Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan pertambangan adalah suatu kegiatan meliputi dari kegiatan
penyelidikan umum, survei tinjau, eksplorasi, studi kelayakan, penambangan,
pengolahan sampai kegiatan pascatambang. Pada kegiatan penambangan ini hal
yang sering dilakukan saat awal ialah kegiatan pemboran baik pada tambang
terbuka dan tambang bawah tanah, guna untuk membuka jalur tambang atau
untuk meledakkan hingga nantinya pemberaian dari ledakan tersebut yang
dimasukkan pada sektor produksi bahan galian.
Tekniik Peledakan ini merupakan suatu metode pembongkaran batuan
yang kompak atau pemberaian suatu massa batuan, yang dilakukan untuk
mendapatkan fragmentasi yang sesuai dengan pengolahan bahan galiannya.
Kegiatan peledakan yang dilakukan didalam dunia pertambangan ini guna untuk
meningkatkan efisiensi dari segi waktu, tenaga kerja dan target produksi yang
tinggi.

1.2. Maksud dan Tujuan


1.2.1. Maksud
Maksud dari praktikum analisis fragmentasi hasil peledakan adalah
sebagai pendahuluan dan pengenalan mengenai menganalisis fragmentasi pada
hasil peledakan yang dilakukan.
1.2.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum analisis fragmentasi hasil peledakan adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui dan memahami fragmentasi hasil peledakan.
2. Mengetahui metode perhitungan fragmentasi.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Fragmentasi Batuan


Fragmentasi batuan adalah suatu pemecahan dari suatu bahan galian
yang dengan berukuran sebagai hasil peledakan. Pada ukuran fragmentasi ini
biasanya dipengaruhi oleh proses berikutnya, dengan tujuan biasanya dengan
menyesuaikan alat-alat mekanis yang terdapat pada perusahaan tertentu dengan
target capaiannya bermacam-macam.
Pada fragmentasi batuan, ada beberapa prinsip yang digunakan untuk
mengontrol ukuran fragmentasi sesuai yang diinginkan, diantaranya :
1. Jumlah energi yang dihasilkan handak, adalah banyaknya energi yang
dihasilkan oleh bahan peledak yang digunakan untuk memecah beraikan
massa batuan dari yang massive hingga yang lepas, dengan jumlah hasil
energi yang banyak maka akan membuat fragmentasinya berukuran kecil
begitupun sebaliknya
2. Pelepasan energi yang dihasilkannya, adalah hasil pelepasan energi yang
dihasilkan oleh bahan peledakan, biasanya pelepasan energi yang
memiliki rekahan pada massa batuan itu akan membuat lemparan batuan
yang jauh atau membuat fragmentasi yang berukuran kecil.

Sumber : Bochori, 2013


Foto 2.1
Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan

2
3

Fragmentasi batuan ini yang dapat terbentuk dari proses peledakan ini
berasal dari :
1. Pecahan dari rekahan yang diakibatkan oleh detonator handak.
2. Rekahan dari energi peledakan
3. Campuran rekahan alami dan rekahan buatan hasil peledakan.

2.2. Oversize Batuan


Oversize batuan ini merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi efisiensi dari mekanisme alat seperti muat-angkut. Material yang
masih memiliki ukuran yang besar apabila tidak memenuhi dari proses pemuatan
dan pengangkutan ini harus dilakukan peledakan kedua (secondary blasting).
Apabila material dengan ukuran yang kecil ini tidak perlu dilakukan crushing dan
hal ini dapat mengurangi biaya dari crushing ini dan mengurangi crushing recovery
dan meningkatkan proses efisiensi.
Adapun klasifikasi ukuran fragmentasi ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Oversize adalah fragmen yang berukuran boulder, fragmen ini perlu
diperkecil lagi agar dapat melanjutkan pada tahap pengolahan.
2. Fine adalah fragmen yang berukuran sangat kecil dan hanya dilakukan
pengolahan menggunakan flotasi.
3. Medium adalah fragmen yang berukuran sedang, tidak terlalu boulder dan
tidak terlalu fine. Fragmen ini merupakan fragmen yang dapat disebut
memenuhi syarat untuk mendapatkan pengolahan yang ekonomis.

Sumber : Anshariah, 2015


Gambar 2.1
Perbandingan Fragmentasi
4

2.3. Mekanisme Fragmentasi Batuan


Adaun mekanisme fragmentasi batuan ini dapat dijelaskan dari pecahnya
batuan saat terjadi peledakan, berikut ada 3 tahap proses pemecahannya :
1. Proses pemecahan batuan tingkat I, yaitu pada saat handak pada lubang
ledak meledak, akan menyebabkan tekanan (pressure) yang sangat tinggi
dilubang sekitarnya. Shockwave yang dihasilkan dari peledakan akan
menyebabkan tegangan tegak lurus dengan dinding massa batuan. Pada
tegangan inilah menyebabkan adanya rekahan radial yang menjalar
disekitar lubang ledak.
2. Proses pemecahan batuan tingkat II, yaitu merupakan lanjutan dari tahap
I dari hasil tekanan yang mengakibatkan gelombang kejut yang bersifat
positif. Apabila gelombang kejut itu akan menggapai bidang bebas, maka
yang akan terjadi diperuntukkan kembali akhirnya tekanan akan menjadi
turun drastis dan merambat kembali kedalam massa batuan, yang akhirnya
mengakibatkan rekahan-rekahan pada batuan.
3. Proses pemecahan batuan tingkat III, yaitu proses lanjutan dari tahap II,
yang diakibatkan oleh tekanan yang sangat tinggi dari gas-gas hasil
peledakan dan rekahan dari batuan yang akan cepat melebar. Ketika suatu
massa batuan didepan lubang ledaknya gagal untuk menahan daya ledak
dari handak ini, maka tegangan tekan tinggi pada batuan akan terlepas.
Rekahan yang mengakibatkan bidang lemah untuk menginisiasi reaksi
fragmentasi utama sehingga batuan terpecah beraikan.

Sumber : Sandi, 2016


Gambar 2.2
Mekanisme Pecahnya Batuan
5

2.4. Model Perkiraan Ukuran Fragmentasi


Distribusi fragmentasi batuan yang biasa diinginkan ini biasa digunakan
model Kuz-Ram, yaitu merupakan gabungan dari persamaan Kuznetsov dan
persamaan Rossin – Rammler. Pada persamaan Kuznetsov ini akan memberikan
ukuran fragmen batuan rata-rata dan pada persamaan Rossin-Rammler ini
menentukan persentase material yang tertampung pada ayakan dalam ukuran
yang bervariasi sesuai kebutuhan.
Dibawah ini merupakan persamaan untuk bahan peledak jenis TNT :
X = A (Vo/q)0.8 . Q1/8 ...............................................................(2.1)
Dibawah ini adalah persamaan untuk bahan peledak jenis ANFO :
Xm = A(PF)-0.8 . Qe 1/5 (115/E) 19/30 ...................................................(2.2)
Keterangan :
X = Rata-rata ukuran fragmentasi (cm)
A = Faktor Batuan
Vo = Volume batuan (m3)
Q = jumlah bahan peledak pada (kg)
Untuk menentukan faktor batuan dilakukan dengan perhitungan sebagai
berikut :
1. Nilai Blastibility Index (BI)
BI = 0.5 x (RMD + JPS + JPO + SGI + H) ....................................(2.3)
2. Nilai Rock Factor (RF)
RF = 0.12 x BI ................................................................................(2.4)
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1. Tugas
1. PT. MSS merupakan salah satu perusahaan tambang andesit di Jawa
Barat yang diketahui memiliki banyak rekahan mengarah ke face, jarak
antar kekar 0,1 m – 1 m dan kekerasan 6 (skala mosh) dengan spesifikasi
batuannya dengan nilai SGr 2,65 gr/cc dan SGrstd 2,7 gr/cc. Perusahaan ini
menggunakan metode peledakan dalam pembongkaran/penggaliannya
dengan menggunakan ANFO sebagai bahan peledak utamanya yang
memiliki spesifikasi Sge 0,82 ton/m3 Sgestd 0,85 gr/cc, VOD 11500 fps dan
VODstd 12000 fps. Geometri peledakan yang digunakan tersebut terlampir.
Jika dalam perhitungan di lapangan didapatkan hasil pengambilan data
distribusi ukuran fragmentasi hasil peledakan terlampir. Maka hitung.
a. Hitung geometri peledakan tersebut secara teoritis, R.L Ash dan C.J
Konya !
b. Hitung prediksi fragmentasi yang akan didapatkan masing-masing
metoda geometri peledakan dengan metode Kuz-Ram dan
Cunningham.
c. Hitung distribusi fragmentasi hasil peledakan dilapangan.
d. Jika ukuran mulut jaw crusher hanya berukuran berukuran 90 cm,
berapa persentase batuan yang dapat masuk ?
2. PT. MMA memiliki target produksi batu gamping 2 juta ton per tahun.
Densitas batu gamping rata-rata 2,6 ton/m3 dan bahan peledak yang akan
digunakan adalah ANFO dengan densitas 0,84 gr/cc dan VOD 12000 fps.
Dengan menggunakan alat bor dengan diameter 4,5 inch dan tinggi jenjang
11,93 m. Datuan gamping tersebut diketahui memiliki sedikit rekahan
mengarah kedalam face dengan jarak antar kekar >1 m dan kekerasan 6
(skala mosh). Hitunglah.
a. Geometri dan Powder Factor berdasarkan R.L Ash dan C.J Konya
b. Berapa prediksifragmentasi yang akan didapatkan masing-masing

6
7

metoda geometri peledakan dengan metode Kuz-Ram dan


Cunningham.
3. PT. MSS melakukan kegiatan peledakan dengan spesifikasi batuannya
dengan nilai SGrloose 1,67 gr/cc dan SGrinsitu 2,6 gr/cc. Dalam sehari
dilakukan satu kali peledakan sebanyak 10 lubang. Geometri peledakan
perusahaan terlampir. Hasil peledakan ini dimuat menggunakan Exavator
Volvo EC480EL dengan kapasitas teoritis 3,1 LCM dengan Swell Factor 64
%, Fill Factor 85 %. Alat muat yang digunakan adalah Hino Ranger
FM260TI yang diisai sebanyak 6x dengan jumlah ritase 106 kali. Hitunglah
persen fragmentasi dari kegiatan peledakan tersebut.

3.2. Pembahasan
1. Dik : SGr = 2,65 cc/gr B =3m
SGrstd = 2,7 cc/gr S = 3,5 m
3
SGe = 0,82 ton/m De = 3,5 inch
SGestd = 0,85 ton/m3 T =3m
VOD = 11.500 fps L = 12 m
VODstd = 12.000 fps J =1m
Dit :
a. Geometri peledakan
b. Prediksi persentasi
c. Distribusi fragmentasi hasil peledakan
d. Jika ukuran mulut jaw 90 cm, berapa persentase batuan yang dapat
masuk.
Jawab :
a. Geometri peledakan
1) Aktual
a) PC =H+J–T
= 12 + 1 – 3
= 10 m
b) LD = 0,508 . De2 . SGr
= 0,508 . 3,52 . 0,82
= 5,1 kg/m
8

c) W = PC . LD
= 10 . 5,1
= 51 kg
d) V =B.S.H
= 3 . 3,5 . 12
= 126 m3
e) Tonase = V . SGr
= 126 . 2,65
= 353,9 ton
W
f) PF V =
V
51
=
126

= 0,4 kg/m3
W
g) PF Ton =
T
51
=
353,9

= 0,15 kg/ton
2) R.L Ash
a) Kb = Kbstd . AF1 . AF2

3 2
SGe . VOD 3 SGrstd
= Kbstd . √ 2 .√
SGestd . VODstd SGr

3 0,82 . 115002 3 2,7


= 25 . √ 2 .√
0,85 . 12.000 2,65

= 24,16
Kb . De
b) B = . 0,3048
12
24,16 . 3,5
= . 0,3048
12

= 2,15 m
c) S = Ksstd . B
= 1,2 . 2,15
= 2,58 m
d) J = Kjstd . B
= 0,4 . 2,15
9

= 0,86 m
e) T = Ktstd . B
= 1 . 2,15
= 2,15 m
f) PC =H+J–T
= 12 + 0,86 – 2,15
= 9,936 m
g) LD = 0,508 . De2 . SGe
= 0,508 . 3,52 . 0,82
= 5,1 kg/m
h) W = PC . LD
= 9,936 . 5,1
= 50,67 kg
i) V =B.S.H
= 2,15 . 2,58 . 12
= 66,56 m3
j) Ton = V . SGe
= 66,56 . 2,65
= 176,38 ton
W
k) PF V =
V
50,67
=
66,56

= 0,67 kg/m3
W
l) PF T = T
50,67
=
176,38

= 0,29 kg/ton
3) C.J Konya
3 SGe
a) B = 3,15 . De . √ . 0,3048
SGr

3 0,82
= 3,15 . 3,5 . √ . 0,3048
2,65

= 2,27 m
10

b) S = 1, 4 . B L > 4B
= 1,4 . 2,27 12 > 4 . 2,27
= 3,18 m 12 > 9,08
c) J = Kjstd . B
= 0,4 . 2,27
= 0,91 m
d) T = Ktstd . B
= 1 . 2,27
= 2,27 m
e) PC =H+J–T
= 12 + 0,91 – 2,27
= 10,64 m
f) LD = 0,508 . De2 . SGe
= 0,508 . 3,52 . 0,82
= 5,1 kg/m
g) W = PC . LD
= 10,64 . 5,1
= 54,26 kg
h) V =B.S.H
= 2,27 . 3,18 . 12
= 86,62 m3
i) Ton = V . SGr
= 86,62 . 2,65
= 229,54 ton
W
j) PF V =
V
54,26
=
86,62

= 0,63 kg/m3
W
k) PF T =
T
54,26
=
229,54

= 0,24 kg/ton
11

b. Prediksi persentasi
Tabel 3.1
Pembobotan Massa Batuan Untuk Peledakan
No Parameter Pembobotan
1 Rock Mass Description (RMD)
1.1 Powdery / Friable 10
1.2 Blocky 20
1.3 Totally Massive 50
2 Joint Plane Spasing (JPS)
2.1 Close ( Spasi < 0,1 m ) 10
2.2 Intermediate ( Spasi 0,1 – 1 m ) 20
2.3 Wide ( Spasi > 1 m ) 50
3 Jonit Plane Orientation (JPO)
3.1 Horizontal 10
3.2 Dip Out of Face 20
3.3 Strike Normal to Face 30
3.4 Dip Into Face 40
4 Spesific Grafity Influence SGI = 25 x SG – 50
5 Hardness ( H ) 1 – 10

1) Aktual
a) Kuz-Ram
Vo 0,8 1⁄
X =A.( ) .Q 6
q

126 0,8 1⁄
= 10 . ( ) .51 6
51

= 39,7 cm
b) Cunningham
BI = 0,5 (RMD+JPS+JPS+SGI+H)
= 0,5 [ 50 + 20 + 20 + { ( 25 . 2,65 ) - 50 } + 6 ]
= 56,125
RF = 0,12 . BI
= 0,12 . 56,125
= 6,735
19⁄
1⁄ 115 30
Xm = A . PF -0,8 .Q 6 . ( )
E
19⁄
1⁄ 115 30
= 6,735 . 0,4 -0,8 .51 6 . (100)
= 29,49 cm
12

2) R.L Ash
a) Kuz-Ram
Vo 0,8 1⁄
X =A.( ) .Q 6
q

66,56 0,8 1⁄
= 10 . ( ) .50,67 6
50,67

= 39,7 cm
b) Cunningham
BI = 0,5 (RMD+JPS+JPS+SGI+H)
= 0,5 [ 50 + 20 + 20 + { ( 25 . 2,65 ) - 50 } + 6 ]
= 56,125
RF = 0,12 . BI
= 0,12 . 56,125
= 6,735
19⁄
1⁄ 115 30
Xm = A . PF -0,8 .Q 6 . ( )
E
19⁄
-0,8 1 115 30
= 6,735 . 0,76 .50,67 ⁄6 . (100)
= 17,63 cm
3) C.J Konya
a) Kuz-Ram
Vo 0,8 1⁄
X =A.( ) .Q 6
q

86,62 0,8 1⁄
= 10 . ( ) .54,26 6
54,26

= 28,29 cm
b) Cunningham
BI = 0,5 (RMD+JPS+JPS+SGI+H)
= 0,5 [ 50 + 20 + 20 + { ( 25 . 2,65 ) - 50 } + 6 ]
= 56,125
RF = 0,12 . BI
= 0,12 . 56,125
= 6,735
19⁄
1⁄ 115 30
Xm = A . PF -0,8 .Q 6 . ( )
E
13

19⁄
1⁄ 115 30
= 6,735 . 0,63 -0,8 .54,26 6 . (100)
= 20,72 cm
Tabel 3.2
Rekapitulasi Geometri dan Fragmentasi
Geometri Aktual R.L Ash C.J Konya
Burden (B) 3m 2,15 m 2,27 m
Spasi (S) 3,5 m 2,58 m 3,18 m
Subdrill (J) 1m 0,86 m 0,91 m
Stemming (T) 3m 2,15 m 2,27 m
Powder Column (PC) 10 m 9,936 m 10,64 m
Loading Density (LD) 5,1 kg/m 5,1 kg/m 5,1 kg/m
Berat Handak (W) 51 kg 50,67 kg 54,26 kg
Volume (V) 126 m3 66,56 m3 86,62 m3
Tonase 353,9 ton 176,38 ton 229,54 ton
Powder Factor Volume (PF V) 0,4 kg/m 3 0,76 kg/m3 0,63 kg/m3
Powder Factor Tonase (PF T) 0,15 kg/ton 0,29 kg/ton 0,24 kg/ton
Fragmentasi Aktual R.L Ash C.J Konya
Kuz-Ram 39,7 cm 23,93 cm 28,29 cm
Cunningham 29,49 cm 17,63 cm 20,72 cm

c. Distribusi fragmentasi
Tabel 3.3
Hasil Pengamatan Fragmentasi Hasil Peledakan 1
Ukuran Section
Jumlah Persetase
(cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
< 20 8 4 6 5 7 6 8 7 6 10 67 18,01
21 – 40 15 27 14 21 21 24 15 21 6 12 176 47,31
41 – 60 8 5 5 3 4 8 5 6 5 7 56 15,05
61 – 80 9 5 7 5 8 4 3 5 4 5 55 14,79
> 80 2 1 3 0 2 2 1 1 3 3 18 4,84
Total 372 100

Tabel 3.4
Hasil Pengamatan Fragmentasi Hasil Peledakan 2
Ukuran Section
Jumlah Persetase
(cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
< 20 9 10 8 7 7 5 7 6 8 8 75 17,81
21 – 40 25 22 25 19 20 22 21 18 19 19 210 49,88
41 – 60 7 6 4 5 3 7 5 5 6 5 53 12,59
61 – 80 7 4 8 9 8 6 7 6 5 7 67 45,92
> 80 1 3 2 1 3 1 1 2 1 1 16 3,8
Total 421 100
14

Tabel 3.5
Hasil Pengamatan Fragmentasi Hasil Peledakan 3
Ukuran Section
Jumlah Persetase
(cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
< 20 12 15 20 14 14 12 15 17 17 15 131 31,07
21 – 40 22 20 25 17 19 19 20 23 19 24 208 42,8
41 – 60 8 5 6 9 4 7 6 6 4 4 59 12,14
61 – 80 9 5 7 5 5 4 4 6 7 5 57 11,73
> 80 1 2 1 1 2 0 1 1 1 1 11 2,26
Total 486 100

Tabel 3.6
Hasil Pengamatan Fragmentasi Hasil Peledakan 4
Ukuran Section
Jumlah Persetase
(cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
< 20 25 18 17 17 16 19 19 16 16 15 178 30,85
21 – 40 21 28 22 22 28 25 25 24 26 23 244 42,29
41 – 60 10 12 8 7 9 9 7 8 6 7 83 14,39
61 – 80 7 6 5 6 3 5 7 8 7 7 61 10,57
> 80 1 0 2 1 0 1 2 2 1 1 12 1,9
Total 577 100

Tabel 3.7
Hasil Pengamatan Fragmentasi Hasil Peledakan 5
Ukuran Section
Jumlah Persetase
(cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
< 20 15 15 13 16 18 12 12 14 15 15 145 24,17
21 – 40 21 20 22 19 21 22 21 242 24 22 216 36
41 – 60 15 11 14 13 14 12 16 14 15 18 142 23,67
61 – 80 10 9 9 9 8 8 9 9 8 9 88 14,67
> 80 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1 9 1,3
Total 600 100

Tabel 3.8
Distribusi Fragmentasi
Kegiatan Ukuran (cm)
Peledakan < 20 21 – 40 41 – 60 61 – 80 > 80
1 67 176 56 55 18
2 75 210 53 67 16
3 151 208 59 57 11
4 178 244 83 61 11
5 145 246 142 88 3
Jumlah 616 1054 393 328 65
Persentase 25,08 42,92 16 13,36 2,65

Σtotal = 616 + 1054 + 393 + 328 + 65


= 2456
15

d. Persetase yang dapat masuk jaw


% = 100% - 2,65%
= 97,35 %
2. Dik : SGr = 2,6 ton/m3 VOD = 12000 fps
3
SGrstd = 2,7 ton/m VODstd = 12500 fps
SGe = 0,84 gr/cc De = 4,5 inch
SGestd = 0,85 gr/cc L = 11,93 m
TP = 2000000 ton/ tahun
Dit :
a. Geometri Peledakan
b. Prediksi Peledakan
Jawab :
a. Geometri peledakan
1) R.L Ash
a) Kb = Kbstd . AF1 . AF2

3 2
SGe . VOD 3 SGrstd
= Kbstd . √ 2 .√
SGestd . VODstd SGr

3 0,84 . 120002 3 2,7


= 25 . √ .√
0,85 . 12.5002 2,6

= 24,54
Kb . De
b) B = . 0,3048
12
24,54 . 4,5
= . 0,3048
12

= 2,8 m
c) S = Ksstd . B
= 1,3 . 2,8
= 3,64 m
d) J = Kjstd . B
= 0,3 . 2,8
= 0,84 m
e) T = Ktstd . B
= 0,9 . 2,8
= 2,52 m
16

f) PC =H+J–T
= 11,93 + 0,84 – 2,52
= 10,25 m
g) LD = 0,508 . De2 . SGe
= 0,508 . 4,52 . 0,84
= 8,64 kg/m
h) W = PC . LD
= 10,25 . 8,64
= 88,56 kg
i) V =B.S.H
= 2,8 . 3,64 . 11,93
= 121,59 m3
j) Ton = V . SGe
= 121,59 . 2,6
= 316,13 ton
W
k) PF V = V
88,56
=
121,59

= 0,73 kg/m3
W
l) PF T =
T
88,56
=
316,13

= 0,28 kg/ton
2) C.J Konya
3 SGe
a) B = 3,15 . De . √ . 0,3048
SGr

3 0,84
= 3,15 . 4,5 . √ . 0,3048
2,6

= 2,96 m
b) S = 1, 4 . B L > 4B
= 1,4 . 2,96 11,93 > 4 . 2,96
= 4,144 m 11,93 > 11,84
c) J = Kjstd . B
= 0,3 . 2,96
17

= 0,89 m
d) T = Ktstd . B
= 1 . 2,96
= 2,96 m
e) PC =H+J–T
= 11,93 + 0,89 – 2,96
= 9,86 m
f) LD = 0,508 . De2 . SGe
= 0,508 . 4,52 . 0,84
= 8,64 kg/m
g) W = PC . LD
= 9,86 . 8,64
= 85,19 kg
h) V =B.S.H
= 2,96 . 4,14 . 11,93
= 146,2 m3
i) Ton = V . SGr
= 146,2 . 2,6
= 380,12 ton
W
j) PF V =
V
85,19
=
146,2

= 0,58 kg/m3
W
k) PF T =
T
85,19
=
380,12

= 0,22 kg/ton
b. Prediksi persentasi
Tabel 3.9
Pembobotan Massa Batuan Untuk Peledakan
No Parameter Pembobotan
1 Rock Mass Description (RMD)
1.1 Powdery / Friable 10
1.2 Blocky 20
1.3 Totally Massive 50
2 Joint Plane Spasing (JPS)
18

2.1 Close ( Spasi < 0,1 m ) 10


2.2 Intermediate ( Spasi 0,1 – 1 m ) 20
2.3 Wide ( Spasi > 1 m ) 50
3 Jonit Plane Orientation (JPO)
3.1 Horizontal 10
3.2 Dip Out of Face 20
3.3 Strike Normal to Face 30
3.4 Dip Into Face 40
4 Spesific Grafity Influence SGI = 25 x SG – 50
5 Hardness ( H ) 1 – 10

1) R.L Ash
a) Kuz-Ram
Vo 0,8 1⁄
X =A.( ) .Q 6
q

121,59 0,8 1⁄
=7.( ) . 88,56 6
88,56

= 19,04 cm
b) Cunningham
BI = 0,5 (RMD+JPS+JPS+SGI+H)
= 0,5 [ 20 + 50 + 40 + { ( 25 . 2,6 ) - 50 } + 6 ]
= 65,5
RF = 0,12 . BI
= 0,12 . 65,5
= 7,86
19⁄
1⁄ 115 30
Xm = A . PF -0,8 .Q 6 . ( )
E
19⁄
1⁄ 115 30
= 7,86 . 0,73 -0,8 .88,56 6 . (100)
= 23,31 cm
2) C.J Konya
a) Kuz-Ram
Vo 0,8 1⁄
X =A.( ) .Q 6
q

146,2 0,8 1⁄
=7.( ) .85,19 6
85,19

= 22,61 cm
b) Cunningham
19

BI = 0,5 (RMD+JPS+JPS+SGI+H)
= 0,5 [ 20 + 50 + 40 + { ( 25 . 2,6 ) - 50 } + 6 ]
= 65,5
RF = 0,12 . BI
= 0,12 . 65,5
= 7,86
19⁄
-0,8 1 115 30
Xm = A . PF .Q ⁄6 . ( )
E
19⁄
1⁄ 115 30
= 7,86 . 0,58 -0,8 .85,19 6 . (100)
= 27,85 cm
Tabel 3.10
Rekapitulasi Geometri dan Fragmentasi
Geometri R.L Ash C.J Konya
Burden (B) 2,8 m 2,96 m
Spasi (S) 3,64 m 4,14 m
Subdrill (J) 0,84 m 0,89 m
Stemming (T) 2,52 m 2,96 m
Powder Column (PC) 10,25 m 9,86 m
Loading Density (LD) 8,64 kg/m 8,64 kg/m
Berat Handak (W) 88,56 kg 85,19 kg
Volume (V) 121,59 m3 146,2 m3
Tonase 316,13 ton 380,12 ton
Powder Factor Volume (PF V) 0,73 kg/m3 0,58 kg/m3
Powder Factor Tonase (PF T) 0,28 kg/ton 0,22 kg/ton
Fragmentasi R.L Ash C.J Konya
Kuz-Ram 19,04 cm 22,61 cm
Cunningham 23,31 cm 27,85 cm

3. Dik : SGrloose = 1,67 gr/cc n = 10 lubang


A SGrinsitu = 2,6 gr/cc B = 3,5 m
Alat muat = 6 kali S =4m
Ritase = 106 kali De = 3,5 inch
Kteoritis = 3,1 LCM T = 2,8 m
Swell Factor = 64% L =9m
Fill Factor = 85% J = 0,8 m
Dit : Fragmentasi dari kegiatan peledakan
20

Jawab :
a. Vt = nrit . np . Hmt . FF
= 106 . 6 . 3,1 . 85
= 1675,86
nlubang . B . S . H
b. Vtotal =
SF
10 . 3,5 . 4 . 9
=
64 %

= 1968,75
Vt
c. % F = . 100 %
Vtotal
1675,86
= 1968,75 . 100 %

= 85,12 %
BAB IV
ANALISA

Pada prediksi fragmentasi, terdapat dua cara atau metode perhitngannya,


yaitu dengan metode Kuz-Ram dan Cunningham. Yang mana keduanya memiliki
perbedaan masing-masing, seperti pada contoh perhitungan yang menggunakan
Kuz-Ram memiliki faktor batuan yang sedikir memiliki range pada penentuannya,
dan juga Kuz-Ram tidak memperhatikan jenis bahan peledak yang digunakan, dan
pada Cunningham ini memiliki faktor batuan yang memiliki parameter yang detail,
seperti orientasi kekar, jarak kekar, deskrpisi dari massa batuannya sendiri dan
hampir seluruh faktor geologi ini dipertimbangkan kembali pada metode
Cunningham.
Berdasarkan perbedaan R.L Ash dan C.J Konya, dimana keduanya
memiliki pengaruh terhadap perhitungan fragmentasi untuk Kuz-Ram dan
Cunningham ini, terbukti pada nilai C.J Konya akan memiliki nilai fragmentasi yang
besar dibandingkan dengan R.L Ash, hal ini dapat dikaitkan dengan perhitungan
R.L Ash yang menggunakan perhitungan berdasarkan bahan peledak dan
menghasilkan geometri yang rapat dibandingkan C.J Konya.
Pada kenyataan dilapangan, perhitungan fragmentasi ini sulit digunakan,
karena pada proses setelah peledakan ini akan berlanjut pada proses
pengangkutan dari alat muat, pada perhitungan ini dapat dipermudah dengan
menghitung hasil fragmentasi setelah dimuat, tentunya diperlukan data-data
pengangutan yang spesifik seperti pada soal latihan.

21
BAB V
KESIMPULAN

Pada kegiatan peledakan ini, tedapat suatu analisis fragmentasi batuan


hasil peledakan, maka dari itu dalam menganalisis harus dilakukan dengan baik
dan benar. Adapun hal yang dapat disimpulkan adalah :
1. Nilai fragmentasi yang dihasilkan menggunkan metode Kuz-Ram dan
Cunningham berturut-turut pada PT. MSS ini dengan aktual sebesar 39,7
cm dan 29,49 cm, R.L Ash sebesar 23,93 cm dan 17,63 cm, C.J Konya
sebesar 28,29 cm dan 20,72 cm.
2. Perbedaan Kuz-Ram dan Cunningham ini terdapat pada spesifikasi
penggunaan handak yang digunakan pada Cunningham dan pada Kuz-
Ram tidak menggunakan hal tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Amir. 2014 “Analisis Fragmentasi Hasil Peledakan” dokumen.tips. Diakses


pada 21 November 2018. (Referensi Internet)

2. Badru. 2015 “Fragmentasi Peledakan” dirmansutejo.wordpress.com.


Diakses pada 21 November 2018. (Referensi Internet)

3. Hopler, Robert, B. 1998 “Blasters Handbook” International Society of


Explosives Engineers : Cleveland, Ohio USA

Anda mungkin juga menyukai