Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Sehat jiwa pada lansia


Sasaran : Lansia di Jamaah tahlil
Tempat : Jamaah tahlil di RT 12 Srigonco
Hari/Tanggal : Selasa, 19 Februari 2019
Waktu : 1x30 menit
Penyuluh : Nindi Novianti

A. Latar Belakang
Lanjut Usia atau Lansia adalah proses hilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri untuk mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya (Nugrono dalam Hidayati, 2009). Seseorang dikatakan lanjut usia
adalah yang berumur 60 tahun atau lebih. Indonesia termasuk dalam lima besar negara
dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada
tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa 7,6% dari total penduduk.
Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan
diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mancapai 36 juta jiwa (Depkes, 2015).

B. Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu memahami tentang konsep lansia dan
sehat jiwa

C. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian sehat jiwa
2. Ciri sehat jiwa pada lansia
3. Depresi pada lanisa
4. Tanda dan gejala depresi pada lansia
5. Penatalaksanaan depresi pada lansia
6. Pencegahan depresi pada lansia

D. Sasaran
Lansia di Jamaah tahlil jamaah tahlil di RT 12 Srigonco

E. Metode
Ceramah dan diskusi

F. Media
Leaflet

G. Kegiatan penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode media

Pembukaan 5 - Membuka kegiatan  Menjawab Ceramah, -


menit dengan salam Tanya
mengucapkan salam  Mendengarkan jawab
- Memperkenalkan diri  Memperhatikan
- Menjelaskan maksud
dan tujuan dari
penyuluhan
- Kontrak waktu
- Menggali
pengetahuan peserta
sebelum diberi
kegiatan penyuluhan
- Membagikan lembar
pretest

Pengisian 5 - Memberikan waktu  Mengisi lembar Ceramah Lembar


pretest menit bagi peserta untuk pretest pretest
mengisi lembar
pretest
Penyajian 15 Menjelaskan tentang :  Mendengarkan Ceramah, Leaflet
menit 1. Pengertian sehat dan Tanya
jiwa memperhatikan jawab
2. Ciri sehat jiwa  Memberikan
pada lansia tanggapan dan
3. Depresi pada menjawab jika
lanisa penyaji
4. Tanda dan gejala memberikan
depresi pada pertanyaan
lansia
5. Penatalaksanaan
depresi pada
lansia
6. Pencegahan
depresi pada
lansia
Memberi kesempatan
bertanya/diskusi
kepada peserta
penyuluhan
Pengisian 5 - Memberikan - Mengisi Ceramah Lembar
lembar post menit kesempatan bagi lembar post
test peserta untuk kuesioner test
mengisi lembar
kuesioner
Penutup 5 - Menggali - Menjawab Ceramah, Leaflet
menit pengetahuan peserta pertanyaan Tanya
setelah dilakukan - Memberikan jawab
penyuluhan tanggapan
- Meyimpulkan hasil balik
kegiatan penyuluhan
- Menutup dengan
salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Peserta menyepakati kontrak yang telah disepakati dan tersedianya media
penyuluhan
2. Evaluasi Proses
Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan, lingkungan tidak bising dan
pelaksanaan sesuai dengan rencana
3. Evaluasi hasil ( secara lisan )
Peserta mampu menyebutkan :
 Pengertian sehat jiwa
 Ciri sehat jiwa pada lansia
 Depresi pada lanisa
 Tanda dan gejala depresi pada lansia
 Penatalaksanaan depresi pada lansia
 Pencegahan depresi pada lansia

I. Materi penyuluhan (Terlampir)


J. Leaflet (Terlampir)
K. Pretest dan Posttest penyuluhan (Terlampir)
L. Berita Acara (Terlampir)
M. Daftar Hadir (Terlampir)
MATERI PENYLUHAN

A. Definisi Lansia
Lanjut Usia atau Lansia adalah proses hilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri untuk mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya (Nugrono dalam Hidayati, 2009). Seseorang dikatakan
lanjut usia adalah yang berumur 60 tahun atau lebih. Indonesia termasuk dalam lima
besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus
penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa 7,6% dari
total penduduk. Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi
18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mancapai 36 juta
jiwa (Depkes, 2015).

B. Sehat Jiwa pada Lansia


Kriteria sehat jiwa pada lansia menurut WHO (1959) adalah sebagai berikut.
1. Dapat menerima kenyataan yang baik maupun buruk
2. Puas dengan hasil karyanya
3. Merasa lebih puas untuk member daripada menerima
4. Secara relative bebas dari rasa tegang dan cemas
5. Berhubungan dengan orang lain untuk tolong menolong dan saling memuaskan
6. Mengambil hikmah dari kejadian buruk
7. Mengalihkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
8. Mempunyai rasa kasih saying yang besar

C. Faktor Risiko Terjadinya Masalah Kesehatan Jiwa Pada Lansia


Ada beberapa faktor risiko yang mendukung terjadinya masalah kesehatan jiwa pada
lansia, yaitu sebagai berikut.
1. Kesehatan fisik yang buruk
2. Perpisahan dengan pasangan
3. Perumahan dan transportasi yang tidak memadai
4. Sumber finansial berkurang
5. Dukungan sosial berkurang

D. Konsep Depresi pada Lansia


1. Definisi Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan
dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan
hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian tetap utuh atau
tidak mengalami keretakan kepribadian, perilaku dapat terganggu tetapi dalam
batas-batas normal. Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling sering
dirasakan pada lansia.
2. Penyebab Depresi pada Lansia
Depresi dapat timbul secara spontan ataupun reaksi terhadap perubahan dalam
kehidupan, seperti:
1) Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang dibayangkan, termasuk
kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan, atau harga diri. Karena
elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep kehilangan, maka persepsi pasien
merupakan hal yang sangat penting.
2) Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu episode
depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yang dihadapi
sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.
3) Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan
depresi, terutama pada wanita.
4) Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik,
seperti infeksi, neoplasma, dan gangguan keseimbangan metabolik, dapat
mencetuskan gangguan alam perasaan.
3. Gejala Depresi
1) Sering mengalami gangguan tidur atau sering terbangun sangat pagi yang bukan
merupakan kebiasaannya sehari-hari
2) Sering kelelahan, lemas, kurang dapat menikmati kehidupan sehari-hari
3) Kebersihan dan kerapian diri sering diabaikan
4) Cepat marah dan mudah tersinggung
5) Daya konsentrasi berkurang
6) Pada pembicaraan sering disertai topik yang berhubungan dengan rasa pesimis
atau perasaan putus asa.
7) Berkurang atau hilangnya nafsu makan sehingga berat badan menurun secara
cepat
8) Kadang-kadang dalam pembicaraannya ada kecenderungan untuk bunuh diri
4. Jenis-jenis Depresi Menurut gejalanya
1) Depresi neurotik
Depresi neurotik biasanya terjadi setelah mengalami peristiwa yangg
menyedihkan tetapi yang jauh lebih berat daripada biasanya. Penderitanya
sering kali dipenuhi trauma emosional yang mendahului penyakit misalnya
kehilangan orang yang dicintai, pekerjaan, milik berharga, atau seorang kekasih.
Orang yang menderita depresi neurotik bisa merasa gelisah, cemas dan
sekaligus merasa depresi.
2) Depresi psikotik
Secara tegas istilah 'psikotik' harus dipakai untuk penyakit depresi yang berkaitan
dengan delusi dan halusinasi atau keduanya.
3) Psikosis depresi manik
Depresi manik biasanya merupakan penyakit yang kambuh kembali disertai
gangguan suasana hati yang berat. Orang yang mengalami gangguan ini
menunjukkan gabungan depresi dan rasa cemas tetapi kadang-kadang hal ini
dapat diganti dengan perasaan gembira, gairah, dan aktivitas secara berlebihan
gambaran ini disebut 'mania'.
5. Penatalaksanaan Depresi pada Lansia
1) Obat
Secara umum, semua obat antidepresan sama efektivitasnya. Biasanya
pengobatan dimulai dengan dosis separuh dosis dewasa, lalu dinaikkan
perlahan-lahan sampai ada perbaikan gejala.
2) Psikoterapi
Psikoterapi individual maupun kelompok paling efektif jika dilakukan bersama-
sama dengan pemberian antidepresan. Baik pendekatan psikodinamik maupun
kognitif behaviour sama keberhasilannya. Meskipun mekanisme psikoterapi tidak
sepenuhnya dimengerti, namun kecocokan antara pasien dan terapis dalam
proses terapeutik akan meredakan gejala dan membuat pasien lebih nyaman,
lebih mampu mengatasi persoalannya serta lebih percaya diri.
3) Terapi kognitif
Terapi kognitif - perilaku bertujuan mengubah pola pikir pasien yang selalu
negatif (persepsi diri, masa depan, dunia, diri tak berguna, tak mampu dan
sebagainya) ke arah pola pikir yang netral atau positif. Ternyata pasien usia
lanjut dengan depresi dapat menerima metode ini meskipun penjelasan harus
diberikan secara singkat dan terfokus. Melalui latihan-latihan, tugas-tugas dan
aktivitas tertentu terapi kognitif bertujuan mengubah perilaku dan pola pikir.
4) Terapi keluarga
Masalah keluarga dapat berperan dalam perkembangan penyakit depresi,
sehingga dukungan terhadap keluarga pasien sangat penting. Proses penuaan
mengubah dinamika keluarga, ada perubahan posisi dari dominan menjadi
dependen pada orang usia lanjut. Tujuan terapi terhadap keluarga pasien yang
depresi adalah untuk meredakan perasaan frustasi dan putus asa, mengubah
dan memperbaiki sikap / struktur dalam keluarga yang menghambat proses
penyembuhan pasien.
5) Penanganan kecemasan (Relaksasi)
Teknik yang umum dipergunakan adalah program relaksasi progresif baik secara
langsung dengan instruktur (psikolog atau terapis okupasional) atau melalui tape
recorder. Teknik ini dapat dilakukan dalam praktek umum sehari-hari. Untuk
menguasai teknik ini diperlukan kursus singkat terapi relaksasi.
6. Pencegahan Depresi pada Lansia
1) Pencegahan dari diri lansia
(1) Mengadakan pertemuan atau aktivitas berkumpul dengan banyak orang
sehingga dapat melakukan pertukaran informasi dengan orang lain sehingga
dapat membangkitkan semangat hidup.
(2) Kontak sosial dilakukan dengan cara menulis surat, mengirim email, menulis
pesan lewat media elektronik atau media publikasi tertulis.
(3) Mengisi waktu dengan aktivitas ringan seperti seperti menonton televisi,
menyiram bunga, olahraga, mendengarkan radio, atau hobi lainnya untuk
mengisi waktu dan menghilangkan kebosanan sehingga dapat menimbulkan
perasaan senang.
(4) Menanamkan pikiran untuk berani beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Menggap masa tua adalah kesempatan untuk melakukan hal-hal yang
sebelumnya ketika masih muda tidak dapat dilakukan karena kesibukan
pekerjaan dan lain sebagainya.
(5) Selalu berusaha untuk berpikir positif, karena segala hal yang dilakukan akan
menjadi lebih menyenangkan dan membahagiakan jika segala sesuatunya
dilihat dari sisi positifnya. Dengan begitu, pada akhirnya dapat memberikan
kepuasan bagi dirinya sendiri.
2) Pencegahan dari orang lain
(1) Menjenguk lansia sesekali agar ia tidak merasa dilupakan.
(2) Luangkan waktu untuk menikmati kebersamaan dengan mereka agar mereka
bahagia.
(3) Temani mereka dalam aktivitasnya agar mereka tidak bosan.
(4) Rawatlah mereka dengan ketulusan dan sepenuh hati untuk menumbuhkan
semangatnya kembali.
(5) Berikanlah yang terbaik untuk mereka

Anda mungkin juga menyukai