Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANALISIS KONFLIK ANTARA INDIA DAN PAKISTAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Ilmu Hubungan Internasional yang
Diampu oleh : Angga Nurdin,S.IP.,M.Si

Disusun oleh :
Nama : Ahmad Fathoni
Nim : 6211131138

HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2013/2014
BAB I

PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Di Wilayah kawasan Asia selatan terdapat organisasi regional yang dinamakan


SAARC (South Asian Association for Regional Cooperation) yang di dalam nya terdapat
delapan Negara anggota yaitu Afganistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maldives, Nepal,
Pakistan dan Sri Lanka. tidak dapat di pungkiri perhatian kita akan tertuju kepada hubungan
antara Negara india dan Negara Pakistan yang tidak pernah mengenal kata damai, konflik-
konflik laten yang selalu mewarnai hubungan kedua Negara seringkali menimbulkan
kecemasan di antara hubungan kerjasama regional dengan Negara Negara lain nya.

Pada tahun 1947 Inggris menarik diri dari Asia Selatan dan anak benua itu pecah menjadi 2
negara, India yang mayoritas penduduknya Hindu dan Pakistan yang mayoritas Islam.
Perbedaan komunal dalam perkembangannya tidak dapat diatasi oleh para pemimpin Hindu
dan Muslim dari proses menuju intregasi Negara bangsa.Sejak pemisahan tersebut, konflik
antara kedua komunitas ini menjelma menjadi konflik antar negara. Sehingga bentrokan
senjata tidak dapat dihindari di perbatasan kedua negara. Sedangkan persoalan wilayah
muncul dari proses pembagian wilayah yang tidak tuntas oleh kolonial Inggris dan
mengandung persoalan yang rumit sejak terjadi pemisahan Pakistan dari India pada tahun
1947.

Adapun proses konflik India dan Pakistan yaitu konflik yang terjadi sejak bulan Agustus
1947.Peristiwa ini memiliki empat kejadian perang atau konflik ,tiga diantaranya merupakan
konflik utama dan yang satunya hanya merupakan konflik kecil yang terjadi diantara india
dan pakistan.Tiap kasus perang yang terjadi penyebab utamanya yaitu perebutan wilayah
Kashmir kecuali konflik yang terjadi tahun 1971 yang disebabkan oleh masalah Pakistan
timur.

Sejak tahun 1947 india dan pakistan memang sudah sering terjadi konflik perpecahan bahkan
dikatakan sampai sekarang belum tuntas.
I.2 Rumusan Masalah

1. Faktor-Faktor apa saja yang menjadi Penyebab konflik yang terjadi antara India dan
Pakistan ?
2. Konflik atau perang apa saja yang terjadi antara India dan Pakistan ?
3. Bagaimana pandangan dan peran luar negeri terhadap konflik India dan Pakistan ?

1.3 Tujuan Maslah

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menjadi Penyebab konflik antara
India dan Pakistan.
2. Mengetahui konflik atau perang apa saja yang terjadi antara Pakistan dan India.
3. Mengetahui bagaimana pandangan negara-negara luar dan perannya terhadap konflik
India dan Pakistan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Faktor Yang Menjadi Penyebab Awal Dari Konflik Antara India Dan Pakistan.

India dan Pakistan adalah dua Negara di asia selatan yang selalu di rundung konflik
laten di antara kedua nya. konflik yang sampai sekarang belum menemukan titik temu di
antara keduanya di sebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Diantara nya adalah oleh faktor
sejarah, Anak benua India lahir dari tangan Inggris dalam satu kesatuan pada tahun 1947.

Sejak mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1947, India dan Pakistan telah 4 kali
berperang, dimana tahun 1949 terjadi perang terbuka dikarenakan Konflik Kashmir, dan
perang lainnya karena India membantu Pakistan Timur (kini bernama Bangladesh)
melepaskan diri dari Islamabad. Kashmir sendiri wilayahnya tidak hanya dijadikan rebutan
antara India dan Pakistan, tapi juga Cina.

Penyebab awalnya yaitu ketika India tetap mengklaim seluruh wilayah Kashmir adalah
teritorinya dan Pakistan menolaknya. Kashmir sendiri merupakan simbol bagi identitas
nasional India sekaligus Pakistan, menjadi kendala dalam urusan politik dalam negeri, serta
kompromi bagi kedua negara sulit terwujud.

Penyebab Wilayah Kashmir diperebutkan oleh India dan Pakistan :

faktor goegrafis. Dataran tinggi dengan luas 222.801 km² ini memiliki nilai- nilai ekonomis
dan strategis bagi Pakistan. Nilai ekonomis tersebut berasal dari kesuburan tanah serta
keindahan alam yang memungkinkan daerah tersebut menjadi obyek wisata. Lebih dari itu,
pentingnya Kashmir secara ekonomis bagi Pakistan adalah semua sungai yang ada didaerah
tersebut mengalir menuju Pakistan dan pusat kegiatan jaringan kanal Pakistan berlokasi di
Kashmir.

Faktor geopolitik. Bagi India adalah dengan dikuasainya Kashmir akan memungkinkan India
memiliki akses terhadap wilayah strategis di bagian barat daya, di samping Kashmir
menyediakan suatu rangkaian hubungan tradisional antara Asia Tengah dan Subkontinen.
Hubungan India dan ketiga Negara tetangganya yang terpenting- Rusia, China, Afghanistan
sangat tergantung pada luasnya wilayah Kashmir yang dapat dikuasai.
Yang kedua di sebabkan oleh faktor agama di antara mereka. Di bawah Ali Zinah,
mengambil jalan sendiri memisahkan diri dari India karena merasa bahwa aspirasi politik
umat Islam saat itu tak bisa disalurkan. Oleh karena itu karena dukungan masyarakat
penganut Islam maka lahir Pakistan bebas dari India.

Yang ketiga adalah faktor politik, Setelah Pakistan memisahkan diri dari India menjadi
Pakistan timur dan barat, pada perjalanan sejarahnya Pakistan timur tidak tertampung aspirasi
politiknya. Dengan dukungan India, Pakistan timur berpisah dari Pakistan barat yang
kemudian melahirkan negara baru, Banglades. Kepentingan Pakistan timur akan
penampungan aspirasi politiknya menjadi pendorong terjadinya kelahiran baru Bangladesh
meskipun tidak ada persoalan agama karena keduanya mayoritas penduduknya Muslim.

Yang kelima adalah faktor keamanan, Karena merasa adanya ancaman terutama dari negara
besar seperti India di Asia Selatan, Pakistan ataupun Sri Lanka merasakan betapa perlunya
mempersenjatai diri. Pakistan terutama sering merasa ancaman ideologi yang dilatarbelakangi
agama Hindu terus membayang-bayangi. Oleh karena itu interaksi yang terjadi di kawasan
pun lebih dilandasi oleh kecurigaan dan kehati-hatian terutama melihat tindak- tanduk India
yang tak bisa dipercaya begitu saja. Pacuan senjata di Asia Selatan dipicu oleh kecurigaan
terutama dari Pakistan ke India dan sebaliknya. Tidak mengherankan apabila Pakistan
berusaha mencari senjata pamungkas yakni nuklir sebagai kekuatan penggetar yang
kemudian justru mempercepat kelahiran program senjata nuklir India. Meskipun kedua
negara belum secara terus terang menggelar senjata nuklirnya namun sudah menjadi pendapat
umum bahwa baik Pakistan maupun India memiliki kemampuan membuat bom atom.

Keenam ada nya faktor persaingan pengaruh, Dua negara besar di kawasan ini berusaha
saling memantapkan pengaruhnya di Asia Selatan maupun ikut mempengaruhi negara besar
di luar kawasan untuk masuk ke wilayah itu.

2.2. Konflik Atau Perpecahan Yang Terjadi Antara India Dan Pakistan

empat Perang Sengit Antara India- Pakistan yang Pernah Terjadi. Ketiganya
disebabkan masalah utama yaitu perebutan wilayah kashmir dan yang satunya disebabkan
oleh masalah wilayah pakistan timur.

Wilayah Khasmir terbagi oleh tiga negara: Pakistan mengontrol barat laut, India mengontrol
tengah dan bagian selatan Jammu dan Kashmir, dan Republik Rakyat Cina menguasai timur
laut (Aksai Chin). Pakistan memandang seluruh wilayah Kashmir sebagai wilayah yang di
pertentangkan, dan tidak menganggap klaim India atas wilayah ini. Sebuah pilihan yang
disukai banyak orang Kashmir adalah kemerdekaan, namun baik Pakistan dan India
menentang hal ini.

1. Perang India-Pakistan 1947 (21 Oktober 1947 - 31 Desember 1948)

Perang India- Pakistan 1947, kadang-kadang disebut sebagai Perang Kashmir Pertama,
adalah perang yang terjadi antara India dan Pakistan terhadap wilayah Kashmir dari tahun
1947 sampai 1948. Perang ini merupakan perang pertama dari empat perang yang terjadi
antara India dan Pakistan. Akibat perang ini masih memengaruhi geopolitik kedua negara.

2. Perang India-Pakistan 1965

Perang India- Pakistan 1965, juga disebut Perang Kashmir Kedua, adalah perang yang terjadi
antara India dan Pakistan pada Agustus 1965 sampai September 1965. Perang ini adalah
pertempuran kedua antara India dan Pakistan terhadap wilayah Kashmir.

Perang pertama telah terjadi pada tahun 1947. Perang ini terjadi selama lima minggu, yang
berakhir dengan ribuah korban jiwa pada dua belah pihak dan gencatan senjata oleh PBB.
Perang ini dimulai dengan kegagalan Pakistan dalam operasi Gibraltar yang bertujuan untuk
menyusupi dan menyerang Jammu dan Kashmir.

3. Perang India-Pakistan 1971

Perang India- Pakistan 1971 adalah konflik utama antara India dan Pakistan. Perang ini
berhubungan dengan Perang Kemerdekaan Bangladesh (kadang-kadang disebut Perang
Saudara Pakistan). Terdapat argumen tentang tanggal perang. Namun, serangan dilancarkan
antara India dan Pakistan pada sore tanggal 3 Desember 1971. Konflik bersenjata front barat
India selama periode 3 Desember 1971 dan 16 Desember 1971 disebut Perang India- Pakistan
oleh Bangladesh dan India. Perang ini berakhir dengan kekalahan Pakistan.

4. Perang India-Pakistan 1999 (Perang Kargil)

Perang Kargil, juga disebut Konflik Kargil, adalah konflik bersenjata antara India dan
Pakistan yang terjadi antara Mei dan Juli 1999 di distrik Kargil, Kashmir. Penyebab perang
ini adalah masuknya pasukan Pakistan dan militan Kashmir ke wilayah India pada Line of
Control, yang merupakan perbatasan de facto antara kedua negara.
Keinginan Pakistan untuk mengambil alih Kashmir dari India tidak pernah lenyap. Bagi
Pakistan, dengan berpegang pada Two-Nation theory (Teori Dua Bangsa) yakni satu Muslim
dan satu Hindu, masuknya Kashmir kedalam wilayahnya adalah merupakan keharusan karena
mayoritas penduduk Kashmir adalah beragama Islam. Teori Dua Bangsa adalah merupakan
suatu reaksi negative terhadap peristiwa-peristiwa yang sedang membentuk nasib Asia
Selatan dalam pertengahan abad ke-20.

2.2.1. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik India-Pakistan

Beberapa perundingan kerap di lakukan menteri luar negeri atau para petinggi Negara
india dan Pakistan. Namun seperti yang sudah di tuliskan di atas. Konflik ini belum
menemutak sebenar benar nya titik temu. Karena masalah yang sudah menjalar ke berbagai
bidang aspek masyarakat.

Yang pertama kali tahun 2000an, perundingan yang di lakukan dengan mempertemukan
petinggi Negara india dan Pakistan yang pada saat itu ada lah Presiden Pakistan Pervez
Musharraf dengan perdana menteri india Manmohan Singh. Yang pada saat itu di tengahi
oleh mentri luar negeri amerika serikat Collin Powell dalam kunjungan nya ke asia selatan.

Januari 2004 kedua Negara melalui perwakilan nya bertemu melakukan perundingan.
Tanggal 3 Januari, Perdana Menteri India Atal Behari Vajpayee menapakkan lagi kakinya di
Pakistan. RESMINYA, ia datang untuk menghadiri pertemuan puncak (Konferensi Tingkat
Tinggi) tahunan Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan (SAARC) di Islamabad. Namun,
tujuan pokok sesungguhnya adalah memulai kembali usaha perdamaian India-Pakistan yang
buntu.

Pada tanggal 5 Januari 2004, Vajpayee dan Presiden Pakistan Pervez Musharraf melakukan
pertemuan bilateral. Dimulainya kembali usaha perdamaian di antara kedua negara utama di
Asia Selatan itu. Pertemuan ini membuahkan kejutan yang menyegarkan, yaitu berupa
kesepakatan di antara kedua pemimpin untuk memulai dialog menyeluruh, yang akan dimulai
pada Februari2004. Vajpayee dan Musharraf juga sama-sama berkeyakinan bahwa proses
perundingan itu pada akhirnya juga akan menyelesaikan konflik Kashmir.
2.3. Pandangan dan Keikutsertaan Negara Luar Terhadap Konflik India – Pakistan.

A. Amerika Serikat

Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya memiliki "perhatian besar" tentang


situasi di Kashmir, tetapi mengisyaratkan bahwa pihaknya tidak akan berusaha menengahi
konflik wilayah Himalaya antara Pakistan dan India itu.

Para pejabat yang jarang berbicara secara terbuka tentang Kashmir yang India anggap satu
masalah domestik. Namun, Pakistan mengajukan masalah itu secara tegas dalam
perundingan-perundingan tingkat pejabat tinggi dengan Amerika Serikat yang bertujuan
untuk meningkatkan kemitraan kedua negara yang sering terganggu itu.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Philip Crowley mnegatakan: "Kami memiliki perhatian
besar tentang situasi di Kashmir. Kami berbicara dengan sahabat- sahabat Pakistan kami dan
sahabat- sahabat India mengenai masalah ini secara reguler. Kami akan melihat situasi
menyelesaikan masalah Kashmir. Terlalu banyak ketegangan dan aksi kekerasan di Kashmir,
dan karena itu mengapa kami terus mendorong kedua negara menyelesaikannya melalui
dialog. Namun, Kebijakan Amerika Serikat jelas, kami yakin bahwa ini adalah satu masalah
yang pada akhirnya harus diselesaikan antara India dan Pakistan".

Dalam konflik Kashmir ini, AS malah mendampingi Rusia membantu India. Di sinilah
kepentingan politik AS bermain. Ketika kelompok Islam yang dijadikan sasaran, maka AS
akan dengan gencar memberikan dukungan.Amerika Serikat sebagai negara adidaya,
memiliki tingkat pressure yang sangat kuat, sehingga mampu menundukkan mantan Perdana
Menteri Pakistan, Nawaz Sharif. Dalam pernyataanya, Nawaz Sharif menjanjikan akan
menarik pasukan Pakistan dari wilayah Kashmir. Tentu saja pernyataan Sharif tersebut
mendapat tanggapan keras, baik dari para pejuang Kashmir maupun dari masyakat Pakistan.
Dus, akhirnya Nawaz Sharif terguling dalam sebuah kudeta tak berdarah yang dipimpin
Jenderal Pervez Musharraf.

B. Rusia

India dalam perjalanan sejarahnya selalu melakukan aliansi politik dengan Soviet
(kini Rusia). Keberpihakan kapada Soviet ini menjadikan India berada di Blok Timur
(Komunisme) dan berseberangan dengan Blok Barat (AS). Namun pasca leburnya perang
dingin dengan ditandai runtuhnya Uni Soviet (sebagai kekuatan Komunisme/Blok Timur)
yang menjadikan AS satu-satunya negara adikuasa, telah merubah haluan keberpihakan AS.
Dalam konflik Kashmir ini, AS malah mendampingi Rusia membantu India. Di sinilah
kepentingan politk AS bermain. Ketika kelompok Islam yang dijadikan sasaran, maka AS
akan dengan gencar memberikan dukungan.

C. Indonesia

Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif, sehingga Indonesia selalu
mendukung penyelesaian konflik dengan jalan damai dan tidak memihak salah satu pihak
yang bersengketa. Dalam konflik Kashmir, Indonesia diminta oleh Pakistan untuk membujuk
India untuk mengakhiri konflik tersebut. Pemerintah Indonesia tetap mendukung segala
bentuk penyelesaian konflik dengan damai.

D. RRC

RRC dan India memiliki sejarah suram antar keduanya dan mencapai klimaksnya
pada Perang Cina- India. Perang perbatasan Cina-India berakhir dengan kekalahan tragis
militer India. Hal ini mendorong India untuk mengembangkan militernya baik konvensional
maupun non-konvensional dengan kemampuan untuk menghadapi Cina. Langkah ke arah ini
dapat dilihat misalnya dengan rencana pengadaan 300 TUT T-90, yang jelas dimaksudkan
untuk pertahanan menghadapi Cina. Sekali pun keadaan pseudo-hostile antara India dan Cina
mulai mencair, serta hubungan kedua negara bertambah baik terutama sejak kunjungan Jiang
Zemin November 1996, namun sangat jelas bahwa India masih menganggap Cina sebagai
ancaman. Entah itu dari analisis militer atau pun hanya sebagai alasan untuk mengembangkan
kekuatan militer-nya, yang jelas proyeksi militer India ditujukan untuk menyaingi kekuatan
militer Cina.

Satu hal yang paling jelas adalah pernyataan para petinggi India pasca percobaan nuklir
Pokhran II tahun 1998, bahwa alasan dari pengembangan militer India adalah untuk
menghadapi ancaman Cina. Tak kurang PM Atal Behari Vajpayee dan Menteri
Pertahanannya, George Fernandes memberikan pernyataan tersebut, yang kemudian disikapi
dengan kemarahan besar dari para pejabat Cina. Sekali pun kemudian pernyataan tersebut
dibantah oleh India. Membaiknya hubungan Cina-India kemungkinan tidak lepas dari upaya
Cina untuk menjamin keamanannya di Barat Laut, menjelang Invasi ke Taiwan. Bukan
rahasia lagi bahwa Cina tengah mempersiapkan Invasi ke Taiwan dan mungkin juga ke
Kepulauan Cina Selatan yang merupakan bagian dari 'urusan dalam negeri' Cina. Dan
keberadaan India yang bermusuhan sangat menghalangi hal ini. Cina harus menjamin
persahabatan dengan India sebelum dapat membereskan 'urusan dalam negerinya'.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sejak mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1947, India–Pakistan telah 4 kali
berperang,

dimana tahun 1949 terjadi perang terbuka dikarenakan Konflik Kashmir, dan perang lainnya
karena India membantu Pakistan Timur (kini bernama Bangladesh) melepaskan diri dari
Islamabad

India mengklaim seluruh Kashmir adalah teritorinya dan Pakistan menolak karena mayoritas
penduduk Kashmir adalah muslim yang bertempat di teritori yang dikuasai India. Konflikpun
menjadi lebih kompleks yang semula hanya persoalan wilayah berkembang menjadi konflik
antar agama dan konflik aliran. Konflik terjadi karena kepentingan politik kedua negara dan
kekuasaan klaim secara sepihak dari India maupun Pakistan.

Penyelesaian masalah Kashmir menemui jalan buntu setelah berakhirnya perang India-
Pakistan tahun 1947-1948. Sementara itu, setelah mengalami perang perbatasan dengan Cina
pada tahun 1962, India meningkatkan kemampuan militernya. Gejala-gejala yang tidak
menguntungkan bagi Pakistan ini mendorong Pakistan untuk segera menyelesaikan masalah
Kashmir sebelum kehilangan kesempatan untuk melakukannya. Akibat pemikiran ini
pecahlah perang antara India dan Pakistan yang berlangsung selama 22 hari. Dalam perang
inipun ternyata tidak berhasil merampas Kashmir dari India.

Keinginan Pakistan untuk mengambil alih Kashmir dari India tidak pernah lenyap.Pakistan
berpegang pada Two-Nation theory (Teori Dua Bangsa) yakni satu Muslim dan satu Hindu,
masuknya Kashmir kedalam wilayahnya merupakan keharusan karena mayoritas penduduk
Kashmir beragama Islam.

Perang signifikan Kashmir bukan hanya pada masalah keamanan nasional semata, melainkan
lebih dari itu, karena bagi India Kashmir mempunyai makna untuk mempertahankan kesatuan
nasional, eksistensi paham sekularisme, warisan sejarah budaya di masa lalu, dan dominasi
India di Asia Selatan.
Daftar Pustaka

Mashad,Dhurorudin.2004.Kashmir;Derita yang Tak Kunjung Usai.Jakarta:Khalifa.

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_India-Pakistan_1947

http://www.lihat.co.id/2013/01/4-perang-sengit-antara-india-pakistan.html

Anda mungkin juga menyukai