Anda di halaman 1dari 31

Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958

E-ISSN 2540-8674

ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG


PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN
PERDAGANGAN (TRAFFICKING) PEREMPUAN DAN ANAK
DI KABUPATEN CIANJUR
Dian Fitriani Afifah
Neneng Yani Yuningsih

Departemen Ilmu Pemerintahan FISIP


Universitas Padjadjaran

e-mail: dianfitrianiafifah92@gmail.com

ABSTRAK
Eksploitasi seksual dan tenaga kerja yang terjadi pada perempuan dan anak malalui
perdagangan manusia merupakan kejahatan kemanusiaan yang melanggar Hak Asasi
Manusia. Cianjur merupakan Kabupaten peringkat ke tiga untuk jumlah korban
perdagangan manusia di Jawa Barat, dengan peningkatan jumlah korban setiap tahunnya.
Analisis kebijakan pemerintah tentang pencegahan dan penanganan tindak pidana
perdagangan (trafficking) perempuan dan anak di Kabupaten Cianjur pada tahun 2011-
2013, menjadi judul dari penelitian ini. Melalui analisis kebijakan, penelitian ini akan
mendeskripsikan dan menganalisis terkait nilai, fakta dan tindakan dari kebijakan
pemerintah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka
dan studi lapangan berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan informan
ditentukan secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Cianjur
telah mengeluarkan beberapa kebijakan namun faktanya hingga saat ini permasalahan
perdagangan manusia belum terselesaikan dengan baik. Salah satu faktor penyebabnya
adalah lemahnya koordinasi dan kerjasama antar sesama anggota Gugus Tugas. Sehingga
dibutuhkan beberapa tindakan seperti peningkatan kualitas pejabat publik; adanya
evaluasi, adanya punishment (hukuman); perbaikan dalam perumusan program; dan
pemilihan media sosial. Langkah awal untuk merealisasikan ini semua adalah dengan
penguatan kelembagaan P2TP2A.
Kata Kunci: Perdagangan Manusia, Kebijakan Pemerintah, Analisis Kebijakan.

ABSTRACT
Sexual Exploitation and workers that happens to women and children through human
trafficking is the part of human crime that breaks the Human Rights. Cianjur is the third
rank regency of human trafficking victim in West Java, with the increase of the victim
every year. The analysis of the government policy about prevention and handling of the
women and children trafficking suspect in Cianjur Regency at 2011-2013, become the
title of this research. Through the analysis of policy, this research would describe and
analyze about values, facts, and acts from the government’s policy. The method used in
this research is the descriptive method with qualitative approachment. The accumulation
of data that would be used through books study, and field study are observation,
interview, and documentation. Meanwhile the informant is would be chosen purposively.
The result of this research proves that Cianjur Region has already release some policy,
but the fact, until at this time trafficking’s problems yet to finish goodly. The causative
factor is the weakness of teamwork and coordination between the members of the
workgoups. So it takes some actions such as the quality enhancement of public officials,

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 330


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

hade some evaluations, improvements in the program formulation, and the election of
sosial media. The fisrt step to objectify all of these is to strengthening the P2TP2A
institutional.
Keywords: Human Trafficking, Government’s Policy, Policy Analysis.

PENDAHULUAN menyebutkan, “ ibu dan anak berhak


Perdagangan manusia (human memperoleh perawatan dan bantuan
trafficking) adalah salah satu istimewa” (Rosana, 2007:15).
kejahatan kemanusiaan, karena jelas Sedangkan Indonesia juga terlibat
permasalahan ini melangggar Hak dalam hal ini dengan mengeluarkan
Asasi Manusia. Adapun beberapa Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
contoh hak asasi yang dilanggar tentang Perlindungan anak, Undang-
diantaranya adalah, hak atas hidup Undang No. 21 Tahun 2007 tentang
(right to life); hak untuk tidak di Pemberantasan Tindak Pidana
siksa (no one shall be subjected to Perdagangan Orang, dan sebagainya.
torture); hak atas kebebasan dan
keamanan dirinya (right to liberty Jumlah perempuan dan anak
and security of person); hak atas yang menjadi korban trafficking
kesamaan di muka badan-badan sudah tidak terhitung lagi. Selain
peradilan (right to equality before the kerena begitu banyak perempuan dan
court and tribunals);…….”. anak yang menjadi korban, juga
(Budiarjo, 2000: 126) tidak pernah ada data kongkrit untuk
keseluruhan data trafficking di
Perdagangan manusia rentan Indonesia. Menurut data yang
terjadi pada perempuan dan anak- dikeluarkan oleh International
anak. Anak adalah setiap orang yang Organization for Migration (IOM),
berusia dibawah usia 18, dimana ia kasus perdagangan manusia atau
belum cukup dewasa untuk membuat human trafficking di Indonesia
pilihan. Pentingnya perlindungan semakin mencengangkan. Data yang
terhadap seorang anak, maka seorang dirilis pada tahun 2011, Indonesia
bernama Eglantyne Jebb membuat menempati peringkat teratas dengan
rancangan Deklarasi Hak Anak jumlah 3.943 korban perdagangan
(Declaration of The Right of Child), manusia. Selain itu Setidaknya
berisi 10 butir pernyataan tentang 90,3% korban tindak pidana
hak anak. Tahun 1924, Deklarasi perdagangan orang adalah
Hak Anak tersebut diadopsi oleh perempuan dan 23,6% anak-anak,
Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Setelah yang merupakan kelompok rentan
berakhirnya Perang Dunia II pada 10 terhadap kekerasan1.
Desember 1948, Majelis Umum PBB
mengadopsi Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia (DUHAM). Sebagai 1
Kanal 3. Kasus Perdagangan Manusia
contoh, Pasal 25 ayat 2 DUHAM Indonesia Tertinggi di Dunia. 24 Januari
2014. http://kanaltiga.blogspot.com.

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 331


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Data di atas menunjukkan pemerintah belum membawa


bahwa perempuan dan anak perubahan yang signifikan. Dalam
menempati angka trafficking yang berbagai studi dan laporan dari
lebih tinggi dari pada laki-laki. sejumlah LSM menyatakan bahwa
Karena disebagian daerah di Indonesia masih merupakan daerah
Indonesia yang memiliki angka sumber trafficking, disamping juga
trafficking yang tinggi, posisi anak sebagai transit dan penerima
baik anak laki-laki maupun perdagangan manusia. Sedikitnya
perempuan masih menjadi aset bagi diidentifikasi 10 provinsi di
keluarga, akan tetapi anak Indonesia yang dijadikan sebagai
perempuan mendapatkan perlakuan sumber, 16 provinsi dijadikan
“berbeda” karena sebagai harapan sebagai tempat transit, dan sedikitnya
hidup bagi orang tua kedepannya. 12 provinsi sebagai penerima. Belum
ditemukan jumlah yang akurat untuk
Permasalahan Trafficking jumlah perempuan dan anak korban
adalah isu laten yang mendapat trafficking di Indonesia. Data yang
perhatian dari semua pihak. tersedia beragam dari 74.616 orang
Pemerintah harus serius dan bekerja hingga 1 juta pertahun2.
keras agar angka perdagangan
manusia dapat dihilangkan. Namun Dalam Penelitian program
hal ini menimbulkan permasalahan desentralisasi, analisis kebijakan
baru ketika disatu sisi pemerintah pemerintah tentang pencegahan dan
serius untuk menangani penenganan korban perdagangan
permasalahan trafficking dengan orang (trafficking) di Kabupaten
membuat kebijakan-kebijakan Garut tahun 2013 oleh LPPM Unpad
pencegahan dan penanganan korban 2013, salah satu provinsi yang juga
perdagangan manusia. Namun disisi menjadi penyumbang terbesar dalam
lain pemerintah juga membuka keran kasus ini adalah Provinsi Jawa Barat.
pengiriman buruh migran ke luar Provinsi Jawa Barat sebagai provinsi
negeri, dimana hal ini menjadi dengan jumlah penduduk terbesar di
peluang atau salah satu faktor Indonesia, mempunyai potensi yang
penyebab terjadinya trafficking atau sangat besar terjadinya berbagai
perdagangan manusia. ancaman maupun kasus-kasus
perdagangan orang. Jawa Barat
Tercatat kurang lebih terdapat merupakan sending area dalam hal
10 Peraturan Perundang-Undangan kasus perdagangan orang. Sekitar 60
yang dibuat dari tingkat nasional persen korban human trafficking
hingga daerah sebagai political will berasal dari Jawa Barat3.
dari pemerintah untuk mencegah dan
menangani permasalahan ini, namun
2
faktanya adanya political will dari Ibid., hal : 5-6)
3
Arrahman.com. 60 % Korban Human
Trafficking Berasal dari Jabar. 25 Januari
2014. http://www.arrahmah.com

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 332


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Salah satu Kabupaten di 20135. Sehingga jika pada tahun


Provinsi Jawa Barat yang memiliki 2010 sebagai tahun tertinggi
permasalahan trafficking terbesar terjadinya kasus trafficking maka
adalah Kabupaten Cianjur. Ini terdapat ketimpangan data antara
menjadi menarik karena Kabupaten P2TP2A dan BKBPP, karena data
Cianjur merupakan daerah yang yang dikeluarkan oleh P2TP2A
memiliki falsafah hidup yang cukup adalah sebanyak 17 kasus pada tahun
relijius. Berdasarkan advokasi dari 2013.
Lembaga Pemberdayaan dan
Penguatan Aspirasi Sosial (Lepas), Pemerintah Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur menduduki mengeluarkan kebijakan-kebijakan
peringkat ketiga di Jawa Barat dalam sebagai political will untuk
kasus Human trafficking4. menanggulangi perdagangan orang.
Salah satunya adalah dengan
Data yang dikeluarkan oleh dibuatnya Peraturan Daerah No 03
Kepala Bidang Advokasi dan Tahun 2010 Tentang
Penanganan Kasus Pusat Pelayanan Penanggulangan Perdagangan Orang.
Terpadu Pemberdayaan Perempuan Selain itu Kepala Badan Keluarga
dan Anak (P2TP2A) terkait kasus Berencana dan Pemberdayaan
perdagangan orang (Human Perempuan (BKBPP) Kabupaten
Trafficking) di Kabupaten Cianjur Cianjur mengatakan bahwa
dimana pada tahun 2011 terdapat 8 penanganan kasus trafficking
kasus, Tahun 2012 terdapat 12 kasus, dilakukan dengan membentuk tim
dan tahun 2013 hanya terdapat 17 Gugus Tugas yang terdiri dari
kasus. Dari data tersebut terlihat P2TP2A, Kepolisian, dan OPD
terjadi peningkatan yang signifikan (Organisasi Perangkat Daerah)
pada kasus trafficking di Kabupaten Terkait Lingkungan Pemerintah
Cianjur setiap tahunnya. Kabupaten Cianjur. Pemerintah
Kabupaten bersama P2TP2A
Hal berbeda disampaikan oleh Kabupaten Cianjur juga gencar
Kepala Bagian Pemberdayaan mensosialisasikan pencegahan
Perempuan Sekretariat Daerah Human Trafficking kepada semua
(Setda) Kabupaten Cianjur. Pihaknya kalangan masyarakat, termasuk ke
mencatat sepanjang tahun 2010 setiap OPD (Organisasi Perangkat
hingga 2013 setidaknya ada 80 kasus Daerah). Hal itu dilakukan untuk
trafficking pada perempuan. Dimana menyamakan persepsi agar dapat
pada tahun 2010 tercatat sebanyak 15 menekan meningkatnya kasus
kasus saja, dan itu merupakan angka
tertinggi sepanjang tahun 2010-

5
Esih Sukaesih Karo. Perkosaan Terhadap
4
Beni Bastiandy. Cianjur Lumbung Kasus Anak di Kabupaten Cianjur Terus Terjadi. 5
Perdagangan Manusia. 2 Januari. 2014. Januari 2014. metrotvnews.com. Editor
http://m.inilah.com Patna Budi Utami.

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 333


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Human Trafficking di Kabupaten pembaharuan, pasti akan berdampak


Cianjur. negatif. Selain itu dengan tindak
penanganan yang setiap tahunnya
Upaya ini nampaknya masih sama, tanpa memprediksi kondisi
belum mendapatkan hasil yang yang selalu berubah dan tanpa
maksimal, pasalnya implementasi mengantisipasi faktor-faktor
Peraturan Daerah No. 03 tahun 2010 pendukung lainnya, maka dapat
tentang Penanggulangan diprediksi suatu saat permasalahan
Perdagangan Orang di Kabupaten ini akan seperti bom waktu yang siap
Cianjur belum bisa menghentikan meladak kapan saja. Dengan kata
permasalahan ini. Bahkan seiring lain dimungkinkan permasalahan
berjalannya waktu, bentuk kejahatan trafficking yang ada di Kabupaten
tindak pidana perdagangan manusia Cianjur akan jauh lebih besar
atau human trafficking semakin kedepannya.
berkembang. Hasil review (evident
base monitoring) Perda Nomor Tanggung jawab bersama
3/2010 yang dilaksanakan menjadi modal dalam
Konsorsium Pengembangan Politik penanggulangan perdagangan orang,
Perempuan di Jawa Barat tergabung hal ini bisa diturunkan melalui
dalam Lembaga Advokasi program, kegiatan, ataupun yang
Kerakyatan (LAK) dan LSM lainnya. Terlihat dari sosialisasi yang
Binangkit dibantu Yayasan Lembaga dilakukan oleh pemerintah daerah
Pemberdayaan dan Penguatan nampaknya belum cukup untuk
Aspirasi Sosial (Lepas) membangun sebuah kesadaran
menyimpulkan, kinerja pelaksanaan kolektif baik antar OPD (Organisasi
Perda Nomor 3/2010 masih berada Perangkat Daerah) dan masyarakat.
pada kategori rendah, pasalnya Sehingga permasalahan trafficking
belum maksimalnya penanganan dapat diselesaikan dan menjadi
trafficking dan belum sepaham permasalahan bersama dan bukan
antara pemerintah dan masyarakat hanya menjadi tanggungjawab
menjadi sebab mengapa peraturan P2TP2A saja.
daerah ini harus segera ditinjau
ulang6. Jika semua pihak yang terkait
untuk melakukan penanggulangan
berupa pembuatan strategi, perdagangan orang, baik itu
kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah, swasta dan masyarakat
yang terencana atau dengan kata lain telah sadar terhadap bentuk dan
membiarkan sebuah kebijakan dampak dari permasalahan ini, serta
mengalir begitu saja tanpa ada ditopang oleh penegakan hukum
yang baik maka tidak menutup
6
Menurut Susanne Febrianti dalam Beni, kemungkinan akan menggeser
Bastiandy. Perda Trafficking Cianjur tak
Efektif. 14 januari 2014. http://m.inilah.com. peringkat Kabupaten Cianjur sebagai

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 334


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

peringkat ketiga dalam kasus (Trafficking) Perempuan dan Anak


perdagangan manusia di Provinsi Di Kabupaten Cianjur.
Jawa Barat. Sehingga dibutuhkan
peran Gugus Tugas yang ada, dan TINJAUAN PUSTAKA
tidak melimpahkan penanganan dan
1. Kebijakan Publik dan Analisis
pencegahan trafficking hanya pada
P2TP2A saja. Kebijakan

Dari permasalahan tersebut,


perlu kiranya membuat sebuah Dalam mengatasi
analisis terkait kebijakan-kebijakan permasalahan perdagangan orang,
yang dikeluarkan untuk memberantas khususnya yang menyangkut
kejahatan trafficking perempuan. pencegahan dan penanganan korban
Analisis kebijakan menghasilkan dan perdagangan perempuan dan anak,
menyajikan informasi sedemikian diperlukan sebuah kebijakan untuk
rupa sehingga dapat memberikan mangaturnya. Kebijakan ini adalah
landasan dari para pembuat kebijakan yang menyangkut orang
kebijakan dalam membuat banyak. Kebijakan adalah sebuah
keputusan. Selain itu analisis keputusan politis yang diambil oleh
kebijakan dapat melihat kesesuaian pemerintah sebagai bagian dari sikap
isi dari sebuah kebijakan dalam pemerintah untuk memecahkan
menyelesaikan permasalahan yang sebuah persoalan publik.
ada. Sehingga dari analisis kebijakan
Pada prinsipnya sebuah
itulah dapat ditelusuri apa dan
kebijakan tidak terlepas dari
bagaimana sesungguhnya trafficking
keterlibatan seluruh element yang
perempuan itu, lalu dapat juga
ada baik itu masyarakat sebagai
ditelusuri faktor penyebab
bagian yang terikat dalam hasil
peningkatan jumlah pada kasus
putusan kebijakan sampai pada tahap
trafficking di Kabupaten Cianjur dan
pemerintah sebagai badan pembuat
upaya yang telah dilakukan
kebijakan tersebut. Kebijakan
pemerintah untuk mencegah
memiliki beragam definisi, yang
terjadinya trafficking perempuan di
masing-masing memiliki penekanan
Kabupaten Cianjur.
berbeda, hal ini tidak terlepas dari
Berdasarkan permasalahan latar belakang seorang ilmuan
yang telah diuraikan di atas, tersebut. Namun demikian, satu hal
mendorong penulis untuk melakukan yang perlu diingat dalam
sebuah penelitian dengan judul: mendefinisikan kebijakan, adalah
Analisis Kebijakan Pemerintah bahwa pendefinisian kebijakan tetap
Tentang Pencegahan dan harus mempunyai pengertian
Penanganan Korban Perdagangan mengenai apa yang sebenarnya
dilakukan, ketimbang apa yang
diusulkan dalam tindakan mengenai

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 335


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

suatu persoalan tertentu. (Winarno, dapat dikatakan bahwa kebijakan


2012 : 21) publik adalah:

Thomas R. Dye ...setiap keputusan yang


mendefinisikan bahwa kebijakan dibuat oleh negara, sebagai
publik itu adalah “kebijakan strategi untuk merealisasikan
tujuan dari negara. Kebijakan
merupakan pilihan-pilihan apapun
publik adalah strategi untuk
oleh pemerintah, baik untuk mengantarkan masyarakat
melakukan sesuatu maupun untuk pada masa awal, memasuki
tidak melakukan sesuatu (whatever masyarakat pada masa
government choose to do or not to transisi, untuk menuju
do) (Winarno, 2009 : 17). Menurut masyarakat yang dicita-
Thomas R. Dye pula (1995, 2) dalam citakan. (Nugroho, 2009:96).
buku yang berbeda definisikan Salah satu kebijakan yang
kebijakan publik adalah sebagai dikeluarkan oleh pemerintah untuk
segala sesuatu yang dikerjakan mengatasi permasalahan publik yang
pemerintah, mengapa mereka terjadi saat ini adalah kebijakan
melakukan, dan hasil yang membuat mengenai pencegahan dan
sebuah kehidupan bersama tampil penanganan korban perdagangan
berbeda (what government do, why (trafficking) perempuan dan anak.
they do it, and what difference it Kebijakan yang dikeluarkan
makes). (Nugrogo, 2009 : 93-101) memiliki tahap yang berbeda, dari
tingkat pusat sampai daerah. Oleh
Menurut Rian Nugroho,
karena itu penting kiranya
kebijakan (policy) adalah an
mengetahui arah sebuah kebijakan
authoritative decision. Decision
dan dampak dari sebuah kebijakan
made by the one hold the outhoriy,
tersebut dengan melakukan analisis
formal and informal. Publik adalah
terhadap kebijakan tersebut.
sekelompok orang yang terikat
dengan suatu isu tertentu. Jadi, Menurut William N. Dunn
“publik bukanlah umum, rakyat, bahwa yang dimaksud dengan
masyarakat, maupun sekedar analisis kebijakan adalah:
stakeholders. Publik adalah a sphere
where people become citizen, a spece Aktivitas intelektual dan
where citizens interact, where state praktis yang ditujukan untuk
menciptakan, secara kritis
and society exist”. Jadi kebijakan
menilai, dan
publik adalah, any state of or mengkomunikasikan
Goverment (as the hold of the pengetahuan tentang dan
authority) decision to manage public dalam proses kebijakan.
life (as the sphere) in order to reach Analisis kebijakan adalah
themition of the nation (remenber, disiplin ilmu sosial terapan
nation is consist of two institutions: yang menggunakan berbagai
metode pengkajian multiple
state and societ). Secara sederhana

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 336


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

dalam konteks argumentasi para pembuat kebijakan dalam


dan debat politik untuk membuat keputusan.
menciptakan secara kritis
menilai dan Analisis kebijakan itu dapat
mengkomunikasikan dilakukan sebelum atau setelah
pengetahuan yang relevan kebijakan diimplementasikan,
dengan kebijakan, analisis
menurut William N. Dunn
kebijakan adalah aktivitas
intelektual yang dilakukan berpendapat bahwa:
dalam proses politik. Analisis
Prediksi secara khusus
kebijakan tidak dimaksudkan
digunakan sebelum suatu
menggantikan politik dan
tindakan diadopsi (ex ante),
membangun elite teknokratis.
sedangkan deskripsi dan
Analisis kebijakan diletakkan
evaluasi lazimnya dilakukan
pada konteks sistem
setelah suatu tindakan
kebijakan. (dalam Nugroho,
berlangsung (ex post).
2009 : 269-270)
Prediksi dan preskripsi
Pandangan lain disampaikan berhubungan dengan masa
depan, sementara deskripsi
oleh E.S Quade, mantan Kepala
dan evaluasi berhubungan
Departemen Matematika di dengan masa lalu (Dunn,
Perusahaan Rand yang dikutip oleh 2003 : 100-101).
William N. Dunn, menyajikan dasar
untuk mendefinisikan analisis Penelitian ini mengarah pada
kebijakan. Analisis kebijakan adalah: analisis retrospektif atau ex post,
Suatu bentuk analisis yang dimana analisis ini dilakukan setelah
menghasilkan dan aksi kebijakan dilakukan. Analisis
menyajikan informasi kebijakan diambil dari berbagai
sedemikian rupa sehingga macam disiplin ilmu dengan tujuan
dapat memberikan landasan memberikan informasi yang bersifat:
dari para pembuat kebijakan deskriptif, evaluatif, dan/atau
dalam membuat keputusan....
preskriptif. Analisis kebijakan
(Dunn, 2003 : 95-96).
menjawab tiga macam pertanyaan,
Sehingga dapat dikatakan yaitu:
bahwa analisis kebijakan adalah
aktivitas intelektual dan praktis yang 1. Nilai yang pencapaiannya
merupakan tolak ukur utama
ditujukan untuk menciptakan, secara
untuk menilai apakah suatu
kritis menilai, dan masalah sudah teratasi?
mengkomunikasikan pengetahuan 2. Fakta yang keberadaannya dapat
tentang dan dalam proses kebijakan membatasi atau meningkatkan
baik secara formal maupun informal pencapaian nilai-nilai.
yang menghasilkan dan menyajikan 3. Tindakan yang penerapannya
informasi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan pencapaian
nilai-nilai. (Dunn, 2000 : 97)
dapat memberikan landasan bagi

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 337


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Untuk menjawab analisis evaluatif, dan/atau normatif.


kebijakan dapat menggunakan salah Pendekatan tersebut dipaparkan
satu atau kombinasi dari ketiga dalam tabel sebagai berikut.
pendekatan analisis ini: empiris,

Tabel 1 Pendekatan Analisis Kebijakan

Pendekatan Pertanyaan Utama Tipe Informasi


Empiris Adakah dan akankan ada (fakta) Deskriptif dan Prediktif
Normatif Apa manfaatnya (nilai) Evaluatif
Evaluatif Apakah yang harus diperbuat (aksi) Preskriptif
(Willian N. Dunn, 2000 : 98)

Tabel di atas dapat penculikan pemalsuan,


menjelaskan bahwa pendekatan penipuan, penyalahgunaan
empirik atau empiris akan berbicara atau posisi rentan atau
memberi bayaran atau
mengenai realitas-relaitas kebijakan
manfaat sehingga
yang terjadi atau menerangkan dan memperoleh persetujuan
menunjukkan fakta-fakta yang terjadi dari orang yang memegang
baik pada tahap implementasi dan kendali atas orang lain
atau evaluasi kebijakan. Realitas- tersebut, untuk kepentingan
realitas ini berupa fakta yang akan eksploitasi yang secara
disajikan dalam bentuk deskriptif minimal termasuk
eksploitasi lewat prostitusi
atau presdiktif.
atau bentuk-bentuk
2. Perdagangan Orang eksploitasi seksual lainnya,
kerja atau pelayanan paksa,
Definisi trafficking menurut perbudakan atau praktek-
praktek lain yang serupa
Keputusan Presiden (Keppres) RI
dengan perbudakan,
No. 88 Tahun 2002 tentang Rencana penghambaan, atau
Aksi Nasional Penghapusan pengambilan organ-organ
Perdagangan (trafiking) Perempuan tubuh;
dan Anak yang diadopsi dari pasal 3 b. Ijin dari seorang korban
protokol perdagangan orang perdagangan manusia untuk
maksud eksploitasi
(Palermo Protocol), yaitu:
sebagaimana termaktub
a. “Perdagangan (trafiking) dalam sub paragraf (a)
manusia” adalah rekrutmen, pasal ini menjadi tidak
transformasi, pemindahan, relevan dimana segala yang
penyembunyian atau disebutkan dalam sub
penerimaan seseorang paragraf (a) telah
dengan ancaman atau digunakan;
penggunaan kekerasan,

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 338


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

c. Perekrutan, transportasi, d. “Anak” adalah setiap orang


transfer, penyembunyian yang berusia di bawah usia
atau penerimaan seorang 18 tahun.
anak untuk tujuan
eksploitasi akan dianggap Dari definisi di atas maka kita
sebagai “trafiking dapat melihat berbagai bentuk
(perdagangan) manusia” eksploitasi yang dilakukan, baik
bahkan apabila hal tersebut
secara seksual ataupun tenaga kerja
tidak melibatkan cara-cara
sebagaimana dipaparkan dan atau yang lainnya. Data yang
dalam sub paragraph (a) dirilis oleh ELSAM (2005),
dari pasal ini; menjelaskan bentuk-bentuk
eksploitasi:

Tabel 2 Bentuk-Bentuk Eksploitasi dan Pengertiannya


BENTUK PENGERTIAN
Mereka yang terlibat dalam kegiatan prostitusi, pelayan
Eksploitasi pekerja seks, atau menjadi objek kegiatan pornografi yang
Seksual dikarenakan oleh ancaman pemaksaan, penculikan,
diperlakukan dengan salah, menjadi orang yang dijual (debt
bondage) atau menjadi korban penipuan. Adapun pengertian
ekspolitasi seksual adalah menurut Peraturan Daerah
Kabupaten Cianjur no 03 tahun 2010 adalah, segala bentuk
pemanfaatan organ tubuh seksual atau organ tubuh lain dari
korban untuk mendapatkan keuntungan termasuk tetapi tidak
terbatas pada semua kegiatan pelacuran atau pencabulan (Bab
1 Pasal 1 Angka 20)
Kerja Paksa Segala bentuk pekerjaan atau pelayanan yang didapat
(Forced Labour) (pelaku) dengan menggunakan tenaga orang yang berada di
dalam ancaman hukuman dan orang tersebut bekerja
melayani tanpa keinginannya sendiri secara sukarela.
Perbudakan Keadaan (status) dan kondisi seseorang terhadap siapa hal
(Slavery) pemilih (dari orang lain) diberlakukan terhadapnya.
Yakni status atau kondisi orang (-orang) yang berdiam di atas
Penghambaan tanah milik orang lain yang menurut hukum kebiasaan atau
(Serfdom) perjanjian terikat untuk hidup dan bekerja di atas tanah
tersebut dan wajib mengabdi pada orang tersebut, baik
dengan imbalan maupun tidak dan ia tidak bebas mengubah
statusnya itu.
Pengambilan Trafficking dan pengambilan organ-organ tubuh hanya
organ-organ muncul jika seseorang dipindahkan untuk tujuan pemindahan
tubuh organ dan protocol ini tidak mengatur jika hanya berupa
pemindahan organ (organ yang dipindahkan sudah tidak
berada dalam tubuh lagi).
(dalam Valentina Sagala dan Ellin Rosana, 2007 : 21)

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 339


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Selain itu ada beberapa bentuk stigma sosial yang


perdagangan manusia yang sering menyertainya; rusaknya
kali terjadi pada perempuan dan perkembangan kepribadian;
terbatasnya prestasi atau
anak-anak7:
pencapaian pendidikan; dan,
1. Kerja Paksa Seks & terbatasnya kesempatan
ekonomi. (Jurnal Perempuan,
Eksploitasi seks.
2010 : 31)
2. Pembantu Rumah Tangga
(PRT) Dari penjelasan di atas jelas
3. Bentuk Lain dari Kerja bahwa betapa peliknya persoalan
Migran trafficking, kerena ini bukan hanya
4. Penari, Penghibur & berbicara mengenai faktor
Pertukaran Budaya “kemiskinan” semata. Melaikan juga
5. Pengantin Pesanan pada bagaimana faktor lingkungan
6. Beberapa Bentuk baik itu keluarga, pemerintah
Buruh/Pekerja Anak maupun strukur sosial berkaitan satu
7. Trafficking/penjualan Bayi sama lain terhadap praktek
8. Kawin Kontrak trafficking ini. Namun anggapan
bahwa kemiskinan adalah sesuatu
Faktor terjadinya trafficking yang faktor penyebab trafficking,
sebagaimana sudah dilakukan oleh tidak sepenuhnya salah.
United Nations Global Initiative to
Orang-orang miskin di negara-
Fight Human Trafficking adalah:
negara berkembang, tidak memiliki
Kekerasan berbasis gender; banyak pilihan dalam hidupnya, dan
praktek-praktek karenanya mereka seolah-olah
ketenagakerjaan yang “dipaksa” untuk meninggalkan
diskriminatif; struktur sosial kampung halaman atau
yang patriarkal; memudarnya
komunitasnya dalam rangka untuk
jaringan ikatan keluarga;
marginalisasi etnik, ras dan bertahan hidup atau untuk mencari
agama; pemerintah yang korup kesempatan yang lebih baik secara
dan gagal; persoalan status ekonomi di tempat atau negara lain.
(sebagai warga negara atau Merujuk pada laporan United
penetap legal yang berkaitan Nations Development Index,
dengan kerja); peran dan posisi
menyatakan bahwa ternyata negara-
perempuan dalam keluarga;
hirarki kekuasaan dan tertib negara asal korban trafficking justru
sosial; tanggung jawab dan berasal dari negara-negara tingkat
peran anak-anak; menikah dini menengah dan bukan menjadi target
tingginya laju perceraian dan utama dari korban trafficking yang
diduga semula. (Jurnal Perempuan,
7 2010 : 32)
http://counterwomentrafficking.blogspot.co
m

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 340


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Selain kemiskinan terdapat perempuan (Jurnal Kriminologi


faktor trafficking yang berkaitan Indonesia, 2011 : 308). Atau data
dengan dimensi gender, hal ini yang dirilis pada tahun 2011,
mendapat sorotan dari Kamala setidaknya ada 90,3% korban tindak
Kempado, asisten professor kajian pidana perdagangan orang adalah
wanita dan sosiologi di University of perempuan dan 23,6% nya adalah
Colorado, Boulder, ia mangatakan anak-anak.
bahwa:

Perempuan terepresentasikan
secara tidak profesional METODE PENELITIAN
diantara kalangan miskin,
tidak terdokumentasikan, Metode yang digunakan dalam
terlilit utang, dan tenaga kerja penelitian ini adalah metode
Internasioanal. Sementara itu penelitian kualitatif, karena dianggap
dunia saat ini sangat diwarnai oleh peneliti memiliki karakteristik
dengan diskriminasi dan yang sesuai dengan permasalahan
misogini yang sangat yang ada. Penelitian ini berangkat
memiliki dampak pada
dari permasalahan sosial,
kehidupan perempuan, dan
membatasi ekonomi mereka. permasalahan yang ada di
Ini artinya perempuan suka masyarakat dan berkembang setiap
atau tidak suka harus selalu waktunya. Dengan metode kualitatif
berhubungan dengan tata maka penelitian ini akan bersifat
dunia yang berbasis rasial fleksible atau dapat beradaptasi
dan bias gender dalam dengan perubahan-perubahan yang
berimigrasi untuk mencari
ada.
pekerjaan dengan upah yang
lebih baik. (Jurnal
Metode kualitatif merupakan
Perempuan, 2010 : 32)
metode yang merujuk ke prosedur
Hal ini seolah menjadi bahan penelitian yang menghasilkan data
pertimbangan penyebab tingginya deskriptif. Istilah “deskriptif” berasal
angka perdagangan manusia yang dari bahasa Inggris to describe yang
menimpa pada pemempuan. berarti memaparkan atau
Perempuan dan anak seolah menjadi menggambarkan sesuatu hal,
target utama dalam operasi ini, misalnya keadaan, kondisi sosial,
karena merujuk pada laporan yang peristiwa, kegiatan, dan lain-lain.
dibuat oleh United Nations Office on Dengan demikian yang dimaksudkan
Drugs and Crime (UNODC) dengan penelitian deskriptif adalah
mengungkapkan bahwa pada tahun Penelitian yang dimaksudkan untuk
2006, dari setidaknya 136 negara menyelidiki keadaan, kondisi atau
yang melaporkan adanya korban hal lain-lain yang sudah disebutkan.
perdagangan perempuan, dua pertiga Dalam hal ini peneliti hanya
dari korban tersebut adalah memotret apa yang terjadi pada diri

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 341


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

objek atau wilayah yang diteliti, dilakukan melalui tatap muka


kemudian memaparkan apa yang (face to face) maupun dengan
terjadi dalam bentuk laporan telepon (Sugiono, 2010 : 138-
penelitian secara lugas (Arikunto, 140).
2010 : 3). 4. Dokumentasi, yaitu
pengambilan data yang
Adapun teknik pengumpulan diperoleh melalui dokumen-
data yang digunakan dalam dokumen tertentu. Dokumen
penelitian ini adalah sebagai berikut: bisa berbentuk tulisan,
1. Studi pustaka, yaitu misalnya catatan harian,
pengumpulan data yang sejarah kehidupan, cerita,
bersumber pada buku-buku, biografi, peraturan serta
literatur, serta peraturan kebijakan yang sesuai dan
perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian
memiliki relevansi dengan ini.
topik tersebut.
Hal yang juga pentin dalam
2. Studi lapangan, yaitu
metode penelitian adalah Informan.
dengan cara mengumpulkan
Melalui informan kita dapat
data dan menyeleksi data
menggali dan mempertanyakan
yang diperoleh dilokasi
sebuah permasalahan penelitian.
penelitian
Dalam memperoleh informan
3. Interview (wawancara),
peneliti haruslah hati-hati, tidak
adalah proses memperoleh
merujuk langsung pada salah satu
keterangan untuk tujuan
orang yang “dianggap” memahami
penelitian dengan cara tanya
pemasalahan, tetapi mata dan telinga
jawab sambil bertatap muka
harus dibuka lebar-lebar sehingga
antara pewawancara dengan
memang menentukan subjek yang
informan atau orang yang
memang paling tahu tentang variabel
diwawancarai, dengan atau
yang diteliti. Menurut Moleong
tanpa menggunakan pedoman
(1998), penentuan informan yang
(guide) wawancara, di mana
lain juga harus hati-hati yaitu harus
pewawancara dan informan
purposive, seimbang dengan tujuan
terlibat dalam kehidupan
dan hakekat penelitian kualitatif,
sosial yang relatif lama
responden harus subjek yang betul-
(Bungin, 2007 : 108). Melalui
betul tahu tentang masalah yang
wawancara peneliti berharap
dikehendaki dan dapat dipercaya
dapat mengetahui
oleh peneliti. Dalam penelitian ini
permasalahan secara lebih
maka yang dijadikan narasumber
mendalam dengan jumlah
adalah Ketua Komisi IV DPRD
responden yang sedikit/kecil,
Kabupaten Cianjur; Asisten Daerah
wawancara ini berbentuk
Bidang Kesejahteraan Masyarakat
tidak terstruktur dan dapat

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 342


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Sekretaris Daerah; Bidang Pelayanan Gambaran dan evaluasi yang


Umum P2TP2A; Kepala Sub Bidang dilakukan dapat dijadikan sebagai
Pemberdayaan Perempuan BKBPP; bahan pertimbangan untuk memilih
Ketua LSM Lepas; Pelaku tindakan atau alternatif kebijakaan
(Trafficker); Kepala Sub Bidang yang dapat dilakukan untuk
Ketenagakerjaan Dinsosnakertrans. mengatasi masalah perdagangan
manusia tersebut.
Untuk pengolahan dan
analisa data, penulis menggunakan Analisis kebijakan hadir
tahapan seperti yang dikemukakan sebagai proses untuk memproduksi
oleh Sugiono yang mengutip dan mentransformasi pengetahuan
pendapat Miles and Huberman atau informasi yang relevan dengan
dimana terdapat tiga tahap proses kebijakan yang telah ada. Melalui
analisis data yaitu: Data Reduction analisis kebijakan seorang analis
(reduksi data), Data display (tahap dapat menghasilkan informasi dan
penyajian data), Conclution Drawing argumentasi terhadap kebijakan
(Verifikasi). (Sugiono, 2010 : 247- tersebut. Sehingga dengan
253) menganalisis kebijakan yang telah
dikeluarkan oleh Pemerintah
Kabupaten Cianjur dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN penanggulangan perdagangan orang,
maka analis akan mendapatkan
Salah satu pelanggaran jawaban atas tiga pertanyaan.
terhadap Hak Asasi Manusia adalah Pertanyaan yang dapat dijawab
perdagangan orang atau trafficking. melalui analisis kebijakan menurut
Trafficking menjadi salah satu Dunn adalah dengan melihat fakta,
contoh pelanggaran terhadap Hak nilai dan tindakan dari kebijakan
Asasi Manusia, karena trafficking penanggulangan perdagangan orang
bertujuan untuk mengeksploitasi atau yang dilakukan oleh pemerintah.
menyebabkan orang tereksploitasi. Adapun fakta, nilai dan tindakan
Pemerintah Kabupaten Cianjur pada tentang pencegahan dan penanganan
tahun 2010 mengeluarkan peraturan korban perdagangan (trafficking)
daerah sebagai bentuk perempuan dan anak di Kabupaten
penghormatan, pengakuan dan Cianjur, adalah sebagai berikut:
perlindungan terhadap hak asasi
manusia. Sejak pembentukannya, 1. Fakta dalam Pencapaian Nilai
hingga saat ini perdagangan manusia tentang Pencegahan dan
di Kabupaten Cianjur masih menjadi Penanganan Korban
persoalan. Pemerintah perlu Perdagangan (Trafficking)
mendapatkan informasi terkait Perempuan dan Anak di
gambaran dan evaluasi terhadap Kabupaten Cianjur
kebijakan yang telah dikeluarkan. Fakta merupakan realitas atau
empiris untuk menjelaskan sebab dan

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 343


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

akibat dari suatu kebijakan. Fakta kebijakan yang telah dikeluarkan


menjelaskan kenyataan yang terjadi telah berhasil atau tidak.
dilapangan, baik yang Pemerintah telah memiliki
keberadaannya dapat meningkatkan political will dengan mengeluarkan
atau membatasi pencapaian tujuan peraturan-peraturan sebagai payung
dari sebuah kebijakan. Fakta yang hukum bagi penanggulangan
terjadi dilapangan dapat dijadikan perdagangan orang di Kabupaten
sebagai dasar untuk menilai apakah Cianjur. Adapun peraturan-peraturan
tersebut antara lain:

Tabel 3 Daftar Kebijakan Pemerintah Kabupaten Cianjur di Bidang


Pemberdayaan Perempuan dan Anak
No Kebijakan Nomor Keputusan Tanggal Keterangan
Penetapan
1 Pembentukan P2TP2A Nomor 463/Kep.113- 03 Juni 2009 Keputusan
Ks/2009 Bupati
2 Pembentukan Gugus Nomor 182/Kep.124- 17 Juni 2009 Keputusan
Tugas pencegahan dan Ks/2009 Bupati
Penanganan Tindak
Pidana Perdagangan
Orang
3 Penanggulangan Nomor 03 Tahun 2010 19 Februari Peraturan
Perdagangan Orang 2010 Daerah
4 Petunjuk Pelaksanaan Nomor 49 Tahun 2011 15 Maret 2011 Peraturan Bupati
Peraturan Daerah No
03 Tahun 2010
Tentang
Penanggulangan
Perdagangan Orang
5 Penatalaksanaan Nomor: 25 Oktober Kesepakatan
Pelayanan Terpadu - 146/988.b/BKBPP 2011 Bersama
Korban Kekerasan - 2254.1/KESGA-
Terhadap Perempuan GM/X/2011
dan Anak di Rumah - 445/17/RSUD/2011
Sakit di Kabupaten - 306/RSC/X/2011
Cianjur. - 23.B/Sekrt/P2TP2A/Kab.
cjr/2011
Sumber: Sekretariat Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat, Tahun 2014

Dalam Perda yang telah Swadaya Masyarakat (LSM) yang


disebutkan diatas terdapat Gugus memiliki peran dalam
Tugas yang berfungsi sebagai penanggulangan perdagangan orang.
implementor dari Peraturan Daerah Salah satu anggota Gugus
tersebut. Gugus Tugas adalah Tugas yang memiliki peran yang
gabungan antar Organisasi Perangkat sentral dalam penanggulangan
Daerah (OPD) dan Lembaga perdagangan orang adalah P2TP2A,

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 344


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

sebagai pusat layanan yang dibentuk 2011 dan 6 kali pada tahun
oleh Bupati Cianjur untuk membantu 2012, dengan memanfaatkan
pemerintah dalam melaksanakan jejaring yang ada dimasyarakat.
program ini. Pada tahap Tindakan pemerintah ini
implementasinya P2TP2A diberikan mendapat tanggapan wajar dari
wewenang yang luas baik pada tahap LSM Lepas dengan berasumsi
pencegahan ataupun penanganan. bahwa8:
Penanggulangan tindak “Pemerintah tidak akan
pidana perdagangan orang yang dapat menjangkau seluruh
dilakukan oleh pemerintah dapat kawasan yang ada di
Cianjur secara mendalam,
dilihat dari sejauh mana kebijakan
hal ini disebabkan karena
pemerintah menjangkau faktor-faktor mungkin mereka harus
penyebab terjadinya perdagangan mengerjakan hal-hal lain
orang/trafficking. Banyak faktor selain masalah trafficking
penyebab terjadinya trafficking, ini. Pemerintah hanya
namun data yang dirilis oleh memberikan instruksi
P2TP2A sebagai pusat pelayanan kepada bawahannya tanpa
menggali lebih
menyebutkan terdapat 5 faktor
dalam/langsung turun
perdagangan orang di Kabupaten kelapangan”
Cianjur, sebagai berikut:
1) Faktor Geografis. Program kerja yang
Secara geografis luas dijalankan oleh pemerintah
wilayah Kabupaten Cianjur memberikan dampak
350.148 Km2, yang terbagi perubahahan bagi masyarakat,
menjadi 32 Kecamatan, 342 salah satunya adalah meskipun
Desa dan 6 Kelurahan. Setiap secara kuantitas angka
wilayah mendapatkan prioritas trafficking di Kabupaten Cianjur
yang sama walaupun semakin meningkat setiap
karakteristik dan kekhasan nya tahunnya, akan tetapi hal ini
berbeda. Hal ini didasarkan dinggap memiliki dampak
karena tidak terdapatnya zona positif bagi pemerintah.
merah sebagai kawasan Pasalnya dengan meningkatnya
penyumbang trafficking terbesar jumlah korban trafficking, maka
atau daerah yang berpotensi semakin banyak orang sadar
menjadi target tindak pidana terhadap program ini dan berani
perdagangan orang. Untuk untuk melapor.
menjangkau 32 Kecamatan
tersebut BKBPP hanya memiliki
1 Satgas dari 32 Satgas yang 8
Hasil wawancara dengan Hj. Yenni
direncanakan. Selain itu Rosyeni, SH, Kasubid Pemberdayaan
sosialisasi yang dilakukan Perempuan , BKBPP Kabupaten Cianjur,
berjumlah 1 kali pada tahun (pada tanggal 13 Mei 2014 pukul 11.41
WIB, Lokasi Jl. Hos Cokroaminoto No,46)

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 345


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

2) Faktor Kurangnya Lapangan menjadi hal yang lumrah hingga


Pekerjaan dianalogikan seperti “pergi ke
Data yang dikeluarkan jamban”. Masyarakat dengan
oleh Badan Pusat Statistik pendidikan rendah akan
Kabupaten Cianjur terdapat menjadikan bekerja keluar
114.146 jiwa penduduk negeri sebagai pekerjaan tetap
Kabupaten Cianjur yang tidak hingga dilakukan berulang kali.
memiliki pekerjaan pada tahun
2012, dari jumlah angkatan kerja 3) Faktor Pengaruh Lingkungan
penduduk Kabupaten Cianjur Beberapa contoh kasus
yang pada tahun 2012 sebayak perdagangan manusia yang
1.013.648 jiwa. Artinya terdapat terjadi membuktikan bahwa
11,26 % penduduk Kabupaten lingkungan memiliki peran
Cianjur yang tidak memiliki sentral yang menyebabkan
pekerjaan. Sedangkan penduduk seseorang terjerat menjadi
yang bekerja atau terserap, korban tindak pidana
masih didominasi pada sektor perdagangan orang. adanya
pertanian. tuntutan gaya hidup seolah
Lapangan pekerjaan menjadi kewajiban yang harus
penduduk Kabupaten Cianjur di terpenuhi. Sifat “gengsi” kepada
sektor pertanian yaitu sekitar teman karena tidak dapat
62.99 %. Sektor pertanian memiliki sesuatu yang sama
merupakan penyumbang bahkan lebih menjadi salah satu
terbesar terhadap produk penyebab permasalahan ini.
Domestik Regional Bruto Selain itu untuk mendapatkan
(PDRB) yaitu sekitar 42,80 %. sesuatu dengan cara yang instan
Sektor lainnya yang cukup masih menjadi pilihan bagi
banyak menyerap tenaga kerja sebagian kalangan. Proteksi dari
adalah sektor perdagangan dan keluarga menjadi hal yang
jasa yaitu sekitar 14,60 % dan penting. Namun faktanya
pengiriman pembantu 30% 9. lingungan terdekat kita memiliki
30% angka tenaga kerja potensi untuk menjadi trafficker
yang bekerja di luar negeri atau pelaku perdagangan orang.
disinyalir karena faktor
kurangnya lapangan pekerjaan, 4) Faktor Ekonomi, Sosial
namun hal ini mendapat Budaya
bantahan dari Dinas Sosial Setiap tahun angka
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kemiskinan di Kabupaten
karena bagi masyarakat Cianjur Cianjur mengalami penurunan,
bekerja keluar negeri sudah seperti tabel dibawah ini

9
http://www.gugustugastrafficking.org

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 346


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Tabel 4
Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Cianjur Tahun 2008-2013
Persentase Tingkat
No Tahun
Kemiskinan
1 2008 15,4 %
3 2009 14,1 %
3 2010 14,32 %
4 2011 13,82 %
5 2012 13,17 %
6 2013 11 %
Sumber : BPS Jawa Barat 2008-2012

Data diatas menunjukan bahwa pemahaman “sumur, kasur, dapur”


pada tahun 2010 persentase angka untuk wanita/perempuan di sebagian
kemiskinan mengalami kenaikan kawasan Cianjur.
dibandingkan dengan tahun 2009,
dimana persentase kenaikannya 5) Faktor Pendidikan
sebesar 0,31%. Namun pada tahun Di Kabupaten Cianjur
2011-2013 persentase angka trafficking rentan terjadi
kemiskinan kian menurun, hingga terhadap perempuan dan anak-
pada tahun 2013 sebesar 11 %. anak. Hal ini dibuktikan dengan
Kendati angka kemiskinan data Angka melek hurup yang
mengalami penurunan setiap dikeluarkan oleh BPS
tahunnya, namun masih ada 11 % Kabupaten Cianjur, melihat
penduduk Kabupaten Cianjur yang sejauh mana perbandingan
tergolong miskin. Ini menjadi persentase antara angka melek
pekerjaan rumah bagi pemerintah hurup laki-laki dan angka melek
karena angka kemiskinan merupakan hurup perempuan yang dimulai
faktor utama perdagangan manusia dari tahun 2007-2012. Secara
yang dapat mempengaruhi faktor- umum angka melek hurup laki-
faktor lainnya. laki lebih tinggi dari perempuan.
Selain faktor ekonomi, faktor Dimana pada tahun 2012 angka
sosial budaya menjadi faktor melek hurup laki-laki sebesar
penyebab trafficking/perdagangan 99% sedangkan perempuan
manusia. Cianjur dikenal dengan sebesar 96,59%. Ini
kawasan religius dengan filosofi membuktikan bahwa
Cianjur yaitu ngaos, mamaos, dan kemampuan baca tulis laki-laki
maenpo. Selain konsep religiusitas lebih baik dari pada perempuan.
yang menjadi sisi positif dari Angka melek huruf tentunya
Kabupaten Cianjur, namun terdapat dapat dipengaruhi oleh tingkat
juga sisi negatifnya. Sisi negatif ini pendidikan atau pertisipasi
dapat dilihat dari masih terdapatnya sekolah.

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 347


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Selain itu data yang orang yang berpendidikan


dikeluarkan oleh Pemerintah rendah tersebut.
Kabupaten Cianjur untuk tingkat
partisipasi usia sekolah 5 (lima) faktor di atas merupakan
menyebutkan bahwa: faktor yang disadari pemerintah,
1. Angka Partisipasi karena sesungguhnya masih banyak
Kasar SD/MI Tahun 2000 faktor lain yang menyebabkan
mencapai 84,52 % trafficking terjadi.
2. Angka Pastisipasi Telah disebutkan sebelumnya
Kasar SMTP mencapai bahwa korban trafficking mayoritas
38,50 % terjadi pada perempuan dan anak-
3. Angka Partisipasi anak, namun tidak berarti laki-laki
Kasar SMTA mencapai tidak dapat menjadi korban
11,98 % trafficking. Untuk mencegah hal
tersebut maka langkah yang diambil
Kendati angka melek hurup adalah melalui sebuah kebijakan
perempuan mengalami (Peraturan Daerah). Disebutkan tegas
peningkatan, namun partisipasi dalam Peraturan Daerah bahwasanya
untuk melanjutkan pendidikan “Langkah dan kebijakan
sekolah menengah pertama perdagangan orang sebagaimana
(SMP) masih rendah. Sehingga dimaksud pada ayat (1) adalah
rata-rata pendidikan di melalui program, kegiatan dan
Kabupaten Cianjur masih di pengalokasian dana” (Perda No 03
dominasi oleh lulusan Sekolah tahun 2010). Merujuk pada Rencana
Dasar (SD) bahkan tidak tamat Aksi P2TP2A yang memuat
SD. beberapa point yang dilaksanakan
Pendidikan adalah sarana oleh P2TP2A, antara lain:
untuk memanusiakan manusia, 1. Sosialisasi P2TP2A dan
pengembangan pola pikir dan Peraturan Perundang-
prilaku. Pendidikan dapat Undangan
meningkatkan nilai atau derajat 2. Advokasi dan Perlindungan
seseorang baik dalam pekerjaan Hukum
ataupun lingkungan sosial. Hal 3. Rekomendasi dan Rujukan
ini dapat dilihat dari angka 4. Penjemputan Korban
melek huruf dan partisipasi 5. Rehabilitasi Kesehatan
sekolah memberikan gambaran 6. Konseling
bahwa perempuan dengan 7. Reintegrasi Sosial
tingkat pendidikan yang rendah 8. Peningkatan Ekonomi
rentan menjadi korban Melalui Kursus dan
trafficking, terlebih rata-rata Bantuan Modal Usaha
yang menjadi korban 9. Koordinasi dan Jejaring
trafficking faktanya adalah

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 348


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

9 (sembilan) upaya ini adalah diluar) sebagai aspek yang rentan


program yang dilaksanakan oleh menjadi korban HIV/AIDS mendapatkan
P2TP2A untuk melakukan beberapa program layanan seperti:
penanggunlangan tindak pidana  Diberikan penyuluhan bahaya
perdagangan orang. HIV/AIDS.
 Tes PCT (tes darah) untuk
Pengalaman dilapangan
mengetahui terkena IMS (Infeksi
dibawah ini dapat dijadikan sebagai
Menular Seks) atau tidak.
bahan penilaian khususnya oleh
 Menyebarkan kondom oleh
pemerintah, dalam menilai sejauh pemerintah untuk mengurangi
mana keberhasilan program tersebut. resiko HIV/AIDS.
Dibawah ini adalah rangkuman  Menyediakan jarum suntik
wawancara peneliti dengan salah untuk para pemakai narkoba.
satu relawan LSM Lepas: Program-program di atas merupakan
“Salah satu anggota komunitas program yang dibuat oleh pemerintah
salon memberikan informasi yang untuk mengurangi resiko HIV/AIDS.
menarik. Ia adalah salah satu relawan Berhubungan seks dengan siapa saja
LSM Lepas yang sedang melakukan merupakan salah satu faktor penyebab
sebuah gerakan pencegahan HIV/AIDS seseorang terkena HIV/AIDS. Fakta
sebagai program Dinas Kesehatan dilapangan menunjukkan permasalahan
Kabupaten Cianjur. Komunitas ini seks sudah menjadi barang yang murah,
dilibatkan oleh pemerintah agar lebih dimana saja kita mampu untuk
mudah menjangkau sasaran utama. mendapatkannya. Bahkan korban dari
Salah seorang relawan menyatakan kejahatan ini banyak menimpa anak-
bahwa “kan pake kita karena ada unsur anak.
kepercayaan yang tinggi, kalo sama kita
kan mereka (target sasaran) berani X (trafficker) mengatakan : “terdapat
buka-bukaan karena sama dan tidak ada anak-anak yang datang pada kita
unsur kemunafikan. Kalo sama orang (anggota komunitas salon), korban
lain, silahkan tanya paling juga (anak) tersebut berkata “silahkan mau
tersinggung”. Maksud dari perkataan dijadiin apa? saya mau makan, bayar
ini adalah untuk menggali informasi sekolah ga punya uang, silahkan saja
secara mendalam maka pemerintah saya layani “itu” (seks)”. Setelah
harus menggunakan komunikator yang datang dan memberikan identitas (foto
sejenis dengan target sasaran, sehingga dan nomor handfone) maka pihak X
informasi akan tergali secara mendalam (trafficker) akan menyerap informasi
karena komunikan akan berkata yang tersebut dan memberitahukan pada
sebenarnya terhadap semua hal yang teman-teman sesama anggota komunitas
ditanyakan. salon tersebut, dengan percakapan:

Sasaran utama seperti LSL (Laki- X (trafficker) : Ada brondong


laki Seks Laki-laki), Waria, HRM baru, cakep lagi
(Lelaki Pembeli Seks) dan pasangan X lain (trafficker) : Kenalin dong
suami istri (baik yang istrinya “jajan”
ataupun yang suaminya suka “jajan”

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 349


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Percakapan di atas merupakan “X” tidak mengetahui bahwa


percakapan yang biasa dilakukan oleh sesungguhnya ia merupakan
anggota komunitas salon yang dapat trafficker.
diidentifikasi sebagai trafficker.
P2TP2A sebagai salah satu
Program pencegahan HIV/AIDS
anggota gugus tugas dapat dikatakan
dipandang sebagai program yang
sebagai lembaga yang paling serius
memiliki manfaat jangka panjang, selain
dapat mengurangi resiko HIV/AIDS di
dalam memberantas tindak pidana
Kabupaten Cianjur, program ini perdagangan orang. Karena, BKBPP
digunakan sebagai langkah untuk sebagai ketua harian dalam Gugus
memecahkan permasalahan trafficking. Tugas dalam kontribusinya untuk
Ketua Lepas mengatakan bahwa pencegahan dan penanganan tindak
“dikarenakan mengungkap trafficking pidana perdagangan orang hanya
itu tidak mudah, sehingga terbatas sebagai lembaga koordinatif,
mengharuskan para relawan masuk ke yang mengkoordinasikan unit-unit
dalam sistem kejahatan tersebut. Salah yang terdapat dalam gugus tugas.
satu cara yang dilakukan yaitu melalui
Lembaga ini hanya menerima
program pencegahan dan penanganan
laporan dari setiap unit Gugus Tugas
HIV/AIDS. Melalui program tersebut
ternyata ditemukan banyak anak-anak
yang ada, untuk selanjutnya
yang menjadi korban trafficking atau dipertanggung jawabkan kepada
dijual belikan. Seperti anak-anak yang Kepala Daerah melalui Sekretaris
berada di Kawasan Puncak Cianjur, Daerah. Sehingga BKBPP sebagai
dimana mereka bekerja sebagai PSK- lembaga teknis tidak memiliki peran
PSK untuk memenuhi kebutuhan sahwat untuk melakukan penanggulangan,
para “pelanggan”. Masuknya karena peran dari penanggulangan
pemerintah atau LSM Lepas kedalam itu dilakukan oleh Pusat Pelayanan
sistem tersebut nampaknya belum Terpadu Pemberdayaan Perempuan
mendapatkan hasil yang memuaskan,
dan Anak (P2TP2A).
pasalnya hingga saat ini sulit
menemukan mafia atau pelaku Sebagai lembaga koordinasi,
utamanya. Sehingga saat ini LSM Lepas implementasi dari setiap program
bekerjasama dengan PKBI (Persatuan
kerja Gugus Tugas berada pada
Keluarga Berencana Indonesia) untuk
setiap unit-unit yang terkait. Dengan
mengetahui pelaku utama dari
kata lain setiap unit baik pemerintah
kejahatan ini.”
Sumber : Hasil wawancara dengan ataupun non pemerintah, menjadikan
“X” anggota komunitas salon dan program kerja Gugus Tugas tersebut
relawan HIV/AIDS. ke dalam Program Kerjanya dalam
lingkup Gugus Tugas. Namun
nampaknya Gugus Tugas masih
Informasi di atas memberikan dipahami sebagai bagian terpisahkan,
gambaran kepada kita bagaimana dikarenakan setiap unit yang ada
sebenarnya masyarakat menjalankan program kerjanya
mendefinisikan trafficking, bahkan sesuai dengan tupoksi yang dimiliki.

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 350


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Salah satu anggota gugus orang untuk tahun 2011, 18 orang


tugas, Disnakertrans menyatakan untuk tahun 2012 dan 48 orang untuk
“Trafficking itu bukan konteks tahun 2013. Perbedaan tersebut
ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan itu seharusnya menjadi sebuah
terkait Upah Minimum Kerja pertanyaan, mengapa dalam satu
(UMK), Jam Sostek, ada uang instansi terdapat data yang berbeda.
lembur atau tidak. Disnakertrans itu Oleh karena hal tersebut sebuah
berbicara mengenai industrial saja, kesepakatan sistem laporan satu
bukan masalah trafficking”. pintu dijadikan sebuah solusi,
Pernyataan ini tentunya bertolak dimana semua unit dalam Gugus
belakang dengan paraturan yang ada. Tugas memberikan laporan kepada
Dalam petunjuk pelaksanaan P2TP2A terlebih dahulu. Namun hal
Peraturan Daerah No 03 Tahun 2010 ini menimbulkan pertanyaan baru
tentang Penanggulangan apakah P2TP2A tidak mengecilkan
Perdagangan Orang, terkait dengan tugas dan fungsi dari BKBPP sebagai
ketenagakerjaan mendapatkan porsi lembaga teknis daerah.
yang cukup besar, karena selain
bertanggungjawab dalam 2. Nilai yang Dicapai Dalam
pencegahan preemtif dan pencegahan Kebijakan Pemerintah tentang
preventif, Dinsosnakertrans juga Pencegahan dan Penanganan
menjadi Kepala Bidang Rehabilitasi Korban Perdagangan
Sosial, Pemulangan dan Reintegrasi. (Trafficking) Perempuan dan
Anak di Kabupaten Cianjur
Dari pernyataan diatas kita Setelah mendapatkan
dapat menilai, bagaimana aparat gambaran atau deskripsi fakta
pemerintah memiliki pemahaman dilapangan tentang penganggulangan
yang sederhana terkait dengan perdagangan orang yang dilakukan
keterlibatannya dalam pengentasan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur,
permasalahan ini. Koordinasi maka langkah selanjutnya adalah
anggota Gugus Tugas yang tidak menilai pencapaian fakta tersebut.
maksimal, tidak hanya berdampak Nilai atau evaluasi yang dilakukan,
pada mekanisme kerja, namun hal menunjuk pada hasil dari kebijakan
tersebut juga berdampak pada atau program yang telah dilakukan
perbedaan data jumlah koban oleh pemerintah dalam
trafficking yang dirilis baik oleh penanggulangan perdagangan orang.
BKBPP maupun P2TP2A. Sehingga dapat dikatakan bahwa
Jumlah korban menurut evaluasi adalah proses untuk melihat
BKBPP pada tahun 2011 sebanyak 8 apakah kebijakan yang dikeluarkan
orang, 2012 sebanyak 12 orang dan dapat mengatasi permasalahan yang
pada tahun 2013 sebanyak 34 orang. terjadi atau tidak.
Sedangkan menurut P2TP2A jumlah
korban yang tercatat sebanyak 19

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 351


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Pada tahun 2010 Yayasan penanggulangan perdagangan orang


LEPAS (Lembaga Pengembangan yang terjadi di Kabupaten Cianjur.
dan Penguatan Aspirasi Sosial)
berkerja sama dengan Konsorsium Optimalisasi pelaksanaan
Kepemimpinan Politik Perempuan kebijakan menjadi prasarat agar
Jabar, melakukan review kebijakan itu berhasil. Patuh dan
imlpementasi dari Perda No 03 faham terhadap apa yang telah
Tahun 2010. Kendati Perda tersebut disepakati bersama, dapat menjadi
baru berjalan selama 2 tahun, namun acuan dalam bertindak. Dalam
hal ini dinilai perlu dilakukan, untuk Program Kerja Gugus Tugas
menilai sejauh mana efektifitas dari Pencegahan dan Penanganan Tindak
Perda tersebut. Review ini Pidana Perdagangan Orang
dilaksanakan selama 2 bulan Kabupaten Cianjur, setiap OPD
(Agustus-September 2012) melalui (Organisasi Perangkat Daerah)
proses wawancara maupun memiliki tugas dan fungsi yang harus
penyebaran angket kepada 180 dijalankan. Terdapat tujuan dan
responden yang terdiri dari 127 taget/output yang harus dicapai.
perwakilan masyarakat dan 53 Bidang pencegahan memiliki
responden dari pihak aparatur tujuan mencegah segala bentuk
pemerintah Kabupaten Cianjur. Hasil tindak pidana perdagangan orang.
kesimpulannya menyatakan bahwa Upaya pencegahan dilakukan melalui
pelaksanaan dari Perda No 03 Tahun media sosialisasi. Dalam hal ini
2010 ini masih berada pada kategori pemerintah sebagai lembaga yang
rendah. memiliki wewenang / power
Empat tahun sejak disahkan seharusnya mampu untuk
Perda No 03 Tahun 2010 pada memberikan pemahaman yang sama
tanggal 11 Februari 2010 dan dua baik kepada masyarakat maupun
tahun sejak pelasanaan review yang kepada sesama anggota Gugus Tugas
dilakukan oleh Yayasan Lepas, dalam upaya penanggulangan
belum mampu untuk memberikan perdagangan orang. Karena hingga
nilai yang sempurna bagi saat ini persamaan persepsi tentang
keberhasilan Perda saat ini. trafficking belum terbentuk.
Pemerintah Daerah dinilai tidak Pemahaman “X” terhadap profesi
serius dalam tindak pidana yang dia jalani saat ini, adalah bukti
perdagangan orang. Kendati para bahwa pemerintah belum mampu
aparat pemerintah menyatakan Perda untuk menjangkau semua kalangan.
ini telah berhasil, namun fakta Bahkan ketika
dilapangan menunjukkan bahwa Dinsosnakertrans memberikan
masih banyak hal yang tidak pernyataan trafficking tidak ada
terantisipasi dan banyak hal yang kaitannya dengan ketenagakerjaan
harus dibenahi dalam atau BKBPP sebagai ketua harian

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 352


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Gugus Tugas melimpahkan Selain itu selalu dikatakan


wewenangnya kepada P2TP2A dan bahwa faktor utama perdagangan
atau ketika Bidang Kesejahteraan manusia adalah karena ekonomi.
Rakyat Pemerintah Daerah tidak Ekonomi menjadi alasan mengapa
akan mengetahui tentang seseorang mudah untuk menjadi
permasalahan trafficking dilapangan korban trafficking. Jika kita
jika tidak menjadi anggota Gugus korelasikan dengan Kabupaten
Tugas. Ketiga sikap tersebut menjadi Cianjur yang secara statistik
bukti bahwa trafficking masih belum mengalami peningkatan dalam aspek
menjadi persoalan bersama, dan pendidikan, ketersediaan lapangan
tanggung jawab dari semua pihak. pekerjaan, faktor sosial budaya yang
religius, ekonomi yang membaik
P2TP2A sebagai pusat layanan namun mengapa angka perdagangan
memiliki peran yang terbatas, manusia masih terus saja meningkat
kendati mereka memegang kendali setiap tahunnya.
atas penanganan terhadap persoalan Hal di atas memberikan
trafficking. Namun pemasalah pemahaman bahwa keberhasilan
trafficking bukan hanya milik sebuah kebijakan tidak hanya
P2TP2A, semua elemen baik dihitung dari besarnya angka statistik
pemerintah, LSM, masyarakat, yang meningkat namun juga kualitas
keluarga memiliki andil dalam yang dapat menurunkan kembali
penanggulangan perdagangan orang. angka tersebut. Pemerintah tidak
Semua sepakat bahwa serta merta harus merasa cepat puas
permasalah perdagangan orang itu dengan peningkatan angka-angka,
seperti fenomena gunung es (Iceberg karena pada sesungguhnya masalah
Fenomenon), dimana pada tingkat baru yang timbul mungkin akan jauh
puncak hanya sedikit es yang lebih berat untuk diatasi.
terlihat, namun jika kita melihat ke Jika angka kemiskinan kita
bawah ternyata jauh lebih banyak es menurun sebesar 2,17% pada tahun
yang terdapat didasarnya. Sama 2013 tetapi masih ada 11% penduduk
halnya dengan trafficking, jumlah miskin yang berpotensi untuk
korban yang terdata baik oleh menjadi korban trafficking. Jika
pemerintah ataupun LSM (Lembaga lapangan pekerjaan kita dirasa cukup
Swadaya Masyarakat) dan atau oleh untuk menyerap tenaga kerja yang
yang lainnya, tidak dapat dikatakan banyak, masih ada 970.000 jiwa
sebagai jumlah yang mutlak/pasti. masyarakat kita yang tidak memiliki
Ketika berbicara mengenai pekerjaan sama sekali dan berpotensi
trafficking, maka akan berbicara untuk menjadi korban trafficking.
mengenai jaringan atau sindikat. Jika pendidikan kita diangkap telah
Sehingga ketika 1 trafficker berhasil, masih ada 80,23 anak-anak
tertangkap maka mata rantai itu Kabupaten Cianjur yang tidak
belum tentu terputus. sekolah dan putus sekolah menjadi

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 353


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

anak-anak yang berpotensi untuk tindak pidana perdagangan orang


menjadi korban trafficking. baik secara kuantitas maupun
Bukan angka 0 (nol) yang kita kualitas. Hal ini dikarenakan
dapatkan sehingga masalah tersebut kelemahan pelaksana kebijakan
bukan lagi menjadi persoalan. dalam mengimplentasikan kebijakan
Namun hanya penurunan sekian tersebut, hal-hal yang dapat
persen yang sisanya tentu masih dilakukan oleh pemerintah untuk
menjadi persoalan. Bukan pula meningkatkan pencapaian
angka-angka yang dianggap telah nilai/tujuan tersebut adalah:
berhasil itu tidak memiliki potensi 1) Kualitas Sumber Daya
untuk menjadi korban trafficking. Pelaksana
Perlu diingat bahwa trafficking telah Pemerintah harus
memiliki bentuk yang beragam, dan memberikan pemahaman
dapat masuk pada semua lapisan yang merata kepada seluruh
pekerjaan, tentunya dengan catatan jajaran pelaksana kebijakan
memenuhi 3 syarat yang ada yaitu yang dalam hal ini adalah
cara, proses dan tujuan. Sehingga anggota Gugus Tugas.
dapat disimpulkan bahwa 2.231.107 Pemahaman yang diberikan
penduduk Kabupaten Cianjur terkait dengan
memiliki potensi yang sama untuk penanggulangan tindak
menjadi korban perdagangan orang. pidana perdagangan orang,
Selain pencegahan yang tak selain itu pemahaman
kalah pentingnya adalah penanganan terhadap hak, kewajiban,
korban trafficking. Penanganan tugas dan fungsi yang
korban trafficking dilakukan dengan dimiliki oleh masing-masing
berbagai cara, dengan dilakukan anggota Gugus Tugas.
penjemputan, rehabilitasi, hingga Misalnya dengan
pemberian pelatihan secara kolektif. mengadakan pertemuan rutin
atau sosialisasi dan
Sehingga dapat disimpulkan pengawasan terhadap setiap
pemerintah belum mampu untuk kinerja dari anggota Gugus
menanggulangi perdagangan orang Tugas. Sehingga diharapkan
yang ada di Kabupaten Cianjur baik anggota Gugus Tugas
secara kuantitas maupun kualitas. mengetahui apa yang dapat
3. Tindakan dalam Pencapaian dilakukan untuk
Nilai Tentang Pencegahan dan menanggulangi perdagangan
Penanganan Korban manusia yang ada di
Perdagangan (Trafficking) Kabupaten Cianjur.
Perempuan dan Anak di 2) Adanya evaluasi
Kabupaten Cianjur Perlu dipahami bahwa
Pemerintah belum berhasil evaluasi bukan hanya sekedar
untuk melakukan penanggulangan pemberian laporan rutin

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 354


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

terkait jumlah korban, namun Sosialisasi belum


substansi dari evaluasi adalah dilaksanakan secara massif,
setiap instansi terkait mampu oleh karenanya pemerintah
mengkomunikasikan dapat menggunakan media
kekurangan atau kelebihan cetak atau elektonik untuk
terhadap kinerjanya dan membantu dalam
kinerja instansi yang lain. mensosialisasikan TPPO
3) Adanya punishment kepada masyarakat.
(hukuman)
Gugus Tugas tidak mengatur Jika kelima hal tersebut dapat
terkait punishment digunakan oleh pemerintah untuk
(hukuman) yang diberikan. melengkapi kebijakan yang telah ada
Bahkan BKBPP sebagai maka tujuan kebijakan sesungguhnya
ketua harian tidak dapat tercapai.
memberikan sangsi terkait
pelanggaran yang dilakukan
SIMPULAN DAN SARAN
oleh anggotanya. Dampak
yang ditimbulkan adalah Simpulan
tidak terdapat kontribusi dan
pemahaman yang sama antar Berdasarkan hasil analisis
sesama anggota Gugus terhadap Kebijakan Pemerintah
Tugas. Sehingga mereka Daerah dalam pencegahan dan
merasa apa yang dilakukan penanganan perdagangan
adalah benar. (trafficking) perempuan dan anak di
4) Perbaikan dalam perumusan Kabupeten Cianjur mendapatkan 3
program buah jawaban, yaitu:
Pemerintah seharusnya 1. Fakta
mampu berpikir logis untuk - Fakta dilapangan mengatakan
mengukur keberhasilan suatu bahwa pemerintah telah
program. Perbandingan mengeluarkan beberapa
antara jumlah program dan kebijakan sebagai sikap atau
kegiatan harus berbanding political will untuk
lurus dengan tujuan yang menanggulangi perdagangan
ingin dicapai. Misalnya tidak orang yang ada di Kabupaten
mungkin seluruh kawasan Cianjur. Seperti telah
cianjur mengetahui apa itu dibuatnya Peraturan Daerah,
trafficking, jika hanya 6 kali Peraturan Bupati,
saja sosialisasi yang diadakan Kesepakatan Bersama,
atau hanya 1 satgas yang Keputusan Bupati tentang
dibentuk dari 32 kecamatan pembentukan P2TP2A dan
yang ada. Gugus Tugas.
5) Pemilihan media sosialisasi

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 355


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

- Keadaan geografi, dalam penanggulangan


pendidikan, ekonomi sosial perdagangan orang/trafficking.
budaya, kurangnya lapangan Pasalnya selain secara kuantitas
pekerjaan dan pengaruh pemerintah tidak dapat
lingkungan merupakan faktor meminimalisir, secara kualitas
yang telah disadari pemerintah juga belum mampu
pemerintah menjadi untuk mengatasinya. Kegagalan
penyebab perdagangan pemerintah melakukan
manusia. penanggulangan perdagangan
- Melalui P2TP2A pemerintah orang, salah satunya dapat
memberikan pelayanan dilihat dari seberapa besar
kepada korban trafficking pemerintah mampu untuk
baik sosialisasi, bantuan mengatasi faktor-faktor yang
hukum, kesehatan, konseling, menyebabkan trafficking. Faktor
reintegrasi sosial dan geografi, ekonomi, kurangnya
sebagainya. Namun lapangan pekerjaan, sosial
trafficking bukan hanya milik budaya, pendidikan masih
P2TP2A, sehingga setiap memberikan celah bagi tindak
instansi yang menjadi pidana ini.
anggota Gugus Tugas sesuai Selain permasalahan yang
dengan Perda tahun 2010 hubungannnya dengan sasaran
membuat program, kegiatan utama kebijakan (masyarakat),
dan pengalokasian dana. permasalahan juga timbul pada
Hingga saat ini hanya tingkat pelaksana kebijakan.
beberapa instansi saja yang Pelaksana Kebijakan tidak
menjalankan amanat ini. memahami apa yang menjadi
- Gugus Tugas masih menjadi hak, kewajiban, tugas dan fungsi
bagian yang terpisah atau yang dimilikinya.
setiap instansi masih berjalan 3. Tindakan
sendiri-sendiri. Penyebabnya Apa yang seharusnya
adalah koordinasi yang tidak dilakukan oleh pemerintah dalam
berjalan. Koordinasi yang mengimplementasikan Perda No
tidak berjalan dengan baik 03 Tahun 2010 adalah dengan
menyebabkan anggota Gugus mengetahui apa yang menjadi
Tugas tidak menegeti hak, hak, hewajiban, tugas dan fungsi
kewajiban, dan tupoksi yang yang dimiliki. Sehingga mereka
dimiliki sebagai bagian dari mengetahui apa yang harus
Gugus Tugas. dilakukan untuk melakukan
penanggulang perdagangan
2. Nilai orang. Peningkatan kualitas
Pemerintah Daerah pejabat publik; adanya evaluasi,
Kabupaten Cianjur tidak serius adanya punishment (hukuman);

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 356


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

perbaikan dalam perumusan Tugas. namun dengan adanya


program; dan pemilihan media P2TP2A, OPD-OPD terkait merasa
sosial, menjadi alat bantu untuk trafficking bukanlah
melengkapi kekurangan tanggungjawabnya. Sehingga tidak
pelaksanaan Perda saat ini. adanya prioritas dari instansi
pemerintah, dengan minimnya
Saran program dan tidak adanya
Angka perdagangan manusia di pengalokasian anggaran khusus
Kabupaten Cianjur terus meningkat tindak pidana perdagangan orang.
setiap tahunnya, walaupun telah
memiliki Perda No 03 Tahun 2010, DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Bupati tentang Petunjuk
Pelaksanaan Perda, P2TP2A, dan Affandi, Muchtar. 1982. Ilmu-Ilmu
Gugus Tugas sebagai lembaga kenegaraan. Bandung:
koordinasi yang memiliki program Lembaga Penerbitan Fakultas
kerja. Kebijakan-kebijakan tersebut Sosial Politik Universitas
belum mampu untuk meminimalisir Padjadjaran
permasalahan ini, sehingga Cianjur Ali, Faried, dkk. 2012. Studi Analisa
masih menempati peringkat ke-tiga Kebijakan. Bandung: PT Refika
di Jawa Barat sebagai Kabupaten Aditama
dengan angka korban trafficking Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
yang tinggi. Walaupun menurut Penelitian Suatu Pendekatan
Riant Nugroho 60 persen Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
keberhasilan kebijakan dilihat dari Budiardjo, Miriam. 2000. Dasar-
implementasinya, namun dalam Dasar Ilmu Politik. Jakarta:
menyelesaikan permasalahan kasus PT. Gramedia Pustaka Utama
trafficking yang terjadi di Kabupaten Bungin, Burhan. 2007. Penelitian
Cianjur diperlukan sebuah penguatan Kualitatif. Jakarta: Kencana
kelembagaan P2TP2A. Prenada Media Group
Penguatan kelembagaan ini Charles, O Jones. 1991. Pengantar
dilakukan melalui revisi Peraturan Kebijakan Publik. Jakarta: PT.
Daerah No 03 tahun 2010 tentang Rajawali
Penanggulangan Perdagangan Orang. Dunn, William N. 2003. Analisis
Sehingga memperkuat dan Kebijakan Publik. Yogyakarta :
memperjelas peran dan fungsi Gajah Mada University Press
P2TP2A. Hal ini dianggap perlu Lapian, Gandhi, Hetty A. Geru.
karena P2TP2A merupakan pusat 2006. Rafficking Perempuan
pelayanan yang memegang peran dan Anak. Jakarta : Yayasan
yang sentral dalam penanggulangan Obor Indonesia
perdagangan manusia di Kabupaten Luankili, Bernadus. 2007. Analisis
Cianjur, walaupun P2TP2A hanya Kebijakan Publik dalam Proses
merupakan salah satu anggota Gugus Pengambilan Keputusan.

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 357


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Jakarta: Institut Pemerintahan Suharto, Edi. 2008. Analisis


Dalam Negeri Kebijakan Publik. Bangung:
Moleong, Lexy J. 1996. Metodologi Alfabeta
Penelitian Kualitatif. Bandung . 2008. Kebijakan
: PT. Remaja Rosdakarya Sosial Sebagai Kebijakan
Nugroho, Riant. 2009. Public Policy. Publik. Bandung: Alfabeta
Jakarta: PT Elex Media Surianingrat, Bayu. 1992. Mengenal
Komputindo Ilmu Pemerintahan. Jakarta:
. 2002. Public Policy. PT RINEKA CIPTA
Jakarta: PT. Elex Suyanto, Bagong. 2010. Metode
Media Komputindo. Penelitian Sosial. Jakarta:
Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Kencana Prenada Media Group
Praktik Pemerintahan dan Syafiie, Inu kencana. 2007. Ilmu
Otonomi Daerah. Jakarta: PT Pemerintahan. Bandung: Mandar
Gramedia Widiasarana Maju
Indonesia Syafrizal. 2009. Teknik Praktis
Parson, Waine. 2006. Publik Policy. Penyusunan Rencana
Jakarta: Kencana Prenada Pembangunan Daerah.
Goup Baduose Media
Rasyid, Muhammad Ryaas. 2007. Syaukani, dkk. 2003. Otonomi
Makna Pemerintahan. Jakarta: Daerah Dalam Negara
PT Mutiara Sumber Widya Kesatuan. Yogyakarta :
Riawanti, Selly.2003. Metode Pustaka Pelajar
Kualitatif dalam Ilmu-Ilmu Widodo, Joko. 2006. Analisis
Sosial. (modul) Kerjasama Kebijakan Publik. Malang:
Inspektorat Jendral Bayumadia Publishing
Departemen Pendidikan Winarno, Budi. 2012. Kebijakan
Nasional dan Lembaga Publik. Jakarta : CAPS
Penelitian Unpad , 2009. Pokok-Pokok
Sagala, R sagala, Ellin Rozana. 2007. Analisis Kebijakan Publik. Bandung:
Memberantas Trafficking Mandar Maju.
Perempuan dan Anak. Jurnal Perempuan. 2007. Mengapa
Bandung : Pojok 85 Mereka di Perdagangkan?. Jakarta :
Sarundajang. 2001. Arus Balik Yayasan Jurnal Perempuan
Kekuasaan Pusat ke Daerah. Jurnal Perempuan. 2010. trafficking
Jakarta : Pustaka Sinar dan kebijakan. Jakarta : Yayasan
Harapan Jurnal Perempuan
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Penelitian program desentralisasi,
Kualitatif. Bandung : Alfabeta analaisis kebijakan pemerintah
.. 2010. Metode tentang pencegahan dan penenganan
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan korban perdagangan orang
R&D. Bandung: Alfabeta

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 358


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

(trafficking) di Kabupaten Garut Beni Bastiandi, Pemkab Advokasi


tahun 2013.LPPM Unpad, 2013 Buruh Korban Penyekapan.
Undang-Undang No 23 tahun 2002 http://www.inilahkoran.com/re
Pasal 1 Ayat 2 ad/detail/2033892/ . Diakses
Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur pada tanggal 3 Februari 2014
No 03 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat 7 . ,Cianjur Lumbung Kasus
Keputusan Bupati Nomor Nomor Perdagangan
463/Kep.113-Ks/2009 tentang Manusia.http://m.inilah.com/re
Pembentukan Pusat Pelayanan ad/detail/1914649/. Diakses
Terpadu Pemberdayaan pada tanggal 2 januari 2014
Perempuan dan Anak Esih Sukaesih Karo. Perkosaan
Keputusan Bupati Nomor Nomor Terhadap Anak di Kabupaten
182/Kep.124-Ks/2009 tentang Cianjur Terus Terjadi
Pembentukan Gugus Tugas .metrotvnews.com/metronews/r
pencegahan dan Penanganan ead/2013/10/09.Editor Patna
Tindak Pidana Perdagangan Budi Utami. Diakses pada
Orang tanggal 5 januari 2014
Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun Kanal 3.Kasus Perdagangan
2011 tentang Petunjuk Manusia Indonesia Tertinggi
Pelaksanaan Peraturan Daerah di Dunia.
No 03 Tahun 2010 Tentang http://kanaltiga.blogspot.com/.
Penanggulangan Perdagangan Diakses pada tanggal 24
Orang januari 2014
Kesepakatan Bersama Nomor Liya Yulia dalam Riva Fauzia.
146/988.b/BKBPP; Kabupaten Cianjur Rawan
2254.1/KESGA-GM/X/2011; Kasus Trafficking.23 Agustus
445/17/RSUD/2011; 2007.26 Januari 2014.Melalui
306/RSC/X/201; http://rivafauziah.blogdetik.co
23.B/Sekrt/P2TP2A/Kab.cjr/20 m. Diakses Pada tanggal 26
11 tentang Penatalaksanaan Januari 2014
Pelayanan Terpadu Korban Qory Delasera. Tenaga Kerja
Kekerasan Terhadap Indonesia Bukan Komoditas.
Perempuan dan Anak di http://politik.kompasiana.com.
Rumah Sakit di Kabupaten Diakses pada tanggal 25
Cianjur. januari 2014
Arrahman.com. 60 % Korban Seputar Indonesia.com. Jabar
Human Trafficking Berasal Tertinggi Kasus
dari Jabar.11 Juni 2010.25 Trafficking.http://www.gugus
Januari 2014. tugas trafficking.org/index.
http://www.arrahmah.com/read Diakses pada tanggal 25
/2010/06/11/8094. Diakses Januari 2014
pada tanggal 25 januari 2014

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 359


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Susanne Febrianti dalam Beni,


Bastiandy.Perda Trafficking
Cianjur tak Efektif.
Inilah.com.http://m.inilah.com/
read/detail/ 1914691/.Diakses
pada tanggal 14 januari 2014

CosmoGov, Vol.2 No.2, Oktober 2016 360

Anda mungkin juga menyukai