“Saya enggak tahu kapan dia mulai. Almarhum sering menegur (Angie), penggunaan uang
besar,” kata Elza. “Malu sebagai suami enggak bisa mendidik. Pernikahan mereka kan baru
sebentar.”
Pernyataan senada juga dilontarkan Rufianus Hutauruk, salah satu pengacara M.Nazzarudin. Ia
menuding Angie suka bergaya hidup mewah, dan hal itulah yang menyebabkan rumah tangganya
retak.
“Satu di antara penyebabnya (pertengkaran) adalah gaya hidup mewah Angie yang sulit diterima
Adjie,” katanya.
Menurut Elza, Adjie selalu ketakutan dengan sifat boros Angie, apalagi istrinya pernah
dikabarkan bagi-bagi uang di DPR. Hal itu membuatnya takut kalau keluarganya berurusan
dengan KPK.
“Adjie pernah nanya ke saya, ‘Angie bagi-bagi uang di DPR pantas enggak sih tante dia
begitu?’. Aku pusing kan nanti kalau ditangkap KPK gimana? Kita yang malu. Adjie sangat takut
soal itu,” katanya.
Tak hanya itu saja, Elza mengungkapkan bahwa Angie harus dibujuk dengan benda-benda mahal
saat ia ngotot ingin bercerai dari Adjie. Adjie sempat berniat membeli berlian untuk Angie agar
hubungan mereka membaik.
“Aku kasih berlian, tapi gimana yah, gajiku pas-pasan. Ya sudah dibelikan Hermes saja,” kata
Elza menirukan ucapan Adjie dulu.
Elza menuturkan bahwa upaya Adjie berhasil dan rumah tangga mereka sempat membaik karena
Adjie membelikan barang kesukaan Angie. Namun hal itu tak berlangsung lama karena Angie
kembali minta cerai.
ANGELINA SONDAKH RESMI DIBERHENTIKAN DI DEMOKRAT
Partai Demokrat telah menggelar rapat pleno pada hari Kamis (23/2) lalu sebagai tindak
lanjut rekomendasi Dewan Kehormatan partai untuk memberhentikan kader yang
bermasalah. Dari rapat yang dipimpin oleh Ketua Umum PD Anas Urbaningrumtersebut,
akhirnya diputuskan bahwa Angelina Sondakh dipecat dari jabatannya sebagai wakil
sekretaris jenderal Partai Demokrat.
“DPP memutuskan menindaklanjuti rekomendasi DK (Dewan Kehormatan) untuk
memberhentikan Angelina Sondakh sebagai pengurus DPP Partai Demokrat,” kata Andi
Nurpati selaku juru bicara Partai Demokrat.
Dengan keputusan rapat tersebut, Angelina Sondakh otomatis sudah tidak aktif lagi dalam
Demokrat. Walau begitu Andi mengakui bahwa belum ada surat keputusan pemecatan bagi
Angie.
“(Surat pemecatan) segera akan dikeluarkan,” kata Andi menambahkan.
Selain Angie, kader partai lain yang juga diberhentikan adalah Sudewo. Sudewo sendiri adalah
Sekretaris Divisi Pembinaan dan Organisasi Partai Demokrat yang dipecat karena melakukan
pelanggaran Ad/ART.
Andi Nurpati lalu menuturkan bahwa sampai saat ini belum ada keputusan tentang siapa yang
akan mengganti posisi Angie dan Sudewo di Demokrtat. Menurut Andi, partai sendiri masih
mencari-cari seseorang yang tepat untuk mengisi kekosongan tersebut.
“Segera diputuskan penggantinya. Kita tunggu saja, pimpinan harus diberi waktu kesempatan
mencari figur yang tepat,” ujarnya.
Gayus Tambunan
PNS golongan IIIA
Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan
Masa jabatan
2001–2010
Informasi pribadi
9 Mei 1979 (umur 33)
Lahir
Jakarta, Indonesia
Suami/istri Milana Anggraeni
Anak 5 anak
Alma mater Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Pekerjaan pegawai negeri sipil
Agama Islam
Gayus Halomoan Partahanan Tambunan atau hanya Gayus
Tambunan (lahir di Jakarta, 9 Mei 1979; umur 33 tahun) adalah mantanpegawai
negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia.
Namanya menjadi terkenal ketika Komjen Susno Duadjimenyebutkan bahwa Gayus
mempunyai uang Rp 25 miliar di rekeningnya plus uang asing senilai 60 miliar dan
perhiasan senilai 14 miliar di brankas bank atas nama istrinya dan itu semua
dicurigai sebagai harta haram. Dalam perkembangan selanjutnya Gayus sempat
melarikan diri ke Singapura beserta anak istrinya sebelum dijemput kembali
oleh Satgas Mafia Hukum di Singapura. Kasus Gayus mencoreng
reformasi Kementerian Keuangan Republik Indonesiayang sudah digulirkan Sri
Mulyani dan menghancurkan citra aparat perpajakan Indonesia.
Andi Kosasih
Alif Kuncoro
Jaksa Cirus Sinaga dicopot dari jabatannya sebagai Asisten Tindak Pidana Khusus
Kejati Jawa Tengah, karena melanggar kode etik penanganan perkara Gayus HP
Tambunan.
Jaksa Poltak Manulang dicopot dari jabatannya sebagai Direktur Pra Penuntutan
(Pratut) Kejagung
Bukti-bukti
Polri telah melakukan penggeledahan terhadap rumah terdakwa mafia hukum,
Gayus Tambunan terkait pemalsuan paspor atas nama Sony Laksono. Hasil
pemeriksaan rumah Gayus di daerah Kelapa Gading, penyidik telah menemukan
berbagai barang bukti perjalanan ke beberapa negara.
"Penyidik telah menemukan berbagai barang bukti yang diperlukan sekaligus dalam
konteks pembuktian," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri,
Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 14 Januari 2011.
Boy pun menyebutkan barang bukti yang sudah disita Polri tersebut, antara
lainboarding pass dari China Air yang digunakan Gayus ketika pulang dari Makau,
boarding pass Air Asia atas nama istri Gayus, Milana Anggraeni.
Meski berstatus tahanan, Gayus diduga mengajak Milana pergi ke sejumlah negara.
Mereka diduga pergi ke Makau (Hong Kong), Singapura, dan Kuala
Lumpur (Malaysia).
Selain Milana, untuk melengkapi keterangan yang dibutuhkan, penyidik juga
berharap bisa memperoleh keterangan dari Devina, penulis surat pembaca Harian
Kompas yang menguak kepergian Gayus ke luar negeri.
Dengan menggunakan paspor atas nama Sony Laksono, Gayus pelesir ke berbagai
tempat. Dari manifes, terdapat seseorang yang berinisial Sony bepergian ke luar
negeri dengan pesawat Mandala pada 24 September dengan tujuan Makau.
Pada 30 September, dengan menggunakan pesawat AirAsia tujuan Singapura, Sony
Laksono duduk di bangku 11F.
2. Aspek sanksi yang lemah berdasarkan bunyi pasal-pasal dan ayat-ayat pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Faktor Budaya
Faktor ini berkaitan dengan kepribadian yang meliputi mental dan moral. Dalam faktor ini
termasuk tidak adanya budaya malu.
SOLUSI PEMBERANTASAN KORUPSI
1. Sinergi Pemerintah dan Masyarakat
Pemberantasan korupsi tidak cukup dilakukan melalui penegakan hukum saja.
Penyelesaian korupsi harus dilakukan secara kompak, ada sinergi antara pemerintah dan
masyarakat. Intinya, ada di tangan pemerintah, namun jika tak ada dukungan masyarakat,
maka pemberantasan korupsi menjadi 'omong kosong'.
Menurut beberapa artikel di media cetak, disebutkan bahwa pemimpin yang tegas sangat
mendukung penghentian korupsi. Namun, dia luput mengkaji kekolektifan kinerja
pemerintah. Artinya, pemerintahan tidak hanya ada satu atau dua orang saja, namun
puluhan dan bahkan ratusan. Jika ingin memberantas korupsi, seluruh aparat pemerintah
harus berkomitmen memberantasnya. Apalagi, tindak korupsi saat ini tak lagi perorangan,
melainkan sudah masuk dalam kategori 'korupsi berjamaah'. Ini mengharuskan bahwa
pemberantas korupsi juga harus dilakukan berjamaah, melalui herakan kompak secara
bersama-sama.
Dalam konteks ini, pemberantasan korupsi harus dilakukan secara maksimal oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). 'Nakhoda' kapal KPK harus berani, tegas, dan 'cekatan'
dalam memberantas korupsi. Tanpa tindakan tegas dari KPK, maka pemberantasan
korupsi hanya akan merupakan mimpi belaka. Jika dirumuskan, pemberantasan korupsi
bisa dimulai dari pencegahan, penindakan, termasuk dengan melibatkan peran
masyarakat.
Pemberantasan korupsi harus difokuskan pada 'perbaikan sistem' (hukum, kelembagaan,
ekonomi). Selain itu, perbaikan kondisi manusia juga penting. Antara lain, melalui
bimbingan dari segi moral, kesejahteraan, di samping lewat pendidikan antikorupsi. Yang
terpenting bukan sekadar 'mencegah', tapi juga 'menindak tegas' koruptor.
2. Solusi Radikal
Korupsi merupakan extra ordinary crime, maka penanganannya harus dengan cara
radikal. Jadi, 'hukuman mati' untuk koruptor harus dilegalkan. Meskipun belum ada
terdakwa kasus korupsi dijatuhi hukuman mati, tapi suatu saat pasal ini akan efektif dan
harus diberlakukan di Indonesia. Sehingga, hukuman mati menjadi solusi jitu untuk
memberantas korupsi. Jika tak ada pemberlakuan hukuman mati kepada koruptor, dan
hukuman yang diberikan kepada mereka terlalu ringan, maka hal itu pasti tidak akan
menimbulkan efek jera. Untuk itulah, perlu pembenahan sistem hukum, sehingga tidak
ada lagi yang berani melakukan korupsi.
Menurut Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Alvon Kurnia, pihaknya
menyetujui jika ada hukuman mati bagi koruptor. (Suara Karya, 18/7/2012). Namun,
pemberlakuan hukuman mati kepada koruptor bisa menjadi kontroversi. Pasalnya, hal itu
bersentuhan dengan HAM, khususnya terkait hak untuk hidup.
Karena itu, yang mendesak dilakukan seharusnya menyangkut reformasi dan
pembenahan sistem hukum. Ini penting untuk memberikan efek jera kepada koruptor, dan
bukan mematikannya. Sebab, sistem hukum selama ini tidak memberikan efek jera.
Pembenahan itu terkait banyaknya koruptor yang divonis bebas. Apalagi, banyak
koruptor mendapat fasilitas mewah di dalam tahanan.
Lebih disayangkan, hukuman yang dijatuhkan pengadilan terlalu ringan. Inilah
sesungguhnya yang perlu diperbaiki, karena banyak koruptor mendapat hukuman tidak
setimpal dengan perbuatannya. Padahal, dampak dari korupsi sangatlah luas.
3. Sistem penggajian yang layak. Aparat pemerintah harus bekerja dengan sebaik-baiknya.
Dan itu sulit berjalan dengan baik bila gaji mereka tidak mencukupi. Para birokrat tetaplah
manusia biasa.
4. Larangan menerima suap dan hadiah. Hadiah dan suap yang diberikan seseorang kepada
aparat pemerintah pasti mengandung maksud tertentu, karena buat apa memberi sesuatu bila
tanpa maksud di belakangnya, yakni bagaimana agar aparat itu bertindak menguntungkan
pemberi hadiah.
5. Perhitungan kekayaan. Orang yang melakukan korupsi, tentu jumlah kekayaannya akan
bertambah dengan cepat. Meski tidak selalu orang yang cepat kaya pasti karena telah
melakukan korupsi.
6. Teladan pemimpin. Pemberantasan korupsi hanya akan berhasil bila para pemimpin,
terlebih pemimpin tertinggi, dalam sebuah negara bersih dari korupsi. Dengan takwa,
seorang pemimpin melaksanakan tugasnya dengan penuh amanah.
7. Hukuman setimpal. Pada dasarnya, orang akan takut menerima risiko yang akan
mencelakakan dirinya, termasuk bila ditetapkan hukuman setimpal kepada para koruptor.
Berfungsi sebagai pencegah (zawajir), hukuman setimpal atas koruptor diharapkan membuat
orang jera dan kapok melakukan korupsi. Dalam Islam, koruptor dikenai hukuman ta’zir
berupa tasyhir atau pewartaan (dulu dengan diarak keliling kota, sekarang mungkin bisa
ditayangkan di televisi seperti yang pernah dilakukan), penyitaan harta dan hukuman .
8. Hukuman Mati?
Jika korupsi terus menggurita dan merugikan rakyat Indonesia, maka sudah sepantasnya
koruptor dihukum mati, sehingga hal itu membuat calon pelaku lainnya berpikir dua kali.
Hukuman mati memang dianggap belum cocok dan melanggar hak asasi manusia
(HAM), dan Tuhan saja maha pengampun. Lalu, hukuman apa yang cocok untuk
koruptor? Tentu berupa tindakan radikal. Meskipun dianggap tak cocok dan melanggar
HAM, khusus koruptor, hukuman mati sangat cocok dan merupakan solusi cerdas. Jika
perlu, pemerintah harus membuat UU HAM khusus untuk koruptor.
Hukuman mati sangat cocok diberlakukan kepada koruptor di negeri ini. Jika tidak, Indonesia
akan terpuruk jika penegakan hukumnya masih 'remeh-temeh'. Jadi, sudah saatnya Pemerintah
Indonesia meniru kebijakan Pemerintah China dalam menciptakan pemerintahan bersih dengan
menerapkan hukuman mati kepada koruptor. Buktinya, di negeri Tirai Bambu ini, pemberantasan
korupsi berjalan lancar dan sangat efektif.
Memang, hukuman itu membuat perekonomian China maju, dan menjadikan pemerintahan
menjadi lebih disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Lalu, kapan Indonesia berani meniru
langkah pemerintahan China? Apakah menunggu koruptor menguasai negeri ini? Tentu tidak.
Wallahu a'lam bisshawab.