Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah


menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisis data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Namun, seorang
peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjad objek penelitian
hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Secara umum
sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang memiliki karakterisktik populasi dalam
penelitian. Dalam sebuah penelitian, keberadaan sampel memiliki peran yang sangat vital.
Hal ini disebabkan oleh sampel penelitian dijadikan sebagai sumber pengambilan data, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Jumlah populasi yang terbatas memungkinkan peneliti
dapat menggunakan sensus, tetapi pada populasi yang sangat banyak, dapat dilakukan
sampling untuk efisiensi tenaga, waktu, dan biaya. Teknik sampling sangatlah diperlukan
dalam sebuah penelitian karena hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota
populasi yang akan dijadikan sampel. Teknik sampling haruslah secara jelas tergambarkan
dalam rencana penelitian sehingga tidak membingungkan ketika terjun ke lapangan. Untuk
menghindari kesalahan sampel perlu digunakan teknik sampling yang tepat. Dalam penelitian
terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian. Pada dasarnya teknik sampling dapat dibedakan menjadi dua, yaitu probability
sampling dan non probability sampling. probability sampling memberikan kesempatan yang
sama pada setiap unsur untuk dipilih, sedangkan non probability sampling tidak memberikan
kesempatan yang sama untuk dipilih. Kegiatan menentukan pilihan ukuran sampel
merupakan bagian dari teknik sampling, jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan
ukuran sampel. Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan populasi.
Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kesil. Sebaliknya, makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka semakin
besar kesalahan generalisasi. Pengambilan sampel harus tepat dan benar karena hal ini
memiliki pengaruh yang besar dalam keberhasilan proses penelitian. Penentuan populasi dan
sampel penelitian harus sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan secara tepat dan
efisien. Oleh karena itu, dalam menentukan populasi dan sampel peneliti akanlah
memperhatikan hal-hal yang memang berkaitan dengan populasi dan sampel sehingga
didapatkan data yang tepat. Adanya pertimbangan menggunakan desain sampel meliputi
biaya, akurasi, waktu, penerimaan hasil, dan kemampuan generalisasi.
Jenis Desain
Pertimbangan Probabilitas Non probabilititas
Biaya Lebih Mahal Lebih Murah
Akurasi Lebih Tepat Kurang Tepat
Waktu Lebih Lama Lebih Cepat
Penerimaan Hasil Penerimaan Universival Penerimaan Masuk Akal
Kemampuan Generalisasi Baik Buruk

Para peneliti dan manajer perlu memberikan perhatian pada kelima jenis pertimbangan
ini karena menentukan biaya total dan kualitas hasil penelitian. Pertimbangan memilih
sampel probabilitas atau nonprobabilitas bergantung pada apakah masalah keterwakilan
sampel merupakan aspek penting yang dipertimbangkan atau tidak.

2.1. Probability Sampling


Sampel probabilitas mengandung arti bahwa setiap sampel yang dipilih berdasarkan
prosedur seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Sampel probabilitas
menuntut bahwa secara ideal peneliti telah mengetahui besarnya populasi induk, besarnya
sampel yang diinginkan telah ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau
kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Terdapat lima
jenis desain sampel probabilitas, yaitu: sampel random sederhana, sampel sistematis, sampel
stratifikasi, sampel kluster, dan sampel multitahap (Kuncoro,2009:127).
2.1.1. Sampel Random Sederhana (Simple Random sampling)

2.1.2. Sampel Sistematis (Systematic Sampling)


2.1.3. Sampel Stratifikasi (Stratified Sampling)
2.1.4. Sampel Kluster (Cluster Sampling)
2.1.5. Sampel Daerah Multitahap (Multistage Area Sampling)

2.2. Non Probability Sampling


Sampel nonprobabilitas adaiah teknik pengambilan yang tidak memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipiiih menjadi sampel
(Sugiono, 2013;120). Hal senada juga dikemukakan oleh Uma Sekaran & Roger Bougie
(2010;276) yang menyebutkan "In nonprobability sampling designs, the elements in the
population do not have any probabilities attached to their being chosen as sample subjects”.
Maksud pernyataan tersebut, ialah dalam desain sampel nonprobabilitas, anggota di dalam
populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel daiam suatu
penelitian.
Kesempatan yang berbeda bagi setiap anggota populasi dalam sampel nonprobabilitas
ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (Rahyuda,2004;51):
a) Tidak mungkinnya diperoleh daftar yang lengkap dari populasi.
b) Adanya kondisi yangtidak memungkinkan penelitian memilih anggota populasi dengan
cara memberikan kesempatan yang sama.
Berbeda dengan yang menggunakan sampel probabilitas, pada sampel nonprobabilitas,
umumnya peneliti tidak bisa membuat generalisasi atau simpulan yang dapat mewakili
populasi yang lebih luas. Dengan kata lain, hasil analisisnya berlaku hanya untuk anggota
populasi yang diteliti. Selain itu, juga ada penarikan sampel nonprobabilitas peneliti tidak
dihadapkan pada cara-cara yang rumit (Rahyuda, 2004;51).
Pada sampel nonprobabilitas yang dominan berperan adalah kemampuan atau
pengetahuan peneliti terhadap populasi penelitiannya. Semakin baik pengetahuan peneliti
tentang populasi, semakin baik pula tingkat prediksinya terhadap aspek keterwakilan dari
anggota populasinya (Rahyuda, 2004;51) Sebelum membahas mengenai teknik teknik sampel
nonprobabilitas ada baiknya kita mengenal beberapa sifat populasi. Menurut Burhan
(2005;123) ada beberapa sifat populasi, yang kalau tidak terjadi tumpang-tindih satu dengan
yang lainnya, maka terlihat sifat-sifat sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai