Chapter I
Chapter I
PENDAHULUAN
keganasan terbanyak ketujuh didunia. Angka prognosis dari keganasan hati meningkat
dalam 10 tahun terakhir, hal ini tidak lepas dari meningkatnya screening pada populasi resiko
tinggi, meningkatnya modalitas pencitraan, meningkatnya penilaian indikasi dari reseksi hati
pasien yang ketat, perbaikan dalam teknik operasi dan perawatan paska operasi yang baik.
Penilaian perioperatif diantaranya pemeriksaan fungsi hati menjadi suatu hal yang sangat
penting dalam menetukan batas anatomi dan besarnya tumor untuk meningkatkan efektifitas
reseksi. Hingga saat ini reseksi hati tetap menjadi pilihan utama dalam penanganan
kebutuhan untuk meningkatkan cadangan fungsi hati dengan berbagai terapi perioperatif
sebelum dilakukan reseksi sehingga dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.
Gagal hati merupakan penyebab kematian terbanyak setelah hepatektomi yang dilakukan
tanpa memperhitungkan cadangan fungsi hati. Penelitian cheng fang dkk, membuktikan
bahwa adanya hubungan antara keadaan perioperatif dengan angka kejadian terjadinya gagal
maupun institusi tetapi meliputi kombinasi pemeriksaan skor Child Pugh (CP) ,computed
tomography volumetric analysis, indocyanine green retensi 15 menit (ICG- R15) dan yang
terbaru dengan scintigraphy.(Roslyn, 2006) Dengan mempergunakan skor CP, maka pasien
dengan CP C merupakan kontra indikasi untuk reseksi hati, CP B dapat dilakukan minor
reseksi, dan pasien dengan CP A merupakan kandidat untuk mayor hepatectomi.(Kim, 2007)
hepatektomi kiri atau kanan, dan bila hasilnya 30-39% hanya dapat dilakukan reseksi
terbatas, kemudian bila hasilnya >39% tindakannya hanya terbatas pada enukleasi
saja.(Makuuchi, 1999) Pada beberapa kasus, klasifikasi CP tidak selalu sesuai dengan ICG
R-15, misalnya; CP A dengan skor 5 atau 6 dapat memiliki nilai ICG-R15 diatas 10%, dan
tentu saja pasien ini bila dilakukan mayor hepatektomi memiliki angka morbiditas dan
mortalitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pasien yang memiliki CP A dan hasil
Saat ini di Indonesia pasien dengan tumor hati hanya diperiksa dengan menggunakan
Child Pugh, sementara yang berkembang saat ini modalitas pemeriksaan ICG menjadi
pilihan utama pada perioperatif pasien. Untuk itu penulis ingin mengetahui tentang hubungan
Apakah ada hubungan antara hasil pemeriksaan ICG-R15 dengan skor CP pada penderita
Ada hubungan positif antara ICG-R15 dengan skor CP pada penderita tumor hati di RSUP H.
Untuk mengetahui hubungan antara hasil pemeriksaan ICG-R15 dengan skor CP pada
Akademik / Ilmiah
Pelayanan masyarakat
Sebagai bahan masukan dan memberikan informasi bagi pihak RSUP H. Adam Malik
Pengembangan penelitian
Memberikan data awal kepada divisi bedah digestif tentang adanya hubungan antara hasil
pemeriksaan ICG-R15 dengan skor CP yang besar manfaatnya untuk pasien pasien yang