Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No.

2 September 2017

Perbedaan Efektivitas Relaksasi Otot Progresif dan


Hipnoterapi Terhadap Disminore Primer
Pada Remaja
Hemi Fitriani1, Achmad2
1
Stikes Jenderal Achmad Yani, hemi.ftrn@yahoo.com
2
Stikes Jenderal Achmad Yani, Achmadsetya@yahoo.com

ABSTRAK
Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang umum dialami remaja. 54,89% remaja
usia 14-19 tahundi Indonesiapada tahun 2011 mengalami dismenore. Dismenore sering
mengakibatkan terganggunya aktivitas dan prestasi remaja di sekolah. Intervensi yang
tepat dan efektif untuk mengatasi dismenore harus dilakukan untuk membantu remaja.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perbedaan efektivitas relaksasi otot progresif
dan hipnoterapi terhadap penurunan skala dismenore primer pada remaja. Jenis penelitian
Quasi Experiment, dengan desain Non-equivalent Control Group.Sampel diambil dengan
tehnik purposive sampling, berjumlah 26 siswi. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner Numeric Rating Scale (NRS). Data yang terkumpul kemudian dianalisa
menggunakan median untuk data univariat dan uji Mann Whitney untuk data bivariat.
Hasiluji Mann-Whitney didapatkan pValue=0,018, nilai ini menggambarkanterdapat
perbedaan yang signifikan rata-rata nyeriantara relaksasi progresif dan hipnoterapi.
Simpulan dari penelitian ini adalah, secara statistik hipnoterapi lebih efektif dibandingkan
dengan relaksasi progresif. Saran bagi petugas kesehatan, dalam menangani dismenore
primer pada remaja adalah dengan intervensi hipnoterapi.

Kata kunci: Dismenore primer, Hipnoterapi, Relaksasi Otot Progresif, Remaja

ABSTRACT
Dysmenorrhea, also known as menstrual cramps and pain often occurs in teenagers. In
2011, around 54.89% of Indonesian teenagers at the age of 14-15 suffer from
dysmenorrhea. This painful period is the most frequent cause restricted to social
activities and academic performances. Therefore, an appropriate and effective
intervention is required. This study aims to identify the differences of effectiveness of
progressive muscle relaxation and hypnotherapy to relieve primary dysmenorrhea among
Indonesian teenagers.This study belongs to quasi-experimental research employing Non-
equivalent Control Group design. The subjects include 26 female students chosen by
purposive sampling technique. Data are collected by Numeric rating Scale (NRS)
questionnaire. Univariatedata are analyzed by Mean while bivariate data by Mann
Whitney analysis. Mann Whitney analysis obtained pValue= 0.018 which lead to the
significant differences on the average value between progressive muscle relaxation and
hypnotherapy. The statistical result shows that hypnotherapy produces the significant
relief in menstrual painamong teenagers. Therefore, hypnotherapy can be recommended
by Nurses as the first intervention to relieve primary dysmenorrhea among teenagers.

Keywords: primary dysmenorrhea, hypnotherapy, progressive muscle relaxation,


teenagers.

Naskah diterima : 11 Juni 2017, Naskah dipublikasikan : 15 September 2017

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 89


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

PENDAHULUAN alat, dan dapat dilakukan di segala


Dismenore merupakan masalah kondisi.
menstruasi yang banyak dialami oleh
remaja putri ketika mereka memasuki KAJIAN LITERATUR
masa pubertas. Mahmudiono (2011) Relaksasi otot progresif adalah relaksasi
meyatakan bahwa 54,89% remaja usia yang menimbulkan sensasi
14 – 19 tahun di Indonesia tahun 2011 otot(Benjamin & Virginia, 2013). Untuk
mengalami masalah dismenore. Beberapa menimbulkan sensasi otot, pasien
penelitian di wilayah Indonesia diajarkan untuk mengisolasi dan
menyatakan bahwa kejadian dismenore mengontraksikan otot atau kelompok otot
pada remaja cukup tinggi, diantaranya di tertentu secara bergantian (McCallie,
desa banjar kemantren, terdapat 71% Blum, & Hood 2014). Simamora et.all
perempuan uisa subur yang mengalami (2014) menyatakan bahwa relaksasi otot
dismenore (Novia & Puspitasari, 2013). progresif berpengaruh terhadap
Angka pasti mengenai jumlah Dismenore penurunan nyeri menstruasi, dengan p-
di Jawa Barat tidak ada. Namun di value = 0,000 ( ≤ α ). Relaksasi otot
perkirakan 30%-70% perempuan progresif juga telah terbukti dapat
mengalami masalah haid, termasuk menurunkan nyeri pada kondisi post
diantaranya nyeri perut atau kram perut. operasi ginekologi dan obstetric ( De
Gejala dismenore mengganggu aktivitas Paula, De Carvalho & Dos Santos, 2002).
sehari hari remaja(Rohmawati, 2014). Relaksasi otot progesif bekerja
Gejala disminore yang dirasakan sangat menurunkan nyeri dengan mekanisme
khas yaitu muncul keluhan nyeri perut pelepaskan opiat endogen oleh otot yang
atau kram perut yang dapat menjalar ke berkontraksi. Opiate endogen yaitu
pinggang disertai rasa letih, rasa mual, endorphin dan enkefalin yang merupakan
muntah, sakit kepala, diare dan zat kimiawi yang berstruktur serupa
sebagainya. Saguni, Madianung & Masi dengan opoid (juga disebut opiat atau
(2013) Menyatakan seorang siswi yang narkotik). Endorphin dan enkefalin akan
mengalami dismenore tidak dapat menghambat transmisi stimuli nyeri
berkonsentrasi belajar dan motivasi (Smeltzer & Bare, 2013)
belajar akan menurun karena dismenore Penanganan dismenore yang lainnya
yang dirasakan pada saat proses belajar adalah hipnoterapi. Hipnoterapi adalah
mengajar sehingga akan mengganggu seni komunikasi dengan alam bawah
prestasi belajar remaja. sadar, dalam kondisi terhipnosis untuk
Penanganan dismenore yang sudah merubah mind-set negative menjadi
dikenal oleh masyarakat yaitu mind-set positif sehinggga memodifikasi
penanganan secara farmakologis, tetapi perilaku subjek, isi perasaan, sikap juga
penanganan dismenore secara keadaan seperti kebiasaan disfungsional,
farmakologis kurang diminati oleh kecemasan, dan manajemen rasa sakit
remaja karena kekhawatiran terhadap (Nadia, 2010). Hipnoterapi sering
efek samping dari obat. Penanganan digunakan untuk menurunkan skala nyeri
secara non farmakologis lebih banyak pada beberapa kondisi. Hasil penelitian
diminati. Penanganan dismenore secara Sidabutar (2014) menjelaskan bahwa
non farmakologis dapat dilakukan terdapat pengaruh hipnoterapi terhadap
dengan kompres hangat, pijat, yoga, disminore, dengan v-palue 0,0001 (p-
hipnoterapi dan relaksasi otot progresif value ˂ α).
(Boba et all, 2005). Dari beberapa Hipnoterapi dapat menurunkan nyeri
alternatif penangan secara non dengan mekanisme relaksasi dan
farmakologis tersebut, penanganan yang mengubah persepsi nyeri di kortex
paling praktis dilakukan diantaranya serebri. Pelaksanaan hipnoterapi dimulai
adalah relaksasi otot progresif dan dengan tahap Pre Induction, Induction,
hipnoterapi, karena tidak memerlukan Deepening, pada tahap ini individu
dibimbing untuk relaksasi melalui nafas

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 90


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

dalam teratur. Respon relaksasi ini terjadi siswi dan sampel untuk kelompok yang
melalui penurunan bermakna dari dilakukan intervensi hipnoterapi
kebutuhan zat oksigen oleh tubuh, berjumlah 13 siswi.Kriteria inklusi
selanjutnya otot-otot tubuh yang relaks sampel diantaranya adalah:Siswi yang
menimbulkan perasaan tenang dan sedang dismenore pada saat penelitian
nyaman. Aliran darah akan lancar, berlangsung, dismenore terjadi hari
neurotransmiter penenangakan pertama menstruasi, tidak ada
dilepaskan dan sistem saraf akan bekerja penanganan farmakologis dan
secara baik, dan setelah kondisi relaksasi nonfarmakologis sebelumnya, test
tercapai secara alami gerbang pikiran sugestibiltas (+) dilakukan hipnoterapi
bawah sadar akan terbuka, otak berada dan sisanya dilakukan relaksasi progresif.
pada gelombang theta, Sehingga akan Kriteria Eksklusi diantaranya siswi yang
lebih mudah menerima sugesti memiliki penyakit ginekologis atau
penyembuhan yang diberikan, dalam dismenore sekunder, Siswi yang tidak
kondisi tersebut gerbang nyeri yang hadir
disebut subtansia gelatinosa Pengumpulan data dilakukan dengan
(kornudorsalis medullaspinalis) akan pengisian kuesionerNumeric Rating Scale
tertutup dan impuls yang ditransmisikan (NRS) sebelum dan setelah intervensi.
ke otak berkurang atau sedikit sehingga Instrumen penelitian dijelaskan pada
persepsi nyeri hilang atau berkurang bagan 1. Peneliti tidak melakukan uji
(Wahida, 2008). validitas dan reabilitas terhadap
Kedua intervensi tersebut yaitu relaksasi instrument dikarenakan sudah diuji
otot progresif dan hipnoterapi sudah validitas pada penelitian sebelumnya.
terbukti dapat menurunkan skala nyeri
dismenore, tetapi belum ada penelitian
yang membandingkan mana yang paling
efektif diantara keduanya dalam
mengatasi dismenore. Penelitian ini Gambar 1.
bertujuan untuk mengetahui perbedaan Kuesioner Numeric Rating Scale (NRS)
efektivitas relaksasi otot progresif dengan Sumber : Smeltzer& Bare (2013)
hipnoterapi terhadap penurunan skala
disminore primer pada siswi kelas X Data berikutnya dianalisis dengan
SMA NEGERI 4 CIMAHI. menggunakan tendency central (median)
untuk data univariat sedangkan untuk
METODE PENELITIAN data bivariat dianalisis dengan uji non
Penelitian ini menggunakan jenis parametric yaitu uji Mann Whitney
penelitian Quasi Experiment, dengan karena hasil uji normalitas data adalah
desainNon-equivalent Control Group. tidak normal(Riyanto, 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah Penelitian dilaksanakan dengan
seluruh siswi kelas X di SMA Negeri 4 berpedoman pada prinsip etika penelitian
Cimahi yang telah mengalami siklus yaitu respect for person, beneficiency dan
menstruasi maksimal dua tahun dihitung justice. Aplikasi dari prinsip etika
dari usia menarche, dan mengalami diantaranya adalah dengan memberikan
dismenore pada saat menstruasi, yaitu penjelasan tentang tujuan dan pelaksaan
berjumlah 91 siswi. Pengambilan sampel penelitian kepada calon responden.
di lakukan dengan tehnik purposive Responden diberi penjelasan bahwa
sampling.Sugiono (2009)mengatakan responden diberi kebebasan memutuskan
bahwa batas sampel untuk eksperiment pilihan untuk mengikuti ataupun tidak
sederhana antara 10-20 orang, dalam mengikuti penelitian. Responden yang
penelitian ini peneliti mengambil sampel memutuskan untuk mengikuti penelitian,
26 siswi yang mengalami dismenore. kemudian dimintai persetujuan tertulis
Sampel yang dilakukan intervensi untuk mengikuti penelitian (Informed
relaksasi otot progresif berjumlah 13

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 91


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

consent). Semua responden mendapatkan dan deepening merupakan tahap relaksasi


perlakukan yang sama yaitu semua melalui relaksasi nafas dalam yang
responden mendapat intervensi. Lokasi bertujuan agar otak mencapai kondisi
penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 gelombang theta (Benson & Proctor,
Cimahi. Pengumpulan data dilakukan 2000;Potter& Pery, 2006) Saat yang
sejak bulan Juli hingga bulan September bersamaan kondisi relaksasi ini
2016. merangsang tubuh melalui jalan HPA
Axis, untuk menghasilkan Coticitropin
PEMBAHASAN Releasing Factor (CRF). Selanjutnya
Tabel 1 akan menjelaskan secara rinci CRF merangsang kelenjar pituitary untuk
tentang skala nyeri dismenore sebelum menurunkan produksi ACTH sehingga
dan sesudah intervensi pada kelompok peningkatan produksi analgetik endogen
yang diberikan hypnoterapi. yaitu endorprin yang kemudian
menurunkan produksi cortisol dan
Tabel 1 hormon – hormon stres lainnya sehingga
PerbedaanNyeri Sebelum dan Sesudah nyeri menurun (Price & Wilson, 2006).
Intervensi pada Kelompok yang Endorphin bekerja untuk menahan
Diberikan Hipnoterapi impuls nyeri di medulla spinalis, dengan
Varia Penguk Med S S p menahan impuls nyeri di medulla spinalis
bel uran ian D E Val maka impuls nyeri tidak dihantarkan ke
ue thalamus dan pada akhirnya tidak ada
Nyeri - Sebelu 3 1,4 0,4
m 72 08 0,00
impuls nyeri yang disalurkan ke korteks
- Sesuda 0 1,0 0,3 2 serebri (Prasetyo, 2010). Tahap induksi
h 92 03 dan deepening yang merupakan tahap
awal dari hipnoterapi sudah memiliki
Tabel di atas mengambarkan bahwa kontribusi dalam menurunkan nyeri
terdapat penurunan nilai median nyeri (Wong, Willy & Hakim, Andri, 2009).
pada responden antara sebelum dan Mekanisme kedua adalah sugesti yang
setelah diberikan hypnoterapi. Hasil uji diterima oleh alam bawah sadar akan
statistik menggunakan uji wilcoxon mengubah persepsi nyeri di kortex
didapatkan pValue0,002, maka dapat serebri. Tahap sugesti dalam hipnoterapi
disimpulkan ada perbedaan yang merupakan tindakan untuk memberikan
signifikan intensitas nyeri sebelum dan data baru masuk ke pikiran bawah sadar
sesudah diberikan hypnoterapi.Hasil di system limbic. Data yang dimasukkan
penelitian ini sesuai dengan penelitian adalah data bahwa impuls dari uterus saat
sebelumnya oleh Sidabutar (2014) yang berkontraksi yang dihantarkan akan
menyatakan terdapat pengaruh dipersepsikan sebagai rasa bahagia, rasa
hipnoterapi terhadap dismenore dengan nyukur dan rasa yang diharapkan. Data
pvalue 0,0001. Penelitian Primatama, baru ini akan disimpan di memori alam
Zariat ,Nugraha & Adi, 2014) juga bawah sadar. Dalam kondisi sadar,
menyatakan hipnoterapi dapat pikiran bawah sadar akan mempengaruhi
menurunkan skala dismenore. Hasil kortek serebri, yaitu memberikan data
penelitian ini sesuai dengan pernyataan sesuai sugesti. Ketika kortek serebri
Gunawan 2010 yang mengatakan bahwa mendapatkan impuls kontraksi maka
hipnoterapi merupakan salah satu impuls itu akan dipersepsikan sebagai
intervensi non farmakologi yang dapat rasa bahagia dan rasa syukur (Purwanto
dilakukan untuk menurunkan nyeri. & Setiyo, 2008). Kondisi ini bersifat
Hipnoterapi dapat menurunkan intensitas permanen (Gunawan, 2010). Dua
dismenore primer melalui dua mekanisme tersebut yang menjadi
mekanisme. Tahap induksi dan penjelasan bahwa hipnotherapi dapat
deepening dalam hipnoterapi merupakan menurunkan intensitas nyeri.
mekanisme pertama untuk menurunkan Hasil penelitian tentang skala nyeri
intensitas nyeri dismenore. Tahap induksi sebelum dan sesudah intervensi pada

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 92


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

kelompok yang diberikan relaksasi oleh Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G.


progresif dijelaskan pada tabel 2. Bare yang mengatakan bahwa relaksasi
otot skeletal dipercaya dapat menurunkan
Tabel 2 nyeri dengan merilekskan ketegangan
Perbedaan Nyeri Sebelum dan Sesudah otot yang menunjang nyeri (Smeltzer &
Intervensi pada Kelompok yang Bare, 2013).
Diberikan Relaksasi Otot Progresif Hasil penelitian tentang perbedaan
keefektifan antara intervensi hipnoterapi
Varia Pengukur Medi SD SE p dengan relaksasi otot progresif dijelaskan
bel an an Valu
e pada tabel 3.
Nyeri - Sebel 4,23 1,6 0,4
um 2 41 55 0,00 Tabel 3
- Sesud 1,3 0,3 01
ah 54 76 Perbedaan Rerata nyeri Sesudah
Intervensi Pada Kelompok yang dibeikan
Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat Hipnoterapi dan Kelompok yang
penurunan nilai nyeri dismenore antara Diberikan Relaksasi Otot Progresif
sebelum dan setelah diberikan relaksasi
progresif. Hasil uji statistik menggunakan Variab Kelompo Me SD SE pVal
el k an ue
uji t dependen didapatkan Nyeri( - Hipnot 0,7 1,0 0,3
pValue=0,0001, maka dapat disimpulkan Post) erapi 7 92 03
0,01
ada perbedaan nyeri dismenore yang - Relaks 2 1.3 0,3
8
signifikan antara sebelum dan sesudah asi 54 76
Progresif
diberikan intervensi relaksasi
progresif.Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Simamora (2014) yang Berdasarkan tabel 3, didapatkan hasil
menyatakan terdapat pengaruh sebelum bahwa kelompok responden yang
dan sesudah dilakukan teknik relaksasi diberikan intervensi hypnoterapi
otot progresif terhadap nyeri menstruasi memiliki nilai nyeri dismenore yang
dengan p-value 0,000 (≤ α ). Hasil lebih rendah dibandingkan dengan nilai
penelitian ini juga sesuai dengan nyeri dismenore pada kelompok
pernyataan Ariyani (2007) yang responden yang diberikan intervensi
mengatakan bahwa relaksasi progresif relaksasi otot progresif. Hasil uji statistik
dapat menurunkan skala nyeri dismenore. menggunakan uji Mann-Whitney
Relaksasi progresif adalah cara efektif didapatkan pValue0,018, maka dapat
untuk mengistirahatkan otot-otot, diikuti disimpulkan ada perbedaan keefektifan
dengan relaksasi mental dan pikiran. yang signifikan antara intervensi
Manfaat dari relaksasi progresif yaitu hipnoterapi dengan intervensi relaksasi
mengurangi ketegangan pada otot otot progresif, yaitu intervensi
khususnya otot-otot ekstremitas, hipnoterapi lebih efektif dibandingkan
melancarkan sirkulasi, menurunkan intervensi relaksasi otot progresif dalam
tekanan darah, mengurangi kecemasan menangani dismenore.
dan mengurangi nyeri atau kram otot. Terdapat dua alasan yang menyebabkan
Teknik relaksasi progesif mampu hipnoterapi lebih efektif dibandingkan
merangsang tubuh untuk melepaskan dengan relaksasi otot progresif. Alasan
opiat endogen yaitu endorfin. Endorfin pertama adalah karena pada kedua
adalah subtansi seperti morfin yang intervensi tersebut menghasilkan tingkat
diproduksi dalam tubuh yang berfungsi relaksasi yang berbeda. Kondisi
sebagai inhibitor terhadap transmisi seseorang pada saat relaksasi otot
nyeri, Sehingga apabila tubuh progresif akan memasuki gelombang
mengeluarkan subtansi-subtansi ini, satu otak alpha (Purwanto, 2008), sedangkan
efeknya adalah pereda nyeri (Smeltzer & hipnoterapi membawa individu ke alam
Bare, 2013). Kondisi tersebut didukung bawah sadar dengan kualitas gelombang
otak alpha sampai theta (Gunawan,

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 93


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

2010). Kedua kondisi tersebut sebuah maternitas, lebih khususnya materi


kondisi relaksasi yang memungkinkan gangguan menstruasi.
tubuh akan melepaskan neurotransmitter
penenangendorfin yaitu zat yang mirip REFERENSI
morfin yang diproduksi oleh tubuh yang Ariyani, Ni Putu. (2007). Terapi
bisa mengurangi nyeri yang dirasakan Modalitas Keperawatan.
(Smeltzer & Bare, 2013), tetapi Universitas Indonesia.
gelombang theta yang dihasilkan oleh
intervensi hipnoterapi memiliki tingkat Arter, Derry .(2014). Hypnotic Power.
releksasi yang lebih dalam, yaitu suatu Yogyakarta : Mantra Books.
kondisi relaksasi masuk ke kondisi alam
bawah sadar yang memungkinkan Benjamin & Virginia. (2013). Buku Ajar
individu menerima sugesti positif(Arter, Psikiatri Klinis. Jakarta : EGC.
2014). Sugesti positif yang diberikan
dapat merupah persepsi nyeri di kortek Benson, H & Proctor, W. (2000). Dasar-
serebri. Hal ini yang menjadi alasan dasar respon relaksasi.
kedua bahwa hipnoterapi lebih efektif Bandung:Kaifa
menurunkan dismenore dibanding
relaksasi otot progresif. De Paula,A.A.D., De Carvalho, E. C.,&
Dos Santos, C. B.,(2002). TheUse
PENUTUP 0f The Progressive Muscle
Simpulan penelitian adalah bahwa skala Relaxation Technique for Pain
dismenore sebelum dilakukan hipnoterapi Relief in Gynecology and
3,00 dengan kategori nyeri ringan dan Obstetrics. Scientific Electronic
setelah dilakukan hipnoterapi turun Library Online: professional
menjadi 0 dengan kategori tidak nyeri. Trajectory Obstetric Nurses from
Skala dismenore sebelum dilakukan The University of sao Paulo
relaksasi progresif 4,23 dengan kategori College of Nursing: a Fokus on
nyeri sedang dan setelah dilakukan Social Phenomenology, vol.10(5).
relaksasi progresif turun menjadi 2,00 doi:org/10.1590/SO104-
dengan kategori nyeri ringan. Terdapat 11692002000500005
perbedaan skala dismenore pada dua
kelompok, yaitu kelompok yang Gunawan, W Adi. (2010). Hypnoterapi
mendapat intervensi hipnoterapi dengan The Art Of Subconscious
kelompok yang mendapat intervensi Restructuring. Jakarta : Gramedia.
relaksasi progresif dengan p value 0,018
sehingga didapatkan bahwa secara Mahmudiono, T.(2011). Fiber, PUFA
statistik hipnoterapi lebih efektif and calcium intake is associated
dibandingkan dengan relaksasi progresif. with the degree of primar
Saran bagi petugas kesehatan khususnya dysmenorrheal in adolescent girl
perawat puskesmas pembina UKS Surabaya, Indonesia. Journal
(Usaha Kesehatan Sekolah) agar dapat Obstetrics & Gynecology.
mengimplementasikan intervensi
hipnoterapi dalam mengatasi dismenore McCallie, M. S., Blum, C. M., & Hood,
pada remaja khususnya remaja yang C. J (2014). Progressive Muscle
memiliki sugestibilitas positif. Relaxation. Journal of Human
Dismenore yang dialami oleh remaja Behavior in The Social
dengan sugestibilas negatif dapat diatasi Environment,13(3). 51-66. doi:
dengan intervensi relaksasi otot progresif. 10.1300/J137v13n03_04
Saran bagi insituti pendidikan
keperawatan agar hasil penelitian ini Nadia, Bianda. (2010). Hipnotis Metode
dapat dijadikan sebagai sumber bahan Terapi Anak Dengan Hipnoterapy.
ajar pada mata ajar keperawatan Jakarta : Gudang Ilmu.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 94


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

Novia.I & Puspitasari. N. (2013). Faktor putri di SMA Kristen I tomohon.


risiko yang mempengaruhi Ejournal keperawatan (e-Kp) ;Vol
kejadian dismenore primer. The 1.No 1
Indonesian Journal of Public
Health; Vol.4, No. 2: 96-104 Sidabutar, Jenita. (2014). Pengaruh
Hipnoterapi Terhadap Dismenore
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Primer Pada Siswi SMP Patriot
Fundamental Keperawatan Bangsa Desa Tani Mulya. Skripsi,
Konsep Proses Dan Praktik Edisi Cimahi, STIKES jenderal achmad
4 Volume 2. Jakarta : EGC. yani.

Prasetyo. (2010). Konsep Dan Proses Smeltzer and Bare. (2013). Buku Ajar
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Keperawatan Medikal Bedah Vol.
Graha ilmu. 1. Jakarta : EGC.

Price & Wilson. (2006). Patofisiologi Sugiono. (2009). Metode Penelitian


Konsep Klinis Proses-Proses Bisnis. Bandung : Alfabeta
Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta
: EGC. Simamora, Lesta Livolina, dkk. (2014).
Pengaruh Teknik Relaksasi Otot
Primatama, Zariat & Nugraha, Progresif Terhadap Nyeri
Ardiansyah Adi. (2014). Pengaruh Menstruasi Pada Remaja Di
Hipnoterapi Terhadap Penurunan Asrama Putri Stikes Santo
Nilai Visual Analog Scale Pada Borromeus. Tersedia :
Dysmenorrhea Di Universitas http://ejournal.stikesborromeus.ac.i
Muhammadiah Yogyakarta. d/ , diperoleh tanggal 10 Februari
Tersedia : 2015.
http://www.thesis.umy.ac.id ,
diperoleh tanggal 17 Februari Wahida, Nur & Khusniyah, Zulfa.
2015. (2008). Pengaruh Hipnoterapi
Terhadap Nyeri Sendi Pada
Purwanto &Setiyo. (2008). Mengatasi Lansia. Tersedia :
Insomnia Dengan Terapi http://www.journal.unipdu.ac.id,
Relaksasi.Tersedia:http//publikasiil diperoleh tanggal 17 Februari
miah.ums.ac.id diperoleh tanggal 2015.
24 Mei 2015.
Wong, Willy & Hakim, Andri. (2009).
Riyanto (2011). Metodologi Penelitian Dahsyatnya Hypnosis. Jakarta :
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Visi Media.
Medika

Rohmawati, Sulis & Ekawati, Heny.


(2014). Perbedaan Pemberian
Kompres Hangat Dan
Aromatherapy Terhadap
Penurunan Nyeri Menstruasi
(Dismenore) Pada Siswi Kelas XI
SMA Negeri 1 Karang Binangun. 1
(17), 45.

Saguni.F.C.A, Madianung.A, Masi.G.


(2013). Hubungan dismenore
dengan aktivitas belajar remaja

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 95


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

Anda mungkin juga menyukai