Anda di halaman 1dari 12

STEP 7

1. Bagaimana klasifikasi dari agent?


KLASIFIKASI:
Golongan agent yang dapat menimbulkan penyakit:

a. Golongan biologik: mikroorganisme, seperti virus, bakteri, riketsia. Dan yang


bukan termasuk golongan mikroorganisme seperti cacing, protozoa.Golongan
tumbuh-tumbuhan: jamur.

b. Golongan gizi: jika seseorang mengalami kekurangan atau kelebihan gizimaka


akan dapat menimbulkan penyakit.

c. Golongan fisik: suhu yang terlalu tinggi atau randah, suara yang terlalubising,
tekanan udara, kelembaban udara, radiasi atau trauma mekanis yang dialami
seseorang yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.

d. Golongan kimia: bahan-bahan insektisida.

e. Golongan mekanik: disebabkan karena kelalaian manusia, sepertikecelakaan lalu


lintas, pukulan, kecelakaan dalam pekerjaan.
(Effendy, Nasrul. 1998. Dasardasar keperawatan kesehatan masyarakat.Jakarta:
EGC)
 Agent nutrisi

o Karbohidrat : berlebihan > obesitas

o Lemak : berlebihan > hiperlipidemia

o Vitamin : defisiensi vitamin A > rabun senja

o Mineral (Cu, Zn, Mg, Fe)

o Air

2. Menurut sifatnya agent dibagi menjadi?


agent hidup
berupa jasad hidup seperti mikroba, baik yang terdapat di luar tubuh, didalam fertilizer,
maupun yang terdapat komensal di dalam tubuh, diantaranya golongan parasit, bakteria,
jamur, virus, basil dan sebagainya.

agent tak hidup


yaitu bahan atau keadaan di luar tubuh/jaringan tubuh(eksogen), diantaranya trauma,
polutan fisik, termis dan kimiawi. Yang tergolong endogen adalah bahan/keadaan yang
terdapat dalam tubuh manusia/binatang, misalnya akumulasi metabolisme tubuh
(ureum,hormonal,mineral)
(dr. Dainur. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat)

3. Bagaimana pencegahan yg harus dilakukan untuk


menghambat penyebaran agent?
A. PENCEGAHAN PRIMORDIAL
Tujuan : untuk menghindari kemunculan adanya faktor resiko dengan tidak
melakukan hal-hal yang beresiko timbulnya penyakit tertentu
 mencegah pencemaran udara

 mencegah gaya hidup merokok

 mencegah pola menu makanan

 olah raga yang teratur

 memerangi kemiskinan

 Menggunakan teknologi bersih

B. PENCEGAHAN TINGKAT PERTAMA (Primary Prevention)


Sasaran Faktor penyebab, Lingkungan & Pejamu dengan tujuan agar agent
tidak dapat masuk tubuh
Lingkunganperbaikan lingkungan fisik (air bersih, sanitasi lingkungan &
perumahan, dll)
Pejamuperbaikan status gizi, status kesehatan, pemberian
Imunisasi
C. PENCEGAHAN TINGKAT KEDUA (Secondary Prevention)
Sasaranpada penderita / dianggap menderita (suspect) & terancam menderita
Tujuan : diagnosis dini & pengobatan tepat (mencegah meluasnya penyakit/
timbulnya wabah & proses penyakit lebih lanjut/ akibat samping & komplikasi)
Usaha pencarian penderita, pemeriksaan CPN, pemberian chemoprophylakxis
(Prepatogenesis / patogenesis penyakit tertentu.
D. PENCEGAHAN TINGKAT KETIGA(Tertiary Prevention)
Sasaran penderita penyakit tertentu
Tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat & bertambah parahnya
penyakit juga kematian dan rehabilitasi( pengembalian kondisi fisik/ medis,
mental/psikologis & sosial) serta tidak menyebar atau menular.
 Isolasipenderita

 pengobatan tuntas (tidak terjadi carrier, cacat, dan kematian )

AZRUL AZWAR, MPH. “PENGANTAR EPIDEMIOLOGI”

4. Apa saja karakteristik dari agent?


Infektivitas : Kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri
terhadap lingkungan dari host untuk mampu untuk tinggal dan
berkembang biak (multiply)dalam jaringan.
Patogenesitas : Kesanggupan organisme untuk menimbulkan suatu
reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada host
yang diserang.
Virulensi : Kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi
patologis berat yang mungkin hingga menyebabkan kematian.
Toksisitas : Kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia
yang toksin oleh subtansi kimia yang dibuatnya.
Invasitas : Kesanggupan organisme untuk melakukan penetrasi dan
menyebar setelah memasuki jaringan.
Antigenesitas : Kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi
imunologi dalam host.
DR.M.N Bustan,Pengantar Epideniologi

5. Bagaimana mekanisme terjadinya wabah?


Jika salah satu dari trias epidemiologinya rusak (jelek)
Terjadinya penyakit tersebar ke individu lain  wabah

6. Factor yang mempengaruhi penyebaran wabah?


Faktor Penyebab
a. lingkungan
1) Lingkungan fisik
-Keadaan geografis, seperti ketinggian, mempengaruhi penularan penyakit. Nyamuk Aedes
aegypti tidak menyukai ketinggian lebih dari1000 m di atas permukaan air laut.
-Kelembaban udara, misal nyamuk Aedes aegypti biasanya mencari tempat
perkembangbiakan yang teduh dan terlindung dari sinar matahari.
-Temperatur. Di negara tropis, temperatur yang lebih rendah lebih disukai oleh vektor dan
agen penyebab penyakit dibandingkan temperatur tinggi.
-Lingkungan tempat tinggal. Sanitasi lingkungan perumahan yang buruk

2) Lingkungan nonfisik
-Sosial: tingkat pendidikan dan pekerjaan.
-Budaya: adat, kebiasaan turun-temurun.
-Ekonomi
-Politik (kesuksesan kepemimpinan yang mempengaruhi kebijakan pencegahan dan
penanggunalan suatu penyakit)
b.Agent
penyebab penyakitSifat virulensi agent penyakit, yaitu kemampuan atau keganasan suatu
agentpenyebab penyakit untuk menimbulkan kerusakan pada sasaran, biasanya
diukurberdasarkan derajat kerusakan yang ditimbulkan, misalnya pada wabah flu
burung,memiliki tingkat virulensi yang tinggi.
c. Pejamu (host)
-Umur. Contoh: penyakit polio rentan terjadi pada bayi.
-Jenis kelamin. Contoh: penyakit HIV/AIDS lebih banyak dialami oleh kaum laki-laki daripada
wanita.
-Pekerjaan. Contoh: seseorang yang pekerjaannya berhubungan denganpembersihan got akan
lebih mudah terserang penyakit yang ditularkanmelalui air kencing tikus. (leptospira)
-Keturunan.
-Gaya hidup. Seseorang yang sering keluar malam akan lebih mudah terkenamalaria karena
lebih sering terkena gigitan nyamuk.
(Widoyono. 2005. Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga)

7. Bagaimana upaya penanggulangan wabah atau penyebaran


penyakit?
BAB V
UPAYA PENANGGULANGAN
Pasal 5
(1) Upaya penanggulangan wabah meliputi:
a. penyelidikan epidemiologis;
b. pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan
karantina;
c. pencegahan dan pengebalan;
d. pemusnahan penyebab penyakit;
e. penanganan jenazah akibat wabah;
f. penyuluhan kepada masyarakat;
g. upaya penanggulangan lainnya.
(2) Upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
(3) Pelaksanaan ketentuan ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 6
(1) Upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif.
(2) Tata cara dan syarat-syarat peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 7
Pengelolaan bahan-bahan yang mengandung penyebab penyakit dan dapat menimbulkan
wabah diatur dengan Peraturan Pemerintah.
http://www.depkes.go.id/h1n1/download/UU%20No%204-1984.pdf

1. Menghilangkan Sumber penularan


- Menjauhkan sumber penularan dari orang
- Membunuh bakteri pada sumber penularan
- Melakukan isolasi atau pengobatan pada orang yang diduga sebagai
sumber penularan
2. Memutus rantai penularan
- Strelilisasi sumber pencemaran
- Mengendalikan vektor
- Peninggkatan hygygiene perorangan
3. Merubah respon orang terhadap penyakit
- Melakukan immunisasi
- Mengadakan pengobatan

http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investiga
si_Wabah.pdf
8. Bagaimana mekanisme masuknya agent ke pejamu atau host?
(Budiman, Chandra. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan
Komunitas. Jakarta:EGC)

a. Agen infeksi
Agen infeksi biasanya dapat berupa bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Bisa
menginfeksi manusia berdasarkan pada jumlah, virulensi, kemampuan untuk
masuk dan bertahan hidup pada pejamu, dan kerentanan pejamu.
b. Reservoir
Tempat dimana mikroorganisme pathogen dapat hidup. Contoh reservoir adalah
manusia, binatang, air, udara, dll. Kuman dapat hidup dan berkembang apabila
cocok dengan reservoirnya.
c. Port de Entry
Sebelum terinfeksi, mikroorganisme harus masuk ke dalam tubuh. Rusaknya
kulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal masuk. Mikroorganisme
dapat masuk juga melalui rute yang sama dengan portal keluar.
d. Cara penularan
Kuman dapat berpindah atau menular ke orang lain dengan cara kontak
langsung (oral, kulit, atau darahnya) dan tidak langsung (jarum bekas penderita,
peralatan yang terkontaminasi)
e. Port de Exit
Mikroorganisme yang ada pada reservoir harus menemukan jalan keluar untuk
masuk ke dalam tubuh host lain yang rentan.
Perry & Potter. 2005.
Naturalistik perkembangan penyakit (agent)

a. Tahap Prepatogensis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada dasarnya
peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of suseptibility).
Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu
dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit
penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi
infektifitas, siap menyerang pejamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai
sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. Namun begitu penjamunva ‘lengah’ ataupun
memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan
melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap patogenesis.
b. Tahap Patogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu: Tahap Inkubasi, Tahap Dini, Tahap Lanjut, dan
Tahap Akhir.
 Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam
tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Masa
inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuan
tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar sebagai pengetahuan
riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunyai
masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi
jenis penyakitnya.
 Tahap Dini
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang Kelihatannya ringan. Tahap ini
sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan patologis (pathologic
changes), walaupun penyakit masih dalam masa subklinik (stage of subclinical disease).
Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan diagnosis dapat ditegakkan
secara dini.
 Tahap Lanjut
Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat dengan
segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical disease). Pada tahap ini penyakit
sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif
mudah ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan pengobatan
yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik.
 Tahap Akhir/ pasca patogenesis.
Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu:
1) Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat
kembali.
2) Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada,
tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen
berupa cacat.
3) Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada
dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
4) Penyakit tetap berlangsung secara kronik.
5) Berakhir dengan kematian.

9. Factor yg mendukung masuknya agent?


Faktor Penyebab
a. lingkungan
1) Lingkungan fisik
-Keadaan geografis, seperti ketinggian, mempengaruhi penularan penyakit.
Nyamuk Aedes aegypti tidak menyukai ketinggian lebih dari1000 m di atas
permukaan air laut.
-Kelembaban udara, misal nyamuk Aedes aegypti biasanya mencari tempat
perkembangbiakan yang teduh dan terlindung dari sinar matahari.
-Temperatur. Di negara tropis, temperatur yang lebih rendah lebih disukai oleh
vektor dan agen penyebab penyakit dibandingkan temperatur tinggi.
-Lingkungan tempat tinggal. Sanitasi lingkungan perumahan yang buruk

2) Lingkungan nonfisik
-Sosial: tingkat pendidikan dan pekerjaan.
-Budaya: adat, kebiasaan turun-temurun.
-Ekonomi
-Politik (kesuksesan kepemimpinan yang mempengaruhi kebijakan pencegahan
dan penanggunalan suatu penyakit)
b.Agent
penyebab penyakitSifat virulensi agent penyakit, yaitu kemampuan atau
keganasan suatu agentpenyebab penyakit untuk menimbulkan kerusakan pada
sasaran, biasanya diukurberdasarkan derajat kerusakan yang ditimbulkan, misalnya
pada wabah flu burung,memiliki tingkat virulensi yang tinggi.
c. Pejamu (host)
-Umur. Contoh: penyakit polio rentan terjadi pada bayi.
-Jenis kelamin. Contoh: penyakit HIV/AIDS lebih banyak dialami oleh kaum laki-laki
daripada wanita.
-Pekerjaan. Contoh: seseorang yang pekerjaannya berhubungan
denganpembersihan got akan lebih mudah terserang penyakit yang
ditularkanmelalui air kencing tikus. (leptospira)
-Keturunan.
-Gaya hidup. Seseorang yang sering keluar malam akan lebih mudah
terkenamalaria karena lebih sering terkena gigitan nyamuk.
(Widoyono. 2005. Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga)

10. Perbedaan MERS-CoV dengan SARS?


MERS

 Tampaknya lebih mematikan pada saat menginfeksi, virus itu juga tampaknya kurang menular
dibandingkan SARS.

 MERS dan SARS berasal dari keluarga virus yang disebut korona (coronavirus).
 MERS pertama kali muncul di Arab Saudi pada September 2012, dan sejak itu menginfeksi 90
orang dan menyebabkan 45 kematian.

 Sebagian besar infeksi telah terjadi di Arab Saudi, meskipun beberapa orang yang terinfeksi
tinggal di atau melakukan perjalanan ke Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab. Di antara orang-
orang yang dirawat di rumah sakit dengan MERS, gejala yang paling umum adalah demam (98
persen), menggigil (87 persen), batuk (83 persen) dan sesak napas (72 persen). Beberapa pasien
juga melaporkan gejala gastrointestinal, seperti diare dan muntah.

 MERS tampaknya menginfeksi terutama orang-orang dengan kondisi kronis.

 MERS memiliki kondisi kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung atau
penyakit ginjal.

 Dalam hal menginfeksi, MERS berlangsung cepat, rata-rata menyebabkan kematian seminggu
lebih awal dibandingkan dengan SARS, kata para peneliti. Enam puluh persen orang dengan
penyakit kronis yang terinfeksi MERS meninggal, dibandingkan dengan hanya 1 persen orang
dengan penyakit kronis yang terjangkit SARS.

SARS

 Pertama kali dilaporkan di Asia pada 2002, dan dalam waktu kurang dari setahun, menginfeksi
lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia, sekitar 10 persen di antaranya meninggal.

 SARS, yang cenderung memengaruhi orang-orang muda dan sehat.

Sumber : http://jambanpanyileukan.com/2013/07/ilmuwan-berhasil-ungkap-perbedaan-virus.html
STEP 4

manusia

Imun turun
lingkungan Host rentan agent

sakit

migrasi

Tidak langsung langsung

wabah
penanggulangan

pencegahan

Anda mungkin juga menyukai