies in the
Terhitung sejak 18 November 2014, pemerin- world. One of the things that become Jokowi's
tah secara resmi menaikkan harga BBM priority is massive infrastructure development
hingga Rp. 2000 untuk solar dan premium, to this remote part of the country. In the realiza-
pemerintah menyatakan bahwa kenaikan tion of the Jokowi Government at the begin-
BBM akan memberikan tambahan ning of its rule has issued one of the policies
pendanaan untuk infrastruktur dan sektor that are considered unpopular is to cut fuel
lainnya hingga Rp. 120 Triliun (Tempo, 18 subsidies to save state expenditure and divert
November 2014) tiap tahunnya. Jokowi menya- it from the sector considered consumptive to a
kini bahwa pembangunan infrastruktur akan more productive sector of infrastructure,
memberikan dampak bagi perekonomian education and health.
nasional diantaranya yaitu menekan biaya
logistik, efisiensi pertukaran barang dan jasa, As of November 18, 2014, the government
serta menjadikan produk nasional lebih officially raised the price of fuel up to Rp. 2000
bersaing dengan produk asing. Kelancaran for diesel and premium, the government stated

10 | Jokowi, Infrastruktur untuk Negeri

konektivitas juga diyakini akan mengurangi
ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial
antara Pulau Jawa dan Luar Jawa.
Jokowi memfokuskan pembangunan infrastruk-
tur kepada empat sektor utama yaitu infras-
truktur dibidang pangan, kemaritiman dan
kelautan, ketahanan energi dan pariwisata.
Perencanaan pembangunan infrastruktur ini
telah tercantun dalm RPJMN 2015-2019 yang
disusun dari berbagi masukan stakeholder dan
komunikasi berbagai K/L yang terkait pemban-
gunan infrastruktur. Pada akhir tahun 2014
Jokowi secara tegas menyatakan bahwa
pembangunan infrastruktur harus mulai pada
tahun 2015 (Tribun News, 19 Desember 2014)
dengan anggaran 169 Trilun yang disalurkan
kepada 4 kementerian terkait yaitu Kementeri-
an Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubun-
gan, Kementerian ESDM dan Kementerian
Perumahan Rakyat. Adapun infrastruktur yang
menjadi prioritas dalam RPJMN antara lain
pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan,
perumahan rakyat, pembangkit listrik, jalur
kereta api, BRT, infrastruktur pendukung wisata
alam dan budaya, waduk hingga saluran
irigasi.
Demi mencapai target pembangunan infras-
truktur, sejak awal masa pemerintahannya
Jokowi telah gencar melakukan promosi
proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia
untuk menggaet investasi melalui berbagai
pertemuan pengusaha, pertemuan bilateral,
hingga pertemuan internasional seperti KTT
APEC dan G20. Bahkan Jokowi melakukan
studi banding ke China dengan menjajal
kereta bawah tanah yang dikatakannya
sangat luar biasa, dimana dalam kunjugan
sebelumnya Jokowi telah mendapatkan kiat
sukses China menjadi raksasa ekonomi dunia
antara lain perlunya partai bersatu, gagasan,
visi dan mimpi yang besar dan pembangunan
infrastruktur secepatnya. Selain itu, pemerintah
juga mencari berbagai skema pembiayaan
that the increase in fuel will provide additional
funding for infrastructure and other sectors up
to Rp. 120 Trillion (Tempo, November 18, 2014)
each year. Jokowi believes that infrastructure
development will have an impact on the
national economy such as reducing logistics
costs, efficient exchange of goods and services,
and making national products more competi-
tive with foreign products. Smooth connectivity
is also believed to reduce the economic
inequality and social disparities between Java
and Outer Islands.
Jokowi focuses infrastructure development on
four main sectors: food, marine and marine
infrastructure, energy security and tourism. This
infrastructure development planning has been
incorporated in the RPJMN 2015-2019
compiled from the sharing of stakeholder input
and communication of various Ministry/Institu-
tion related to infrastructure development. At
the end of 2014, Jokowi explicitly stated that
infrastructure development should start in 2015
(Tribun News, December 19, 2014) with a
budget of 169 Trillion Rupiah channeled to 4
relevant ministries namely Ministry of Public
Works, Ministry of Transportation, Ministry of
Energy and Ministry of Public Housing. The
priority infrastructure in the RPJMN includes the
construction of toll roads, airports, ports, public
housing, power plants, railways, BRT, support-
ing infrastructure of natural and cultural tourism,
reservoirs to irrigation channels.
In order to achieve the target of infrastructure
development, since the beginning of his reign
Jokowi has been intensively promoting
infrastructure development projects in Indone-
sia to attract investment through various
business meetings, bilateral meetings, to
international meetings such as the APEC and
G20 Summits. Even Jokowi conducted a
comparative study to China by trying out the
subway which he said is very unusual, where in
previous visits Jokowi has gained China's
Jokowi, Infrastruktur untuk Negeri | 11

baru untuk menutupi kekurangaan anggaran
infrastriktur yang dalam 5 tahun pemerintahan
Jokowi diperkirakan membutuhkan sekitar Rp.
5000 Trilun. Salah satu melakukan inovasi
pembiayaan yang dilakukan pemerintah yaitu
dengan menekankan kepada pembiayaan
Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU)
atau Public Private Partnership (PPP) dan
Pembiayaan Infrastruktur Non-APBN (PINA)
seperti penggunaan dana pensiun, dana
asuransi hingga dan haji untuk menutupi
kekurangan pembiayaan. Selain itu, pemerin-
tah juga melakukan gebrakan yang cukup
berhasil yaitu Tax Amnesty. Program ini dimak-
sudkan untuk menarik kembali dana
masyarakat Indonesia yang berada di luar
negeri dengan harapan dapat menjadi salah
satu altenatif pembiayaan pembangunan
infrastruktur.
Dalam implementasinya selain hambatan
pembiayaan, Pemerintahan Jokowi juga
mengalami hambatan lainnya seperti pembe-
basan lahan yang memakan waktu lama,
perizinan yang tidak efisien hingga kurangnya
peraturan atau regulasi dan kelembagaan
yang mendukung pembangunan infarstruktur.
Oleh karena itu, Pemerintah mengeluarkan
berbagai kebijakan untuk mendukung pemba-
ngunan infrastruktur dengan berbagai pera-
turan seperti Perpres No. 38 Tahun 2015
tentang KPBU, Perpres 30 Tahun 2015 tentang
Pengadaan Tanah dan berbagai kemudahan
lainnya untuk mempercepat pembangunan
infratsruktur. Dalam berbagai kesempatan
Jokowi juga menekankan bahwa pembangu-
nan infrastruktur membutuhkan dukungan
semua pihak baik swasta, BUMN hingga
masyarakat, agar pelaksanaan pembangunan
infrastruktur dapat berjalan sesuai rencana.
Selain itu, Jokowi dalam berbagai pidatonya
menekankan kepada follow up pembangunan
infrastruktur yang telah dibangun. Jokowi pada
pidato penutupan Musrenbangnas 2016 mem-
beri contoh pasar yang dibangun pemerintah
12 | Jokowi, Infrastruktur untuk Negeri
empat sektor utama
pembangunan infrastruktur:
pangan, kemaritiman dan
kelautan, ketahanan energi
dan pariwisata
success tips to be the world's economic giants
such as the need for united parties, ideas,
vision and big dreams and infrastructure devel-
opment as soon as possible. In addition, the
government is also looking for new financing
schemes to cover the inadequacy of the
infrastructure budget which in 5 years of
Jokowi's administration is estimated to require
around Rp. 5000 Trilun. One of the govern-
ment's financing innovations is by emphasizing
the financing of Public Private Partnership (PPP)
and Non-State Budget Infrastructure (PINA)
such as the use of pension funds, insurance
funds up to and have to cover the shortage of
financing. In addition, the government also
made a successful breakthrough that is Tax
Amnesty. This program is intended to withdraw
the funds of Indonesian people who are
abroad in the hope of becoming one of the
alternative financing infrastructure develop-
ment.
In addition to financing constraints, Jokowi
Government also faces other obstacles such as
long-term land acquisition, inefficient licensing
to the lack of regulations or regulations and
institutions that support the construction of
infrastructure. Therefore, the Government
issued various policies to support infrastructure
development with various regulations such as
Presidential Regulation no. 38 of 2015 on
KPBU, Presidential Decree 30 of 2015 on Land
Procurement and various other facilities to
accelerate the construction of infrastructure.
On various occasions Jokowi also stressed that
infrastructure development needs the support
of all parties, both private-sector, state-owned
harus diikuti dengan perbaikan manajemen
pasar dan memberikan pengetahuan peda-
gang tentang pemasaran. Hal ini menunjukkan
bahwa pembangunan infrastruktur tidak boleh
berhenti secara fisik saja, tetapi juga diikuti
pembangunan sarana-prasarana dan manu-
sianya.
Pembangunan infrastruktur secara fisik telah
dapat di-capture media secara baik. Namun
terdapat beberapa hal yang belum tersam-
paikan secara jelas kepada masyarakat
seperti keberlanjutan atau rencana setelah
dilakukannya pembangunan fisik, contohnya
pembangunan Trans Papua, dalam pembaha-
sannya di berbagai media tidak membahas
sarana-prasarana transportasi apa yang akan
akan memanfaatkan jalan tersebut. Informasi ini
sangat penting untuk memastikan pembangu-
nan fisik infarstruktur membawa manfaat bagi
masyarakat. Pembanguan transportasi sesung-
guhnya masih seputar fisik saja, tidak banyak
media yang meninformasikan mengenai peren-
canaan angkutan umum secara nasional
seperti BRT atau jenis angkutan lainnya.
Pusat Studi Infrastruktur Indonesia pada News-
letter berikutnya akan membahas secara lebih
mendalam mengenai rencana, proses dan
pencapain pembangunan infarstruktur di Era
Pemerintahan Joko Widodo dengan menggu-
nakan materi berita sebagai sumber informasi
utama. Temuan-temua penting berdasarkan
content analyze media sangat menarik untuk
menjadi referensi pembangunan infrastruktur di
masa pemerintaha Joko Widodo.
enterprises to the community, so that the imple-
mentation of infrastructure development can
run as planned. In addition, Jokowi in various
speeches emphasized the follow-up of
infrastructure development that has been built.
Jokowi in the closing speech of Musrenbang-
nas 2016 gives an example of a govern-
ment-built market should be followed by
improvement of market management and
provide marketing knowledge about traders.
This indicates that infrastructure development
should not stop physically, but also followed by
the construction of facilities and people.
Physical infrastructure development has been
able to capture media well. However, there are
some things that have not been clearly commu-
nicated to the community such as sustainability
or plans after physical development, for exam-
ple the development of Trans Papua, in its
discussion in various media not discussing what
transportation facilities will be utilizing the road.
This information is very important to ensure the
physical development of infrastructures bring
benefits to society. Transportation development
is actually still about the physical, not many
media that inform the national public transpor-
tation planning such as BRT or other types of
transportation.
Jokowi, Infrastruktur untuk Negeri | 13
 Liputan Kunjungan

- Jakarta, Smart City -

Jakarta, Kota Cerdas

“indikator capaian Jakarta Smart City
terdiri dari smart government,
smart people, smart mobility,
smart environment, dan smart living”

Pembangunan kota telah mengalami transfor-
masi dengan adanya kemajuan teknologi dan
informasi. Hal ini juga memunculkan berbagai
konsep pembangunan dengan memanfaatkan
keberadaan teknologi sebagai tool dalam
pembangunan. Salah satu konsep pembangu-
nan perkotaan yang banyak dikembangkan
diberbagai belahan dunia yaitu smart city
atau kota cerdas. International Telecommunica-
tion Union (ITU)’s Focus Group on Smart Sustain-
able Cities FG-SSC) mengartikan smart city
sebagai kota yang berinovasi dengan meng-
gunakan teknologi, komunikasi dan informasi
dan alat lainnya untuk meningkatkan kualitas
hidup, efisiensi kegiatan dan pelayanan perko-
taan dan daya saingnya, dengan memastikan
pemenuhan kebutuhan generasi sekarang dan
masa depan dalam aspek sosial, ekonomi dan
lingkungan. Namun, sampai saat ini belum
tedapat definisi global mengenai smart city.
Jakarta sebagai salah satu kota megapolitan
terbesar dunia juga berupaya mengembang-
kan konsep kota pintar sebagai salah satu
solusi permasalahan perkotaan. Dalam diskusi
yang diadakan Pusat Studi Infrastruktur Indone-
sia bersama Jakarta Smart City pada tanggal
13 April 2017, dijelaskan bahwa perencanaan
konsep dan ide Jakarta Smart City telah
dimulai tahun 2014, kemudian pengumpulan
Urban development has encountered a trans-
formation with the advancement of technology
and information. This led to various develop-
ment concepts through the usage of technolo-
gy as one of the drivers in development. The
existence of social media as a platform for the
information exchange that widely spread in
quick time becomes a profitable thing if used
positively in urban development. One of the
concept of urban development that is devel-
oped in many cities around the world by
utilizing the progress of information technology
is smart city. The International Telecommunica-
tion Union (ITU) 's Focus Group on Smart
Sustainable Cities (FG - SSC) defines smart city
as a city that innovates by using technology,
communication and information and other tools
to improve the quality of life, efficiency of urban
activities and services and competitiveness, by
ensuring the needs of generations in social,
economic and environmental aspects in present
and future term. However, until now there has
not been a global definition of smart city.
Jakarta as one of the world's largest megapoli-
tan cities has managed to develop the concept
of smart city as one of the solutions to urban
problems. In a discussion held by Indonesia
Infrastructure Studies Institue, Directorate Gen-
eral of Human Settlements, and Jakarta Smart

14 | Jakarta, Kota Cerdas

data dan penataan serta pembangunan
infrastruktur pada tahun 2015 dan mulai
beroperasi tahun 2016 hingga saat ini.
Jakarta Smart City merupakan Unit Pengelolah
(UP) dibawah Dinas Komunikasi, Informatika
dan Statistika DKI Jakarta. Terdapat 5 divisi
dalam UP Jakarta Smart City yaitu divisi oper-
asional, monitoring dan evaluasi, Pengemban-
gan Teknologi Informasi, Komunikasi dan Anali-
sis Data. Dalam menjalankan tugasnya
terdapat 6 indikator yang harus dicapai Jakar-
ta Smart City sebagai berikut:
1. Smart Government yaitu menciptakan tata
kelola pemerintahan ynag transparan dan
informatif dan responsif terhadap kebutuhan
masyarakat serta meningkatkan partisipasi
publik melalui kanal-kanak pengaduan.
2. Smart People yaitu meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia melalui pendidikan 12
tahun, memberikan fasilitas kehidupan layak,
meningkatkan indeks harapan hidup, serta
meningkatkan akses informasi public.
3. Smart Economy yaitu menumbuhkan kewirau-
sahan dan semangat inovasi kepada
masyarakat agar tercapai produktivitas yang
tinggi. Di antaranya melalui pembinaan usaha
City and on April 13, 2017, it was explained
that the planning of Jakarta Smart City concept
and idea was started in 2014. The data collec-
tion and the physical facilities provision were
started in 2015, then Jakarta Smart City began
the operations in 2016 until now.
The management unit of Jakarta Smart City is
under the Office Communications, Informatics
and Statistics DKI Jakarta. There are 5 divisions
in Jakarta Smart City, namely operational
division, monitoring and evaluation division,
information technology development division,
communication and data analysis division. In
carrying out its duties, there are 6 indicators to
be achieved by Jakarta Smart City as follows:
1. Smart Government is to create trans-
parent and informative governance and
responsive to community needs and increase
public participation through grievance chan-
nels.
2. Smart People is to improve the quality
of human resources through 12 years of educa-
tion, providing decent living facilities, increasing
life expectancy index, and increasing access to
public information.
3. Smart Economy is to cultivate entre-
Jakarta, Kota Cerdas | 15
 kecil dan menengah, memperluas lapangan
kerja, serta meningkatkan daya saing daerah.
4. Smart Mobility yaitu membangun sistem
integrasi transportasi dan menyediakan infras-
truktur teknologi informasi yang mampu
mendorong pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi.
5. Smart Environment yaitu menciptakan
kualitas lingkungan yang sehat melalui manaje-
men sumberdaya alam yang berkelanjutan
untuk menjadikan Jakarta kota yang layak huni,
serta mendorong program green building dan
pembangunan ramah lingkungan
6. Smart Living yaitu mewujudkan Jakarta
sebagai kota sehat dan layak huni serta mem-
permudah akses informasi kesehatan,
pariwisata dan fasilitas-fasilitas keamanan.
Saat ini, Jakarta Smart City masih dalam tahap
mengumpulkan dan memberikan data dari
masyarakat dan berupaya untuk mencapai
Smart Governance sambil berusaha untuk
menjalankan indikator lainnya. Namun bukan
berarti keberadaan Jakarta Smart City belum
menyelesaikan masalah perkotaan sama
sekali. Beberapa kanal aduan seperti Qlue,
Jakarta Siaga 112 telah efektif menyerap
aspirasi dan permasalahan di lapangan yang
secara cepat diselesaikan melalui mekanisme
yang ada dalam Jakarta Smart City.
preneurship and spirit of innovation to the
community to achieve high productivity. This
indicator is achieved through the fostering of
small and medium enterprises, expanding
employment, as well as enhancing regional
competitiveness.
4. Smart Mobility is to build a system of
integrated transportation and provide the
information technology that is able to encour-
age sustainable economic development and
high quality of life.
5. Smart Environment is to create a
healthy quality environment through sustainable
natural resource management to make Jakarta
a viable city, and to encourage green building
program and environmentally friendly develop-
ment.
6. Smart Living is to actualize Jakarta as
a healthy and habitable city and to facilitate
access to health information, tourism and
security facilities.
Currently, Jakarta Smart City is in the phase of
collecting and delivering data from the commu-

Selain itu, dengan keberadaan Jakarta Smart

City masyarakat telah bebas memperoleh
informasi faktual yang diperbaharui secara real
time, mingguan hingga bulanan seputar
pembangunan Jakarta saat ini yang dibagi
berdasarkan SKPD yang ada di DKI Jakarta
contohnya informasi mengenai harga tanah,
kondisi lampu jalan, antrian dan ketersediaan
kamar di rumah sakit dan kondisi lalu lintas
ibukota. Jakarta Smart City telah memiliki road-
map pengembangan di masa yang akan
datang untuk mencapai berbagai indikator
yang ditetapkan dengan harapan bahwa
keberadaannya dapat meminimalkan

16| Jakarta, Kota Cerdas

“keberadaan” pemerintah dalam kehidupan
masyarakat Jakarta.
Konsep smart city menjadi salah satu jawaban
dalam berbagai masalah perkotaan. Penera-
pan smart city yang berorientasi kepada
masalah dalam suatu kota, akan membantu
efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan dan
perkembangan perkotaan di masa
mendatang. Oleh karena itu, Pusat Studi
Infratsruktur menganggap konsep ini sebagai
salah satu solusi masalah pembangunan.
Pemerintah pusat dan daerah diharapkan
memiliki perencanaan yang matang dalam
pengembangan teknologi dan infromasi serta
perencanaan kota-kota di Indonesia yang
berpotensi untuk menerapkan konsep ini. Di
berbagai negara seperi India dengan
pengembangan 100 kota cerdasnya telah
terbukti berhasil menjadi solusi pembangunan
perkotaan.
nity and striving to achieve Smart Governance
while striving to run other indicators. But that
does not mean the existence of Jakarta Smart
City has not solved urban problems at all.
Some grievances channels such as Qlue and
Jakarta Alert 112 have effectively absorbed
aspirations and problems in the field that are
quickly resolved through existing mechanisms
in Jakarta Smart City.
In line with that, because of the presence of
Jakarta Smart City, public has been free to
obtain factual information which is updated in
real-time, weekly to monthly about the current
Jakarta's development which is divided based
on SKPD in DKI, for example information on
land prices, street lighting conditions, queues
and availability of rooms in hospitals and traffic
conditions of the capital. In its development
roadmap, Jakarta Smart City in the future will
be directed to achieve various indicators
stipulated in the hope that its existence can
minimize the "existence" of the government in
the life of the people of Jakarta.
The concept of smart city becomes an answer
in a variety of urban problems. The adoption
of city-oriented smart city in a city, will help the
effectiveness and efficiency in urban services
and developments in the future. Therefore, the
Indonesia Infrastructur Research Institute
considers this concept as a significant tool in
supporting the city's roads. Central and local
governments are expected to have good
planning in the development of technology
and information and planning of cities in
Indonesia that have the potential to apply this
concept. In various countries like India with the
development of its 100 smart cities have
proven to be successful solution for urban
development.
Jakarta, Kota Cerdas | 17
Tata Ruang
DKI Jakarta Perlu Perubahan
- Jakarta’s Spatial Planning Need Revision -
Pembangunan infrastruktur yang gencar
dilakukan Pemerintahan Joko Widodo
berdampak kepada kebutuhan perubahan
rencana tata ruang di tingkat provinsi.
Terhambatnya pengesahan RTRW dan
perubahannya akan berdampak kepada
terhambatnya berbagai Proyek Strategis
Nasional (PSN). Salah satu daerah yang paling
berdampak terhadap PSN yaitu DKI Jakarta,
Oswar Mungkasa selaku Deputi Gubernur
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
dalam satu kesempatan diskusi menyatakan
bahwa DKI Jakarta sedang melakukan
Peninjauan Kembali (PK) RTRW dan Revisi RDTR
untuk mengakomodasi berbagai PSN seperti
NCICD, MRT, LRT, Kereta Cepat
Jakarta-Bandung, dan Kereta Bandara,
keduanya sedang dalam proses penyelesaian.
RTRW merupakan dokumen yang vital dalam
mengarahkan pembangunan untuk
18| Tata Ruang DKI Jakarta Perlu Perubahan
The ongoing infrastructure development
carried out by Joko Widodo Government had
an impact on the need for changes in spatial
plans at the provincial level. The delay of
ratification of the RTRW and its amendment will
have an impact on the hampering of National
Strategic Projects (PSN). One of the areas that
most impact on the PSN are Jakarta, Oswar
Mungkasa as Deputy Gover
nor for Spatial Planning and the Environment in
one occasion the discussion stated that Jakarta
was doing Review (PK) Spatial and Revision
RDTR to accommodate various PSN as NCICD,
MRT , LRT, Jakarta-Bandung Quick Train, and
Airport Train, both are in the process of
completion.
RTRW is a vital document in guiding develop-
ment to produce sustainable urban develop-
ment. The planning of a mature and inclusive
space through a good buttom-up process by
menghasilkan pembangunan kota yang
berkelanjutan. Perencanaan ruang yang
matang dan inklusif dengan melalui proses
yang baik secara buttom-up dengan
menyertakan berbagai stakeholder hingga
disabilitas akan menjadikan pembangunan
kota dimasa mendatang jauh dari berbagai
masalah seperti sengketa lahan dan
penolakan warga. Oleh karena itu, perlu
dilakukan percepatan dalam proses
penyusunannya maupun revisi sehingga
terdapat kepastian dalam pembangunan
daerah. Dalam menyusun tata ruang DKI
Jakarta, IAP sebagai wadah perencana
memberikan masukan bagi penyusunan RTRW
Jakarta yang dapat pula penjadi
pertimbangan bagi kota lainnya di Indonesia.
Terdapat 4 cara yang perlu dilakukan dalam
menterjemahkan transformasi ini ke dalam
substansi RTRW DKI Jakarta. Keempat hal
tersebut yaitu walkable city, inclusive city,
resilient city dan tertib tata ruang. Mirwansyah
Prawiranegara selaku Ketua Bidang Tata
Ruang IAP DKI Jakarta menekankan bahwa
keempat hal tersebut jika diimplementasikan
dalam RTRW akan menjadi solusi bagi
permasalahan Jakarta seperti kemacetan,
banjir, kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Polusi, Permukiman Kumuh, kurangnya suplai
perumahan MBR (Masyarakat
Berpenghasilan Rendah), kesenjangan
sosial-spasial, alih fungsi lahan, degradasi
lingkungan, spekulasi tanah dan kualitas hidup
yang menurun.
Keempat hal tersbut harus dijabarkan secara
konkret dan diintegrasikan kedalam RTRW,
baik dalam pasal-pasal maupun peta-peta
rencana tata ruang sehingga dapat menjadi
solusi efektif permasalahan perkotaan Jakarta.
Prawira dalam kesempatan ini menjabarkan
keempat hal tersebut menjadi muatan-muatan
penting yang dapat diakomodasi dalam RTRW
DKI Jakarta.
involving various stakeholders to disability will
make future urban development far from prob-
lems such as land disputes and citizen denials.
Therefore, it is necessary to accelerate the
process of preparation and revision so that
there is certainty in regional development. In
arranging the spatial layout of DKI Jakarta, IAP
as a forum planner provides input for the
preparation of RTRW Jakarta which can also
be a consideration for other cities in Indonesia.
keberadaan RTRW merupakan
cerminan matangnya perenca-
naan pembangunan suatu
daerah
There are 4 ways that need to be done in
translating this transformation into the
substance of RTRW DKI Jakarta. The four things
are walkable city, inclusive city, resilient city
and orderly layout. Mirwansyah Prawiranega-
ra as Chairman for Spatial Planning IAP Jakar-
ta emphasize that these four, if implemented in
the RTRW would be a solution for the problems
of Jakarta such as congestion, flooding, lack of
green open space (RTH), Pollution, Slum, lack of
housing supply MBR (Income Communities
Low), socio-spatial disparities, land conversion,
environmental degradation, soil speculation
and declining quality of life.
These four matters should be spelled out
concretely and integrated into the RTRW, both
in the articles and spatial layout maps so as to
be an effective solution to Jakarta's urban
problems. Prawira on this occasion described
these four matters as important contents that
Tata Ruang DKI Jakarta Perlu Perubahan | 19
 Pertama, Walkable city atau kota yang ramah
pejalan kaki dapat diimplimentasikan dengan
menggunakan konsep Transit Oriented
Development (TOD) dengan mengakomodasi
muatan seperti penetapan deliniasi kawasan
TOD, Perubahan Peruntukan Pola Ruang pada
kawasan TOD, Integrasi Rencana Kawasan
TOD dengan Rencana Sistem Pusat Kegiatan
Kota, Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
kawasan TOD untuk mendorong walkability
design dan alokasi RTH ideal.
Kedua, Inclusive city yaitu menjadikan semua
warga memiliki hak dan akses yang sama
dalam menikmati kehidupan kota dan layanan
serta peluang sosial ekonominya. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penerapan kebijakan
pembauran sosial, alokasi terhadap hunian
terjangkau (affordable housing), land banking
dan pelibatan semua pemangku kepentingan
termasuk golongan marjinal dalam
pengambilan keputusan kebijakan tata ruang
baik dalam tahap perencanaan hingga
pengendaliannya.
Ketiga, Resilient city yaitu mendukung kota
yang tangguh terhadap bencana dan dampak
perubahan iklim. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan flood plain zoning, alokasi
RTH multifungsi mitigasi bencana, penetapan
sempadan sungai definitif, integrasi
pengurangan resiko bencana dengan
mengintegrasikan dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana (RPB) milik BPBD
dan zero delta policy yaitu aturan
pembangunan yang sensitif air.
Keempat, Tertib Tata Ruang yaitu konsistensi
dan berkomitmen dalam
mengimplementasikan rencana tata ruang baik
dalam program pembangunan maupun
perizinan dan penegakan hukum terhadap
pelanggar tata ruang. Hal ini dapat dilakukan
20| Tata Ruang DKI Jakarta Perlu Perubahan
can be accommodated in the RTRW of DKI
Jakarta.
First, Walkable city or town pedestrian-friendly
can be implemented by using the concept of
Transit Oriented Development (TOD) to
accommodate cargo such as setting the
delineation of the area TOD, Change To The
Allocation Pattern space in the area TOD,
Integration Plan for Region TOD Plan System
Activity Center City, Provisions General TOD
zone Zoning Regulation to encourage walkabil-
ity design and ideal green space allocation.
Second, Inclusive city that makes all citizens
have equal rights and access in enjoying the
city life and services and socio-economic
opportunities. Therefore, it is necessary to the
implementation of social assimilation policy, the
allocation to the affordable housing, land
banking and involvement of all stakeholders,
including marginalized groups in decision
making spatial policy both in the planning
phase to control.
Third, Resilient city is to support a city that is
resilient to the disaster and the impacts of
climate change. This can be done by doing a
flood plain zoning, green space allocation
multifunction disaster mitigation, river banks
definitive determination, the integration of
disaster risk reduction by integrating document
Disaster Management Plan (RPB) belongs
BPBDs and zero delta development policy
that is sensitive water rules.
Fourthly, Orderliness of Spatial is consistency
and committed in implementing spatial plan in
both development program and licensing and
law enforcement against spatial violators. This
can be done by curbing violations of land use,
spatial periodic audits, and policy incentives
and disincentives to encourage the govern-
dengan penertiban terhadap pelanggaran
pemanfaatan lahan, audit tata ruang secara
berkala, dan kebijakan insentif dan disinsentif
untuk mendorong target pemerintah dalam hal
luasan RTH, lokasi land banking dan hunian
MBR.
Pusat Studi Infrastruktur Indonesia
menganggap bahwa keberadaan RTRW
merupakan cerminan matangnya perencanaan
pembangunan suatu daerah. RTRW daerah
akan dengan mudah menciptakan kepastian
bagi semua stakeholder untuk dapat ikut serta
dalam pembangunan suatu daerah, terutama
di sektor infrastruktur. Oleh karena itu,
pemerintah nasional dan daerah harus
bekerja sama untuk mempercepat
pengesahan dan revisi RTRW provinsi di
Indonesia.
ment's target in terms of green space area,
land banking and residential locations MBR.
The Center for Infrastructure Studies of Indone-
sia considers that the existence of the RTRW is
a reflection of the maturation of regional
development planning. RTRW areas will easily
create certainty for all stakeholders to partici-
pate in the development of a region, especial-
ly in the infrastructure sector. Therefore, nation-
al and local governments should work together
to accelerate the ratification and revision of
the provincial RTRW in Indonesia.
Tata Ruang DKI Jakarta Perlu Perubahan | 21