Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ADVOKASI PELAYANAN GIZI

Advokasi tentang Penggunaan Dana Desa untuk


Insentif Kader Posyandu

DISUSUN OLEH :
Nama : Gusti Putu Sutrisna
NIM : P00313017054

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN GIZI
2017
Advokasi tentang Penggunaan Dana Desa untuk Insentif Kader Posyandu

Untuk seorang akademisi bidang gizi dan ahli gizi, advokasi harus dilakukan
mengingat dukungan penentu kebijakan pelaksananya tidaklah signifikan menyangkut
masalah-masalah gizi yang kian banyak di negara kita. Advokasi sendiri ditujukan
kepada penentu kebijakan dengan upaya persuasif untuk memperoleh dukungan dan
kepedulian dari para pemegang kebijakan. Untuk tingkat pemerintahan desa ,
anggaran dipegang oleh kepala desa dalam bentuk anggaran dana desa (ADD).
Anggaran dana desa merupakan anggaran yang disediakan oleh pemerintah pusat
yang ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat desa. Salah satu pemanfaatan
dana desa yaitu untuk pembangunan kesehatan yang berjumlah 20% dari total
anggaran.

Salah satu masalah yang dihadapi di Kabupaten Kolaka Timur yaitu kurangnya
keaktifan kader posyandu, sehingga pelaksanaan surveilans gizi di masyarakat
menjadi kurang maksimal. Pelaksanaan posyandu yang satu bulan sekali tergantung
pada keberadaan serta dorongan petugas kesehatan dan aktivitas dari para kader
posyandu. Insentif adalah salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan
prestasi kerja. Insentif kader adalah upah atau gaji yang diberikan kepada kader.
Insentif berupa uang memberikan motivasi tersendiri bagi kader. Hasil penelitian
Sutadi, dkk (2006) mengemukakan bahwa kader Posyandu juga menharapkan ada
honor untuk setiap pertemuan karena kegiatan kader pantas diimbali jasa.

Guna menunjang program tersebut, perlu dilakukan advokasi kepada kepala desa
agar mengalokasikan dana desa untuk insentif kader. Insentif adalah salah satu jenis
penghargaan yang dikaitkan dengan prestasi kerja. Insentif kader adalah upah
atau gaji yang diberikan kepada kader. Insentif be rupa uang memberikan
motivasi tersendiri bagi kader.

Tujuan Program

1. Tersedianya data yang berkaitan dengan advokasi penggunaan dana desa.


2. Mengalokasikan dana desa untuk insentif kader.
3. Terbentuknya forum tingkat desa yang mengawal kebijakan dana desa untuk
kader posyandu
4. Semua kepala desa menyetujui alokasi dana desa untuk insentif kader
posyandu yang ditandai dengan :
- Dilaksanakannya pembahasan penggunaan dana desa untuk insentif
kader dalam musyawarah masyarakat desa (MMD)
- Adanya keputusan bersama antara aparat desa dan masyarakat dalam
penggunaan dana desa untuk insentif kader posyandu

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, kami melakukan kegiatan refrehing kader
posyandu guna meningkatkan keaktifan dan pengetahuan kader. Sehingga tujuan
akhir dari program yaitu meningkatnya surveilans gizi di masyarakat dapat tercapai.

Kasus advokasi di Kecamatan Loea

Kegiatan diawali dengan melaksanakan minilokakarya yang dihadiri oleh camat,


kepala desa dan beberapa stakeholder terkait. Pertemuan ini dalam rangka mencari
permasalahan dan kebutuhan oleh masyarakat Loea yang berkaitan dengan kader
Posyandu.

Beberapa hal yang muncul dalam pertemuan ini antara lain :

1. Kurangnya pengetahuan kader pentingnya pelaksanaan posyandu setiap


bulan.
2. Minimnya pelaksanaan refrehsing kader posyandu, sehingga kurang motifasi
3. Insfratruktur posyandu yang kurang memadai yaitu dari 12 posyandu hanya 3
posyandu yang memiliki sarana lengkap.

Selanjutnya dilakukan diskusi terbatas dengan perwakilan kader posyandu. Dalam


pertemuan ini jumlah kader posyandu yang hadir berjumlah 20 orang. Pertemuan
dengan kader posyandu masih dalam rangka menemukan permasalahan yang terjadi.

Bercermin dari fakta diatas, maka salah satu upaya khusus untuk mencapai itu semua
dengan melakukan upaya pendekatan-pendekatan yang persuasif, komunikatif, dan
inovatif, serta memperhatikan setiap segmen sasaran perbaikan. Sehubungan
dengan itu semua, advokasi gizi kepada semua pihak terkait sangatlah dibutuhkan
terutama kepada penentu kebijakan, berbagai sektor dan lembaga perwakilan rakyat.

Perlu diketahui bersama bahwa tujuan umum kegiatan advokasi gizi tidak lain adalah
untuk memperoleh dukungan dan komitmen dalam upaya perbaikan gizi masyarakat
yang merupakan hak setiap warga Indonesia yang wajib dipenuhi baik berupa
kebijakan yang pro rakyat, dana, bantuan sarana dan prasarana, kemudahan,
tindakan riil, dan segala bentuk dukungan sesuai kondisi yang ada. Adapun target
yang ingin dicapai yaitu penyediaan anggaran untuk insentif kader posyandu
sehingga dapat meningkatkan surveilans gizi di masyarakat.

Untuk melihat keberhasilan advokasi ini, ada beberapa indikator yakni output berupa
keterlibatan, dukungan dan kesinambungan yang diberikan oleh sasaran advokasi
yang diimplementasikan dalam action, dukungan dana, sarana dan kemudahan.

Hingga para Kepala Desa memiliki pemikiran yang sama dalam pemberian insentif
kader posyandu yang berkesinambungan. Dengan dilaksanakannya advokasi para
kepala desa melaksanakan kebijakan yang berpihak pada kader posyandu, yang
diharapakan dapat berdampak pada keaktifan kader posyandu.

Anda mungkin juga menyukai