Anda di halaman 1dari 9

2.

1 Pengenalan Fisika

Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di
alam. Gejala-gejala ini pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indra
kita, misalnya penglihatan menemukan optika atau cahaya, pendengaran
menemukan pelajaran tentang bunyi, dan indra peraba yang dapat merasakan
panas.
Mengapa perlu mempelajari Fisika? Fisika menjadi ilmu pengetahuan
yang mendasar, karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda,
khususnya benda mati. Menurut sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang
tertua, karena dimulai dengan pengamatan-pengamatan dari gerakan benda-
benda langit, bagaimana lintasannya, periodenya, usianya, dan lain-lain.
Bidang ilmu ini telah dimulai berabad-abad yang lalu, dan berkembang pada
zaman Galileo dan Newton. Galileo merumuskan hukum-hukum mengenai
benda yang jatuh, sedangkan Newton mempelajari gerak pada umumnya,
termasuk gerak planet-planet pada sistem tata surya.
Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam dasar yang banyak
digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yang lain. Fisika adalah ilmu yang
mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika mempelajari materi,
energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis
(berukuran besar, seperti gerak Bumi mengelilingi Matahari) maupun yang
bersifat mikroskopis (berukuran kecil, seperti gerak elektron mengelilingi
inti) yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi.
Fisika menjadi dasar berbagai pengembangan ilmu dan teknologi.
Kaitan antara fisika dan disiplin ilmu lain membentuk disiplin ilmu yang
baru, misalnya dengan ilmu astronomi membentuk ilmu astrofisika, dengan
biologi membentuk biofisika, dengan ilmu kesehatan membentuk fisika
medis, dengan ilmu bahan membentuk fisika material, dengan geologi
membentuk geofisika, dan lain-lain.
Pada zaman modern seperti sekarang ini, ilmu fisika sangat
mendukung perkembangan teknologi, industri, komunikasi, termasuk
kerekayasaan (engineering), kimia, biologi, kedokteran, dan lain-lain. Ilmu
fisika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai fenomena-fenomena
yang menarik. Mengapa bumi dapat mengelilingi matahari? Bagaimana
udara dapat menahan pesawat terbang yang berat? Mengapa langit tampak
berwarna biru? Bagaimana siaran/tayangan TV dapat menjangkau tempat-
tempat yang jauh? Mengapa sifat-sifat listrik sangat diperlukan dalam sistem
komunikasi dan industri? Bagaimana peluru kendali dapat diarahkan ke
sasaran yang letaknya sangat jauh, bahkan antarbenua? Dan akhirnya,
bagaimana pesawat dapat mendarat di bulan? Ini semua dipelajari dalam
berbagai bidang ilmu fisika.
Bidang fisika secara garis besar terbagi atas dua kelompok, yaitu
fisika klasik dan fisika modern. Fisika klasik bersumber pada gejala-gejala
yang ditangkap oleh indra. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet,
panas, bunyi, optika, dan gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika
klasik dan fisika modern. Fisika modern berkembang mulai abad ke-20,
sejak penemuan teori relativitas Einstein dan radioaktivitas oleh keluarga
Curie.
Setiap insinyur mekanik dipekerjakan sebagai ahli untuk
merekonstruksi kecelakaan lalu lintas menggunakan fisika. Setiap pelatih
yang melatih balerina tentang cara melompat menggunakan fisika. Tentu
saja, untuk menganalisis gerakan rumit apapun memerlukan penyederhanaan
melalui pemahaman fisika.

Berikut adalah contoh cepat. Jika Anda melemparkan bola ke udara


tanpa banyak berputar pada ball gerakannya sederhana-mengikuti jalur
parabola, dan bola dapat diperlakukan sebagai partikel. Jika, sebaliknya,
Anda flip tongkat baseball ke udara, gerakannya lebih rumit. Karena setiap
bagian dari tongkat baseball gerakannya berbeda, sepanjang garis banyak
bentuk yang berbeda, Anda tidak dapat menggantikan tongkat baseball
sebagai partikel. Sebenarnya, itu merupakan sistem partikel yang mengikuti
lintasannya melalui udara. Namun, tongkat baseball memiliki satu bagian
pusat massa yang tidak bergerak di garis parabola sederhana. Bagian lain
dari tongkat baseball bergerak di sekitar pusat massa. (Untuk menemukan
pusat massa, menyeimbangkan tongkat baseball pada jari terentang, intinya
adalah di atas jari Anda, di poros tengah tongkat baseball).

Anda tidak dapat perlu membalik tongkat baseball ke udara, tetapi


Anda dapat perlu menasihati pelompat jauh atau penari tentang cara
melompat yang benar ke udara tetapi sebaiknya lengan dan kaki mereka
bergerak atau memutar tubuh mereka. Titik awal Anda akan pusat seseorang
massa adalah gerakan yang sederhana.

2.2 Pusat Massa

Benda tegar dianggap tersusun dari banyak partikel dan massa sebuah
benda merupakan jumlah massa masing-masing partikel penyusun benda
tersebut. Pusat massa adalah sebuah titik pada benda di mana massa semua
partikel penyusun benda dianggap terpusat pada titik tersebut.

Setiap benda tegar dianggap tersusun dari banyak partikel di mana


jarak antara setiap partikel sama. Walaupun demikian, untuk mempermudah
penurunan rumus menentukan pusat massa, dibuat penyederhanaan dengan
menganggap benda tegar hanya terdiri dari dua partikel. Kedua partikel ini
dapat disebut sistem benda tegar.
m1 = massa partikel 1

m2 = massa partikel 2

Kedua partikel berada pada sumbu x. Partikel 1 berjarak x1 dari sumbu y dan
partikel 2 berjarak x2 dari sumbu y. Pusat massa disingkat PM. Kedua
partikel terletak pada sumbu x karenanya pusat massa kedua partikel ditulis
xPM.

m = m1 + m2 = massa total kedua partikel. Pusat massa terletak di antara


kedua partikel itu. Jika m1 + m2 = m maka pusat massa tepat berada di
tengah-tengah kedua partikel. Secara matematis, persamaannya dapat diubah
menjadi :

Jika m1 > m2 maka letak pusat massa lebih dekat dengan m1. Sebaliknya
jika m2 > m1 maka letak pusat massa lebih dekat m2. Persamaan di atas
hanya berlaku untuk satu dimensi, di mana partikel berada pada salah satu
sumbu koordinat (sumbu x). Apabila kedua partikel berada dalam sebuah
bidang (2 dimensi) maka kita dapat menambahkan persamaan pusat massa
untuk koordinat y.

Rumus diatas terbatas pada dua partikel. Jika terdapat banyak partikel maka
kita bias memperluas rumusnya. Rumus untuk koordinat x :

Rumus untuk koordinat y :


Rumus untuk koordinat z :

Jika partikel-partikel terletak pada suatu bidang (dua dimensi) maka pusat
massa benda berada di antara xPM dan yPM. Sebaliknya jika partikel-partikel
terletak dalam suatu ruang (tiga dimensi) maka pusat massa benda berada di
antara xPM, yPM dan zPM.

2.3 Hukum kedua Newton untuk system partikel

Hokum II Newton membicarakan hubungan antara gaya yang bekerja


pada sebuah benda dengan percepatan yang ditimbulkan oleh gaya tersebut.
Hukum Newton pertama menyatakan jika tidak ada gaya total yang bekerja
pada sebuah benda, benda tersebut akan tetap diam, atau jika jika sedang
bergerak, akan tetap bergerak dengan laju konstan dalam garis lurus.

Newton berpendapat bahwa kecepatan akan berubah. Suatu gaya total


yang diberikan pada sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya
bertambah. Atau, jika gaya total itu mempunyai arah yang berlawanan
dengan gerak, gaya tersebut akan memperkecil laju benda itu. Jika arah gaya
total yang bekerja berbeda dengan arah sebuah benda yang bergerak, maka
arah kecepatannya akan berubah ( dan mungkin besarnya juga). Karena
perubahan laju atau kecepatan merupakan percepatan, dan kita katakana gaya
total menyebabkan percepatan.

Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang


bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan
sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Persamaannya dapat
dituliskan :

∑𝐹
a= ,
𝑚

dimana a adalah percepatan, m adalah massa, dan ∑𝐹 merupakan gaya total.


Symbol ∑ (huruf Yunani “sigma”) berarti “jumlah dari” ; F adalah gaya,
sehingga ∑𝐹 berarti jumlah vector dari semua gaya yang bekerja pada
sebuah benda tersebut, yang kita definisikan sebagai gaya total.

Sehingga hukum Newton kedua dinyatakan dengan persamaan :

∑𝐹 = 𝑎

Hukum Newton kedua menghubungkan antara deskripsi gerak dengan


penyebabnya, gaya. Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada
fisika. Dari hukum Newton kedua kita bias membuat definisi yang lebih
tepat mengenai gaya sebagai sebuah aksi yang bias mempercepat sebuah
benda.

Setiap gaya F adalah vector yang memiliki besar dan arah. Persamaan
diatas merupakan persamaan yang berlaku pada semua kerangkaacuan
inersia. Persamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk komponen pada
koordinat persegi panjang sebagai berikut :

∑Fx = max ,

∑Fy = may,
∑Fz = maz

Jika gerak tersebut sepanjang satu garis (satu dimensi), kita bias
menghilangkan indeks-indeks dan hanya menuliskan ∑F = ma.

Hukum kedua menyatakan bahwa total gaya pada sebuah partikel sama
dengan banyaknya perubahan momentum linier p terhadap waktu :

Karena hukumnya hanya berlaku untuk sistem dengan massa konstan


variabel massa (sebuah konstan) dapat dikeluarkan dari operator diferensial
dengan menggunakan aturan diferensiasi. Maka,

Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m adalah massa benda, dan a
adalah percepatan benda. Maka total gaya yang bekerja pada suatu benda
menghasilkan percepatan yang berbanding lurus.

Massa yang bertambah atau berkurang dari suatu sistem akan mengakibatkan
perubahan dalam momentum. Perubahan momentum ini bukanlah akibat dari
gaya. Untuk menghitung sistem dengan massa yang bisa berubah-ubah,
diperlukan persamaan yang berbeda.

Sesuai dengan hukum pertama, turunan momentum terhadap waktu tidak nol
ketika terjadi perubahan arah, walaupun tidak terjadi perubahan besaran.
Contohnya adalah gerak melingkar beraturan. Hubungan ini juga secara tidak
langsung menyatakan kekekalan momentum: Ketika resultan gaya yang
bekerja pada benda nol, momentum benda tersebut konstan. Setiap
perubahan gaya berbanding lurus dengan perubahan momentum tiap satuan
waktu.

Hukum kedua ini perlu perubahan jika relativitas khusus diperhitungkan,


karena dalam kecepatan sangat tinggi hasil kali massa dengan kecepatan
tidak mendekati momentum sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai