Anda di halaman 1dari 24

1

Sepintas tentang penulis


Nama saya yaka…saya lahir di Klaten…alhamdulillahirabbil „alamin, saya
mengucapkan terima kasih pada Allah SWT yang telah memberikan saya rahmat
sehingga saya dapat menyelesaikan modul saya ini, dan saya juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih pada dosen pengampu saya bapak Zainnuri
Wijayanto,M, P.d yang telah memberikan saya menyusun modul ini.

Saya tahu pasti masih ada kekurangan di tulisan saya ini, saya membuka
diri untuk menerima masukan/ advice yang positif sehingga saya dapat
memperbaiki tulisan- tulisan saya selanjutnya.

2
UJI INSTRUMEN DATA

Uji instrumen data dibagi menjadi dua yaitu:

1. Uji validitas
2. Uji reliabilitas.

Dalam modul ini akan dijelaskan pengerjaan secara manual secara singkat
dan kemudian dengan memnggunakan program SPSS, namun disini akan lebih
menekankan pada penggunaan dengan program SPSS.

UJI VALIDITAS

1. VALIDITAS
a. Pengertian validitas
validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu
instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur (…. a
valid measure if it succesfully measure the phenomenon),
seseorang yang ingin mengukur tinggi harus memakai meteran,
mengukur berat dengan timbangan, meteran, timbangan
merupakan alat ukur yang valid dalah kasus tersebut.
Ada beberapa jenis validitas yaitu :

 Validitas Rupa (Face validity). Adalah validitas yang menunjukan


apakah alat pengukur/instrumen penelitian dari segi rupanya
nampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih

3
mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Menurut
Djamaludin Ancok validitas rupa amat penting dalam pengukuran
kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan,
bakat dan keterampilan.

 Validitas isi (Content Validity). Validitas isi berkaitan dengan


kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus
diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi
suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya test
bidang studi IPS, harus mampu mengungkap isi bidang studi
tersebut, pengukuran motivasi harus mampu mengukur seluruh
aspek yang berkaitan dengan konsep motivasi, dan demikian
juga untuk hal-hal lainnya. Menurut Kenneth Hopkin penentuan
validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis,
dengan dasar ini Dia berpendapat bahwa validitas isi berbeda
dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis
yang sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa sebuah
instrumen yang punya validitas isi biasanya juga mempunyai
validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar.

 Validitas kriteria (Criterion validity). Adalah validasi suatu


instrumen dengan membandingkannya dengan instrumen-
pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara
mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka instrumen
tersebut mempunyai validitas kriteria. Terdapat dua bentuk
Validitas kriteria yaitu : Validitas konkuren (Concurrent validity),
Validitas ramalan (Predictive validity). Validitas konkuren
adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran untuk mengukur
gejala tertentu pada saat sekarang kemudian dibandingkan dengan
instrumen pengukuran lain untuk konstruk yang sama. Validitas
ramalan adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran

4
memprediksi secara tepat dengan apa yang akan terjadi di masa
datang. Contohnya apakah test masuk sekolah mempunyai
validitas ramalan atau tidak ditentukan oleh kenyataan apakah
terdapat korelasi yang signifikan antara hasil test masuk dengan
prestasi belajar sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti test
tersebut mempunyai validitas ramalan.

 Validitas konstruk (Construct Validity). Konstruk adalah


kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas
yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam
mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack
R. Fraenkel validasi konstruk (penentuan validitas konstruk)
merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validasi
lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi
dan validasi kriteria.

Dalam pengujian instrumen pengolahan data validitas bisa dibedakan


menjadi dua yakni validitas faktor dan item.

Dalam melakukan perhitungan korelasi antara skor item dengan skor total
dapat menggunakan:

 Rumus korelasi Bivariate Pearson (Product moment) apabila nilai-nilai


skala telah dilakukan konversi menjadi interval (atau secara langsung
dianggap interval dengan mengacu pada pendapat bahwa nilai skala dapat
diperlakukan sebagai data interval), analisis ini dengan cara
mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total.
Rumus korelasi product moment berikut:

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ]⌈ ∑ ∑ ⌉

Keterangan :
rix = koefisien korelasi item-total (bivariate pearson)

5
i = skor item
r = skor total
n = banyak subjek yang mengikuti tes

Kriteria pengujian Bivariate Pearson (Product moment)


 Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05) maka
instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid).
 Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05) maka
instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkolerasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

 Menggunakan rumus Corrected item – total correlation


Analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-
masing skor item dengan skor total dan melakukan koreksi terhadap nilai
koefisien korelasi yang over estimasi.
Rumus korelasi sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ]⌈ ∑ ∑ ⌉

Keterangan :
i = skor item
(x – i) = skor total item dikurangi skor item
n = banyak subjek yang mengikuti tes
Kriteria pengujian Corrected item – total correlation

 Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05) maka


instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid).

6
 Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05) maka
instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkolerasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti
untuk uji validitas menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Moment
pearson) dan Corrected item-total correlation.

Berikut akan dijelaskan pengujian validitas dengan menggunakan SPSS:

Pada umumnya alur pengerjaan validitas dengan menggunakan SPSS


adalah :

Input data Pengolahan Output data

Uji Validitas dengan menggunakan program SPSS

Langkah-langkah dengan program SPSS :


Masuk program SPSS
Klik variabel view pada SPSS data editor
Pada kolom name ketik item 1 sampai k item, kemudian terakhir ketikkan
Skore total (skor total didapat dari penjumlahan item 1 sampai k item)
Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
Untuk kolom-kolom lainnya boleh diabaikan (isian default)
Buka data view pada SPSS data editor
Ketikkan data sesuai dengan variabelnya, untuk skore total ketikkan total
skornya
Klik Analyze- Correlation-bivariate
Klik semua variabel dan masukkan ke dalam kotak variables
Klik OK.

7
Contoh Soal :
Misalkan kita ingin melakukan penelitian tentang bagaimana sikap
masyarakat terhadap keberadaan anggota DPR/DPRD. Keberadaan anggota
DPR/DPRD dari dulu senantiasa mengundang pro dan kontra, yang kontra
mengatakan bahwa kualitas anggota DPR/DPRD tersebut tidak layak, ada lagi
yang mengatakan bahwa keberadaan DPR/DPRD hanya memboroskan anggaran
negara. Sementara yang pro mengatakan bahwa anggota DPR telah berhasil
menyalurkan aspirasi masyarakat. Untuk itu mari kita coba mendesain suatu
instrumen yang akan mengukur penilaian masyarakat atas keberadaan
DPR/DPRD.

Sebelumnya kita telah belajar bahwa untuk mengukur sikap/perilaku sosial


kita dapat menggunakan berbagai skala pengukuran, yang palin populer dgunakan
dalam ilmu-ilmu sosial adalah Skala Likert, yaitu skala yang mengukur atau
menggambarkan sikap/atau perilaku sosial dengan menggunakan jenis skala
angka ORDINAL. Ingat, bahwa skala ordinal merupakan skala kategori sehingga
analisis inferensialnya menggunakan satistik Non-Parametrik. Tetapi kita bisa
menggunakan Statistik Parametrik asalkan data-data berskala ORDINAL tadi
terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala INTERVAL (Caranya akan
dijelaskan pada bagian lain).

Skala Likert, biasanya terdiri dari 5 tingka jawaban beskala ORDINAL,


misalnya pernyataan tentang sika persetujuan atas suatu pernyataan dapat diukur
dengan plihan skala berikut ini.

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Ragu-ragu

4 = Setuju (S)

8
5 = Sangat Setuju (SS)

Ingat, kita boleh menukar urutannya, misalnya SS = 1 dan STS =5.

Ada dua syarat bila suatu instrumen (angket) dikatakan bak, yaitu valid
dan Reliabel. Suatu instrumen dikatakan valid bila butir-butir pertanyaan atau
pernyataan pada instrumen tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh instrumen tersebut. Misalnya bila kita ingin mengkur tingkat
kepuasan kerja seorang karyawan, maka harus diajukan pertanyaan yang sesuai,
misalnya:

Sesuai : Apakah Anda senang bila Anda berprestasi Anda akan mendapat
insentif

Kurang Sesuai : Apakah Anda senang mendapatkan gaji Rp.50 juta/bulan

Sedangkan suatu instrumen dikatakan Reliabel apabila jawaban seseorang


(responden) terhada pertanyaan/pernyataan yang diajukan konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Misalnya bila pada suatu ketika seseorang diberikan butir
pertanyaan tentang sikapnya terhadap perilaku korupsi, kemudian ia menjawab
“Tidak Suka”, maka jika pertanyaan itu diajukan beberapa waktu kemudian jika
diberikan pertanyaan yang sama ia akan tetap menjawab “Tidak Suka”.

Pengukuran Reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:

 Repeated Measure atau Ukur Ulang. Disini seseorang akan disodori


pertanyaan yang sama pada aktu berbeda, lalu dilihat konsistensinya.
 One Shot atau diukur sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya yang relevan.
Langkah-langkah Menyusun Instrumen (Angket)

1. Tetapkan konstruknya. Yaitu merumuskan batasan mengenai variabel yang


akan diuku. Jika ingin diteliti sikap masyarakat, maka perl dipertegas dahulu
apa yang dimaksud dengan Sikap Masyarakat tersebut.

9
2. Tetapkan faktor-faktornya. Temukan unsur-unsur yang ada pada sebuah
konstruk. Misalnya untuk mengukur sikap masyarakat terhadap keberadaan
DPR/DPRD, faktor yang bisa diukur adalah tentang KUALITAS anggota
DPR/DPRD, keseuaian besaran GAJI anggota DPRD, kesesuaian JUMLAH
anggota DPR/DPRD di parlemen.
3. Susun butir-butir pertanyaannya.
Jabarkan faktor-faktor tersebut ke dalam butir-butir pertanyaan yang dapat
menjaring jawaban yang diharapkan.

Dari pembahasan di atas, secara umum bisa dilihat hubungan antara


konstruk, faktor, butir dan pengisi angket (responden). Perhatikan bagan berikut
ini.

KONSTRUK

FAKTOR-1 FAKTOR-2 FAKTOR KE-n

Butir Butir Butir Butir Butir Butir Butir


-1 -2 -3 -n -1 -2 -n

Perhatikan bahwa sebuah KONSTRUK bisa terdiri atas beberapa


FAKTOR, dan setiap FAKTOR bisa terdiri atas beberapa BUTIR
PERTANYAAN, dengan catatan bahwa bisa juga setiap faktor tidak mesti sama
jumlah butir pertanyaannya.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Mari kita kembali pada contoh tentang insrumen untuk mengukur sikap
masyarakat terhadap keberadaan anggota DPR/DPRD.

10
Faktor-faktor yang akan dipilih guna mengukur KONTRUK = Keberadaan
anggota DPR/DPRD adalah dengan melihat dua FAKTOR, yaitu Kualitasnya
dan Penghasilan yang diterimanya. Dengan dua faktor itu akan dilihat bagaimana
sikap masyarakat terhadap keberadaan anggota DPRD/DPR apakah cenderung
Pro atau Kontra ?

Untuk mengukur faktor pertama (faktor1) yaitu Kualitas, kita jaring


dengan misalnya memberikan 10 butir petanyaan berikut.

 Apakah Anda setuju bahwa rata-rata anggota DPR


1. Memiliki tingkat pendidikan formal yang memadai
2. Pengalaman berorganisasi
3. Kemampuan berkomunikasi dengan grass root
4. Representasi dari konstituennya
5. Populer karena sering tampil di media massa
6. Aktif dalam semua kegiatan DPR
7. Peka terhadap persoalan rakyat
8. Responsif terhadap tuntutan dan pengaduan rakyat
9. Kritis terhadap kinerja pemerintah
10. Memiliki sikap relijius
11. Lalu rancang desain angketnya, misalkan diperoleh seperti berikut.

Kuesioner mengenai Sikap Masyarakat terhadap Eksistensi anggota DPR

Mengukur pendapat Anda tentang Kualitas anggota DPR

Pertanyaannya adalah : Apakah Anda setuju bahwa rata-rata anggota DPR:

11
No Sikap Anda
Statement/Butir-butir terhadap
Statement
pertanyaan Kesetujuaan Anda
?
1 Memiliki sikap relijius 1 2 3 4 5
2 Pengalaman berorganisasi 1 2 3 4 5
3 Kemampuan berkomunikasi dengan grass root 1 2 3 4 5
4 Representasi dari konstituennya 1 2 3 4 5
5 Populer karena sering tampil di media massa 1 2 3 4 5
6 Aktif dalam semua kegiatan DPR 1 2 3 4 5
7 Peka terhadap persoalan rakyat 1 2 3 4 5
8 Responsif terhadap tuntutan dan pengaduan rakyat 1 2 3 4 5
9 Kritis terhadap kinerja pemerintah 1 2 3 4 5
10 Memiliki tingkat pendidikan formal yang memadai 1 2 3 4 5

Lalu ujicobakan instrumen tersebut kepada calon responden, adapun


jumlah data yang diperlukan guna keperluan uji validitas adalah 24 buah
instrumen (24 orang responden.diperoleh sebagai berikut.

Jawaban butir-butir pertanyaan untuk faktor 1

Responden Jawaban atas pertanyaan butir_ke Skore


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total
1 1 4 2 3 2 4 2 3 4 3 28
2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 30
3 2 3 3 4 2 3 4 4 2 2 29
4 3 5 3 3 1 3 1 2 2 2 25
5 4 3 4 5 2 4 3 4 4 4 37
6 2 4 3 4 2 2 4 3 3 3 30

12
7 4 4 4 5 2 4 4 3 1 2 33
8 2 5 3 4 1 5 5 5 4 4 38
9 4 2 3 3 1 1 5 5 2 2 28
10 4 3 2 5 4 5 4 4 5 2 38
11 3 4 4 3 2 2 2 3 4 4 31
12 3 2 4 2 5 2 1 2 2 2 25
13 2 3 4 1 3 1 4 3 3 3 27
14 3 5 3 3 2 5 3 4 2 2 32
15 2 4 3 5 3 2 2 5 3 3 32
16 4 5 5 3 1 4 4 3 4 4 37
17 3 5 5 4 2 3 3 5 5 5 40
18 2 2 4 2 2 3 4 3 2 2 26
19 3 3 3 4 1 2 4 5 3 3 31
20 4 4 4 3 2 4 3 5 2 2 33
21 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 35
22 3 2 5 3 2 2 2 1 2 3 25
23 4 3 3 2 1 2 2 3 3 3 26
24 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 28

Kemudian uji Validitasnya dengan program SPSS:


a. Bivariate Pearson (Produk Moment pearson)

variabel view pada SPSS data editor


name ketik item 1 sampai 10 item, kemudian terakhir ketikkan
Skore total (skor total didapat dari penjumlahan item 1 sampai 10 item)
Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
-kolom lainnya boleh diabaikan (isian default)
Seperti ini :

13
data view pada SPSS data editor
total
skornya
Seperti ini :

Analyze- Correlation-bivariate
Seperti ini :

14
emudian klik semua variabel dan masukkan ke dalam kotak variabel

Klik OK
Sehingga didapat outputnya ( cukup lihat baris tiap item-Pearson Correlation-nilai
dalam skore total):

skore_total item2 Pearson Correlation .483*

item1 Pearson Correlation .209 Sig. (2-tailed) .017

Sig. (2-tailed) .328 N 24

N 24 item3 Pearson Correlation .068

15
Sig. (2-tailed) .752 N 24

N 24 item8 Pearson Correlation .619**

item4 Pearson Correlation .661** Sig. (2-tailed) .001

Sig. (2-tailed) .000 N 24

N 24 item9 Pearson Correlation .665**

item5 Pearson Correlation -.048 Sig. (2-tailed) .000

Sig. (2-tailed) .825 N 24

N 24 item10 Pearson Correlation .569**

item6 Pearson Correlation .631** Sig. (2-tailed) .004

Sig. (2-tailed) .001 N 24

N 24 skore_t Pearson Correlation 1

item7 Pearson Correlation .436* otal Sig. (2-tailed)

Sig. (2-tailed) .033 N 24

Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total.
Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada tingkat
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) =24, maka didapat r tabel
sebesar 0,404 (lihat pada lampiran tabel).
Berdasarkan hasil analisis didapat nilai korelasi untuk item 1, 3 dan 5 nilai
kurang dari 0,404. Karena koefisien korelasi pada item 1, 3 dan 5 nilainya kurang
dari 0,404 maka disimpulkan bahwa item-item tersebut tidak berkorelasi
signifikan dengan skor total (dinyatakan tidak valid) sehingga harus dikeluarkan
atau diperbaiki. Sedangkan pada item-item lainnya lebih dari 0,404 dan dapat
disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid.

b. Corrected item – Total correlation


Sebagai contoh kasus digunakan contoh kasus dan data-data pada analisis product
moment di atas.
Langkah-langkah pada program SPSS :

variabel view pada SPSS data editor

16
name ketik item 1 sampai item 10
Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
-kolom lainnya boleh diabaikan (isian default)
data view pada SPSS data editor

Analyze-scale-reliability Analysis

bel dan masukkan ke kotak items


Statistics, pada descriptives for klik scale if item deleted

17
continue, kemudian klik OK, hasil output yang didapat adalah sebagai
berikut :

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

item1 28.04 20.129 .011 NO .574

item2 27.46 17.563 .285 NO .507

item3 27.50 21.217 -.113 NO .595

item4 27.67 15.623 .491 YES .441

item5 28.88 22.462 -.256 NO .639

item6 28.00 15.478 .427 YES .456

item7 27.83 17.797 .207 NO .530

item8 27.46 15.998 .434 YES .459

item9 28.04 15.607 .499 YES .439

item10 28.13 17.158 .413 YES .478

Reliability Coefficient

N of cases = 24 Alpha = .547 N of items = 10

Dari output di atas dilihat pada Corrected item – Total correlation, inilah
nilai korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r
tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n)=24, maka
didapat r tabel sebesar 0,404 (lihat lampiran).

Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa untuk item 1,2, 3, 5 dan 7 kurang
dari 0,404. Karena koefisien korelasi pada item 1,2,3, 5 dan 7 kurang dari 0,404
maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid. Sedangkan
pada item-item lainnya nilainya lebih dari 0,404 dan dapat disimpulkan bahwa
butir instrumen tersebut valid

18
UJI RELIABILITAS

2. RELIABILITAS
Reliabilitas berarti kedapat dipercayaan atau keajegan, suatu
instrumen pengukuran dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut
dipergunakan secara berulang memberikan hasil ukur yang sama, menurut
Elazar J. Pedhazur “reliability refers to the degree to which test score are
free from errors of measurement”, kesalahan pengukuran akan berakibat pada
hasil yang berbeda dalam mengukur sesuatu yang sama. Uji reliabilitas
digunakan untuk mengtahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang
digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut
diulang.

 Cara untuk menilai/menghitung reliabilitas suatu instrument secara


manual adalah sebagai berikut :
1. Rumus Alpha (Cronbach)
Formula Alpha juga merupakan prosedur pencarian nilai
reliabilitas dengan tidak mensyaratkan pembelahan item ke dalam dua
kelompok (meski bisa juga diterapkan pada teknik belah dua), sehingga
bisa diterapkan pada instrumen yang jumlah itemnya tidak genap. Namun
hal yang perlu diingat adalah bahwa pembelahan mesti dilakukan secara
seimbang, sebab jika dibelah tidak seimbang akan underestimasi terhadap
nilai reliabilitas yang sebenarnya (biasanya lebih rendah).
Rumus :


[ ][ ]

19
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan

∑ = jumlah varian butir

= varian total

 Kriteria penilaian
Uji signifikan dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 artinya instrumen
dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r ktiris
product moment.

Interpretasi RELIABILITAS
Kriteria derajat reliabilitas suatu tes adalah:
0,00  r11  0,20 : reliabilitas sanga rendah
0,20 < r11  0,40 : reliabilitas rendah
0,40 < r11  0,60 : reliabilitas sedang
0,60 < r11  0,80 : reliabilitas tinggi
0,80 < r11  1,00 : reliabilitas sangat tinggi
Reliabilitas kurang dari dari 0,6 adalah kurang baik, jika 0,7 dapat diterima
dan diatas 0,8 adalah baik.

Uji Reliabilitas dengan program SPSS

Pada contoh kasus di atas kita sudah menguji validitasnya maka item-item
yang gugur dibuang dan item yang tidak gugur dimasukkan ke dalam uji
reliabilitas. Jadi dalam khasus diatas yang akan dihitung ada 5 item, karena 5 item
yang lain telah digugurkan.

20
Langkah-langkah pada program SPSS :

Analyze-Scale-Reliability Analysis
-item sudah
berada di kotak items maka klik item yang gugur dan keluarkan denagn klik
simbol arah.
Statistics, pada Descriptives for klik scale if item deleted
Continue
OK,

Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
item4 12.38 8.853 .536 .629
item6 12.71 9.259 .376 .702
item8 12.17 9.449 .421 .677
item9 12.75 8.630 .584 .608
item10 12.83 10.232 .430 .675

Reliability Coefficient
N of cases = 24 Alpha = .708 N of items = 5

Dari hasil analisis di atas didapat nilai alpha sebesar 0,708. Sedangkan
nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n)=24 didapat
sebesar 0,404 (lihat lampiran tabel r). Karena nilainya lebih dari 0,404, maka
dapat disimpulkan bahwa butirbutir instrumen penelitian tersebut reliabel.

21
CEK PEMAHAMAN : VALIDITAS DAN RELIABILITAS

 Ada 3 senapan A, B dan C


 5 KALI / SENAPAN
 1 PENEMBAK
1. BAGAIMANAKAH KEAJEGANNYA HASIL TEMBAKAN?
2. BAGAIMANAKAH KETEPATAN HASIL TEMBAKAN?
JAWAB :

A TERNYATA TIDAK AJEG DAN TIDAK TEPAT


B TERNYATA AJEG TAPI TIDAK TEPAT
C TERNYATA AJEG DAN TEPAT

APA YANG BISA DISIMPULKAN?

ITEM YANG RELIABEL BERASAL DARI ITEM YANG VALID,


DENGAN KATA LAIN TERNYATA RELIABEL ITU BELUM TENTU
VALID,DAN VALID SUDAH HAMPIR PASTI RELIABEL,GITU GUYS…

SEMOGA ANDA TIDAK BINGUNG,RENUNGKAN DULU,,

22
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Ali,2014.Evaluasi Pembelajaran


Matematika.RajaGrafindo Persada. Jakarta.

http://hamimnurham.wordpress.com/2013/05/02/pengertian-
validitas-dan-jenis-jenis-validitas/

http://yulian-vony.blogspot.com/2012/12/persyaratan-reliabilitas-
instrumen.html
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html

http://haldir24.wordpress.com/2009/07/20/uji-validitas-manual/

http://sunnett.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-jenis-variabel.html

http://stmj-sutamaji.blogspot.com/2011/01/pengertian-dan-macam-macam-
variable-dan.html

23
24

Anda mungkin juga menyukai