A. Pendahuluan
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain,
golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di
dalam sel darah merah. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi
macam penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam
sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO
dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan
darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa
teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah
merah dengan serum dari para donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar
antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak
memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen
A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi
yang disebut golongan O. Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih
kolega dari Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan
darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah
sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi. Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB
bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan
distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.
Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen D di
permukaan sel darah merah, nama lainnya adalah faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini
diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada
tahun 1940 oleh Karl Landsteiner.
Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki
golongan darah Rh- (Rhesus Negatif). Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel
darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+ (Rhesus Positif).
Delapan puluh lima persen penduduk dunia memiliki faktor rhesus (Rh+) dalam darahnya,
sementara 15% nya tidak memiliki faktor rhesus (Rh-) dalam darahnya.
Rhesus Faktor Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali
ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam
riset digunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling
banyak dijumpai di India dan Cina. Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah
adalah antigen A dan B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen
Rh (dikenal juga sebagai antigen D). Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang
dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh),
sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh
positif (Rh+) Penting Untuk Transfusi (Fairus Chalid, 2008).
Lancet
Pengaduk
Darah Kapiler
Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
Serum anti-B biasanya berwarna kuning
Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening
Cara Kerja :
Pengaduk
Suspensi sel eritrosit 10% donor
Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
Serum anti-B biasanya berwarna kuning
Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening
Cara Kerja :
1. Meneteskan 1 tetes (±50 µl) anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada objek glass
2. Memipet 50 µl suspensi sel 10% donor pada objek glass yang sudah diberi antisera
3. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan
antisera dan menggoyang-goyangkan
4. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
Pembacaan hasil :
–Aglutinasi : ada antigen pada sel darah merah donor
–Tidak aglutinasi : tidak ada antigen pada sel darah merah donor
Mikropipet
Centrifuge
Suspensi sel eritrosit 5% donor
Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
Serum anti-B biasanya berwarna kuning
Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening
Cara Kerja :
Pengaduk
Serum donor
Suspensi sel A 10%
Suspensi sel B 10%
Suspensi sel O 10%
Cara Kerja :
1. Memipet 50 µl suspensi sel A 10%, suspensi sel B 10%, dan suspensi sel O 10% pada
objek glass
2. Memipet 50 µl serum donor ke objek glass yang telah diberi suspensi sel
3. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan
antisera dan menggoyang-goyangkan
4. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
Mikropipet
Centrifuge
Serum donor
Suspensi sel A 5%
Suspensi sel B 5%
Suspensi sel O 5%
Cara Kerja :
1. Memipet 50 µl suspensi sel A 5%, suspensi sel B 5%,dan suspensi sel O 5% pada
masing-masing tabung
2. Memipet 50 µl serum donor ke tabung yang telah berisi suspensi sel dan
menghomogenkan
3. Mencentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm selama 60 detik
4. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
Persiapan sample: Larutan sel darah merah yang akan diperiksa dari darah utuh
METODE PERTAMA
Jika golongan darah kedua orang tua biologis Anda diketahui, kemungkinan golongan
darah Anda dapat dipersempit. Dalam banyak kasus golongan darah hanya perlu
diperkirakan, menggunakan kalkulator golongan darah daring atau melihat daftar
berikut:[1]
Jika dokter Anda sudah menyimpan data golongan darah Anda, Anda hanya perlu
menghubunginya untuk bertanya. Hanya saja, dokter hanya akan memiliki informasi tersebut
dalam arsipnya jika darah Anda sudah pernah diambil dan/atau diperiksa sebelumnya. Anda
mungkin sudah pernah menjalani pemeriksaan golongan darah karena beberapa alasan
berikut ini:
Kehamilan
Operasi
Donor organ tubuh
Transfusi darah
METODE KEDUA
Mengunjungi Pusat Pelayanan Kesehatan
1. Mintalah rujukan tes darah dari dokter.
Jika dokter tidak memiliki data golongan darah Anda dalam arsipnya, Anda juga dapat
meminta untuk menjalani tes darah. Telepon dokter Anda atau kunjungi tempat praktiknya
dan mintalah rujukan tes darah.
Coba katakan sesuatu, seperti, "Saya ingin mengetahui golongan darah saya. Bisakah dokter
memberikan rujukan untuk tes darah?"
Jika Anda tidak memiliki dokter utama, Anda dapat melakukan tes darah di klinik kesehatan
atau puskesmas. Anda hanya perlu datang ke sana dan meminta petugas untuk memeriksa
golongan darah Anda.
Mungkin Anda perlu menelepon lebih dahulu untuk mengetahui apakah tes darah termasuk
layanan yang ditawarkan oleh klinik kesehatan atau puskesmas tersebut.
3. Donorkan darah.
Mendonorkan darah adalah cara yang mudah untuk menentukan golongan darah
sekaligus membantu orang lain. Carilah pusat layanan donor darah, seperti Palang Merah
Indonesia setempat, atau tunggu sampai sekolah, gereja atau pusat layanan publik
mengumumkan gerakan donor darah. Jika Anda turut serta mendonorkan darah, mintalah
petugasnya untuk memberitahukan golongan darah Anda. Darah Anda biasanya tidak
langsung diperiksa, jadi petugas memerlukan waktu beberapa minggu untuk menyampaikan
hasilnya melalui telepon ataupun surat/surel.
Sebelum memilih instansi untuk mendonorkan darah Anda, mungkin Anda perlu
menelepon lebih dahulu untuk memastikan bahwa instansi tersebut bersedia
memberitahukan golongan darah Anda. Ketahuilah, Palang Merah Indonesia (PMI)
memberikan layanan pemeriksaan golongan darah gratis bagi para pendonor.
Ingatlah bahwa ada beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi sebelum Anda
dapat mendonorkan darah. Beberapa syarat mungkin juga menghalangi Anda
mendonorkan darah, seperti kebiasaan berisiko tinggi, perjalanan ke luar negeri, dalam
kondisi sakit, atau sebelumnya menjalani perawatan karena penyakit kronis.
4. Kunjungi pusat layanan darah, jika instansi ini ada di wilayah tempat tinggal Anda.
Pusat layanan darah selalu menyediakan layanan gratis bagi siapa pun untuk
menjalani tes darah serta mengetahui golongan darahnya.
Jika Anda tinggal di Kanada, kunjungilah situs resmi darah Kanada dan carilah informasi
mengenai lokasi kegiatan "What's Your Type?/Apa Golongan Darahmu?". Kegiatan tersebut
merupakan promosi yang secara rutin diselenggarakan oleh Canadian Blood Services. Hasil
uji darah bersifat instan, dan peserta dapat mencari tahu apakah golongan darahnya termasuk
umum atau langka, dari siapa saja ia bisa menerima darah, dan kepada siapa saja darahnya
dapat didonorkan. Di sini peserta juga akan mengetahui penggolongan darah ABO maupun
faktor Rhesus (Rh) positif dan negatif. Di Indonesia, kegiatan cek golongan darah gratis
adakalanya diselenggarakan oleh instansi tertentu, misalnya Dinas Kesehatan, instansi
sekolah bekerja sama dengan PMI, dll.. Dalam acara terkait masyarakat juga mendapat
himbauan pentingnya mengetahui golongan darah.
TIPS
Selain golongan darah, seseorang juga harus melakukan tes faktor Rhesus atau Rh.
Jika Anda menjalani uji golongan darah dengan Palang Merah atau organisasi profesional
apa pun, mereka akan memberitahukan faktor Rhesus Anda. Faktor Rhesus juga disebut
D. Faktor Rhesus Anda boleh jadi adalah D+ atau D-. Sebagai contoh, jika
penggumpalan terlihat pada bidang A (Anti-A) dan bidang D (Anti-D), orang tersebut
memiliki golongan darah A+.
Jika Anda hanya mengetahui golongan darah salah satu orang tua Anda, Anda dapat
membuat diagram punnet (punnet square—tabulasi untuk memprediksi segala
kemungkinan yang bisa muncul dalam perkawinan/persilangan) untuk memperkirakan
kemungkinan Anda menerima warisan dari salah satu dari mereka. Ada tiga alel (allel—
bentuk alternatif gen yang menunjukkan variasi serta pewarisan sifat) yang menentukan
golongan darah adalah: alel dominan IA dan IB, dan alel resesif i.[8] Jika golongan darah
Anda adalah O, Anda memiliki genotip ii. Jika golongan darah Anda adalah A, fenotip
Anda adalah IAIA atau IAi. Catatan: genotip adalah susunan genetik organisme yang tak
terlihat dan bersifat menurun (dapat diwariskan); sedangkan fenotip adalah sifat
organisme yang terlihat oleh panca indra, sebagai perpaduan genotip dan faktor
lingkungan