Anda di halaman 1dari 7

bahan laporan praktikum fisika gerak

harmonik sederhana
goodluck buat kamu yang lagi buat laporan praktikum, semoga bahan ini membantu yaa.

>>

GERAK HARMONIK SEDERHANA

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

GERAK HARMONIK SEDERHANA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik.
Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik / harmonis.
Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut
gerak osilasi / getaran. Bentuk yang sedrhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi
pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonik sederhana. Banyak jenis gerak
lain (osilasi dawai, roda keseimbangan arloji, atom dalam molekul, dan sebagainya) yang mirip
dengan jenis gerakan ini.

Dalam kehidupan sehari-hari, gerak bolak-balik benda yang bergetar terjadi tidak tepat sama
karena pengaruh gaya gesekan. Ketika kita memainkan gitar, senar gitar tersebut akan berhenti
bergetar apabila kita menghentikan petikan. Demikian juga bandul yang berhenti berayum jika
tidak digerakan secara berulang. Hal ini disebabkan karena adanya gaya gesekan. Gaya gesekan
menyebabkan benda-benda tersebut berhenti berosilasi. Jenis getaran seperti ini disebut getaran
harmonik teredam. Walaupun kita tidak dapat menghindari gesekan, kita dapat meniadakan efek
redaman dengan menambahkan energi ke dalam sistem yang berosilasi untuk mengisi kembali
energi yang hilang akibat gesekan, salah satu contohnya adalah pegas dalam arloji yang sering
kita pakai.

1.2. Tujuan

1. Mengungkapkan Hukum Hooke.


2. Menyelesaikan soal-soal gerak harmonik sederhana.
3. Menentukan tetapan gas dan massa efektif pegas dengan melaksanakan percobaan
ayunan pegas yang dibebani.
4. Menentukan percepatan gravitasi dengan mengukur perpanjangan pegas yang dibebani.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak – balik benda melalui suatu titik keseimbangan
tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan.

Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:

 Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak
osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.
 Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi
ayunan torsi, dan sebagainya.

Beberapa Contoh Gerak Harmonik Sederhana

 Gerak harmonik pada bandul

Gambar 1. Gerak harmonik pada bandul

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka benda akan dian di titik
keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B,
C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain
beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

 Gerak harmonik pada pegas

Gambar 2. Gerak vertikal pada pegas

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar. Ketika sebuah benda
dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y.
Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).

Besaran Fisika pada Ayunan Bandul

Periode (T)

Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode. Periode
ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran. Benda dikatakan
melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai bergerak dan
kembali lagi ke titik tersebut. Satuan periode adalah sekon atau detik.
Frekuensi (f)

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama satu detik, yang
dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah hertz.

Hubungan antara Periode dan Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu detik. Dengan demikian selang
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah :

Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode. Dengan demikian,
secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut :

…………(1)

Amplitudo

Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga amplitudo. Amplitudo adalah
perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan.

Gaya Pemulih

Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda elastis
tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk menarik kembali benda
yang melekat padanya di sebut gaya pemulih.

Gaya Pemulih pada Pegas

Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu pegas yang diberi
gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada keadaan setimbangnya mula- mula apabila gaya
yang bekerja padanya dihilangkan. Gaya pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang
teknik dan kehidupan sehari- hari. Misalnya di dalamshockbreaker dan springbed. Sebuah pegas
berfungsi meredam getaran saat roda kendaraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas – pegas
yang tersusun di dalam springbed akan memberikan kenyamanan saat orang tidur.

Susunan Pegas

Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas – pegas tersebut disusun menjadi
rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu
rangkaian pegas seri atau paralel.

 Seri / Deret

Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F, sehingga pegas akan mengalami
pertambahan panjang sebesar dan . Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri
dinyatakan dengan persamaan :
, dengan kn = konstanta pegas ke – n.

 Paralel

Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan mengalami gaya tarik
sebesar F1 dan F2, pertambahan panjang sebesar dan . Secara umum, konstanta total pegas yang
dirangkai paralel dinyatakan dengan persamaan :

ktotal = k1 + k2 + k3 +….+ kn, dengan kn = konstanta pegas ke – n

Gerak Harmonik Sederhana pada Pegas

Gambar 3. Gerak Harmonik Sederhana

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a. Ketika sebuah benda
dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y.
Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang),
sebagaimana tampak pada gambar B. Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan
(gambar c), benda akan akan bergerak ke B, ke D lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi
secara berulang dan periodik. Kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung
pegas tersebut dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga
dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan.
Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas
memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda
yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang. Apabila benda ditarik ke kanan
sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang
arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya.

Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya
pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi
setimbangnya (gambar b).

Gambar 4. Benda ditarik ke kanan sejauh +x

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk
mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang. (gambar
c)

Gambar 5. Benda ditarik ke kiri sejauh –x

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara
matematis di tulis :
…….. (2)

Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh paman Robert Hooke. k
adalah konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke akurat jika pegas tidak di tekan sampai
kumparan pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas elastisitas. Tanda negatif
menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x.
Konstanta pegas berkaitan dengan kaku atau lembut sebuah pegas. Semakin besar konstanta
pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau
meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas),
semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas
sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx.
Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu diberikan gaya luar.

Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama dengan ayunan
sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari posisi setimbang disebut
simpangan. Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo
(A). Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana pada pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari
titik awal dan kembali ke titik yang sama.

http://lukmanfauzan.blogspot.com/2013/11/gerak-harmonik-sederhana.html

Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik.
Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik/harmonis.
Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut
gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi
pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana. Banyak jenis gerak
lain (osilasi dawai, roda keseimbangan arloji, atom dalam molekul, dan sebagainya) yang mirip
dengan jenis gerakan ini, sehingga pada kesempatan ini kita akan membahasnya secara
mendetail.

Dalam kehidupan sehari-hari, gerak bolak balik benda yang bergetar terjadi tidak tepat sama
karena pengaruh gaya gesekan. Ketika kita memainkan gitar, senar gitar tersebut akan berhenti
bergetar apabila kita menghentikan petikan. Demikian juga bandul yang berhenti berayun jika
tidak digerakan secara berulang. Hal ini disebabkan karena adanya gaya gesekan. Gaya gesekan
menyebabkan benda-benda tersebut berhenti berosilasi. Jenis getaran seperti ini disebut getaran
harmonik teredam. Walaupun kita tidak dapat menghindari gesekan, kita dapat meniadakan efek
redaman dengan menambahkan energi ke dalam sistem yang berosilasi untuk mengisi kembali
energi yang hilang akibat gesekan, salah satu contohnya adalah pegas dalam arloji yang sering
kita pakai. Pada kesempatan ini kita hanya membahas gerak harmonik sederhana secara
mendetail, karena dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis gerak yang menyerupai
sistem ini.

GERAK HARMONIS SEDERHANA

Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah getaran
benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana.
Gerak Harmonis Sederhana pada Ayunan

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda akan diam di titik
kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B,
C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain
beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada ayunan sederhana

Periode (T)

Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode alias waktu
yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran secara lengkap. Benda melakukan getaran
secara lengkap apabila benda mulai bergerak dari titik di mana benda tersebut dilepaskan dan
kembali lagi ke titik tersebut.

Pada contoh di atas, benda mulai bergerak dari titik A lalu ke titik B, titik C dan kembali lagi ke
B dan A. Urutannya adalah A-B-C-B-A. Seandainya benda dilepaskan dari titik C maka urutan
gerakannya adalah C-B-A-B-C.

http://fiqrah123.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-gerak-harmonik.html

Gerak (osilasi) harmonis sederhana dapat kita dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana. Osilasi pada pegas terdapat
dua macam, yaitu osilasi pada pegas yang dipasang secara horizontal dan osilasi pada pegas yang
digantung secara vertikal. Berikut adalah contoh osilasi harmonis sederhana pada pegas yang
digantung secara vertikal.

Osilasi pada pegas yang digantungkan secara vertikal

Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama dengan
getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih
panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda.

Osilasi Harmonik

Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan panjang
pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan).
Nah, pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang
dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan
sendirinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada
pada posisi setimbang.

Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0.
Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang arahnya ke
atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol.
Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka pada keadaan ini bekerja
gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada gaya berat, sehingga benda tidak lagi berada pada
keadaan setimbang.

Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak sejauh x;
sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya berat. Karena terdapat gaya pegas (gaya
pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan bergerak ke atas menuju titik setimbang.

Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai maksimum (v maks),
sehingga benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan menurun,
sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Setelah
mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang
(lihat gambar di bawah).

Demikian seterusnya. Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Dalam
kenyataannya, pada suatu saat tertentu pegas tersebut berhenti bergerak karena adanya gaya
gesekan udara.Semua benda yang bergetar di mana gaya pemulih F berbanding lurus dengan
negatif simpangan (F = -kx), maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak harmonik
sederhana (GHS) alias Osilator Harmonik Sederhana (OHS).

http://septiawanfiles.blogspot.com/2013/04/laporan-fisika-ii-xi.html

1. Pembahasan

Dari hasil yang didapat terlihat bahwa beban yang lebih besar massanya menyebabkan
pergeseran dari titik seimbang pegas yang semakin jauh, karena semakin besar massa yang
membuat gaya berat semakin besar membuat pegas bergeser semakin jauh. Pada perhitungan
konstanta pegas, hasil yang lebih besar didapat jika rata-rata pergeseran tidak terlalu besar yang
menunjukkan bahwasemakin pendek pergeseran pegas dari posisi seimbangnya, maka konstanta
pegas semakin besar, yang berarti bahwa semakin ringan benda (gaya berat yang diberikan ke
pegas kecil), maka konstanta pegas pun akan semakin besar.

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat adalah semakin besar gaya yang diberikan pada pegas, maka
pergeserannya akan semakin jauh.

Diposkan oleh Kevin Septiawan di 06.44

https://flatyaindahanggrainigoblog.wordpress.com/2014/12/02/bahan-laporan-praktikum-fisika-gerak-
harmonik-sederhana/

Anda mungkin juga menyukai