MARWA PRINANDO
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
SUMMARY
Campus of IPB Darmaga has an area about 256, 97 ha. This area has
diversity of vegetation cover included both of homogenous and mixed vegetation
which is used as an experimental garden and also green open spaces. Existing
vegetation at campus are partly derived from species introductions. Sometimes,
introductions of this species can disturb the plant‟s ecology that exists at this
campus, especially invasive plants. By reason of that, it is necessary to do an
research about species of invasive alien plants for identification species
composition and spatial distribution patterns of invasive alien plants at campus of
IPB Darmaga.
This research was conducted on January to February 2011 at ten units of
locations. They are Fahutan Arboretum, Tropical Forest Arboretum, Lanskap
Arboretum, Forest beside Al-Hurriyyah Mosque, Cikabayan Forest, Rubber Stand
in front of Rusunawa and C4 Silva Dormitory, Teak Stand at Sengked, Pine Stand
at Cangkurawok, and Sengon Stand at Rektorat. Data collecting was done by
vegetation analysis using double plots method with 2 m x 2 m as the size, the
distances between plots is about 5 m. There were 25 plots for each unit locations.
The identification of these invasive alien plants species used Webber‟s field guide
book (2003) and ISSG (2005).
The results of vegetation analysis found that the numbers of species which
can be identified are 153 species from 60 families. Pine Stand at Cangkurawok
has the highest species composition with 56 species from 33 families. On the
contrary, Rubber Stand in front of C4 Silva Dormitory has the lowest species
composition with 26 species from 19 families. Campus of IPB Darmaga has
eleven species which classified as invasive alien species from nine families,
namely; Ageratum conyzoides L. (Asteraceae), Chromolaena odorata (L.) King &
H.E.Robins (Asteraceae), Clidemia hirta G. Don. (Melastomataceae), Elaeis
guineensis Jacq. (Arecaceae), Lantana camara L. (Verbenaceae), Mikania
micrantha H.B.K (Asteraceae), Mimosa pudica Duchass & Walp. (Fabaceae)
Piper aduncum L. (Piperaceae), Rubus moluccanus L. (Rosaceae), Spathodea
campanulata Beauv. (Bignoniaceae), and Swietenia macrophylla King.
(Meliaceae). Meanwhile, the spatial distribution patterns of all these species were
clumped.
MARWA PRINANDO
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
Pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PERNYATAAN
Marwa Prinando
NIM E34070087
Judul Skripsi : Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Asing Invasif
Di Kampus IPB Darmaga, Bogor
Nama : Marwa Prinando
NIM : E34070087
Menyetujui:
Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS
NIP. 19620918 198903 1 002 NIP 19590618 198503 1 003
Mengetahui:
Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Asing Invasif di Kampus IPB
Darmaga, Bogor”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kehutanan di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB.
Skripsi ini diharapkan memberikan informasi mengenai spesies
tumbuhan asing invasif yang ada di Kampus IPB Darmaga, sehingga dapat
dijadikan pertimbangan dalam upaya-upaya pengelolaan, pengembangan dan
perlindungan spesies tumbuhan di kampus IPB Darmaga, serta dapat dianalogikan
di tempat lainnya, terutama di kawasan konservasi di Indonesia.
Akhir kata, Tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini
yang masih menyimpan kekurangan-kekurangan. Harapannya skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan dunia kehutanan pada khususnya.
Amin.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak,
sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F, selaku dosen pembimbing pertama dan Prof. Dr.
Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS., selaku dosen pembimbing kedua, yang telah
memberikan arahan, motivasi dan bimbingan selama penelitian serta
penyusunan dan penulisan skripsi
2. Eva Rachmawati, S.Hut., M.Si, selaku ketua sidang dan Ir. Iwan Hilwan, MS.,
selaku dosen penguji dari Departemen Silvikultur pada sidang komprehensif
penulis
3. Semua Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
yang telah memberikan dan mengajarkan banyak ilmu kepada penulis
4. Ayahanda Fitriadi, Ibunda Halimah Tussa‟diah, Adik-adik ku; Ayu Santika
dan Suci Utami, serta keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih
sayang serta pengorbanan baik moril maupun materi
5. Pemerintah Daerah Provinsi Jambi yang telah memberikan Beasiswa untuk
menempuh studi di IPB sampai lulus
6. Dahlan, Rona, Oman Nurrohman, Anang Wahyudi, Prakoso Bayu dan Hadi
Surono yang telah membantu penelitian di lapangan
7. Bapak Riyadi, S.Pd, Ibu Badriyah, S.Pd, Ibu Nurhasni S.Pd, Bapak
Syukmaidi, S.Pd, dan Bapak Rismawaldi, S.Pd, sekeluarga yang telah
memberikan motivasi dan wejangan-wejangan selama menempuh studi di IPB
8. Kartika Irmawati, atas semangat dan motivasi yang selalu diberikan
9. Muhrina A.S. Hasibuan, Novriyanti, dan Siti Prihatin atas kebersamaanya
dalam perjuangan menyelesaikan skripsi
10. Teman-teman Laboratorium Konservasi Tumbuhan atas canda dan tawa serta
pengalaman selama kuliah dan penelitian
11. Keluarga Besar KSHE ‟44 KOAK , yang memberi warna selama perkuliahan
dan penelitian
12. Keluarga Besar Himakova yang telah berbagi ilmu dan pelajaran hidup
13. Teman-teman BUD Jambi „44, dengan suka, duka, dan semangat empat
tahunnya
14. Semua pihak yang tidak dapat sebutkan satu persatu yang dengan caranya
masing-masing baik langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
terselesaikannnya skripsi ini.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spesies Tumbuhan Asing Invasif ............................................... 4
2.2 Dampak Ekologis Spesies Tumbuhan Asing Invasif ................. 6
2.3 Peraturan Mengenai Spesies Asing Invasif ................................ 7
2.4 Pengendalian Spesies Asing Invasif .......................................... 10
2.5 Keanekaragaman dan Komposisi Spesies Tumbuhan ............... 10
2.6 Tumbuhan Bawah ...................................................................... 11
2.7 Habitus ....................................................................................... 12
2.8 Pola Penyebaran Tumbuhan....................................................... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu ..................................................................... 14
3.2 Bahan dan Alat ......................................................................... 14
3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan .................................................. 15
3.4 Batasan Penelitian .................................................................... 15
3.5 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 15
3.6 Analisis Data ........................................................................... 17
3.6.1 Komposisi tumbuhan ....................................................... 17
3.6.2 Tingkat keanekaragaman spesies tumbuhan ................... 18
3.6.3 Tingkat kemerataan spesies tumbuhan ........................... 18
3.6.4 Indeks kesamaan ............................................................. 18
3.6.5 Pola penyebaran spesies tumbuhan asing invasif .......... 19
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Luas ........................................................................ 21
4.2 Topografi, Iklim dan Jenis Tanah ............................................. 21
4.3 Flora dan Fauna ........................................................................ 21
4.4 Tutupan Lahan ......................................................................... 22
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Komposisi Tumbuhan ................................................................ 23
5.1.1 Komposisi spesies dan famili .......................................... 23
5.1.2 Dominansi spesies tumbuhan .......................................... 25
5.1.3 Keanekaragaman dan kemerataan spesies tumbuhan ...... 27
5.1.4 Kesamaan komunitas spesies tumbuhan ......................... 29
5.2 Spesies Tumbuhan Asing Invasif ............................................... 30
5.2.1 Jumlah spesies tumbuhan asing invasif ........................... 30
5.2.2 Dominansi spesies tumbuhan asing invasif ..................... 30
5.2.3 Pola penyebaran spesies tumbuhan asing invasif ........... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 50
5.2 Saran ........................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51
LAMPIRAN .................................................................................................... 56
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Spesies tumbuhan asing invasif di beberapa Taman Nasional
di Indonesia.. ............................................................................................ 6
2. Spesies tumbuhan dengan INP≥10% di lokasi penelitian ......................... 26
3. Indeks kesamaan tumbuhan antar komunitas di Kampus IPB Darmaga .. 29
4. Spesies tumbuhan asing invasif di Kampus IPB Darmaga ...................... 30
5. INP spesies tumbuhan asing invasif dan peringkatnya dalam komunitas 31
6. Nilai Indeks Penyebaran Morishita spesies tumbuhan asing invasif ........ 44
7. Penyebaran spesies tumbuhan asing invasif di Kampus IPB Darmaga .... 45
DAFTAR GAMBA R
No. Halaman
1. Lokasi penelitian ....................................................................................... 14
2. Petak ganda untuk analisis vegetasi ........................................................... 16
3. Komposisi spesies dan famili tumbuhan di lokasi penelitian Kampus IPB
Darmaga ..................................................................................................... 23
4. Pemotongan tumbuhan bawah di lokasi penelitian .................................... 25
5. Indeks Keanekaragaman dan Kemarataan spesies di lokasi penelitian
Kampus IPB Darmaga ............................................................................... 28
6. Anakan Kelapa sawit (Elaeis guineensi Jacq.) .......................................... 32
7. Harendong bulu (Clidemia hirta G. Don.) ................................................. 33
8. Sembung rambat (Mikania micrantha H.B.K) .......................................... 34
9. Tembelekan (Lantana camara L.) ............................................................. 35
10. Mahoni daun lebar (Swietenia macrophylla King.) .................................. 37
11. Babandotan (Ageratum conyzoides L.) ..................................................... 38
12. Hareueus (Rubus moluccanus L.) dan Hutan Cikabayan yang dikonversi
jadi kebun Kelapa sawit ............................................................................ 39
13. Kirinyuh (Chromolaena odorata (L.) King & H.E. Robins) dan
anakannya ............................................................................................... 40
14. Putri malu (Mimosa pudica Duchass & Walp.) ....................................... 41
15. Kiengsrot (Spathodea campanulata Beauv.) ........................................... 42
16. Seuseureuhan (Piper aduncum L.) ........................................................... 43
17. Penyebaran mengelompok pada tumbuhan ............................................. 44
18. Peta penyebaran spesies tumbuhan asing invasif di setiap lokasi
penelitian di Kampus IPB Darmaga ....................................................... 46
19. Bekas pemotongan pada Kelapa sawit (Elaeis guineensis) dan
Kondisinya setelah pemotongan ........................................................... 47
19. Perkebunan Kelapa sawit (E. guineensis) yang berbatasan dengan
kawasan konservasi di Kalimantan dan pembongkaran E. guineensis
yang merambah TN Tesso Nilo, Riau ...................................................... 48
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Daftar spesies tumbuhan hasil analisis vegetasi yang teridentifikasi
di Kampus IPB Darmaga……………………………………………….. 57
2. Hasil perhitungan INP di tiap lokasi penelitian ........................................ 64
3. Hasil Indeks kesamaan spesies antar komunitas tumbuhan di Kampus
IPB Darmaga ............................................................................................ 85
4. Perhitungan pola penyebaran spesies tumbuhan asing invasif………….. 87
BAB I
PENDAHULUAN
2.7 Habitus
Habitus didefinisikan sebagai bentuk atau sosok tubuh (Prent et al. 1969).
Habitus erat kaitannya dengan bentuk pertumbuhan. Bentuk pertumbuhan
merupakan penggolongan tumbuhan menurut bentuk pertumbuhannya, habitat,
atau menurut karakteristik lainnya. Bentuk pertumbuhan yang umum menurut
Indriyanto (2006) diantaranya pohon, semak, perdu, herba, dan liana. Adapun
menurut Depdikbud (1989), definisi dari masing-masing bentuk pertumbuhan dan
umumnya lebih dikenal sebagai habitus adalah:
1. Pohon, merupakan tumbuhan yang berbatang keras dan besar,
2. Semak, merupakan tumbuhan seperti perdu, tetapi lebih kecil dan rendah,
hanya cabang utamanya yang berkayu,
3. Perdu, merupakan tumbuhan berkayu yang bercabang-cabang, tumbuh rendah
dekat dengan permukaan tanah, dan tidak mempunyai batang yang tegak,
4. Herba, merupakan tumbuhan yang mempunyai batang basah karena banyak
mengandung air dan tidak mempunyai kayu, dan
5. Liana, merupakan tumbuhan yang merambat, hanya ada di hutan tropis,
mempunyai batang berkayu panjang, dan terkadang berbentuk unik.
2. Pembuatan herbarium
Pembuatan herbarium dilakukan terhadap semua spesies tumbuhan yang
ditemukan dan belum teridentifikasi di lokasi penelitian. Tahapan-tahapan yang
dilakukan dalam pembuatan herbarium ini adalah:
a. Mengambil contoh spesimen herbarium yang terdiri dari ranting lengkap
dengan daunnya, jika ada bunga dan buahnya juga diambil. Pengambilan
contoh herbarium dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan analisis
vegetasi.
b. Contoh spesimen herbarium tersebut dipotong dengan panjang kurang lebih
40 cm atau disesuaikan dengan ukuran tumbuhan, dengan menggunakan
gunting.
c. Spesimen herbarium dimasukkan ke dalam kertas koran dengan memberikan
etiket yang berukuran 3 cm x 5 cm. Etiket berisi keterangan tentang nomor
spesies, nama lokal, lokasi pengumpulan dan nama pengumpul/kolektor.
d. Selanjutnya spesimen herbarium disusun di atas koran bekas dan disemprot
dengan alkohol 70%.
e. Spesimen herbarium yang telah tersusun rapi kemudian diapit dengan
menggunakan karton dan sasak yang terbuat dari kayu dan diikat erat dengan
tali rafia kemudian dioven selama tujuh hari dengan suhu ± 700C.
f. Spesimen herbarium yang sudah kering lengkap dengan keterangan-
keterangan yang diperlukan diidentifikasi untuk mendapatkan nama
ilmiahnya.
3. Identifikasi spesies tumbuhan dan tumbuhan asing invasif
Identifikasi spesies tumbuhan (spesimen herbarium) dilakukan untuk
mengetahui nama ilmiah dari spesies tersebut. Identifikasi spesimen herbarium
dilakukan di Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata dan Herbarium Bogorinense LIPI. Sementara
itu, identifikasi spesies tumbuhan asing invasif dilakukan dengan menggunakan
buku panduan lapang tentang tumbuhan asing invasif dengan cara melakukan cek
silang pada buku panduan lapang, seperti yang ditulis Webber (2003) dan ISSG
(2005).
4. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi
umum Kampus IPB Darmaga yang meliputi letak dan luas, kondisi fisik dan
biotik, dan iklim, yang diperoleh dari literatur yang ada di perpustakaan atau
kantor pengelola Kampus IPB Darmaga.
Dimana: X20,975 = Nilai chi-squre dari tabel dengan db (n-1), selang kepercayaan
97,5%
∑Xi = Jumlah individu dari suatu spesies pada petak ukur ke –i
n = Jumlah petak ukur
Derajat Pengelompokan
X 2 0,025−n+ Xi
Mc =
Xi −1
Dimana: X20,025 = Nilai chi-squre dari tabel dengan db (n-1), selang kepercayaan
2,5%
∑Xi = Jumlah individu dari suatu spesies pada petak ukur ke –i
n = Jumlah petak ukur
Standar derajat Morishita (Ip) dihitung dengan empat rumus sebagai berikut:
Bila Iδ≥Mc> 1.0, maka dihitung:
Iδ−Mc
Ip = 0,5 + 0,5 ( )
n−Mc
Bila Mc>Iδ ≥ 1.0, maka dihitung:
Iδ−1
Ip = 0,5 ( )
Mc −1
0 10 20 30 40 50 60
A B
Nilai indeks kesamaan yang bervariasi antara satu lokasi penelitian dengan
lokasi lainnya menunjukkan susunan komunitas (komposisi dan struktur)
tumbuhan yang ada di Kampus IPB Darmaga memiliki perbedaan antar
komunitas, meskipun tingkat perbedaanya juga bervariasi antara komunitas yang
dibandingkan. Hal ini sesuai dengan Soerianegara dan Indrawan (1998) yang
menyatakan bahwa pada dua komunitas, apabila nilai IS 0%, maka komunitas
yang dibandingkan berbeda sama sekali, dan apabila IS 100%, maka dua
komunitas yang dibandingkan tersebut benar-benar sama.
5.2 Spesies Tumbuhan Asing Invasif
5.2.1 Jumlah spesies tumbuhan asing invasif
Jumlah spesies yang tergolong tumbuhan asing invasif apabila
dibandingkan dengan jumlah tumbuhan secara keseluruhan di sepuluh lokasi
penelitian termasuk rendah. Spesies tumbuhan asing invasif yang ditemukan di
Kampus IPB Darmaga hanya berjumlah 11 spesies. Daftar spesies yang tergolong
tumbuhan asing invasif di Kampus IPB Darmaga disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Spesies tumbuhan asing invasif di Kampus IPB Darmaga
No. Nama Spesies Famili Habitus
1. Ageratum conyzoides L. Asteraceae Herba
2. Chromolaena odorata (L.) King & H.E. Robins Asteraceae Semak
3. Clidemia hirta G. Don. Melastomataceae Semak
4. Elaeis guineensis Jacq. Arecaceae Palem
5. Lantana camara L. Verbenaceae Semak
6. Mikania micrantha H. B. K. Asteraceae Herba
7. Mimosa pudica Duchass. & Walp. Fabaceae Herba
8. Piper aduncum L. Piperaceae Semak
9. Rubus moluccanus L. Rosaceae Semak
10. Spathodea campanulata Beauv. Bignoniaceae Pohon
11. Swietenia macrophylla King. Meliaceae Pohon
Sumber: Webber (2003), ISSG (2005)
Gambar 13 Kirinyuh (Chromolaena odorata (L.) King & H.E. Robins) (A),
Dan anakannya (B).
A B
A B
Gambar 19 Bekas pemotongan pada Kelapa sawit (Elaeis guineensis) (A) dan
Kondisinya setelah pemotongan (B).
A B
6.1 Kesimpulan
1. Spesies yang tergolong tumbuhan asing invasif di Kampus IPB Darmaga
ditemukan sebanyak 11 spesies dari sembilan famili yaitu; Ageratum
conyzoides L. (Asteraceae), Chromolaena odorata (L.) King & H.E. Robins
(Asteraceae), Clidemia hirta G. Don. (Melastomataceae), Elaeis guineensis
Jacq. (Arecaceae), Lantana camara L. (Verbenaceae), Mikania micrantha
H.B.K (Asteraceae), Mimosa pudica Duchass. & Walp. (Fabaceae) Piper
aduncum L. (Piperaceae), Rubus moluccanus L. (Rosaceae), Spathodea
campanulata Beauv. (Bignoniaceae), dan Swietenia macrophylla King.
(Meliaceae). Namun, dari sebelas spesies tersebut, hanya Elaeis guineensis
Jacq. (Arecaceae) yang menunjukkan sifat invasif.
2. Pola penyebaran seluruh spesies tumbuhan asing invasif yang ditemukan di
Kampus IPB Darmaga adalah mengelompok (clumped).
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan kegiatan pemantauan terhadap perkembangan spesies
tumbuhan asing invasif terutama Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Kampus IPB Darmaga. Hal ini juga dapat dianalogikan pada kawasan hutan di
Indonesia, terutama kawasan konservasi yang berbatasan atau di sekitar
perkebunan Kelapa sawit, agar tidak terjadi invasi spesies ini di kawasan
konservasi tersebut.
2. Perlu dilakukan inventarisasi spesies tumbuhan asing invasif di lokasi atau
tipe habitat yang belum diteliti di Kampus IPB Darmaga.
DAFTAR PUSTAKA
Ang WF, Alvin F, Chong LKY, Ng BYQ, Suen SM, Tan HTW. 2010. The
distribution and status in Singapore of Rubus moluccanus L. var.
Angilosus Kalkman (Rosaceae). Nature in Singapore 3: 91-97.
Biotrop. 2011. Invasive alien species.
http://www.biotrop.org/database.php?act=dbias. [18 April 2011].
[BLK] Badan Litbang Kehutanan. 2010. Baseline information on IAS in
Indonesia. [makalah]. Disampaikan dalam: Workshop Pilot Site Selection
and Capacity Building. Bogor, 23 Desember 2010. Bogor: Badan Litbang
Kehutanan.
[BMKG] Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika. 2010. Data klimatologi
tahun 2010. Bogor: Stasiun Klimatologi Bogor.
Campbhell S. 2005. A global perspective on forest invasive species: the problem,
causes, and consequences. Dalam: Mckenzie P, Brown C, Su J, Wu J.
editor. The unwelcome guests: proceedings of the Asia-Pasific forest
invasive species conference; Kunming, 17-23 Agustus 2003. Bangkok:
FAO. 9-10.
Daehler CC. 1997. The taxonomic distribution of invasive angiosperm plants:
Ecological insight and comparison to agricultural weeds. Biological
conservation 84: 167-180.
[Depdikbud] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
DJPHKA [Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam]. 2010.
50 Taman Nasional di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kehutanan RI.
Dobhal PK, Kohli KR, Batish DR. 2011. Impact of Lantana camara L. invation
on riparian vegetation of Nayar Region on Garhwal, Himalayas
(Uttarakhand, India). Ecologi and The Natural Environment 3 (1): 12-22.
_____________________________.2010. Evaluation of the impacts of Lantana
camara L. invation of four major woody shrub, along Nayar river of
Pauri Garhwal, in Uttarakhand Himalaya. International Journal of
Biodiversity and Conservation 2 (7): 155-161.
Ewusie JY. 1980. Ekologi Tropika: Membicarakan alam tropika Afrika, Asia, dan
Dunia Baru. Tanuwidjaja U, penerjemah. Bandung: Penerbit ITB.
Terjemahan dari: Elements of Tropical Ecology.
Fachrul MF. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Goenadi DH, Dradjat B, Emingpraja L, Hutabarat B. 2005. Prospek dan Arah
Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit di Indonesia. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian RI.
Hartemink AE. 2010. The invasive shrub Piper aduncum in Papua New Guinea:
A review. Jurnal of Tropical Forest Science 22 (2): 202-213.
Hernowo JB, Soekmadi R, Ekarelawan. 1991. Kajian pelestarian satwaliar di
Kampus IPB Darmaga. Media Konservasi 3 (2): 43-57.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
[ISSG] Invasive Species Specialist Group. 2005. Global invasive species
database: http://www.issg.org/database. [11 Januari 2011].
Jaya AH. 2006. Implikasi eksistensi Chromolaena odorata (L.) King & Robinson
(Asreaceae) dan agen hayatinya Cecidochares connexa Macquart
(Diptera: Tephritidae) terhadap struktur komunitas serangga dan
tumbuhan lokal. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Joker D. 2001. Informasi singkat benih: Swietenia macrophylla King. Bandung:
Indonesia Forest Seed Project.
Jose S, Kohli RK, Singh HP, Batish DR, Pieterson EC. 2009. Invasive plants: a
threat to the integrity and sustainibility of forest ecosystem. Dalam: Kohli
RK, Jose S, Singh HP, British DR. 2009. Invasive Plants and Forest
Ecosystem. New York: CRC Press.
Krebs CJ. 1972. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and
Abundance. New York: Harper & Row Publishing.
________. 1978. Ecological Methodology. New York: Harper & Row Publisher.
Liang T. 2007. Seluk beluk kelapa sawit.
http://sawitkalbar.blogspot.com/2007_10_01_archive.html. [29 Mei
2011].
Kurnia I. 2003. Studi keanekaragaman jenis burung untuk pengembangan wisata
birdwatching di Kampus IPB Darmaga. [skripsi]. Bogor: Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Lai PY, Muniappan R, Wang TH, Wu CJ. 2006. Distribution of Chromolaena
odorata and its biological control in Taiwan. Hawaiian Entomol 38: 119-
122.
Lowe S, Browne M, Boudjelas S, De Poorter M. 2004. 100 of the world‟s
invasive alien species: A selection from the global invasive species
database. Auckland: Holland Printing Ltd.
Ludwig JA, Reynolds JF. 1988. Statistical Ecology: A primer on methods and
computing. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Magurran AE. 2004. Measuring Biological Diversity. Oxford: Blackwell
Publishing.
Mardhotillah A. 2001. Analisis pola penggunaan lahan, pola transportasi, dan pola
perilaku beraktivitas (studi kasus mobilitas civitas IPB menuju ke dalam,
di dalam, dan ke luar Kampus IPB Darmaga).[skripsi]. Bogor: Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
McNaughton SJ, Wolf LL. 1990. Ekologi Umum edisi ke-dua.Pringgoseputro S,
Srigandono, penerjemah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Meyer JY, Lavergne C, Hodel DR. 2008. Time bombs in garden: Invasive
ornamental palms in Tropical Islands with emphasis on French Polynesia
(Pasific Ocean and the mascarences (Indian Ocean). Palms 52(2): 71-83.
Misra KC. 1974. Manual Plant Ecology. New Delhi: Oxford & IBH Publishing.
Moenandir J. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jakarta: Rajawali
Press.
Mooney HA, Cleland EE. 2001. The evolutionary impact of invasive species.
PNAS (98)10: 5446-5451.
Morris MH, Castillo PN, Mize C. 1999. Sowing date, shade, and irrigation affect
big-leaf mahagony (Swietenia macrophylla King). Ann Arbor: University
of Michigan.
Mulyani YA. 1985. Studi keanekaragaman jenis burung di lingkungan Kampus
IPB Darmaga. [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor.
Muniappan R., Reddy GVP, Lai PY. 2005. Distribution and biological control of
Chromolaena odorata. Dalam: Invasive Plants: Ecological and
Agricultural Aspects. Switzerland: Birkhauser Verlag.
Mutaqin IZ. 2002. Upaya penanggulangan tanaman eskotik Acacia nilotica di
kawasan Taman Nasional Baluran. Dalam: Purwono B, Wardhana BS,
Wijanarko K, Setyowati E, Kurniawati DS. Keanekaragaman Hayati dan
Pengendalian Jenis Asing Invasif. Jakarta: Kantor Menteri Lingkungan
Hidup Republik Indonesia dan The Nature Consevancy.
Olden JD, Poff NL, Douglas ME, Faucsh KD. 2004. Ecological and evolutionary
consequences biotic homogenezation. Tren in Ecol an Evol 19(1): 18-24.
Orwa C, Mutua A, Kindt R, Jamnadass R, Anthony S, 2009. Agroforestree
Database: a tree reference and selection guide version 4.0. Kenya: World
AgroforestryCentre.http://www.worldagroforestry.org/resources/database
s/agroforestree. [26 Juni 2011].
Pahan I. 2008. Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Pane H, Hasannudin A. 2002. Gulma invasif jajagoan dan enceng gondok di lahan
irigasi. Dalam: Purwono B, Wardhana BS, Wijanarko K, Setyowati E,
Kurniawati DS. Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Jenis Asing
Invasif. Jakarta: Kantor Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
dan The Nature Consevancy.
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2004 tentang Karantina Tumbuhan.
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
Satwa.
Prent K, Adisubrata J, Poerwadarminta JS. 1969. Kamus Latin-Indonesia.
Semarang: Penerbit Jajasan Kanisisus.
Primack RB. 1998. Biologi Konservasi. Primack RB, Supriatna J, Indrawan M,
Kramadibrata P, penerjamah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Terjemahan dari: A Primer of Conservation Biology.
Pujowati P. 2006. Pengenalan ragam tanaman lanskap Asteraceae (Compositae).
[laporan]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Purwono B, Wardhana BS, Wijanarko K, Setyowati E, Kurniawati DS. 2002.
Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Jenis Asing Invasif. Jakarta:
Kantor Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan The Nature
Consevancy.
Reaser JK, Meyerson LA, Cronk Q, Poorter MD, Eldrege LG, Green E, Kairo M,
Latasi P, Mack RC, Mauremootoo J, O‟dwond D, Orapa W,
Sasatroutomo S, Sanders A, Shine C, Sigurdur T, Vaiutu L. 2007.
Ecological and socioeconomic impacts of invasive alien species in alien
ecosystems. Environment Conservation 34 (2): 98-111.
Richard PW. 1966. The Tropical Rain Forest an Ecological Study. New York:
Cambridge University Press.
Rosalia N. 2008. Penyebaran dan karakteristik tempat tumbuh pohon tembesu
(Fragaea fragrans Roxb.) (Studi kasus di kawasan Taman Nasional
Danau Sentarum Kapusa Hulu Kalimantan Barat). [tesis]. Bogor: Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sastrosayono S. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Depok: PT AgroMedia Pustaka.
Sastroutomo SS. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Setiadi D. 1984. Inventarisasi vegetasi tumbuhan bawah dalam hubungannya
dengan pendugaan sifat hebitat bonita tanah di daerah hutan jati
Cikampek, KPH Purwakarta, Jawa Barat. [laporan penelitian]. Bogor:
Bagian Ekologi Departemen Botani Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor.
_________. 1986. Catatan jenis tumbuhan bawah daerah hutan jati KPH
Perwakarta.[laporan penelitian]. Bogor: Laboratorium Ekologi Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Pertanian Bogor.
Sharma GP, Raghubanshi AS, Singh JS. 2005. Lantana invasion: An overview.
Weed Biology and Management. 5: 157-165.
Singh HP, Batish DR, Kohli RK, Arora V, Kaur S. 2005. Impact of the invasive
weed Ageratum conyzoides in the Shivalik Ranges of the north-western
Himalayas, India. Chandigarh. Department of Botany, Panjab University.
Sukisman T. 2010. Tumbuhan invasif di hutan [slide presentasi].Bogor:
BIOTROP.
Surya MI. 2009. Keanekaragaman dan potensi Rubus spp. koleksi Kebun Raya
Cibodas. Warta Kebun Raya 9 (1): 20-25.
Soegianto A. 1994. Ekologi Kuantitatif: Metode Analisis Populasi dan
Komunitas. Jakarta: Penerbit Usaha Nasional.
Soerianegara I, Indrawan A. 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
[TAMSI, DMSI] Tim Advokasi Minyak Sawit Indonesia, Dewan Minyak Sawit
Indonesia. 2010. Fakta Kelapa Sawit Indonesia. Jakarta: DMSI.
Tjitrosemito S. 2004. Management of invasive alien plants species.[makalah].
Disampaikan dalam: Regional Training Course on Integrated
Management of Invasive Alien Plant Species. Bogor, 18-28 Mei 2004.
Bogor: BIOTROP.
Tryfino. 2006. Potensi dan prospek industri kelapa sawit. Economic Review 206:
1-7.
Ujiyani F. 2009. Inventarisasi dan kajian potensi invasif arthropoda dan tumbuhan
yang masuk wilayah Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta dan
Pelabuhan Tanjung Priok. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Undang-undang No.13 Tahun 2010 tentang Holtikultura.
Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Undang-undang No.5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nation Convention
on Biological Diversity (CBD).
Undang-undang No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan
Tumbuhan.
Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Keanekaragaman Hayati
dan Ekosistemnya.
Walter H. 1971. Ecology of Tropical and Subtropical Vegetation. Edinburg:
Oliver & Boyd.
Webber E. 2003. Invasive Plant Species of the World : A Refererence Guide to
Environmental Weeds. Cambridge: CABI Publishing.
Wilcove DS, Rothstein D, Dubow J, Phillips A, Losos E. 1998. Quantifying
threats to imperiled species in United States. BioSciences 48(8): 607-615.
Wiriadinata H. 2008. Keanekaragaman tumbuhan hutan “Gunung Lumut”
Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur. Berita Biologi 9 (3): 313-323.
Wittenberg R, Cock MJW. 2003. Invasive Alien Species: A Toolkit Best
Preventation and Management Practices. Cambridge: CABI Publishing.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar spesies tumbuhan hasil analisis vegetasi yang teridentifikasi di Kampus IPB Darmaga
5. Hutan Cikabayan
A B C Iδ
Spesies ∑Xi ∑Xi2 (∑Xi)2 n
∑Xi2-∑Xi (∑Xi)2-∑Xi A/B n*C
Ageratum conyzoides 15 49 225 250 34 210 0.16 40.48
Chromolaena
odorata 13 29 169 250 16 156 0.10 25.64
Clidemia hirta 232 2760 53824 250 2528 53592 0.05 11.79
Mikania micrantha 114 474 12996 250 360 12882 0.03 6.99
Mimosa pudica 10 32 100 250 22 90 0.24 61.11
Piper aduncum 10 34 100 250 24 90 0.27 66.67
Swietenia
macrophylla 22 106 484 250 84 462 0.18 45.45
Lantana camara 74 852 5476 250 778 5402 0.14 36.01
Elaeis guineensis 533 24951 284089 250 24418 283556 0.09 21.53
Rubus moluccanus 15 61 225 250 46 210 0.22 54.76
Spathodea
campanulata 6 14 36 250 8 30 0.27 66.67
A B C D F G Mu
Spesies 2
E
X (0,975) n ∑Xi A-B C-E D+C G/F
Ageratum
conyzoides 46.98 250 15 -203.02 1 14 -188.02 -13.43
Chromolaena
odorata 46.98 250 13 -203.02 1 12 -190.02 -15.84
Clidemia hirta 46.98 250 232 -203.02 1 231 28.98 0.13
Mikania micrantha 46.98 250 114 -203.02 1 113 -89.02 -0.79
Mimosa pudica 46.98 250 10 -203.02 1 9 -193.02 -21.45
Piper aduncum 46.98 250 10 -203.02 1 9 -193.02 -21.45
Swietenia
macrophylla 46.98 250 22 -203.02 1 21 -181.02 -8.62
Lantana camara 46.98 250 74 -203.02 1 73 -129.02 -1.77
Elaeis guineensis 46.98 250 533 -203.02 1 532 329.98 0.62
Rubus moluccanus 46.98 250 15 -203.02 1 14 -188.02 -13.43
Spathodea
campanulata 46.98 250 6 -203.02 1 5 -197.02 -39.40
3. Uji Chi2 derajat pengelompokan (Mc)
A B C D E F G Mc
Spesies 2
X ( 0,025) n ∑Xi A-B 1 C-E D+C G/F
Ageratum conyzoides 16.79 250 15 -233.21 1 14 -218.21 -15.59
Chromolaena odorata 16.79 250 13 -233.21 1 12 -220.21 -18.35
Clidemia hirta 16.79 250 232 -233.21 1 231 -1.21 -0.01
Mikania micrantha 16.79 250 114 -233.21 1 113 -119.21 -1.05
Mimosa pudica 16.79 250 10 -233.21 1 9 -223.21 -24.80
Piper aduncum 16.79 250 10 -233.21 1 9 -223.21 -24.80
Swietenia macrophylla 16.79 250 22 -233.21 1 21 -211.21 -10.06
Lantana camara 16.79 250 74 -233.21 1 73 -159.21 -2.18
Elaeis guineensis 16.79 250 533 -233.21 1 532 299.79 0.56
Rubus moluccanus 16.79 250 15 -233.21 1 14 -218.21 -15.59
Spathodea campanulata 16.79 250 6 -233.21 1 5 -227.21 -45.44
4. Perhitungan Ip
A B C D E F G H I Ip
Spesies Penyebaran (Ip>0)
Iδ Mu Mc n Iδ-Mc n-MC E/F k H*G H+I
Ageratum conyzoides 40.48 -13.43 -15.59 250 56.07 265.59 0.21 0.5 0.11 0.61 Mengelompok
Chromolaena odorata 25.64 -15.84 -18.35 250 43.99 268.35 0.16 0.5 0.08 0.58 Mengelompok
Clidemia hirta 11.79 0.13 -0.01 250 11.80 250.01 0.05 0.5 0.02 0.52 Mengelompok
Mikania micrantha 6.99 -0.79 -1.05 250 8.04 251.05 0.03 0.5 0.02 0.52 Mengelompok
Mimosa pudica 61.11 -21.45 -24.80 250 85.91 274.80 0.31 0.5 0.16 0.66 Mengelompok
Piper aduncum 66.67 -21.45 -24.80 250 91.47 274.80 0.33 0.5 0.17 0.67 Mengelompok
Swietenia macrophylla 45.45 -8.62 -10.06 250 55.51 260.06 0.21 0.5 0.11 0.61 Mengelompok
Lantana camara 36.01 -1.77 -2.18 250 38.19 252.18 0.15 0.5 0.08 0.58 Mengelompok
Elaeis guineensis 21.53 0.62 0.56 250 20.96 249.44 0.08 0.5 0.04 0.54 Mengelompok
Rubus moluccanus 54.76 -13.43 -15.59 250 70.35 265.59 0.26 0.5 0.13 0.63 Mengelompok
Spathodea campanulata 66.67 -39.40 -45.44 250.00 112.11 295.44 0.38 0.5 0.19 0.69 Mengelompok