Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN

PERALATAN DAN INSTALASI LISTRIK

PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN 2

Nama : Agung Fauzi


NIM : 131321003
Kelompok : 1 (Satu)
Kelas : 3A-1
Tanggal Percobaan : 29 Maret 2016

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016
I. Tujuan
a Setelah melakukan praktikum, diharapkan bisa mengoperasikan dan
membaca alat ukur pembumian (Earth Tester).
b Setelah melakukan praktikum, dapat mengetahui besar tahanan
pembumian di lab instalasi listrik.
c Dapat melakukan solusi bila ditemukan hasil pengukuran pembumian
pengaman tidak memenuhi syarat.
II. Landasan Teori

Pengukuran pembumian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a Pengukuran pembumian dengan Voltmeter dan Amperemeter

Pengukuran dengan menggunakan cara ini dapat dilakukan seperti pada


gambar 1 berikut:

Gambar 1. Pengukuran Resistansi Pembumian dengan Voltmeter dan Ameter.

Hasil pembagian antara nilai tegangan dan nilai arus yang terukur adalah nilai
resistansi pembumian yang terukur.

b Pengukuran dengan alat ukur pembumian (Earth Tester)

Pada pengukuran nilai resistasi pembumian yaitu dengan alat ukur yang
digunakan disebut dengan Earth Tester. Dalam melakukan pengukuran resistansi,
digunakan dua batang elektroda, elektroda satu sebagai elektroda bantu dan
elektroda dua sebagai elektroda sementara. Elektroda bantu yang diperlukan untuk
pengukuran dengan Earth Tester pada pengukuran pertama berjarak 10 meter dari
elektroda pembumian yang akan diukur, lalu pada pengukuran kedua dan
seterusnya berjarak kelipatan 5 meter atau menyesuaikan dengan kebutuhan dan
jarak elektroda sementara berjarak 42%, 52%, 62% dan 72% dari elektroda
pembumian yang akan diukur. Elektroda pembumian terdiri dari Elektroda batang.
Dalam melakukan beberapa pengukuran dengan jarak yang berbeda-beda antara
elektroda sementara dengan elektroda bantu, akan didapatkan daerah resistansi
yang konstan. Pengukuran ini dilakukan pada 4 titik tempat yang berbeda – beda
atau menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.

III. Langkah Kerja


a Cek baterai apakah dalam kondisi baik.
b Kalibrasi jarum pada alat ukur harus dalam posisi nol.
c Earth Tester mempunyai tiga kabel diantaranya adalah kebel merah, kuning
dan hijau. Langkah selanjutnya hubungkan kabel merah ke elektroda bantu
dan kabel kuning ke elektroda sementara dengan masing-masing jarak
kurang lebih 10 meter dari pentanahan atau grounding (lihat gambar 2).
d Langkah berikutnya hubungkan kabel hijau ke elektroda batang atau
grounding yang sudah terpasang, dari ketiga kabel tersebut hubungkan ke
Earth Tester dengan warna pada alat ukur.
e Test masing-masing kabel apakah sudah terhubung dengan benar, untuk
kabel merah arahkan selector switch di Earth Tester pada huruf c lalu tekan
tombol test jarum harus bergerak. Untuk kabel kuning arahkan selector
switch di Earth Tester pada huruf p lalu tekan tombol test jarum harus
bergerak.
f Untuk kabel hijau, arahkan selector switch di Earth Tester pada huruf c lalu
tekan tombol test. Apabila jarum menunjukan angka lebih besar atau sama
dengan 10 (volt) maka tempat pengujian tahanan pembumian tersebut tidak
aman karena ada tegangan induksi sehingga harus pindah.
g Apabila semua kabel sudah terkoneksi dengan benar, maka pengukuran
tahanan pembumian siap untuk dilakukan.
Gambar rangkaian pengukuran tahanan pembumian dengan menggunakan Earth
Tester:
Elektroda Elektroda
Sementara Bantu

42% 52% 62% 72%

Gambar 2. Pengukuran Tahanan Pembumian dengan Earth Tester


IV. Peralatan Yang Digunakan
a Alat Ukur Pentanahan
b Elektroda Bantu
c Elektroda Sementara
d Kabel Penghubung
e Klem/Penjepit Konduktor
f Micrometer Sekrup
V. Hasil Pengukuran Tahanan Pembumian
a Pengukuran 10 Meter

PENGUKURAN 10 METER
1000

150

100

15
R (OHM)

7.2 8.8
5.4 5.8 5.9 6 6.2 6.6
10

1 0.5
0 2 4 6 8 10 12

0.1
JARAK (M)

Analisa:

Pada pengukuran dengan jarak 10 meter, didapat nilai tahanan pada jarak 52% yaitu
6,2 Ω, pada jarak 62% yaitu 6,6 Ω dan pada jarak 72% yaitu 7,2 Ω. Dengan
demikian pada pengukuran ini belum didapat hasil homogen pada kondisi tanah
tempat dilakukannya pengukuran.
b Pengukuran 15 Meter

PENGUKURAN 15 METER
1000

130

100
R (OHM)

7.5 9.2
5.5 5.7 5.8 6.1 6.1 6.1 6.2 6.2 6.5 6.8
10

1
0 2 4 6 8 10 12 14 16
0.1
0.1
JARAK (M)

Analisa:

Pada pengukuran dengan jarak 15 meter, didapat nilai tahanan pada jarak 42% yaitu
6,1 Ω, pada jarak 52% yaitu 6,2 Ω, pada jarak 62% yaitu 6,2 Ω dan pada jarak 72%
yaitu 6,5 Ω. Dengan demikian pada pengukuran ini belum didapat hasil homogen
pada kondisi tanah tempat dilakukannya pengukuran.

c Pengukuran 20 Meter

PENGUKURAN 20 METER 100


100

10 5.7 6 6.2 6.2 6.2 6.3 6.6


R (OHM)

1 0.5
0 5 10 15 20 25

0.1
JARAK (M)

Analisa:

Pada pengukuran dengan jarak 20 meter, didapat nilai tahanan pada jarak 42% yaitu
6,2 Ω, pada jarak 52% yaitu 6,2 Ω, pada jarak 62% yaitu 6,2 Ω dan pada jarak 72%
yaitu 6,3 Ω. Dengan demikian pada pengukuran ini didapat hasil homogen pada
kondisi tanah tempat dilakukannya pengukuran, sehingga besar tahanan
pembumian elektroda pada bak kontrol yaitu 6,2 Ω.

d Pengukuran 24 Meter

PENGUKURAN 24 METER
100 60

10 5.9 6.2 6.2 6.4 6.4 6.7


R (OHM)

0.8
1
0 5 10 15 20 25 30

0.1
JARAK (M)

Analisa:

Pada pengukuran dengan jarak 24 meter, didapat nilai tahanan pada jarak 42% yaitu
6,2 Ω, pada jarak 52% yaitu 6,2 Ω, pada jarak 62% yaitu 6,4 Ω dan pada jarak 72%
yaitu 6,4 Ω. Dengan demikian pada pengukuran ini belum didapat hasil homogen
pada kondisi tanah tempat dilakukannya pengukuran.

VI. Kesimpulan
a Pengukuran tahanan pembumian dapat dilakukan dengan menggunakan alat
ukur Earth Tester.
b Nilai tahanan elektroda pembumian pada bak kontrol yang berada di lab
instalasi listrik (lab bawah) yaitu 6,2 Ω.
c Jika pada jarak ideal yaitu 10 meter belum didapatkan hasil homogen pada
kondisi tanahnya, maka jarak pengukuran ditambah misalnya menjadi 15
meter dan seterusnya sampai mendapat nilai homogen.

Anda mungkin juga menyukai