Anda di halaman 1dari 4

HAND OUT

MATAKULIAH STATISTIK LANJUTAN


Pertemuan IV-V

Mata Kuliah : Statistik Lanjutan


Kode/SKS : PEL102/3
Semester : Genap
Program Studi : S1 Pendidikan kepelatihan
Pokok Bahasan : Pengujian normalitas data
Sub Pokok Bahasan : Uji Lilliefors dan Uji Chi Kuadrad

A. Petunjuk Umum
Setiap mahasiswa wajib membaca dan memahami literatur yang berkaitan dengan pengujian
normalitas data.

B. Kompetensi Pembelajaran
Memahami dan mampu melaksanakan pengujian normalitas data

C. Sub Kompetensi
Memahami dan mampu melaksanakan pengujian normalitas data tunggal dengan uji
Lilliefors, dan data bergolong dengan uji chi kuadrad.

D. Pokok Materi
Uji normalitas data dengan Uji Lilliefors dan Uji Chi Kuadrad

E. Proses Kegiatan Pembelajaran


1. Metoda Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan
2. Media
OHP, whiteboard
F. Evaluasi
Penyelesaian dan evaluasi tugas-tugas
G. Rangkuman Materi
1. Pengujian normalitas adalah suatu analisis yang dilakukan untuk menguji apakah data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak
2. Pengujian normalitas menjadi penting karena kebanyakan analisis statistik yang bersifat
inferensial mensyaratkan bahwa data yang akan diolah seyogyanya berdistribusi normal.
3. Pengujian normalitas untuk data tunggal dapat dilakukan dengan uji Lilliefors,
sedangkan untuk data bergolong dapat dilakukan dengan uji chi kuadrat.
4. Langkah-langkah uji normalitas Lilliefors
a. Susun data secara berurutan dari skor terkecil sampai terbesar seperti terlihat dalam
contoh tabel berikut.
Data: 27, 40, 23, 48, 33, 68, 62, 70, 57, 59, 69, 48,
Hitung rata-rata dan standar deviasi

Rata-rata ( X ) = 50,3 dengan standar deviasi (s) = 16,55
Luas Kurva
Xi Zi Normal F(zi) S(zi) IF(zi) - S(zi)I
23 - 1,65 0,4505 0,0495 0,0833 0,0338
27 - 1,41 0,4207 0,0793 0,1667 0,0874
33 - 1,05 0,3531 0,1469 0,2500 0,1031
40 - 0,62 0,2324 0,2676 0,3333 0,0657
48 - 0,14 0,0557 0,4443 0,5000 0,0557
48 - 0,14 0.0557 0,4443 0,5000 0,0557
57 + 0,40 0.1554 0,6554 0,5833 0,0721
59 + 0,53 0,2019 0,7019 0,6667 0,0352
62 + 0,71 0,2612 0,7612 0,7500 0,0112
68 + 1,07 0,3577 0,8577 0,8333 0,0244
69 + 1,13 0,03708 0,8708 0,9167 0,0459
70 + 1,19 0,3830 0,8830 1,0000 0,1170 (L0)

b. Pengamatan X1, X2, ……. Xn dijadikan skor baku z1, z2, …… zn, dengan
menggunakan rumus Z skor.
c. Untuk tiap skor baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi normal baku,
dihitung peluang F(zi) = P (z  zi). Untuk zi yang bertanda negatif (-), harga F(zi)
diproleh dari 0,5 – angka tabel (0,…..). Sebaliknya untuk zi yang bertanda positif (+)
harga F(zi) = 0,5 + angka tabel (0,…..).
d. Hitung S(zi), yaitu proporsi z1, z2, …. Zn yang lebih kecil atau sama dengan zi
dengan rumus: S(zi) = banyaknya z1, z2, …. Zn  zi
n
e. Hitung selisih atau harga mutlak F(zi) – S(zi).
f. Ambil harga mutlak terbesar di antara harga mutlak tersebut yang disebut Lo (L
observasi) = 0,1170.
g. Bandingkan Lo dengan Ltabel dengan kriteria: jika Lo lebih besar dari Ltabel berarti
populasi berdistribusi tidak normal, sebaliknya jika Lo lebih kecil atau sama
dengan Ltabel berarti populasi berdistribusi normal.
h. Ltabel dilihat pada tabel Nilai Kritis Uji Lilliefors yang didasarkan pada jumlah
sampel dan taraf signifikansi  yang dipilih. Sesuai dengan data, maka nilai Ltabel
adalah 0,242.
i. Jadi Lo (0,1170) < Ltabel , dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

5. Langkah pengujian normalitas dengan chi kuadrat (2).


a. Susun data dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri dari k buah kelas interval.
Contoh data tinggi badan mahasiswa
Tinggi (cm) F
140 – 144 7
145 – 149 10
150 – 154 16
155 – 159 23(30)
160 – 164 21 (24)
165 – 169 17
170 – 174 6

b. Hitung mean = (157,8) dan standar deviasi = (8,09)


c. Tentukan batas-batas kelas interval, sesuai dengan data yang ada: kelas interval
kesatu dibatasi oleh 139,5 dan 144,5, yang dalam skor baku dibatasi oleh -2,26 dan –
1,64.
d. Berdasarkan tabel normal baku dapat dihitung luas dibawah kurva normal untuk
kelas interval kesatu = 0,4881 – 0,4495 = 0,0386.
e. Hitung frekuensi diharapkan dengan rumus: Luas tiap kelas interval dikalikan dengan
jumlah sampel.
f. Perhitungan berikutnya terhadap masing-masing kelas interval akan menghasilkan
tabel sbb:
Batas z untuk Luas tiap Frekuensi Frekuensi
kelas (x) batas kelas kelas interval diharapkan (Ei) pengamatan (0i)
139,5 - 2,26
144,5 - 1,64 0,0386 3,9 7
149,5 - 1,03 0,1010 10,1 10
154,5 - 0,41 0,1894 18,9 16
159,5 + 0,21 0,2423 24,2 23
164,5 + 0,83 0,2135 21,4 21
169,5 + 1,45 0,1298 13,0 17
174,5 + 2,06 0,0538 5,4 6
g. Hitung harga  dengan rumus:
2

k
 .= Σ
2
(Oi – Ei) 2
i=1 Ei

2.= (7-3,9) 2+ (10-10,1) 2+ (16-18,9) 2+ (23-24,2) 2+ (21-21,4) 2+ (17-13,0) 2+ (6-5,4) 2


3,9 10,1 18,9 24,2 21,4 13,0 5,4
2.= 4,27

h. Dari daftar distribusi frekuensi diketahui banyak kelas (k) = 7. Derajat kebebasan
(dk) adalah k – 3 atau (7 – 3) = 4
i. Dengan taraf siginifikansi  = 0,05 maka dari tabel 2 (1-)(4) diperoleh harga 2tabel =
9,49
j. Bandingkan harga 2hitung dengan harga 2tabel dengan kriteria: jika 2hitung lebih kecil
atau sama dengan harga 2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi
normal. Sebaliknya jika 2hitung lebih besar dari harga 2tabel, maka dapat disimpulkan
bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
k. Hasil analisis terhadap data tersebut di atas memperlihatkan bahwa 2hitung (4,27)
lebih kecil dari 2tabel (9,49), maka dapat disimpulkan bahwa data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.

Anda mungkin juga menyukai