Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bahan restorasi di bidang kedokteran gigi yang saat ini banyak digunakan adalah resin
komposit. Hal ini berhubungan dengan estetik yang didapatkan dari restorasi resin komposit
tersebut. Material pengisi resin komposit dengan ukuran kecil dan halus dapat memperbaiki
sifat fisik, terutama daya tahan terhadap abrasi dan dapat mengurangi kekerasan permukaan
resin komposit.

Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling banyak digunakan
oleh dokter gigi karena memiliki warna yang sangat estetik dan memuaskan. Meningkatnya
penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain keinginan pasien sebagai usaha agar giginya kembali utuh, dapat berfungsi dengan
baik dan hasil restorasi yang terlihat seperti gigi aslinya.

Resin komposit merupakan salah satu material restorasi pada kedokteran gigi yang
telah digunakan sejak 30 tahun lalu. Resin komposit adalah bahan yang terdiri dari dua atau
lebih komponen yang masing-masing mempunyai struktur dan sifat yang berbeda-beda.
Resin komposit merupakan bahan tumpatan yang potensial dan terus berkembang berkenaan
dengan sifat-sifat fisis, warna dan kekuatan perlekatan (bond strenght) terhadap jaringan gigi.

Klasifikasi resin komposit dibagi berdasarkan ukuran partikelnya, jumlah, dan bahan
pengisi anorganiknya. Resin komposit berdasarkan ukuran filler dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu resin komposit makrofil, resin komposit mikrofil, resin komposit hybrid dan resin
komposit nanofill (Pitt Ford, 1993). Bahan restorasi resin komposit terus dikembangkan
untuk meminimalisir kekurangan pada bahan-bahan restorasi sebelumnya dengan
mengembangkan partikel nanofill. Bahan restorasi resin komposit nanofill memiliki ukuran
filler yang sangat kecil yang dapat memperbaiki sifat fisik, tahan terhadap abrasi dan
mengurangi kekasaran permukaan. Ukuran yang kecil dan halus membantu daya tahan
terhadap abrasi dan mengurangi kekasaran permukaan (Nurmalasari, 2015). Resin komposit
nanofill memiliki bahan pengisi dengan ukuran anatar 0,1 sampai 100 nm yang dapat
meningkatkan jumlah bahan isian sehingga ruangan yang kosong menurun dalam matriks
resin dan terjadi peningkatan ikatan antara gigi material restoratif serta peningkatan kekuatan
dan ketahanan material. Resin komposit nanofill mempunyai kelebihan yaitu kekuatan
mekanis dan estetik yang baik sehingga menghasilkan permukaan yang halus, penyusutan
polimerisasi yang sedikit, sifat ketahanan aus yang tinggi, kekuatan yang tinggi, karakteristik
fisik yang meningkat karena perbedaan antara matriks polimer dan ukuran partikel filler.

Glass ionomer cement (GIC) adalah salah satu bahan restorasi yang digunakan dalam
dunia kedokteran gigi, pertama kali dikembangkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971
pada saat mereka mengembangkan semen silikat karena tingginya permintaan untuk material
alternatif pengganti amalgam dalam beberapa dekade terakhir. Glass ionomer cement terdiri
dari bubuk semen kaca fluoroaluminosilikat dan larutan asam poliakrilat dimana kombinasi
dari kedua bahan ini dapat menggabungkan kekerasan, kepadatan, dan kemampuan untuk
melepaskan fluoride dari bubuk kaca silikat dengan biokompatibilitas dan sifat adhesif dari
asam poliakrilat.

Glass ionomer cement banyak dipilih oleh dokter gigi sebagai bahan restorasi karena
memiliki potensi sebagai antikariogenik dengan melepaskan ion flour yang lebih banyak
dibandingkan dengan bahan restorasi lain seperti komposit, mempunyai estetik yang baik
dibandingkan bahan restorasi berbahan metal, biokompatibel dengan rongga mulut, memiliki
koefisien ekspansi termal yang sebanding dengan struktur gigi, dan kemampuan untuk
melekat secara kimiawi dengan baik pada dentin dan enamel gigi. Selain memiliki banyak
kelebihan glass ionomer cement juga memiliki berbagai kelemahan seperti sifatnya yang
rapuh, daya tahan terhadap fraktur yang 3 rendah, dan ketahanan terhadap keausan yang
rendah apabila diletakkan pada permukaan oklusal. Kegagalan perlekatan yang terjadi pada
restorasi glass ionomer cement bukan merupakan kegagalan ikatan kimiawi antara bahan
restorasi dengan struktur gigi, namun merupakan kegagalan kohesifitas antar partikel semen
dalam restorasi, ini menggambarkan sifat adhesif yang baik dari glass ionomer cement.

1.2 Rumusan Masalah

1.Jelaskan klasifikasi karies berdasarkan skenario !

2.Bagaimana etiologi terjadinya gigi depan berlubang dan berwarna kehitaman?

3.Bagaimana pertimbangan-pertimbangan yang perlu perhatikan dalam memilih

bahan restorasi estetik ?


4.Jelaskan bahan restorasi estetik yang digunakan untuk kasus 11 dan 21 !

5.Apa dampak yang terjadi jika kasus gigi 11 dan 21 tidak dilakukan perawatan?

6.Apa penyebab munculnya batas tambalan berwarna dan apa jenis perawatan

yang dilakukan ?

7.Apa perbedaan lesi karies dan non karies ?

8.Apa penyebab adanya cekungan pada gigi 14 dan bagaimana perawatannya ?

1.3 Tujuan Pembelajaran

1.Mengetahui klasifikasi karies berdasarkan skenario

2. Mengetahui etiologi terjadinya gigi depan berlubang dan berwarna kehitaman

3. Mengetahui pertimbangan-pertimbangan yang perlu perhatikan dalam memilih

bahan restorasi estetik

4. Mengetahui bahan restorasi estetik yang digunakan untuk kasus 11 dan 21

5. Mengetahui dampak yang terjadi jika kasus gigi 11 dan 21 tidak dilakukan
perawatan

6. Mengetahui penyebab munculnya batas tambalan berwarna dan apa jenis perawatan

yang dilakukan

7. Mengetahui perbedaan lesi karies dan non karies

8. Mengetahui penyebab adanya cekungan pada gigi 14 dan bagaimana perawatannya

Anda mungkin juga menyukai