Anda di halaman 1dari 3

Ananda Sekarni Fauzia

1102014021

1. Mengapa pemeriksaan yang dilakukan pada hipertiroid adalah FT4 daripada T3 dan
T4?
Karena hormon yang bentuk bebasnya yang aktif adalah fT4 dan fT3 nantinya akan
diubah menjadi fT4 oleh enzim deiodinase dan sangat memperngaruhi metabolisme.
2. Hiperitiorid pada kehamilan
Pada janin iodin disuplai melalui plasenta. Saat awal gestasi, janin bergantung sepenuhnya pada
hormone tiroid (tiroksin) ibu yangmelewati plasenta karena fungsi tiroid janin belum
berfungsi sebelum 12-14 minggu kehamilan. Tiroksin dari ibu terikat pada reseptor sel-sel otak
janin, kemudian diubah secara intraseluler menjadi fT3 yang merupakan proses penting bagi
perkembangan otak janin bahkan setelah produksi hormon tiroid janin, janin masih
bergantung pada hormon-hormon tiroid ibu, asalkan asupan iodin ibu adekuat.
Kehamilan, begitu juga hipertiroid adalah kondisi peningkatan laju metabolisme. Fakta ini
menyulitkan mengenali tanda dan gejala tipikal tirotoksikosis yang biasanya mudah dikenali
pada pasien tidak hamil. Misalnya, gejala seperti amenorea, lemas, labilitas emosi, intoleransi
terhadap panas, mual dan muntah dapat terlihat baik pada pasien hamil dan juga hipertiroid. Begitu
juga tanda-tanda seperti kulit terasa hangat, takikardia, peningkatan tekanan darah, dan bahkan
struma kecil tidak bersifat pasti. Namun, ada menifestasi yang harus lebih diperhatikan seperti
kenaikan berat badan yang rendah selama hamil dengan nafsu makan baik, adanya tremor,
dan manuver Valsava tanpa akselerasi laju jantung. Mengingat kebanyakan kasus
disebabkan oleh penyakit Grave, dicari tanda- tanda oftalmopati Grave (tatapan melotot,
kelopak tertinggal saat menutup mata, eksoftalmos) dan bengkak tungkai bawah
(pretibial myxedema). Rendahnya spesifisitas tanda dan gejala membuat tes laboratorium
merupakan alat diagnosis yang paling baik untuk penyakit tiroid pada ibu hamil. Mual dan
muntah setelah kehamilan 20 minggu jarang ditemukan. Kondisi muntah harus dibedakan
dari kondisi lain yang juga dapat menyebabkan muntah persisten, seperti hiperemesis
gravidarum, gangguan gastrointestinal (appendisitis, hepatitis, pankreatitis, dan gangguan
saluran empedu), pielonephritis, dan gangguan metabolik lain. Pemeriksaan laboratorium
mencakup kadar keton urin, BUN, kreatinin, alanin aminotransferase, aspartat aminotransferase,
elektrolit, dan tirotropin (termasuk tiroksin T4 bebas jika tirotropin rendah). Biasanya
tirotropin tertekan pada pasien-pasien hamil karena hCG bereaksi silang dengan tirotropin dan
menstimulasi kelenjar tiroid. Kondisi hipertiroid ini biasanya hilang spontan dan tidak
membutuhkan pengobatan. Kadar T4 dan tirotroponin pada hiperemesis dapat mirip dengan
pasien Grave, akan tetapi pasien hiperemesis tidak memiliki gejala penyakit Grave ataupun
antibodi tiroid. Jika kadar fT4 meningkat tanpa tanda dan gejala penyakit Grave, pemeriksaan
sebaiknya diulang setelah usia kehamilan 20 minggu. Pemeriksaan USG sebaiknya
dilakukan untuk mendeteksi kehamilan multipel atau mola hidatodosa. Tirotoksikosis ibu
yang tidak diobati secara adekuat meningkatkan risiko kelahiran prematur, IUGR, berat
badan lahir rendah, preeklamsia, gagal jantung kongestif, dan IUFD. Pada sebuah penelitian
retrospektif, rata-rata komplikasi berat pada pasien yang diobati dibandingkan dengan yang
tidak adalah: preeklamsia - 7% banding 14-22%, gagal jantung kongestif - 3% banding
60%, thyroid storm - 2% banding 21%. Sebaliknya pengobatan thionamide berlebih dapat
menyebabkan hipotiroid iatrogenik pada janin. hiperemesis tidak memiliki gejala
penyakit Grave ataupun antibodi tiroid. Jika kadar fT4 meningkat tanpa tanda dan gejala
penyakit Grave, pemeriksaan sebaiknya diulang setelah usia kehamilan 20 minggu.
Pemeriksaan USG sebaiknya dilakukan untuk mendeteksi kehamilan multipel atau mola
hidatodosa. Tirotoksikosis ibu yang tidak diobati secara adekuat meningkatkan risiko
kelahiran prematur, IUGR, berat badan lahir rendah, preeklamsia, gagal jantung kongestif,
dan IUFD. Pada sebuah penelitian retrospektif, rata-rata komplikasi berat pada pasien yang
diobati dibandingkan dengan yang tidak adalah: preeklamsia - 7% banding 14-22%,
gagal jantung kongestif - 3% banding 60%, thyroid storm - 2% banding 21%. Sebaliknya
pengobatan thionamide berlebih dapat menyebabkan hipotiroid iatrogenik pada janin.

3. Pilihan obat hipertiroid pada ibu hamil


Pada ibu hamil, PTU masih merupakan obat pilihan utama yang direkomendasikan oleh
banyak penulis dan pedoman , dianggap lebih baik karena lebih sedikit melewati plasenta
dibandingkan methimazole. Tetapi telah terbukti efektivitas kedua obat dan waktu rata-rata yang
diperlukan untuk normalisasi fungsi tiroid sebenarnya sama (sekitar 2 bulan), begitu juga
kemampuan melalui plasenta. Penggunaan methimazole pada ibu hamil berhubungan
dengan sindrom teratogenik ‘embriopati metimazole’yang ditandai dengan atresi esofagus atau
koanal; anomali janin yang membutuhkan pembedahan mayor lebih sering berkaitan
dengan penggunaan methimazole, sebaliknya tidak ada data hubungan antara anomali
kongenital dengan penggunaan PTU selama kehamilan

Anda mungkin juga menyukai