Bab I Fix
Bab I Fix
I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Appendicitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
umbai cacing (apendiks). Usus buntu adalah sebenarnya sekum (cecum).
Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan akut sehingga memerlukan
tindakan pembedahan segera mencegah komplikasi yang umumnya
berbahaya (Amin Huda Nurarif, 2015).
Pembedahan adalah prosedur medis bersifat invasif untuk diagnosis
atau pengobatan penyakit, trauma atau deformitas (Hipkabi, 2014).
Tindakan pembedahan yang dilakukan oleh pasien appendisitis adalah
appendictomy. Appendictomy adalah pembedahan untuk mengangkat
apendiks yang dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko
perforasi (Joyce M Black, 2014). Tindakan operasi atau pembedahan
merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integritas kulit
seseorang yang membangkitkan reaksi psikologis maupun fisiologis
(Khaerul Amri, 2012).
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,
tidak mengalami gangguan dalam menilai realistis, kepribadian tetap utuh,
perilaku dapat terganggu, tetapi masih dalam batas-batas normal ( Kusnadi
Jaya, 2015 ). Kecemasan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
takut nyeri pembedahan, takut terjadi perubahan fisik, takut atau cemas
mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai
penyakit yang sama, takut menghadapi ruang operasi, takut kematian,
takut operasi gagal ( Hipkabi, 2014). Kecemasan juga dapat dipengaruhi
oleh bebarapa faktor seperti psikoanalitik (konflik emosional antara id dan
superego), interpersonal (trauma pada masa perkembangan atau
pertumbuhan), perilaku (terganggunya tujuan untuk dicapai), keluarga
(dukungan keluarga yang kurang), biologis (peningkatan reseptor untuk
benzodiazepines.), dan teori kognitif (stimulus yang tidak sesuai respon).
1
2
merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan beberapa indikasi
untuk dilakukan operasi kegawat daruratan abdomen. Insiden appendicitis
di Indonesia menempati urutan tertinggi diantara kasus kegawatan
abdomen lainnya (Depkes, 2010). Survey di 15 provinsi di Indonesia tahun
2014 menunjukan jumlah appendicitis yang dirawat di rumah sakit
sebanyak 4.351 kasus. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 3.236 orang. Awal tahun 2014, tercatat
1.889 orang di Jakarta yang dirawat di rumah sakit akibat appendicitis
(Depkes RI, 2013). Kementrian Kesehatan menganggap appendicitis
merupakan isu prioritas kesehatan di tingkat lokal dan nasional karena
mempunyai dampak besar pada kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2013).
Penelitian yang dilakukan Retno Lestari ( 2014 ) memperoleh hasil
bahwa dari 30 sample menunjukkan faktor internal yang paling besar
menyebabkan kecemasan adalah faktor umur dan pekerjaan (46,7%),
sedangkan faktor eksternal yang paling besar menyebabkan kecemasan
adalah dukungan keluarga (60,0%).
Penelitian yang dilakukan Deswita ( 2017 ) memperoleh hasil bahwa
dari 30 sample menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan
terhadap kecemasan preoperatif pasien SC p value = 0,050 <α (0,05),
dukungan keluarga tidak ada hubungan antara dukungan keluarga (p =
0,464) dan aspek ekonomi (p = 0,083), sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan yang baik dapat mengurangi tingkat kecemasan.
Berdasarkan catatan kasus rekam medis RSUD Dr. Abdul Aziz
Singkawang pada tahun 2013-2016 total kasus appendictomy sebanyak
245 kasus. Pada tahun 2013 sebanyak 45 kasus, 2014 sebanyak 32 kasus,
2015 sebanyak 74 kasus, 2016 sebanyak 94 kasus dan pada bulan Januari
sampai September 2017 sebanyak 116 kasus. Tindakan Appendictomy
pada tahun 2017 merupakan tindakan terbanyak yang dilakukan di RSUD
Dr. Abdul Aziz Singkawang.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di bangsal bedah
RSUD dr Abdul Aziz Singkawang pada 12 pasien yang akan melakukan
operasi appendictomy pada 25 September 2017 terdapat 9 orang yang
4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : “Apakah ada Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi Appendictomy diruang bedah RSUD Dr.
Abdul Aziz Singkawang tahun 2017”?
5
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pasien pre operasi appendictomy diruang bedah RSUD dr.
Abdul Aziz Singkawang tahun 2017
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dukungan keluarga pada pasien pre operasi
appendictomy diruang bedah RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien pasien pre operasi
appendictomy diruang bedah RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang
c. Untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi appendictomy di ruang bedah
RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi keluarga
Sebagai masukan dan pengetahuan bagi keluarga dalam memberikan
dukungan pada pasien yang menjalani tindakan pembedahan
appendictomy.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi para mahasiswa, dapat dijadikan sebagai tambahan
referensi diperpustakaan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
3. Bagi perawat
Memberikan gambaran yang dapat digunakan sebagai dasar bagi
perawat dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya
mengenai dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pasien pre
operasi appendictomy.
4. Bagi peneliti
Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan peneliti dapat
meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan khususnya mengenai dukungan
6
E. KEASLIAN PENELITIAN
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No. Nama Judul Persamaan Perbedaan Hasil
Penelit
i
1. Retno Faktor– faktor 1. Desain 1. Uji statistik Hasil
Lestari yang penelitian yang penelitian
2014 mempengaruhi menggunak digunakan menunjukka
kecemasan pre an metode yaitu Rank n faktor
operasi sectio Analitik Spearman internal
caesarea diruang korelasi dan yang paling
instalasi bedah pendekatan 2. Dalam besar
sentral RSUD cross penelitian menyebabk
Kanjuruhan sectional tersebut fokus an
Kepanjen 2. Instrumen mengetahui kecemasan
Kabupaten yang faktor yang adalah
Malang digunakan mempengaru faktor
berupa hi kecemasan umur dan
kuesioner pre operasi pekerjaan
sectio (46,7%),
caesarea sedangkan
faktor
eksternal
yang paling
besar
menyebabk
an
kecemasan
adalah
dukungan
keluarga
(60,0%).