MODUL PROSTHODONTI
GIGI TIRUAN PENUH
Oleh :
Hilmiy Mefida Darfi
1210341009
Pembimbing :
drg. Hidayati, MKM
2. Pemeriksaan Subjektif
a. Chief Complain
Pasien datang dengan keluhan seluruh gigi ompong dan ingin dibuatkan gigi tiruan
b. Present Illness
Pasien merasa tidak nyaman saat makan karena makanan tidak lunak saat mengunyah,
seluruh gigi pasien ompong sejak 3 tahun yang lalu. Pasien pernah memakai gigi
tiruan sejak 3 tahun yang lalu dan sudah tidak digunakan karena patah.
c. Past Dental History
Pasien pernah berkunjung ke dokter gigi untuk melakukan pencabutan gigi dan
dibuatkan gigi palsu
d. Past Medical History
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan memiliki alergi obat setelah
operasi
e. Family History
Ayah : Tidak memiliki penyakit sistemik.
Ibu : Tidak memliki penyakit sistemik.
Saudarah sedarah : Tidak memliki penyakit sistemik.
f. Social History
Pasien tidak sudah bekerja lagi dan hanya dirumah saja serta tinggal bersama anak
dan cucu. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur
b. Profil : Cembung
• Sendi rahang
e. Kebiasaan buruk :-
a. Bentuk gigi :-
b. Besar gigi :-
c. Fraktur gigi :-
4. Pemeriksaan Lain
a. Vestibulum
Posterior kiri Posterior kanan Anterior
Rahang Atas Sedang Sedang Sedang
Rahang Dalam Dalam Sedang
Bawah
c. Frenulum
Labialis Superior : Sedang
Labialis Inferior : Sedang
Bukalis RA kiri : Tinggi
Bukalis RA kanan : Sedang
Bukalis RB kiri : Rendah
Bukalis RB kanan : Rendah
Lingualis : Rendah
d. Palatum
Bentuk, kedalaman : Segitiga, Dalam
Torus Palatinus : Ada, kecil
Palatum molle : House Kelas I
e. Tuberositas Alveolaris
Kiri : Ada, kecil
Kanan : Ada, kecil
f. Undercut
Rahang Atas : Ada, anterior ( papilla imsisivus )
Rahang Bawah : Tidak Ada
g. Ruang Retromilohioid
Kiri : Dalam
Kanan : Dalam
h. Bentuk lengkung rahang
Rahang Atas : Segitiga
Rahang Bawah : Oval
i. Dasar Mulut : Dalam
j. Eksostosis : Tidak Ada
k. Torus Mandibula : Ada, kecil
5. Rencana Perawatan
Filosofi
7. Diagnosis
Berdasarkan hasil dari anamnesis dan pemeriksaan klinis ditegakkan diagnosa dari pasien
8. Rencana perawatan :
1. Penentuan support : support adalah kemampuan gigi tiruan bertahan terhadap gaya
vertikal yang mengarah ke linggir. Jenis support pada kasus ini adalah mucosa
support, pada rahang bawah support didapat dari retro molar pad dan buccal shelve
sebagai support utama, sedangkan support tambahan puncak linggir dan genial
tubercle. Pada rahang atas support utamanya adalah bagian horizontal pada maksila
dari palatum durum sampai midline rhapae, posterolateral alveolar ridge sebagai
support tambahan. Pada kasus ini pada rahang bawah terdapat kekurangan support
yaitu kurangnya support utama bucal shelve pada posterior kiri dan kanandan
vertical. Retensi pada rahang atas didapatkan dari undercut yang ada pada linggir
alveolar anterior dan posterior kanan dan kiri. Sedangkan pada rahang bawah
didapatkan dari sulkus mylohioid. Retensi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
faktor anatomis, faktor fisiologis, faktor muscular, faktor mekanis, faktor fisik. Pada
kasus ini retensi didapat dari factor anatomis (luas denture bearing area, bentuk
denture bearing area, kualitas denture bearing area), factor fisiologis ( kualitas saliva,
dan laju aliran saliva [ dari anamnesis pasien tidak xeortomia dan tidak hipersalivasi,
muscular ( perluasan basis gigi tiruan menutup seluruh permukaan denture bearing
area tanpa menimbulkan ganguan dan kesehatan pada jaringan sekitar GT, gigi
artificial GT disusun di daerah netral zone, oklusal plane membagi dua ruang antar
rahang atas dan bawah secara seimbang, permukaan poles gigi tiruan dibentuk dengan
benar, otot-otot bersandar pada GT dan memperkuat penutupan tepinya). Faktor fisik
kohesi, adhesi).
5. Penentuan estetik : lebar gigi anterior depan sebagai patokan ukuran anasir didapat
dari C line. Pembuatan bite rime yang benar sehingga dapat membentuk profil wajah
Tahapan Pekerjaan
Kunjungan 1:
1. Pencetakan model study untuk diskusi kasus, dan model kerja untuk pembuatan sendok
alginate dan di cor dengan gips biru (tipe 3). Pembuatan sendok cetak fisiologis dengan
Kunjungan 2:
1. Setelah sendok cetak selesai dibuat dilakukan border molding dengan menggunakan lilin
compound. Caranya dengan memanaskan compound dan meletakkanya pada bagian tepi
sendok cetak lalu dimasukkan kedalam mulut kemudian bagian pipi, lidah, dan mukosa
bahan elastomer.
3. Setelah selesai pencetakan dengan elastomer, selanjutnya proses lab yaitu pengecoran
Kunjungan 3
1. Pada kunjungan ketiga dilakukan try in basis gigi tiruan, lihat retensi stabilisasinya.
2. Setelah itu dilakukan pemasangan bite rime pada rahang atas, lalu lihat tinggi bite rim
pada bagian anterior harus 1-2 mm dibawah low lip line (rata-rata 12 mm, dengan lebar 4
mm), dan pada bagian posterior (10-11mm, dengan lebar 6-7mm). setelah itu lalu lihat
kesejajaran bite rim, dengan menggunakan benang jagung yang di pasangkan dari kedua
tragus pasien yang melewati ala nasi dan dibantu dengan alat bite fox
3. Setelah bite rim sejajar lihat profil wajah pasien apakah terlalu cembung atau cekung,
4. Setelah itu tentukan garis C line, yang berfungsi untuk penentuan ukuran anasir.
tentative, dengan cara menentukan dua titik yaitu pada sub nasal dan gnation. Pasien di
menggumam (mmmm) berulang – ulang sampai tidak terdapat kontraksi otot bibir,
setelah pas ukur jarak antara kedua titik yang di tentukan tadi maka di dapat dimensi
vertika istirahat tentative. Setelah itu masukkan bite rim rahang bawah, cocokan dengan
dimensi vertical istirahat tadi setelah dikurangi free way space, jika lebih, kurangi bite
lidahnya pada palatum lunak dan kita bantu mendorong mandibula pasien sampai pada
6. Setelah dimensi vertikal diukur dengan benar fixsasi bite rime rahang atas dan rahang
7. Setelah itu lakukan penyusunan anasir dimulai dengan penyusunan anterior atas, anterior
bawah, posterior kanan atas, posterior kanan bawah, posterior kiri atas, dan di akhiri
8. Setelah itu lakukan penyusunan anasir dimulai dengan penyusunan anterior atas, anterior
bawah.
menyetuh bterim RB
- I2 disusun dg inklinasi mesial distal 80 derajat dan inklinasi
dibandingakan i1
lurus
Kunjugan 4
1. Try in anterior
2. Pastikan pemilihan bentuk gigi, warna, dan ukurannya sesuai dengan profil pasien
- Disusun tegak lrus dengan cups bukal dan palatal sama sama
mententuh biterim RB
Kunjungan 5
a. Pemeriksaan di articulator :
– Penampilan GTP
– Permukaan cetakan
– Permukaan poles
– Permukaan oklusal
• Retensi fisik
• Kestabilan
• Perluasan basis
• Oklusi
• Freeway space
• Penampilan Pasien
Pengiriman ke laboratorium
Flasking
Boiling out
Curing
Kunjungan 6
1. Setelah gigi tiruan di poles lakukan insersi pada kunjungan selanjutnya. Lihat apakah GT
sudah berada pada final rest position dan nilai aspek retensi, stabilisasi, oklusi, estetik,
2. Sebelum diinsersi lihat dulu apakah ada bagian gigi tiruan yang terlalu tajam, adakah
pada bagian anatomis bagian yang menjendol, kalau ada lakukan penghalusan dan
pengurangan. Setelah itu di insersikan kepada pasien, pertama cek adaptasi dari gigi
tiruan terhadap mukosa dengan menggunakan kaca mulut, apakah gigi tiruan sudah
beradaptasi dengan baik terhadap mukosa ( tidak terlalu longgar dan tidak terlalu
menekan). Setelah itu cek retensi gigi tiruan, pasien diinstruksikan menggerakkan otot –
otot bibir, wajah dan lidah, serta diinstruksikan menyebut huruf A, I, U, E, O. Setelah itu
cek oklusi pasien, apakah ada traumatik oklusi dengan menggunakan articulating paper
(semua teraan harus sama rata, jika terdapat traumatik asah bagian lereng atau perdalam
gerakan prostusif anteroposterior dan lateral kiri kanan, ( jika terdapat sangkutan asah
anasir sesuaiprinsip bull). Setelah itu lakukan pengecekkan fonetik terhadap pasien,
dari gigi tiruan, pertama lihat profil wajah pasien, apakah terlalu cembung atau cekung,
lihat sulkus nasolabialis, philtrum, sulkus mentalis apakah sudah terbentuk, lihat
inklinasi penyusunan anasir antero posterior dan lateral, lihat apakah anasir berada 2mm
dibawah low lip line, lihat senyum pasien apakah servikal anasir tepat berada dibawah
3. Setelah selesai intruksikan kepada pasien tentang : keterbatasan dari gigi tiruan, kesulitan
pemakaian gigi tiruan, cara pemeliharaan gigi tiruan, instuksikan juga kepada pasien
untuk mengunyah dengan menggunakan kedua sisi gigi tiruan. Setelah itu lakukan