Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH ITP TERNAK POTONG

“Tingkah Laku Pada Ternak Bos Taurus”

DISUSUN OLEH :

AMIRULLAH (C1071141024)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa

yang telah memberikan nikmat serta karunianya sehingga tugas makalah

mata kuliah ITP Ternak Potong tentang “Tingkah Laku Pada Ternak Bos

Taurus” dapat diselesaikan dengan benar.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menambah

ilmu khususnya ilmu dalam bidang peternakan bagi pembaca, sehingga

ilmu yang telah diketahui dapat disampaikan ke orang lain .

Penulis menyadari adapun dalam penulisan makalah ini masih

banyak terdapat kekurangan, jadi kepada para pembaca dimohon untuk

memberikan masukan dan sarannya untuk memperbaiki penulisan, agar

penulisan makalah kedepannya lebih baik. Atas perhatian, masukan serta

saran dari pembaca saya ucapkan terimakasih.

Salam Hormat,

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peternakan merupakan ilmu dan bisnis yang menjanjikan serta tidak asing lagi
di telinga kita terutama industri peternakan sapi potong sebagai sumber protein
gewani tertinggi. Dalam perindustrian peternak harus memahami tingkah laku
ternak untuk menunjang kesuksesan dalam peternakan khususnya perindustrian.
Tingkah laku ternak merupakan karakteristik ternak yang menunjukan ciri, sifat,
keragaman, prilaku ternak serta yang berhubungan dengan penunjang hidup
ternak yakni untuk meningkatkan produktivitas ternak.
Produktivitas ternak sapi juga dipengaruhi oleh genetik, pakan dan
tatalaksana. Ternak-ternak sapi yang dipelihara pada peternakan rakyat secara
umum akan mengalami kekurangan pakan karena jumlah pakan yang diberikan
biasanya tidak sesuai dengan kebutuhan ternak, kualitasnya rendah, dan jarang
sekali yang memberikan pakan tambahan seperti konsentrat (M. Fatah Wiyatna,
2012)
Tingkah laku ternak berbagai macam bagaimana ternak tersebut hidup dan
bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam makalah ini akan
dibahas mengenai tingkah laku ternak khususnya ternak Bos taurus. Bos taurus
merupakan sapi yang bersal dari belahan benua eropa. Dan sudah tersebar di
Indonesia. Peternakan sapi baik sekala kecil mau pun besar dan bukan hanya sapi
jenis Bos taurus tetapi sabi jenis Bos indicus, Bos sandaicus, dan jenis peranakan
sapi lainnya.
Upaya untuk mencapai bobot badan yang optimal dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi adalah dengan memberikan pakan yang memenuhi
kebutuhan gizi bagi ternak. Pakan ternak ruminansia terdiri atas hijauan,
konsentrat dan pakan tambahan. Hijauan memiliki kandungan serat kasar lebih
dari 18%, sedangkan konsentrat mengandung serat kasar kurang dari 18%.
Pemberian pakan dalam pemeliharaan ternak adalah untuk memenuhi kebutuhan
ternak atau menunjang kelangsungan hidupnya, disamping didukung dengan
kondisi lingkungan. Pemilihan bahan pakan dan cara penyajiannya sangat
menentukan keberhasilan usaha penggemukan (Chandra Kusumawardana,
2010).

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk:

1. Mengetahui dan memahami tingkah laku ternak khususnya jenis Bos Taurus
2. Dapat mejelaskan tingkah laku ternak.
3. Mengetahui jenis-jenis sapi jenis Bos taurus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan bioteknologi dibidang peternakan sudah sangat pesat sehingga


saat ini bermunculan beberapa bangsa sapi potong baru, baik berasal dari persilangan
maupun rekayasa genetik. Semua bangsa sapi potong yang ada di dunia ini memiliki
klasifikasi zoologis sebagai berikut :

Filum : Chordata ( hewan yang memiliki tulang belakang)

Kelas : Mamalia ( hewan-hewan yang menyusui)

Ordo : Artiodaktili ( hewan berkuku/berteracak genap)

Sub ordo : Ruminansia ( hewan memamah biak)

Famili : Bovidae ( hewan dengan tanduk berongga)

Genus : Bos ( pemamah biak berkaki empat)


Spesies :

1. Bos Taurus, golongan sapi-sapi eropa


2. Bos Indicus, golongan sapi-sapi berpunuk
3. Bos Sondaicus, golongan banteng (bosbanteng)

Menurut Murtidjo (1990), pada umumnya bangsa sapi yang terbesar di seluruh
penjuru dunia berasal dari bangsa sapi primitif yang telah mengalami dosmetikasi
(penjinakan). Pada garis besarnya sapi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
yaitu :
1. Bos indicus (zebu/sapi berponok)
Bos indicus berkembang di India dan akhirnya menyebar ke berbagai
Negara, terlebih daerah tropis seperti Asia tenggara (termasuk Indonesia), Afrika,
Amerika, dan Australia.
2. Bos Taurus
Bos Taurus adalah bangsa sapi yang menurunkan bangsa-bangsa sapi
potong dan perah di Eropa. Golongan ini akhirnya menyebar keseluruh penjuru
dunia, terlebih Amerika, Australia, dan Selandia Baru. Belakangan ini keturunan
Bos Taurus telah banyak diternakkan dan dikembangkan di Indonesia.
3. Bos Sondaicu ( Bos bibos)
Golongan sapi ini merupakan sumber asli bangsa-bangsa sapi di
Indonesia. Sapi yang kini ada merupakan keturunan banteng (Bos Bibos), dewasa
ini kita kenal dengan nama sapi Bali, sapi Madura, sapi jawa, sapi Sumatera, dan
sapi lokal lainnya.
Tingkah laku ternak merupakan ciri bagian luar pada ternak.

BAB III

PEMBAHASAN

Karakteristik sapi dapat di lihat dari berbagai macam sudut, yaitu :


1. Umur Sapi
Menafsir umur sapi merupakan salah satu pengetahuan yang perlu dikuasai oleh
peternak. Umur sapi dapat dideskripsikan dari :
a. Catatan tanggal lahir
Hasil catatan tanggal lahir yang dilakukan oleh peternak. Akan tetapi hal ini
hanya dilakukan oleh peternak tradisional.
b. Keadaan gigi serinya.
Pada prinsipnya, taksiran dengan metode gigi sapi adalah memperhitungkan
pertumbuhan, penggantian, dan kehausan gigi sapi.
 Sapi yang memiliki gigi susu semua pada rahang bawah, mempunyai
umur sekitar kurang dari 1,5 tahun.
 Sapi yang memiliki gigi tetap sepasang pada rahang bawah,
mempunyai umur sekitar 2 tahun.
 Sapi yang memiliki gigi tetap dua pasang pada rahang bawah,
mempunyai umur sekitar 3 tahun.
 Sapi yang memiliki gigi tetap tiga pasang rahang bawah, mempunyai
umur sekitar 3,5 tahun.
 Sapi yang memiliki gigi tetap empat pasang pada rahang bawah,
mempunyai umur sekitar 4 tahun.
 Sapi yang memiliki gigi tetap lengkap empat pasang, tapi 25% bagian
telah aus, mempunyai umur sekitar 6 tahun.
 Sapi yang memiliki gigi lengkap empat pasang, tapi 75% bagian telah
aus, mempunyai umur diatas 8 tahun.
 Sapi yang memiliki gigi tetap lengkap empat pasang, tapi 75% bagian
telah aus, mempunyai umur diatas 8 tahun.
c. Keadaan tanduk
Keadaan tanduk, khususnya dengan memperhatikan gelang-gelang pada
tanduk. Sapi jantan akan menimbulkan gelang yang pertama setahun lebih
lambat dari sapi yang betina.
2. Jenis Sapi
Adapun jenis-jenis sapi bos taurus sebagai berikut :
1. Sapi Hereford
Merupakan sapi potong keturunan Bos Taurus yang
dijinakan di daerah lembah Hereford Wales Inggris. Sapi
ini masuk Amerika Serikat pada tahun 1817 dan
berkembang cukup pesat.
Ciri-ciri sapi jenis ini adalah bulu badan berwarna
merah, kecuali bulu bagian muka, dada, perut bagian
bawah, dan ekor umumnya berwarna putih. Ada yang
bertanduk dan ada juga yang tidak bertanduk. Berat
badan untuk betina umur 2 tahun mencapai 725 kg dan
jantan mencapai 900 kg.

2. Sapi Limousin
Sapi yang behasil dijinakan dan dikembangkan di Perancis. Ciri-ciri
sapi jenis ini adalah Bulunya berwarna merah mulus dan tumbuh agak
panjang bulu di bagian kepala. Bentuk tubuhnya memanjang bagian
perut agak mengecil tetapi paha dan pinggulnya cukup besar penuh
daging dan sangat padat. Berat badannya mencapai 650 kg pada
betina dan 850 kg pada jantan.
3. Sapi Charolais
Sapi ini berhasil dijinakan dan berkembang di Perancis dan
mengalami perkembangan yang pesat di Amerika Serikat, dengan
ciri-ciri
 bulu berwarna kuning muda atau putih mulus seperti perak.
 Badannya besar dan kuat serta tumbuh dengan cepat.
 Berat badan sapi betinanya mencapai rata-rata 90 kg dan sapi
jantan 1050 kg.

4. Sapi Angus
Bangsa sapi angus ini berasal dari negara skonlandia yang diimpor ke
amerika untuk disilangkan dan dikembangkan guna meningkatkan
industri sapi pedaging. Bangsa sapi angus memiliki ciri-cirinya, yaitu
:
 Sapi angus ini warnanya hitam dengan bulu yang halus dan tidak
bertanduk.
 Ukuran badannya relatif kecil yaitu yang jantan dapat mencapai
berat badan sampai 850 kg sedang yang betina mencapai 675 kg.
 Berat lahir dan berat sapihnya termasuk golongan kecil.
 Sifat-sifat yang menonjol dan mempunyai arti penting adalah
tahan terhadap hawa dingin, mempunyai kemampuan memelihara
anak, fertilitasnya tinggi.
 Kualitas karkas istimewa dengan tulang-tulang yang kecil,
perdagingan baik dan persentase lemak yang rendah.
 Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai
1,1 kg sampai 1,2 kg/hari. Bangsa sapi ini di Indonesia
dikembangkan di daerah Kabupaten Sragen dan hasil silangnya
(keturunannya) memiliki ADG sebesar 0,58 kg per hari.

5. Sapi Shortorn
Bangsa sapi shorthorn ini berasal dari negara inggris, dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
 Warna bulu yang khas menurut standard bangsa murninya tercatat
mempunyai 3 warna yaitu merah, putih dan kecoklatan (roan).
 Bentuk badan persegi empat dengan ukuran badan yang besar
dibandingkan dengan kebanyakan sapi lainnya serta memiliki
tanduk yang pendek.
 Berat lahir sapi ini tergolong medium, sedangkan berat sapihnya
antara medium sampai berat.
 Berat badan dapat mencapai 1000 kg untuk yang jantan dan 900
kg untuk yang betina.
 Sifat-sifatnya yang menonjol yaitu temperamen baik dan dapat
memanfaatkan hijauan secara efisien, pertumbuhan cepat, sifat
menurunkan baik dan mempunyai adaptasi yang tinggi.
 Kelemahannya yaitu memiliki kualitas karkas yang kurang baik.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah :

1. Antraks atau radang limpa merupakan penyakit yang mematikan dan termasuk

penyakit zoonosis yang penyebab penyakitnya adalah bakteri Bacillus

anthracis.

2. Jenis penyakit antrak ada 4 yaitu : antraks kulit, antraks paru-paru (Inhalasi),

antraks saluran pencernaan dan antraks meningitis.

3. Cara pengobatan bisa menggunakan antibiotik, antiserum dan vaksin.

B. Saran

Saran yang terdapat dari makalah ini sama seperti cara pencegahan dan

pengendalian pada penyakit antraks.


DAFTAR PUSTAKA

Aksi Araris Kanisius, Kawan Beternak Jilid 1, Yayasan Kanisius, Yogyakarta,

1980.

Anda mungkin juga menyukai