Anda di halaman 1dari 3

DIKALA HUJAN MENYAPAKU

Hujan adalah hal yang paling kusenangi. Disaat hujan perasaan tenang dan damai serasa
menghampiriku, aku suka hujan karna hujan menenangkan ku. Tetapi hari ini hujan tak seperti
yang kurasa, seolah-olah aku tak menikmati kedamaian ini “Kenapa?” dalam hati ku bertanya.
Menit demi menit ku coba menikmati suasana ini.

Menit itu berlalu menghasilkan detikan jam yang berjalan beriringan dengan keberadaanku saat
ini. Jangan tanya aku, mengapa aku seperti ini? Yah, aku menikmati hujan turun mengguyur
dengan indah dan derasnya. Detikan jam itu berubah menjadi hitungan hari, tetap sama seperti
sebelumnya. Langit itu rupanya seperti kanvas bagiku dan hujan seperti cat warna yang
melengkapi setiap goresan yang terlukis di atas kanvas yang mengubahnya menjadi lukisan yang
tercipta dari dalam hatiku. Setahun lamanya terkubur dalam hujan yang indah ini, dan membuat
aku lebih menghargai apa arti dari sendiri.

Menikmati apa yang kamu sukai memang menyenangkan tetapi kali ini hampa , kesal dan
gelisah lah yang kurasa. Aku tak lagi menimati suasana ini . Tersadar sudah begitu jauh aku
menikmati rasa sendiri yang indah nan menggiurkan ini, bak alkohol yang membuat orang lemas
dan melayang. “Kenapa? Bisakah? Bagaimanakah?” Seribu pertanyaan selalu terlontarkan di
fikiranku, mengitari bak bintang-bintang kecil yang sedang mengejek betapa bodohnya aku. Iya
bodoh, melakukan hal yang dibenci semua orang, yaitu menyatu dalam kesendirian. Setahun
dunia ku terkunci, dengan rapat dan rapi.

“Ra, kamu masih punya aku” ujar katanya, seorang pria yang telah menemaniku selama tiga
tahun lamanya.
“Iya.” Jawabku meskipun hanya sebatas senyuman tipis.
Sambil menuju gazebo ku berjalan mengahampiri pria itu. Ya ,dia kiki sahabat ku selama ini ,
“Rara jangan sedih, masih ada aku, seorang sahabat yang tetap di sini sebagai tiang bagimu”
ujarnya. Mata itu meyakinkanku bahwa aku tidak sendirian.
“Aku takut.”
“Takut kenapa? Takut kamu disakiti lagi?.”
“Iya.” Sambil membuka laptop ku menjawab pertanyaan ini. Wajah pucat habis hujan-huajan
tersirat diwajahku “ aku capek tuhan” hatiku berkata dalam kesunyian

“Lupakan yang lalu, itu hanya sebuah kenangan dan seharusnya kamu jadikan pelajaran bukan
malah semakin down dan berlarut dalam kesedihan. Gak baik kamu selalu mengurung diri kamu
dalam kesepian, beradaptasilah, aku juga gak bisa terus jaga kamu.”
“Jangan pergi ki, aku hanya butuh waktu untuk menerimanya. Sesungguhnya hati ini sedikit pun
gak punya rasa benci yang terlalu besar terhadap dia bahkan aku sangat menyayanginya.”
“Maka dari itu, kamu harus bangkit dan lupakan semuanya. Melupakan pasti sulit setidaknya
kamu bisa menerimanya, dengan begitu kamu bisa terbiasa hingga kamu melupakannya.” Kata-
kata tadi seketika menyadarkan
“kenapa aku harus memikirkan yang seharusnya dilupakan? Aku punya sahabat dan teman yang
selalu menemani ku “

Aku rara, gadis periang dan terheboh diantara sahabat-sahabatku. Selain mempunyai sahabat
perempuan aku juga mempunya kiki sahabat dan teman segalanya bagiku. Dia selalu menjadi
sahabat dekat ku bahkan sangat dekat , siapa bilang cewek dan cowok tidak bisa bersahabat ??
buktinya aku dan kiki dapat bersahabt dengan baik. dia menyukai basket tapi aku tak menyukai
olaharga sama sekali . aku senang karna kiki aku merasa tak sendiri walaupun saat ini adalah saat
menyedihkan yang kurasa. Ya, terjadi kesalapaham antara aku dan sahabat perempuan ku ,
masalahnya sih sepele yaitu “Cowok” tapi keadaan ini terjadi berlarut-larut.

“Apa aku ini terlalu bodoh? Atau apa?” tanya ku pada kiki seketika sembari main laptop.
“Sekarang gak ada yang harus disesali, semuanya udah berlalu, kamu harus melanjutkan hidup
kamu, aku gak mau pipi chaby ini jadi tirus gara gara kebanyakan nangis, airmatamu gak pantes
buat dia.”
“Kamu ini goda aku mulu.”
“Ih makin jelek tau kalo manyun.”
“Arhhh kikiiii loh, sudah jangan goda aku.”
“Biarin.”
“Aku sayang kamu ky.”
“Iya, aku juga sayang kamu.”
“Persahabatan ini jangan sampai putus ya.”
“Pasti.”
“Janji.”
“Janji.” kedua kelingking itu bertemu mengikat kan sebuah janji persahabatan kami. Dengan
kepergian dia, setidaknya aku lebih lega. Lambat laun berlalu melewati banyak peristiwa. Waktu
yang memperkenalkanku arti sendiri, sakit hati hingga waktu membawaku ke dalam
kebahagiaan. Kukatakan pada diri ini aku pantas untuk bahagaia.

Waktu berlalu lebih cepat hingga semuanya menjadi sejarah dalam hidupku, perlahan tapi pasti.
“Ra, mungkin ini terakhir kita bertemu”
“Masa, gak percaya, ya biar aja kita gak ketemu”

Hari itu berlalu . Kukira ucapannya hanya sekedar gurauan semata, namun itu adalah hal yang
serius yang harus aku terima dengan rasa pedih menusuk relungku.
“Dia pergi tuhan.” tangisku mengalir lebih kencang ketika teringat hal manis yang selalu kami
lakukan. Dia bukan hanya sekedar sahabat atau teman, namun ia melebihi semuanya. Waktu
membawaku kembali ke dalam rasa sakit. Rupanya sang maha Agung sangat mencintaiku,
hingga ia ingin melihat seberapa kuat aku melewatinya.
Tuhan skenariomu yang terindah dari ribuan penulis di seluruh penjuru ini dan skenariomu lah
yang nyata dan benar adanya dengan itulah aku percaya bahagia itu akan kembali.

“kii, makasih ya kamu udah jadi teman,sahabat bagi aku , selamat tinggal ki you’re always in my
heart and I’ll never forget you”
Aku percaya tuhan menyayangi ku , tuhan membuat ku menjadi orang yang lebih kuat dan tegar
saat menjalani hidup yang penuh gemerlap ini. Karna setiap kejadian apapun yang kulalai ada
hikmah dan pelajaran yang kudapatkan . persahabatan ini tidak akan pernah putus walau aku dan
kiki kini dipisah aku waktu . karna sahabat akan selamanya hidup didalam hati kenangan indah
takan terlupakan begitu . biar kisah ini menjadi lembar cerita yang kelak kan selalu ku kenang
ketika ku mengingatmu . kiki sahabatku.

NAMA : FIKI FERINDRA


NIM : 1508153958

Anda mungkin juga menyukai