Anda di halaman 1dari 18

KONSEP HOSPITALISASI

MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK I

Disusun oleh:

KELOMPOK IV
1. IKA NIKEN WIJI
LESTARI (173210054)
2. MOCH. NUR
HUDA (173210057)
3. RISKI UTAMI
(173210067)
4. USFATUN
KHASANAH (173210076)
5. YULIATIN
(173210069)
6. ZEISVA
APRILIANINGRUM (173210081)
7. DESSYANTI
WARAYAAN (173210106)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEMESTER 4


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018/2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jombang, Februari 2019

Tim Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A............................................................................................................Latar
Belakang...............................................................................................1
B............................................................................................................Tujua
n Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A............................................................................................................Peng
ertian.....................................................................................................2
B............................................................................................................Reak
si dalam Hospitalisasi...........................................................................3
C............................................................................................................Dam
pak dalam Hospitalisasi........................................................................7
D............................................................................................................Inter
vensi Perawat dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi........................9
E............................................................................................................Manf
aat Hospitalisasi....................................................................................11
BAB III PENUTUP
A............................................................................................................Kesi
mpulan...................................................................................................12
B............................................................................................................Saran
...............................................................................................................12
Daftar Pustaka...................................................................................................13

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang
berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah.
Selama proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai
kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman
yang sangat traumatik dan penuh stress (Supartini, 2004).
Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah,
sedih, takut, dan rasa bersalah (Wong, 2000).Perasaan tersebut dapat timbul
karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya,
rasa tidak aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa
dialaminya, dan sesuatu yang dirasakannya menyakitkan. Apabila anak stress
selama dalam perawatan, orang tua menjadi stres pula, dan stres orang tua
akan membuat tingkat stres anak semakin meningkat (Supartini, 2000).
Berdasarkan hasil pengamatan, pasien anak yang dirawat di rumah sakit
masih sering mengalami stres hospitalisasiyang berat, khususnya takut
terhadap pengobatan, asing dengan lingkungan baru, dan takut terhadap
petugas kesehatan. Fakta tersebut merupakan masalah penting yang harus
mendapatkan perhatian perawat dalam pengelolah asuhan keperawatan
(Nursalam, 2005)

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian hospitalisasi
2. Mahasiswa mampu memahami reaksi dalam hospitalisasi
3. Mahasiswa mampu memahami dampak dari hospitalisasi
4. Mahasiswa mampu memahami intervensi perawat dalam mengatasi
dampak hospitalisasi
5. Mahasiswa mampu memahami manfaat hospitalisasi

1
6.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut Potter & Perry (2005) hospitalisasi adalah pengalaman yang
penuh tekanan, utamanya karena perpisahan dengan lingkungan normal
dimana orang lain berarti, seleksi perilaku koping terbatas, dan perubahan
status kesehatan.Hospitalisasi adalah kebutuhan klien untuk dirawat karena
adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap
lingkungan (Parini, 1999).
Proses hospitalisasi dapat menimbulkan trauma atau dukungan ,
bergantung pada institusi, sikap keluarga dan teman, respon staf, dan jenis
penerimaan masuk rumah sakit (Stuart, 2007, hal :102).
Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang terencana atau
darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi &
perawatan sampai dipulangkan kembali ke rumah. Perasaan yang sering
muncul pada anak : cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong,
2000). Bila anak stress maka orang tua juga menjadi stress danakan membuat
stress anak semakin meningkat (Supartini, 2000).
Hospitalisasi terjadi apabila dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
anak mengalami suatu gangguan fisik maupun mentalnya yang
memungkinkan anak untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Secara sederhana, hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit
berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongandalam
perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan
penyakitnya.Tetapi pada umumnya hospitalisasidapat menimbulkan
ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau
tingkah laku yang mempengaruhikesembuhan dan perjalanan penyakit anak
selama dirawat di rumah sakit.

2
B. Reaksi Hospitalisasi
Reaksi hospitalisasi bersifat individual dan sangat tergantung pada usia
perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadapsakit,sistem pendukung
yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi
anak terhadap sakit adalahkecemasan karena perpisahan,kehilangan,perlukaan
tubuh,dan rasa nyeri.
Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai pengalaman
yang mengancam dan stressor.Kedua hal ini dapat menimbulkan krisis bagi
anak dan keluarga. Bagi anak, hal ini mungkin terjadi karena beberapa hal
seperti :
1. Anak tidak memahami mengapa dirawat / terluka
2. Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan
dan kebiasaan sehari-hari
3. Keterbatasan mekanisme koping
Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi dipengaruhi :
1. Tingkat perkembangan usia
2. Pengalaman sebelumnya
3. Support sistem dalam keluarga
4. Keterampilan koping
5. Berat ringannya penyakit
Stress yang umumnya terjadi berhubungan dengan hospitalisasi:
1. Takut
a. Unfamiliarity
b. Lingkungan rumah sakit yang menakutkan
c. Rutinitas rumah sakit
d. Prosedur yang menyakitkan
e. Takut akan kematian
2. Isolasi
Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama
berpengaruh pada anak dibawah usia 12tahun.
Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus
( masker, pakaian isolasi, sarung tangan, penutupkepala ) dan keluarga
yang tidak dapat bebas berkunjung akan membuat anak menjadi stress
dan takut berada di rumah sakit.
3. Privasi yang terhambat

3
Hal ini biasanya terjadi pada anak remaja.Sikap yang biasanya mucul
adalah rasa malu.Contohnya dalam berpakaian.Anak merasa tidak
bebas berpakaian.
Reaksi anak terhadap hospitalisasi :
1. Masa bayi(0-1 th)
 Pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang
 Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
 Menangis keras
 Pergerakan tubuh yang banyak
 Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
2. Masa todler (2-3 th)
 Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini
respon perilaku anak dengan tahapnya.
 Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang
lain
 Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang
menunjukkan minat bermain, sedih, apatis
 Pengingkaran/ denial
 Mulai menerima perpisahan
 Membina hubungan secara dangkal
 Anak mulai menyukai lingkungannya
3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )
 Menolak makan
 Sering bertanya
 Menangis perlahan
 Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
 Perawatan di rumah sakit :
 Kehilangan control
 Pembatasan aktivitas
 Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman.
Sehingga ada perasaan malu, takut, menimbulkan reaksi
agresif, marah, berontak, tidak mau bekerja sama dengan
perawat.
4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun
Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan
yang dicintai , keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan
kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran
dalam keluarga, kehilangan kelompok sosial,perasaan takut
mati,kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dengan
verbal dan non verbal

4
5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya.
Pembatasan aktifitas menyebabkan kehilangan kontrol
Reaksi yang muncul :
1. Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
2. Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkanrespon :
3. Bertanya-tanya
4. Menarik diri
5. Menolak kehadiran orang lain
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi dan perasaan yang muncul dalam
hospitalisasi:
Berbagai macam perasaan muncul pada orang tua yaitu : takut, rasa
bersalah, stress dan cemas (Halsom and Elander, 1997). Rasa takut pada orang
tua selama anak di RS terutama pd kondisi sakit anak yang terminal, karena
takut kehilangan anak yang dicintainya dan adanya perasaan berduka (Brewis,
1995). Perasaan orang tua tidak boleh diabaikan karena apabila orang tua
merasa stress, hal ini akan membuat ia tidak dapat merawat anaknya dengan
baik dan akan menyebabkan anak menjadi semakin stress (Supartini, 2000).
Perasaan cemas dan takut
 Rasa cemas paling tinggi dirasakan orang tua pada saat menunggu
informasi tentang diagnosis penyakit anaknya (Supartini, 2000)
 Rasa takut muncul pada orang tua terutama akibat takut kehilangan
anak pada kondisi sakit yang terminal (Brewis, 1995).
 Perilaku yang sering ditunjukan orang tua berkaitan dengan adanya
perasaan cemas dan takut ini adalah : sering bertanya atau bertanya
tentang hal sama berulang-ulang pada orang yang berbeda, gelisah,
ekspresi wajah tegang dan bahkan marah (Supartini, 2000)
 Perasaan sedih
 Perasaan ini muncul terutama pada saat anak dalam kondisi
terminal dan orang tua mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan
anaknya untuk sembuh
 Pada saat menghadapi anaknya yang menjelang ajal, rasa sedih dan
berduka akan dialami orang tua

5
 Pada kondisi ini orang tua menunjukkan perilaku isolasi atau tidak
mau didekati orang lain, bahkan bisa tidak kooperatif terhadap petugas
kesehatan (Supartini, 2000).
 Perasaan frustrasi
 Perasaan frustasi yang dirasakan menurut Supartini (2004) , adalah
sebagai berikut :
 Pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan
tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan
psikologis yang diterima orang tua, baik dari keluarga maupun kerabat
lainnya maka orang tua akan merasa putus asa, bahkan frustrasi.
 Sering kali orang tua menunjukkan perilaku tidak kooperatif, putus
asa, menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang paksa (Supartini,
2004).
Reaksi orang tua dipengaruhi oleh:
 Tingkat keseriusan penyakit anak
 Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan hospitalisasi
 Prosedur pengobatan
 Kekuatan ego individu
 Kemampuan koping
 Kebudayaan dan kepercayaan
 Komunikasi dalam keluarga

C. Dampak Hospitalisasi
Dampak Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan
stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh
banyaknya faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga
kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun lingkungan keluarga yang
mendampingi selama perawatan. Keluarga sering merasa cemas dengan
perkembangan keadaan anaknya, pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun
dampak tersebut tidak bersifat langsung terhadap anak, secara fisiklogis anak
akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang mendampingi selama
perawatan (Marks, 1998). Anak menjadi semakin stres dan hal ini berpengaruh
pada proses penyembuhan, yaitu menurunnya respon imun. Hal ini telah
dibuktikan oleh Robert Ader (1885) bahwa pasien yang mengalami
kegoncangan jiwa akanmudah terserang penyakit, karena pada kondisi stress
akan terjadi penekanan sistem imun (Subowo, 1992). Pasien anak akan merasa

6
nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan sosial keluarga,
lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang penuh dengan
perhatian akan mempercepat proses penyembuhan.
Dampak hospitalisasi yang dialami anak dan keluarga akan menimbulkan
stress dan rasa tidak aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi
anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.
Menurut Asmadi (2008, hal : 36) secara umum hospitalisasi menimbulkan
dampak pada lima aspek yaitu privasi, gaya hidup, otonomi diri, peran, dan
ekonomi.
1. Privasi
Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri
seseorang dan bersifat pribadi.Sewaktu dirawat di rumah sakit, pasien
kehilangan sebagian privasinya.
2. Gaya Hidup
Klien yang dirawat di rumah sakit seringkali mengalami perubahan
pada gaya hidupnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara
rumah sakit dan rumah tempat tinggal klien serta oleh perubahan
kondisi kesehatan klien.Aktifitas hidup yang dijalani sewaktu sehat
tentu berbeda dengan aktifitas yang dijalaninya di rumah sakit.
3. Otonomi Diri
Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi
ketergantungan. Artinya ia akan pasrah terhadap tindakanapapun yang
akan dilakukan oleh petugas kehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini
menunjukan, klien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan
otonomi.
4. Peran
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan
oleh individu sesuai dengan status sosialnya.Perubahan yang terjadi
akibat hospitalisasi tidak hanya berpengaruh terhadap individu tetapi
juga pada keluarga. Perubahan yang terjadi antara lain :
a. Perubahan peran
Jika salah seorang anggota keluarga sakit, maka akan terjadi
perubahan peran dalam keluarga
b. Masalah keuangan
Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi
.keuangan yang sedianya akan digunakan untuk memenuhi

7
kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan untuk
kepentingan perawatan klien.
c. Kesepian
Suasana di rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota
keluarga yang dirawat.
d. Perubahan kebiasaan sosial
Sewaktu ada anggota keluarga yang dirawat, keterlibatan
anggota keluarga dalam masyarakat menjadi berubah.
5. Ekonomi
D. Intervensi Perawat dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi
Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran
perawat adalah tetap memberikan dukungan dan dorongan kepada klien secara
efektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga
kepercayaan klien agar klien tidak merasa takut terhadap tindakan yang akan
dilakukan oleh perawat.
Fokus intervensi keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Meminimalkan stressor
2. Memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
klien
3. Mempersiapkan klien sebelum masuk rumah sakit
Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan
cara :
1. Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
2. Mencegah perasaan kehilangan kontrol
3. Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan
tubuh dan rasa nyeri
Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
2. Modifikasi ruang perawatan
3. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah
4. Surat menyurat, bertemu teman sekolah
Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
1. Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
2. Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
3. Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
4. Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan
melibatkan orang tua dalam perencanaan kegiatan

8
Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
1. Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk
tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri
2. Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik
anak
3. Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
4. Tunjukkan sikap empati
5. Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan
tindakan yang dilakukan melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan
pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi
ini dengan terbuka
Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
1. Membantu perkembangan anak dengan memberi
kesempatan orang tua untuk belajar.
2. Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang
penyakit anak.
3. Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
4. Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
5. Memberi support kepada anggota keluarga.
Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit
1. Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.
2. Mengorientasikan situasi rumah sakit.
3. Pada hari pertama lakukan tindakan :
 Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
 Kenalkan pada pasien yang lain.
 Berikan identitas pada anak.
 Jelaskan aturan rumah sakit.
 laksanakan pengkajian .
 Lakukan pemeriksaan fisik.
Selain itu, perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan
pandangan pada keluarga agar selalu setia mendampingi dan memberi
perhatian lebih kepada klien yang sedang menjalani perawatan di rumah
sakit.Hal ini menjadi salah satu pendukung karena kehadiran orang terdekat
dapat mengurangi rasa cemas maupun jenuh selama klien menjalani
perawatan.

9
E. Manfaat Hospitalisasi
Menurut Supartini (2004, hal :189) manfaat hospitalisasi adalah sebagai
berikut :
1. Membantu perkembangan keluarga dan pasien dengan cara meberi
kesempatan keluarga mempelajari reaksi pasien terhadap stressor yang
dihadapi selama perawatan di rumah sakit.
2. Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar. Perawatan dapat
memberikan kesempatan kepada keluarga untuk belajar tentang penyakit,
prosedur, penyembuhan, terapi, dan perawatan pasien.
3. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan
dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengambil
keputusan , sehingga tiidak terlalu bergantung pada orang lain dan
menjadi percaya diri.
4. Fasilitasi klien untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama
klien yang ada, teman sebaya atau teman sekolah. Berikan kesempatan
padanya untuk saling kenal dan berbagi pengalaman.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada
lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongandalam perawatan atau
pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya. Pada
umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta
dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi
kesembuhan dan perjalanan penyakit klien selama dirawat di rumah
sakit.Reaksi hospitalisasi bersifat individual.
Perawat berperan penting dalam memberika respon yang positif untuk
keluarga dan pasien dalam hospitalisasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

B. Saran
Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang hospitalisasi
agar dapat menerapkannya dan dapat memberikan pelayanan yang baik
kepada pasien dan keluarga.
Bagi pihak rumah sakit hendaklah mendekorasi ruangannya agar pasien tidak
merasa takut dan gelisah berada di rumah sakit.Ruangan hendaklah didesain
untuk memberikan kenyamanan bagi pasien.

11
Daftar Pustaka

Anonim.(2011). Hospitalisasi. Diakses pada tanggal 22 Februari 2019 dari


http://www.scribd.com/doc/56601675/Hospitalisasi
Perry & Potter.(2009). Fundamental Keperawatan Ed 4.Jakarta : EGC
Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta : EGC

12

Anda mungkin juga menyukai