Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Minyak Bumi ”. Penulisan makalah adalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran kimia di SMA N
1 GANTUNG.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal
‘Alamiin.

Gantung , 21 Mei 2013

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang................................................................................................................. iii

1.2.Tujuan Penulisan.............................................................................................................. iv

1.3.Manfa’at........................................................................................................................... iv

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Minyak Bumi.................................................................................................................... 1

2.2.Komposisi Minyak Bumi.................................................................................................. 2 2.3.Dampak


Negatif Penggunaan Minyak Bumi..................................................................................................... 4

2.4.Dampak Pembakaran Bensin yang tidak Sempurna ........................................................ 6

2.5.Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil...................................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan........................................................................................................... 11

3.2.Saran..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun
minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik
masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya
bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang
dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.

Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), permintaan minyak dunia pada periode jangka
menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph
atau tumbuh rata-rata 1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020), permintaan
naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph.

Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak
bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan
sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang
peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam
digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan
industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan
bakar fosil.

Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar alternatif apa
yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini
habis.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

a. Dapat mengetahui serta mendalami pengetahuan penulis terkait minyak bumi.

b. Dapat mengetahui Produk dari hasil pengolahan minyak bumi

c. Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi yang tidak sempurna

1.3 Manfaat

Produk hasil pengolahan minyak bumi bermanfaat untuk kebutuhan hidup manusia misalnya bensin,
solar, minyak, pelumas dan lain sebagainya. Dan pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi
akan mengakibatkan dampak yang buruk bagi lingkungan dan tubuh manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Minyak Bumi

Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering
ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik,
atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai
keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna,
dan viskositas.

Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang
yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogendengan rumus umum CnH2n+2. Pada
umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul
dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut.

Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana
jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan
bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan
jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon,
dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan
berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10),
digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan
membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik
rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan
masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.

Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu
atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri
yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar
karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon
dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam
pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.

Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat
pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya.
Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin,
mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:[14]
2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)

Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-molekul
ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan
kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.

Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan
produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan
menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka
gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat
menimbulkan asbut.

2.2 Komposisi Minyak Bumi

Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

1. Hidrokarbon Jenuh (alkana)

- Dikenal dengan alkana atau parafin

- Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih
sedikit

- Senyawa penyusun diantaranya:

a. Metana CH4

b. etana CH3 CH3


c. propana CH3 CH2 CH3

d. butana CH3 (CH2)2 CH3

e. n-heptana CH3 (CH2)5 CH3

f. iso oktana CH3 - C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2

2. Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)

- Dikenal dengan alkena

- Keberadaannya hanya sedikit

- Senyawa penyusunnya:

a. Etena, CH2 CH2

b. Propena, CH2 CH CH3

c. Butena, CH2 CH CH2 CH3

3. Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)

- Dikenal dengan sikloalkana atau naftena

- Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana

- Senyawa penyusunnya :

Siklopropana Siklopentana

Siklobutana Siklopheksana

4. Hidrokarbon aromatik

- Dikenal sebagai seri aromatik


- Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit

- Senyawa penyusunannya:

a. Naftalena b. Benzena

b. Antrasena d. Toluena

5. Senyawa Lain

- Keberadaannya sangat sedikit sekali

- Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo
logam (kecil sekali)

2.3 Dampak Negatif Penggunaan Minyak Bumi

 Karbo Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit dideteksi. Padahal gas ini sangat berbahaya bagi
kesehatan karena pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat. Pada kadar yang lebih
tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm dapat menimbulkan kematian.
Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini
merupakan racun bagi darah.
Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih kuat ikatannya
dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih kuat 250 kali dibandingkan
dengan HbO. Akibatnya Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan mengalami kekurangan
oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan menyebabkan terjadinya sesak napas,
pingsan, atau bahkan kematian. Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan bakar minyak bumi.

 Karbon Dioksida (CO2)

Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun
batu bara. Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah
pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita

Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia,
sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2 menyebabkan sinar inframerah dari
matahari diserap oleh bumi dan benda-benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat
kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi
menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak
menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh
berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect.

 Oksida Belerang (SO2 dan SO3)

Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat menyengat dan
dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau
pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang
yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industri pertambangan. Penyebab terbesar
berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu bara. Akibat yang ditimbulkan
oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi
menyebabkan terjadinya hujan asam.

Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga menyebabkan sangat korosif
terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di samping menyebabkan hujan asam, oksida belerang
baik SO2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat pernapasan masuk ke paru-paru juga akan
membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan, khususnya
paru-paru.
 Oksida Nitrogen (NO dan NO2)

Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga dapat
menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab hujan asam.
Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan karena gas nitrogen ikut terbakar bersama
dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi.

Pada saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas NO2. Gas NO2 merupakan gas
beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam nitrat yang sangat menyengat dan
merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat
karsinogen atau penyebab terjadinya kanker. Jika menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat
menyebabkan kematian. Sebagai pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap
ditambahkan katalis logam nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip kerjanya adalah mengubah
gas buang yang mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan
manusia.

2.4 Dampak Pembakaran Bensin Yang Tidak Sempurna Terhadap Lingkungan

Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam
bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang
menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.

Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih
mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi
menurun.

- Dampak terhadap lingkungan

Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem transportasi yang


tidak "sustainable" dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu
dampak terhadap lingkungan udara dan dampak terhadap lingkungan
air.

Kualitas udara perkotaan sangat menurun akibat tingginya aktivitas


transportasi. Dampak yang timbul meliputi meningkatnya konsentrasi pencemar konservatif yang
meliputi: · Karbon monoksida (CO) · Oksida sulfur (SOx) · Oksida nitrogen (NOx) · Hidrokarbon (HC) ·
Timbal (Pb) · Ozon perkotaan (O3) · Partikulat (debu) Perubahan kualitas udara perkotaan telah diamati
secara menerus di beberapa kota baik oleh Bapedalda maupun oleh BMG.
Secara tidak langsung, kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadap lingkungan air
terutama melalui air buangan dari jalan raya. Air yang terbuang dari jalan raya, terutama terbawa oleh
air hujan, akan mengandung bocoran bahan bakar dan juga larutan dari pencemar udara yang
tercampur dengan air tersebut.

- Dampak terhadap kesehatan

Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan dari dampak terhadap lingkungan udara.
Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan telah mengakibatkan tingginya kadar timbal dalam
darah.

- Dampak terhadap ekonomi

Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama dari adanya dampak
terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah dengan terjadinya kemacetan
dan tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sehari-hari. Akibat dari tingginya kemacetan dan
waktu yang dihabiskan di perjalanan, maka waktu kerja semakin menurun dan akibatnya produktivitas
juga berkurang.

2.5. Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil

1. Sumber Bahan Pencemaran

a. Pembakaran Tidak Sempurna

b. Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa
bahan bakar (hidroksida).

c. Pengotor dalam Bahan Bakar

d. Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang (SO2 atau
SO3).

e. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar

f. Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan
menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.

2. Asap Buang Kendaraan Bermotor

a. Gas Karbon Dioksida (CO2)

Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas rumah
kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu
permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon
monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-
paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan
hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).

CO + Hb → COHb

Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel
jaringan tubuh yang memerlukan.

O2 + Hb → O2Hb

Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada
oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon monoksida.

CO + O2Hb → COHb + O2

Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.

Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)

Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan,
membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap,
yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang dapat larut dalam air hujan dan
menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)

Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas
NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx
ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut
menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan
tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.

e. Partikel Timah Hitam

Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi.
Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah
teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal,
dan hati.

3. Pengubah Katalitik

Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah
memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja
tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina).
Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen
monoksida membentuk karbon dioksida dan gasnitrogen.

katalis

2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)

Gas-gas racun gas tak beracun Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih
ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika
kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.

4.Efek Rumah Kaca

Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga CFC,
berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah.
Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan
menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi
akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.

Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa
karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar –25˚C.
Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan
tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi
terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam kerugian.

5. Hujan Asam

Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut
melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)

Asam Karbonat

Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.


a. Penyebab Hujan Asam

SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)


asam sulfit

SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)

asam sulfat

2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)

asam nitrit asam nitrat

b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam

- Kerusakan Hutan

- Kematian Biota Air

- Kerusakan Bangunan

Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam,
maka dapat bereaksi.

CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

c. Cara Menangani Hujan Asam

- Menetralkan asam

- Mengurangi emisi SO2

- Mengurangi emisi oksida nitrogen


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2(dari reaksi antara
batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi
minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.

Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.

Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar,
minyak pelumas dan residu.

Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurnaPembakaran bahan bakar
yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat
mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup
tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.

Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih
mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi
menurun.

3.2 Saran

Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam
pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar
haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill

Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka

Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV Media Karya Putra.

Mc.Duell,Bob.1995.A level chemistry. Edisi Revisi. London:Letts Educational

Mc.Murry. john dan Robert C.Fay.1998.Chemistry Edisi ke-2. New Jersey: Prentice.Hall International

Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai