Anda di halaman 1dari 2

Definisi

Pes atau Plague adalah penyakit berupa infeksi bakteri pada organ getah bening
ataupun paru-paru yang menjangkit manusia dan mamalia lainnya. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteria bernama Yersinia pestis, bakteri zoonosis yang sering ditemukan pada kutu
mamalia dan pada mamalia itu sendiri. Pes merupakan penyakit yang sangat parah pada
manusia, dapat terjadi dalam bentuk bubonic, pneumonic, dan septicaemic. Ditambah lagi,
pes sangat menular dikarenakan dapat memicu wabah melalui melalui inhalasi droplets orang
yang terjangkit pes pneumonic, ataupun bisa juga menular melalui gigitan kutu yang
terinfeksi, kontak langsung dengan jaringan yang terinfeksi, maupun benda-benda
terkontaminasi. Manusia yang terjangkit biasanya menunjukkan tanda dan gejala setelah
periode inkubasi satu hingga tujuh hari (WHO, 2017).
Kematian yang disebabkan oleh penyakit pes sangat terkenal pada abad pertengahan
di Eropa. Pes mempunyai peran yang besar dalam sejarah, di mana menyebabkan tiga wabah
besar, yakni Justinian Plague (541 SM) membunuh setidaknya 250 juta orang, Great Plague
atau Black Death (1334) yang menghabisi 50 juta jiwa, hampir 60% penduduk Eropa, dan
Modern Plague (1860-an) mengakibatkan kurang lebih 10 juta orang meninggal (CDC,
2015). Meskipun bukan penyakit yang umum dan dapat ditangani dengan antibiotik, pes tetap
harus menjadi perhatian bagi kesehatan dunia. Pes yang tidak tertangani tepat waktu akan
menyebabkan konsekuensi yang parah berlanjut ke prognosis yang buruk pula. Bahkan
karena penularannya yang cepat, pes juga dikhawatirkan menjadi agen yang berpotensi dalam
perilaku bioterorisme (Yang, 2018).

Epidemiologi
Pes ditemukan di seluruh kontinen, kecuali Oceania. Tentunya risiko terjadinya
wabah pes di mana terdapat bakteri, baik dalam hewan reservoir maupun vector lainnya dan
terdapat pula populasi manusia. Pes telah banyak terjadi di Afrika, Asia, dan Amerika
Selatan, tetapi sejak tahun 1990-an kebanyakan terjadi di Afrika dengan tiga negara paling
endemis yakni, Republik Demokrasi Kongo, Madagaskar, dan Peru. Di Madagaskar sendiri,
kasus pes dengan bentuk bubonic telah dilaporkan hampir setiap tahun, selama musim
epidemi, antara bulan September dan April (WHO, 2017). Pes banyak ditularkan oleh tikus-
tikus yang mendiami kapal. Karena itu, banyak kota-kota pelabuhan yang menjadi tempat
pertama terjadinya wabah. Di Amerika, lebih dari 80% kasus merupakan bentuk bubonic di
mana rata-rata tujuh kasus telah dilaporkan tiap tahunnya (berkisar 1-17 kasus per tahun). Pes
dilaporkan terjadi pada manusia dengan berbagai rentang usia, walaupun 50% kasus terjadi
pada rentang usia 12-45 tahun (CDC, 2018).
Data Weekly Epidemiological Record untuk tahun 2010 sampai 2015 menunjukkan
bahwa pada tahun 2015 di Afrika terjadi 301 kasus dan 71 kematian. Sementara total untuk
seluruh dunia sendiri menunjukkan angka 320 kasus dan 77 kematian. Ini menandakan bahwa
Afrika masih menjadi tempat terbanyak terjadinya pes ().
Sama halnya dengan yang dikatakan WHO, di mana kasus terbanyak pes di luar
Amerika Serikat masih diduduki oleh Afrika dan Asia. Kebanyakan kasus berasal dari negara
berkembang. Negara yang melaporkan lebih dari 100 kasus pes antara lain, Cina, Kongo,
India, Madagaskar, Mozambik, Myanmar, Peru, Tanzania, Uganda, Vietnam, dan Zimbabwe.
Risiko kematian dari pes dipengaruhi oleh tipe dan penanganan. Pes pneumonic sendiri 100%
penderita yang tidak ditangani akan meninggal, sementara hanya 50% penderita yang
ditangani sembuh. Penderita pes Bubonic yang tidak mendapatkan penanganan 50-90% akan
meninggal, sementara yang ditangani hanya 10-20% sembuh. Di Amerika Serikat,
kebanyakan kasus terjadi pada orang kulit putih yang bertempat tinggal di kawasan endemis
seperti Arizona, New Mexico, dan Utah. Manusia yang terekspos dengan lingkungan
domestik atau di luar rumah seperti pemburu, penambang, dan turis dilaporkan sering terkena
infeksi. Hingga saat ini, pes tidak mempunyai kecenderungan seksual, tetapi diketahui lebih
sering pada laki-laki daripada perempuan dikarenakan laki-laki lebih banyak beraktivitas di
luar ruangan ().

DAFPUS
CDC. Plague. 2015 [Diakses pada tanggal 30 September 2018]. Tersedia di:
http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/plague
WHO. Plague. 2017 [Diakses pada tanggal 30 September 2018]. Tersedia di:
https://www.cdc.gov/plague/history/
Yang, R. Plague: Recognition, Treatment, and Prevention. Journal of Clinical Microbiology.
2018;56(1):1-6
Bertherat, E. Plague around the world, 2010-2015. Weekly Epidemiological Record.
2016;8(91):89-104.
Minnaganti, V.R., Bronze, M.S., Jackson, R.L. Plague. 2017 [Diakses pada tanggal 3 Oktober
2018]. Tersedia di https://emedicine.medscape.com/article/235627-overview#a6

Anda mungkin juga menyukai