Master
Master
c. Golongan fisik: suhu yang terlalu tinggi atau randah, suara yang terlalubising,
tekanan udara, kelembaban udara, radiasi atau trauma mekanis yang dialami
seseorang yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
o Air
memerangi kemiskinan
2) Lingkungan nonfisik
-Sosial: tingkat pendidikan dan pekerjaan.
-Budaya: adat, kebiasaan turun-temurun.
-Ekonomi
-Politik (kesuksesan kepemimpinan yang mempengaruhi kebijakan pencegahan dan
penanggunalan suatu penyakit)
b.Agent
penyebab penyakitSifat virulensi agent penyakit, yaitu kemampuan atau keganasan suatu
agentpenyebab penyakit untuk menimbulkan kerusakan pada sasaran, biasanya
diukurberdasarkan derajat kerusakan yang ditimbulkan, misalnya pada wabah flu
burung,memiliki tingkat virulensi yang tinggi.
c. Pejamu (host)
-Umur. Contoh: penyakit polio rentan terjadi pada bayi.
-Jenis kelamin. Contoh: penyakit HIV/AIDS lebih banyak dialami oleh kaum laki-laki daripada
wanita.
-Pekerjaan. Contoh: seseorang yang pekerjaannya berhubungan denganpembersihan got akan
lebih mudah terserang penyakit yang ditularkanmelalui air kencing tikus. (leptospira)
-Keturunan.
-Gaya hidup. Seseorang yang sering keluar malam akan lebih mudah terkenamalaria karena
lebih sering terkena gigitan nyamuk.
(Widoyono. 2005. Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga)
http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investiga
si_Wabah.pdf
8. Bagaimana mekanisme masuknya agent ke pejamu atau host?
(Budiman, Chandra. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan
Komunitas. Jakarta:EGC)
a. Agen infeksi
Agen infeksi biasanya dapat berupa bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Bisa
menginfeksi manusia berdasarkan pada jumlah, virulensi, kemampuan untuk
masuk dan bertahan hidup pada pejamu, dan kerentanan pejamu.
b. Reservoir
Tempat dimana mikroorganisme pathogen dapat hidup. Contoh reservoir adalah
manusia, binatang, air, udara, dll. Kuman dapat hidup dan berkembang apabila
cocok dengan reservoirnya.
c. Port de Entry
Sebelum terinfeksi, mikroorganisme harus masuk ke dalam tubuh. Rusaknya
kulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal masuk. Mikroorganisme
dapat masuk juga melalui rute yang sama dengan portal keluar.
d. Cara penularan
Kuman dapat berpindah atau menular ke orang lain dengan cara kontak
langsung (oral, kulit, atau darahnya) dan tidak langsung (jarum bekas penderita,
peralatan yang terkontaminasi)
e. Port de Exit
Mikroorganisme yang ada pada reservoir harus menemukan jalan keluar untuk
masuk ke dalam tubuh host lain yang rentan.
Perry & Potter. 2005.
Naturalistik perkembangan penyakit (agent)
a. Tahap Prepatogensis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada dasarnya
peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of suseptibility).
Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu
dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit
penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi
infektifitas, siap menyerang pejamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai
sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. Namun begitu penjamunva ‘lengah’ ataupun
memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan
melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap patogenesis.
b. Tahap Patogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu: Tahap Inkubasi, Tahap Dini, Tahap Lanjut, dan
Tahap Akhir.
Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam
tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Masa
inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuan
tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar sebagai pengetahuan
riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunyai
masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi
jenis penyakitnya.
Tahap Dini
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang Kelihatannya ringan. Tahap ini
sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan patologis (pathologic
changes), walaupun penyakit masih dalam masa subklinik (stage of subclinical disease).
Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan diagnosis dapat ditegakkan
secara dini.
Tahap Lanjut
Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat dengan
segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical disease). Pada tahap ini penyakit
sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif
mudah ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan pengobatan
yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik.
Tahap Akhir/ pasca patogenesis.
Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu:
1) Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat
kembali.
2) Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada,
tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen
berupa cacat.
3) Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada
dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
4) Penyakit tetap berlangsung secara kronik.
5) Berakhir dengan kematian.
2) Lingkungan nonfisik
-Sosial: tingkat pendidikan dan pekerjaan.
-Budaya: adat, kebiasaan turun-temurun.
-Ekonomi
-Politik (kesuksesan kepemimpinan yang mempengaruhi kebijakan pencegahan
dan penanggunalan suatu penyakit)
b.Agent
penyebab penyakitSifat virulensi agent penyakit, yaitu kemampuan atau
keganasan suatu agentpenyebab penyakit untuk menimbulkan kerusakan pada
sasaran, biasanya diukurberdasarkan derajat kerusakan yang ditimbulkan, misalnya
pada wabah flu burung,memiliki tingkat virulensi yang tinggi.
c. Pejamu (host)
-Umur. Contoh: penyakit polio rentan terjadi pada bayi.
-Jenis kelamin. Contoh: penyakit HIV/AIDS lebih banyak dialami oleh kaum laki-laki
daripada wanita.
-Pekerjaan. Contoh: seseorang yang pekerjaannya berhubungan
denganpembersihan got akan lebih mudah terserang penyakit yang
ditularkanmelalui air kencing tikus. (leptospira)
-Keturunan.
-Gaya hidup. Seseorang yang sering keluar malam akan lebih mudah
terkenamalaria karena lebih sering terkena gigitan nyamuk.
(Widoyono. 2005. Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga)
Tampaknya lebih mematikan pada saat menginfeksi, virus itu juga tampaknya kurang menular
dibandingkan SARS.
MERS dan SARS berasal dari keluarga virus yang disebut korona (coronavirus).
MERS pertama kali muncul di Arab Saudi pada September 2012, dan sejak itu menginfeksi 90
orang dan menyebabkan 45 kematian.
Sebagian besar infeksi telah terjadi di Arab Saudi, meskipun beberapa orang yang terinfeksi
tinggal di atau melakukan perjalanan ke Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab. Di antara orang-
orang yang dirawat di rumah sakit dengan MERS, gejala yang paling umum adalah demam (98
persen), menggigil (87 persen), batuk (83 persen) dan sesak napas (72 persen). Beberapa pasien
juga melaporkan gejala gastrointestinal, seperti diare dan muntah.
MERS memiliki kondisi kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung atau
penyakit ginjal.
Dalam hal menginfeksi, MERS berlangsung cepat, rata-rata menyebabkan kematian seminggu
lebih awal dibandingkan dengan SARS, kata para peneliti. Enam puluh persen orang dengan
penyakit kronis yang terinfeksi MERS meninggal, dibandingkan dengan hanya 1 persen orang
dengan penyakit kronis yang terjangkit SARS.
SARS
Pertama kali dilaporkan di Asia pada 2002, dan dalam waktu kurang dari setahun, menginfeksi
lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia, sekitar 10 persen di antaranya meninggal.
Sumber : http://jambanpanyileukan.com/2013/07/ilmuwan-berhasil-ungkap-perbedaan-virus.html
STEP 4
manusia
Imun turun
lingkungan Host rentan agent
sakit
migrasi
wabah
penanggulangan
pencegahan