1,
ISSN: 2476-9703
OKTOBER 2017
Kekerasan terhadap Anak yang dilakukan oleh Orang Tua (Child Abuse)
Penulis: Indonesia
Lu'luil Maknun Pendahuluan: Artikel ini betujuan untuk menjelaskan
fenomena kekerasan terhadap anak dalam pengasuhan
Dosen Prodi Penddikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, orang tua yang mengalami stres. Metode: Tulisan ini
Universitas Islam Negeri Syarif merupakan hasil dari kajian pustaka yang berkaitan
Hidayatullah Jakarta, dengan tindakan kekerasan terhadap anak. Hasil: Setiap
Indonesia
orang perlu pemahaman tentang jenis-jenis kekerasan
Email: terhadap anak, faktor-faktor yang mempengaruhi
maknun@uinjkt.ac.id munculnya tindakan kekerasan terhadap anak, pemerintah,
___________________________ orang tua, dan masyarakat harus bekerjasama dalam
menekan tindakan kekerasan terhadap anak.
Kata Kunci:
Child abuse
English
Orang tua stres; Introduction: This article aims to explain the phenomenon
Madrasah Ibtidaiyah of child abuse in the care of parents who are
experiencing stress. Method: This paper is a literature
Halaman: 66-77 review related to child abuse. Result: Everyone needs an
understanding of the types of child abuse, the factors that
influence the emergence of child abuse, the government,
parents, and the community should work together in
suppressing acts of child abuse.
Anak adalah anugerah yang dididik oleh orang tua sehingga menjadi
didambakan setiap pasangan suami, bahkan generasi penerus bangsa yang memberikan
tidak sedikit pasangan suami istri yang rela manfaat bagi orang lain dan mendoakan
ternyata masih ditemukan orang tua yang ternyaman, keselamatan dan perkembangan
belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang terhadap anak yang dilakukan oleh orang
tinggi kerap dianggap anak yang nakal dan dewasa, yang seharusnya menjaga dan
memiliki pemahaman yang baik tetang fase disebut child abuse. Arisandy (2009)
memberikan hukumkan fisik dan verbal Health, Education and Wolfare memberikan
pada anak dengan harapan agar anak definisi Child abuse sebagai kekerasan fisik
tentang lima anak yang ditelantarkan usia 18 tahun yang dilakukan oleh orang
pasangan suami istri UP (45) dan NS (42) yang seharusnya bertanggung jawab
spesialis anak dan hasilnya, 3 anak terkena Sedangkan menurut Fakih M (2003)
seluruh dunia berupaya membela hak dan secara fisik ataupun emosional,
di luar rumah, seperti kekerasan seksual, eksploitasi komersial atau eksploitasi lain,
yang seharusnya menjadi tempat teraman, kembang anak, atau martabat anak, yang
dan oleh orang tua mereka sendiri; orang dilakukan dalam konteks hubungan
Kekerasan terhadap Anak yang dilakukan oleh Orang Tua..., Oleh: Lu’luil Maknun: 60-77 68
Jadi, child abuse adalah suatu tindak menurut, tantrum, berkelahi dengan
kekerasan yang dilakukan oleh orang teman, dan sebagainya. Padahal yang
jawab terhadap keamanan dan orang tua itu sendiri, bukan anak yang
kesejahteraannya, baik itu kekerasan fisik masih belajar. Saat dihinggapi rasa
maupun mental yang berakibat pada marah orang tua tidak menyadari akibat
tumbuh kembang anak di masa depannya. menangis bahkan trauma. Jika sudah
Tabel 2.1 Klasifikasi Kekerasan Psikologis pada Anak Menurut Azevedo & Viviane
Indifference (tidak peduli) Tidak berbicara kepada anak kecuali jika perlu, mengabaikan
sebagainya.
anak.
tua mencapai karir menyita waktu dan kekerasan pada anak yang harus
membuat intensitas orang tua dan anak dihentikan. Jika Kak Seto Mulyadi
social media mengalihkan perhatian orang pada anak di Indonesia lebih kecil daripada
tua justru di saat anak sedang di Inggirs, bukan berarti wajah parenting di
membutuhkan perhatian. Dari teori di atas, Indonesia sudah lebih mapan, akan tetapi
kurangnya interaksi dengan anak termasuk karena masyarakat Inggris sudah berani
pada kekerasan dengan jenis indifference melapor jika ada temuan orang tua yang
enggan melapor terlebih lagi jika orang tua kan kekerasan psikologis pada anak yang
tersebut merasa berhak mendidik anaknya dipaparkan pada tabel berikut ini:
dengan dalih menegakkan disiplin dan lain pada Anak Menurut Sinclair (1998) adalah
Ancaman dan : Mengancam untuk membunuh atau melukai anak, mengatakan masa lalu
Teror anak yang buruk dan mengancam untuk merusak barang-barang yang
Verbal : Mengatakan kata-kata kasar atau kata-kata yang tidak anak sukai,
membentak, dan mencaci maki. Seperti bodoh, nakal, anak tak berguna
dan sebagainya.
melakukan tindakan yang tidak pantas, mencuci piring dengan lidah dan
sebagainya.
dan Pengabaian selalu benar, tidak mendengarkan, tidak menghormati, tidak menanggapi
dan sebagainya.
(verbal), memaksakan kehendak orang tua kebutuhan anak, dan tidak mendengarkan
berakibat pada psikologis anak. Anak akan secarapa psikis anak akan trauma,
mengalami semacam depresi, merasa cemas minder dan tentu saja akan berakibat
(anxiety), merasa takut seolah ada yang pada menurunnya rasa percaya diri
selalu mengancam, PTSD (Post Trumatic anak. Hal ini kan sangat berpengaruh
seks dengan orang lain (Unicef, 2000: 2) kesehatan dan pekerjaan (Unicef, 2000).
otaknya menjadi rusak karena anak menderita gizi buruk, dan sulit
seksual, maka secara fisik anak akan keumuman bentuk kekerasan yang
sex disorder, gangguan rahim, dan kekerasan yang ditampilkan pada tabel
Kekerasan terhadap Anak yang dilakukan oleh Orang Tua..., Oleh: Lu’luil Maknun: 60-77 72
Tabel 2.3 Bentuk-Bentuk Kekerasan pada setiap Fase Anak (Unicef. 2000)
Pernikahan dini, kekerasan alat genital, inses, kekerasan fisik, psikologis dan
Anak
seksual.
pelecehan psikologis.
kekerasan sejak pra lahir, masa bayi, masa kehilangan, faktor ekonomi, kegagalan
anak-anak hingga masa remaja. Orang yang bersosialisasi, korban KDRT dan lain
pelaku. Walaupun tidak dapat dibayangkan Orang tua yang tidak dapat
bagaimana mungkin orang tua sendiri mengontrol dan mengendalikan emosi saat
namun pada kenyataannya banyak terjadi. memiliki luka batin, gangguan kejiwaan
Tindakan ini dipicu oleh stress, beban dan mengalami stress, oleh karena itu
mental dan ketidak mampuan orang tua mereka disebut juga parental produced stresss.
Parental produced stress dan faktor yang kasar dari orang tua yang stress
Parental produced stress adalah orang orang tua yang stress pula. Mata rantai ini
tua yang memiliki gangguan kejiwaaan atau harus diputus. Baik anak yang mengalami
tekanan mental, bisa dikarenakan kekerasan child abuse maupun orang tua yang menjadi
yang dialami pada masa lalu, memiliki parental produced stress sama-sama
menyalahkan orang tua yang stress dan pengasuhan orang tua, peran orang tua,
seolah tabu mencampuri urusan rumah Beberapa faktor penyebab orang tua
produced stress sendiri malu untuk mencari a. Pernikahan dini; menikah terlalu muda
bantuan. Melampiaskan emosi pada anak membuat pasangan suami istri tidak
harus dihentikan. Pencegahan kekerasan bebas dan hamil diluar nikah, mereka
terhadap anak merupakan tugas bersama, dipaksa menjadi orang tua yang
bukan hanya orang tua, namun juga seluruh immature. Terlebih jika stigma
Komisi perlindungan anak 2016 buruk pada orang tua dan anak itu
mencatat 4.494 atau sekitar 19,4 % kasus sendiri. orang tua yang belum matang
atau sekitar 8,5% kasus kesehatan dan sehingga belum dapat bertanggung
Napza. 958 atau sekitar 3,4 % kasus agama jawab terhadap kesejahteraan anak.
dan budaya, 2.435 atau sekitar 11 % kasus b. Kurangnya ilmu parenting; orang tua
pendidikan. 1.709 atau sekitar 7,7 % kasus yang tidak siap menjadi ‘orang tua’
pornografi dan cyber crime. 1.306 atau adalah mereka yang tidak memahami
eksploitasi dan sisanya 7.698 atau sekitar anak, pola tingkah laku anak dan tidak
34% kasus anak berhadapan dengan dapat mengendalikan emosi saat anak
hukum. (KOMNAS ANAK, 2017). membuat marah. pola asuh yang salah,
c. Masalah ekonomi, orang tua yang orang tua dari kehidupan mereka
banyak pula orang tua yang sekaligus luka batin yang sangat besar.
mengksploitasi anak untuk memenuhi Anak broken home biasanya mencari jati
konflik dalam keluarga istri atau suami hingga menghambat sosialisasi dengan
emosi, termasuk saat menghadapi anak. tidak boleh berteman, bermain, keluar
kekerasan, istri yang dianiaya oleh i. Sakit fisik, sakit fisik terkadang
suami akan sulit merasa bahagia, dan membuat orang tua mudah marah.
f. Trauma/luka batin, jika salah satu dari j. Sakit psikis, seperti baby blues syndrome,
orang tua mengalami musibah atau post partum depression, bipolar dan lain
orang tua tersebut akan lebih emosional Sehingga banyak juga diberitakan
dan irrasional. Sehingga akan sulit seorang ibu tega membunuh anak-
berlebihan.
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan (1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Anak (“UU Perlindungan Anak”)
76C, dipidana dengan pidana penjara
sebagaimana yang telah diubah oleh paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam)
bulan dan/atau denda paling banyak
Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta
tentang Perubahan Atas Undang-Undang rupiah).
(2) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
pada ayat (1) luka berat, maka pelaku
Anak (“UU 35/2014”) yang menyatakan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
bahwa setiap anak selama dalam
paling banyak Rp100.000.000,00
pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain (seratus juta rupiah).
(3) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud
mana pun yang bertanggung jawab atas
pada ayat (2) mati, maka pelaku
pengasuhan, berhak mendapat dipidana dengan pidana penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun dan/atau
perlindungan dari perlakuan:
denda paling banyak
a. diskriminasi; Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar
rupiah).
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun
(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan
seksual; sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) apabila yang
c. penelantaran;
melakukan penganiayaan tersebut
d. kekejaman, kekerasan, dan Orang Tuanya.
Undang-undang dan pasal yang
penganiayaan;
menjelaskan tentang kekerasan pada anak
e. ketidakadilan; dan
diakhiri dengan penjelasan yang sangat jelas
f. perlakuan salah lainnya.
yakni ; hukuman ditambah sepertiga dari
Selanjutnya, pasal tentang ketentuan apabila yang melakukan
penganiayaan anak ini diatur khusus dalam kekerasan adalah orang tuanya sendiri.
Pasal 76C UU 35/2014 yang berbunyi:
Pemerintah sekitar.
Orang tua sebagai orang yang paling Adapun peran pemerintah dalam
melakukan beberapa hal berikut untuk terhadap anak adalah sebagai berikut:
a. Orang tua harus selalu belajar dan pasangan suami istri yang akan
masa lalu dan optimis pada masa depan b. Menindak tegas pelaku kekerasan
orangtua tidak dapat mencintai anak [5] Komisi Perlindungan Anak, 2017,
online,
seutuhnya.
(http://bankdata.kpai.go.id/tabulasi-
Hukum bagi pelaku Child Abuse di data/data-kasus-per-tahun/data-kasus-
berdasarkan-klaster-perlindungan-anak-
Indonesia Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang
2011-2016), diakses pada 13 Oktober
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan 2017