Anda di halaman 1dari 9

EVIDENCE BASED MEDICINE

CRITICAL APPRAISAL

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

The performance of different anti-dsDNA autoantibodies assays in Chinese systemic lupus


erythematosus patients

Disusun Oleh:

Yonanda Alvino

1102014286

KELOMPOK B-4

Dosen Pembimbing:

Dr. Aditarahma Imaningdyah, Sp.PK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

2017
EBM
(Evidence Based Medicine)
Skenario 1
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke dokter dengan keluhan muka merah setiap
berjalan di siang hari pada mata, batang hidung dan pipi (butterfly rash) dan mengalami nyeri sendi
terutama dibagian pergelangan tangan dan berlangsung sepanjang hari. Dokter melakukan pemeriksaan
fisik, dari pemeriksaan fisik dokter menemukan ulkus pada mulut pasien,dan terdapat nyeri pada sendi
pasien tanpa disertai deformitas pada sendinya. Pada pemeriksaan urin ditemukan protein yang positif.
Dokter membuat diagnosis sementara yaitu pasien terkena Systemic Lupus Erythematosus. Dokter
menyarankan agar pasien tersebut melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa ds-DNA
pasien menggunakan metode Clift. Dokter pun pernah membaca tentang pemeriksaan baru ds-DNA yaitu
dengan metode Bioplex . Pasien menanyakan manakah pemeriksaan yang lebih baik untuk hasil
diagnosis?
Foreground question
Manakah metode pemeriksaan anti ds-DNA yang lebih baik untuk menegakan diagnosis SLE?

PICO
Patient : Perempuan diduga penderita SLE
Intervention : anti ds-DNA metode Bioplex
Comparison : anti ds-DNA metode Clift
Outcome : penegakan diagnosis SLE menggunakan metode Bioplex lebih baik dari metode
clif
Type of question : Diagnosis
Situs : www.ncbi.nlm.nih.gov
Keyword : Diagnosis of SLE AND anti ds-DNA
Limitasi :2012-2017
Artikel yang dipilih : The performance of different anti-dsDNA autoantibodies assays in Chinese
systemic lupus erythematosus patients
Validitas
1. Menentukan ada atau tidaknya perbandingan yang dilakukan secara independen dan blind
terhadap suatu rujukan standar(gold standard) :

Perbandingan uji diagnostik dan rujukan standard dilakukan, uji antara gold standard dengan uji
intervensi dilakukan secara independen. Pada jurnal ini tidak diberitahu apakah penguji tahu
tentang subjek yang diperiksa.
2. Menentukan kesesuaian antara sample pasien penelitian dengan spectrum penderita pada
setting praktik klinik saat uji diagnostic tersebut akan diaplikasikan:
Jurnal ini menjelaskan bahwa kriteria penderita sesuai dengan setting uji diagnostik ini. Subjek
penelitian ini dikelompokan menjadi 3 kelompok kasus (pasien yang terdiagnosis SLE) dan
kontrol kasus (pasien dengan diagnosis lain, subjek orang sehat). Pasien yang terkena SLE
memenuhi klasifikasi ACR.
3. Menentukan ada tidaknya rujukan standar dilakukan tanpa melihat hasil uji diagnostic:

Rujukan standar dari jurnal ini yaitu dengan melihat keberadaan dari anti ds-DNA dengan
menggunakan metode bioplex terlebih dahulu baru dilihat dan dibandingkan dengan metode lain.

Importance
1. Menentukan sensitivity, specificity, likelihood ratio:
Jurnal ini menyebutkan bahwa sensitivitas Bioplex 63% dan spesitifitasnya 90% LR positif
0.7702, LR negative 0.7515. namun tidak menjabarkan nya lebih lanjut sehingga tidak dapat
memakai rumus tabel 2x2. Likehood ratio dapat dihitung dengan LR positif dibagi LR negative
sehingga mendapatkan LR= 0.996
Applicability
1. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (available, affordable, accurate, precise):
Available & Affordable:

Dalam jurnal ini peneliti tidak memberitahukan secara spesifik apakah metode pemeriksaan ds-
DNA dengan bio-plex ini terjangkau atau tidak. Namun diberitahukan bahwa dalam jurnal ini
lebih mudah digunakan dari CLIFT dalam menegakan diagnosis dan memeriksa aktifitas SLE,
namun kurang untuk aktifitas SLE bila dibandingkan dengan ELISA.
Accuracy:
Tidak dapat ditentukan dalam jurnal ini karena pada jurnal ini tidak memberitahu berapa yang
positif nya dan negatifnya serta dari kontrol nya sendiri hanya hasilnya sehingga tidak bisa
dibuktikan dengan tabel 2x2.
Precise:

Sentifitas menggunakan metode Bioplex 63.3%


Spesitifitas menggunakan metode Bioplex 90%
Namun karena penelitian ini tidak menjabarkan hasil positif dan negative baik dari kontrol
ataupun subjek, tidak bisa dibuktikan dengan tabel 2x2.

2 Menentukan perhitungan pre-test probability pasien:

Dalam jurnal ini didapatkan bahwa terjadinya peningkatan setelah dilakukan penyesuaian
penilaian metode. Namun karena tidak dijabarkan sebelum mengetahui hasilnya yaitu hanya dari
titik temu nya saja maka tidak bisa dicari pretest maupun post testnya.
3 Menentukan manfaat dan kerugian uji diagnostik terhadap pasien
Manfaat
Memiliki performa yang secara keseluruhan lebih baik dalam evaluasi penyakit SLE dalam
sensitivitas dan spesifitas. Lebih mudah digunakan daripada CLIFT. Penggunaan metode bioplex
dapat melihat kearah aktifitas yang mengganggu ginjal oleh karena SLE itu sendiri.

Kerugian
Dalam memonitoring penyakit masih ada metode lain yang lebih baik yaitu metode ELISA, dan
dibutuhkan perhitungan yang dipisah dari masing-masing ras dan golongan, karena ras yang
berbeda memiliki kadar ds-DNA yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai