Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN &

KEPEMIMPINAN

ARTI PENTING KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

DISUSUN OLEH

LINDRA PRAMITA 01214096

Kiswah Intifadhah AR 01214054

FAKULTAS EKONOMI MANAGEMENT

UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

2017
BAB I
PENDAHULUAN

LatarBelakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan manusia diciptakan untuk
menjadi seorang pemimpin didunia.Didalam kehidupan nyata, manusia harus selalu berinteraksi dan
beradaptasi dengan sesama maupun dengan lingkungan.Karena manusia merupakan makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendirisehingga manusia harus hidup berkelompok, baik dalam kelompok
besar maupun dalam kelompok kecil.Hal itu ditujukan agar manusia dapat bersosisalisasi dengan
sesamanya manupun lingkungannya.Oleh sebab itu diantara para anggota kelompok tentulah
membutuhkan seseorang yang bisa memimpin kelompok itu, sebab jika tidak ada pemimpin maka
akan terpecah belah lah kelompok tersebut. Untuk mengelolanya, diperlukan pemimpin yang
mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik serta dapat menjadi panutan untuk anggota
kelompoknya.Pemimpin adalah figur seseorang yang bijaksana, berani mengambil keputusan dan
yang paling penting berwibawa dan bisa memimpin untuk mencapai tujuan bersama. Sekarang ini,
sudah sangat sedikit orang yang mempunyai ciri-ciri seorang pemimpin yang baik didalam organisasi
maupun badan-bandan usaha, bisnis, dan pemerintahan. Untuk itu maka sangat penting bagi para
remaja-remaja mulai membiasakan diri untuk belajar menjadi seorang pemimpin yang berani dan bisa
memberikan arahan yang baik didalam organisasi. Salah satunya memberikan pendidikan atau
pembelajaran tentang pentingnya kepemimpinan didalam organisasi.Dalam praktek sehari-hari,
seorang diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal kedua hal tersebut berbeda.
Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat
yang harus dimiliki seorang pemimpin. Setiap orang mempunyai pengaruh atas pihak lain, dengan
latihan dan peningkatan pengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut akan bertambah dan
berkembang.Atas dasar karena semakin sedikitnya seseorang yang mempunyai jiwa kepemimpinan
dan banyak orang yang tidak percaya diri bahwa dirinya sebenarnya bisa menjadi seorang pemimpin
maka kami akan membahas lebih dalam tentang arti penting kepemimpinan dalam organisasi .

Tujuan Pustaka

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :

1. Memenuhi salah satu tugas Teori Organisasi Umum 1.


2. Mahasiswa memahami materi tentang arti kepemimpinan dalam organisasi.
3. Mahasiswa mengetahui pentingnya kepemimpinan di dalam suatu organisasi.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode kepustakaan,
yaitu dengan mencari beberapa bahasan yang berkaitan dengan tema makalah ini di Internet
BAB II

HASIL PEMBAHASAN

Definisikepemimpinan

Kepemimpinan adalah Kemampuan memperoleh konsensus dan keika tanpa dasasaran bersama,
melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai dengan pengalaman sumbangan dan kepuasan di
pihak kelompok kerja.Dan dapat diterangkan secara lebih rinci seperti berikut.Kemampuan
memperoleh :kepemimpinan merupakan proses pengaruh yang memungkinkan manajer membuat
orang –orangnya bersedia mengerjakan apa yang harus di kerjakan.Kosensus dan keikatan : Lenin
pernah mengatakan bahwa 100 orang terorganisasikan , yang terikat kepada suatu sasaran, akan
menundukan 1000 orang. Jhonhan cock menyatakan bahwa ia lebih senang kepada keputusan yang
50% benar secara teknis dan kelompok menerimanya 90% antusiasme , daripada suatu keputusan
yang 90% benar secara teknis dan kelompok menerimanya hanya dengan 50 % antusiasme. Inilah
sebabnya mengapa pemimpin jikalau mungkin, berusaha mendapatkan consensus dan keikatan
daripada kesewenang-wenangan keunggulan satu suara.Pada sasaran bersama : ini membedakan
kepemimpinan dari manipulasi. Tujuan pemimpin dan bawah anti dan tidak usah sama, dan jarang
dapat sama. Tetapi harus ada beberapa sasaran bersama, jika hendak berkerja sama.Yang di
capai :kepemimpinanadalah suatu faktor kelipatanyan berurusandengan 35 sampai 40% lebihnya.
Tujuannya adalahuntuk memberikanhasil yang
melebihiharapanbiasaorganisasi .Pengalamansumbangandankepuasan :inimeliputijauhlebihbanyakdari
padasekedarperasaanmenyumbangsuksesdankepuasanbelaka. Sementarabos,
lurahdanbonekamungkinhanyamemperhatikanpemuasankebutuhanmerekasendiri,
pemimpinharusmemungkinkanpasukannyamemenuhibeberapakebutuhanpentingmereka.Jadi,
pemimpinadalah orang yang memungkinkanataumempermudahsesuatu.

DefinisiOrganisasi

Penyusunan dan pengaturan bagian – bagian hingga menjadi suatu kesatuan; sususan dan aturan dari
berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur; gabungan kerja sama (untuk mencapai
tujuan tertentu).

Kamus modern bahasa Indonesia M. dahlan Al Barry

Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai – bagian bagian (orang dsb) sehingga merupakan
kesatuan yang teratur.

W.J.S. Poerwadarminta, KamusUmum Bahasa Indonesia

Organisasi adalah system sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggota yang
terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian anggota.

JanuMurdiyamoko& Citra Handayani, Sosiologiuntuk SMU Kelas I

Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

MenurutJames D. Mooney

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi sudah sangat jelas bahwa organisasi itu pasti mengandung unsure individu yang berkumpul
dalam sebuah kelompok yang memiliki tujuan tertentu, memiliki aturan tertentu sesuai dengan
kebutuhan organisasi tersebut, dan di dalamnya terdapat susunan kepemimpinan untuk mengatur
jalannya organisasi tersebut agar berjalan dengan baik.

Kepemimpinandalamorganisasi

Kepemimpinan dalam organisasi mencakup segala aspek yang sudah dijelaskan tadi, didalamnya
terdapat peran dari pemimpin dan sikap kepemimpinan yang harus dimiliki untuk mengatur organisasi
tersebut, kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi karena jika sebuah
organisasi berjalan tanpa adanya unsure kepemimpinan yang baik dari anggotanya juga dari
pemimpin organisasinya, maka setiap masalah yang muncul dalam berjalannya organisasi tersebut
akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien, yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi
tersebut terhambat dan kepuasan dari tercapainya tujuan tersebut persentasenya sangatlah rendah.

Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :

 Cerdas
 Terampil secara konseptual
 Kreatif
 Diplomatis dan taktis
 Lancar berbicara
 Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok
 Persuasive
 Memiliki keterampilan sosial

Sedangkan Robins (1996) mengatakan bahwa teori ini adalah teori yang mencari ciri-ciri kepribadian
sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang bukan pemimpin.

Fungsi – Fungsi Kepemimpinan

 Menyampaikan Informasi
 Memberikan Perintah
 Mendelegasikan wewenang
 Memberikan motivasi
 Menerima Umpan balik
 Mengkoordinasikan manusia dan pekerjaan
 Melakukan Pengendalian

Mitos Mengenai Kepemimpinan Organisasi

Dijaman sekarang ini sudah sedikit sekali sosok – sosok pemimpin yang benar – benar memiliki jiwa
kepemimpinan.Mereka hanya sekedar ingin mendapatkan posisi tersebut namun tidak dapat
bertanggung jawab dengan posisinya, yaitu sebagai pemimpin.Dan ada beberapa omong kosong yang
masih beredar mengenai kepemimpinan. Berikut ada beberapa bentuk omong kosong yang masih
biasa didapati :

 Seorang pemimpin harus mempunyai kepribadian


 Seorang pemimpin harus demokratis
 Seorang pemimpin harus mempunyai garis keturunan kepemimpinan
 Seorang pemimpin harus manis dan cerdik
 Seorang Pemimpin harus mempunyai karisma
 Seorang pemimpin harus menciptakan situasi yang tepat
 Seorang pemimpin harus agresif.

Padahal seharusnya seorang pemimpin harus memiliki sifat – sifat seperti dibawah ini :

1. Kemampuan mendapatkan kerjasama


2. Kemampuan administrasi
3. Daya Tarik
4. Kemampuan bekerja sama
5. Kemampuan mengasuh
6. Popularitas
7. Kecakapan hubungan antar manusia
8. Partisipasi sosial
9. Cepat tanggap

Dan sifat – sifat yang berhubungan dengan tugas juga penting :

1. Kebutuhan berprestasi
2. Dorongan bertanggung jawab
3. Inisiatif
4. Tanggung jawab dalam mengejar sasaran
5. Orientasi tugas.

Memperbaiki Kepemimpinan

Tidak ada rumus gaib bagi kepemimpinan yang efektif, tetapi dapat mengambil beberapa langkah
positif untuk memperbaiki perilaku.Sebaiknya lugas, tetapi jangan condong meremehkan persoalan.
Perilaku kepemimpinan terjadi ditengah – tengah sejumlah besar medan kekuatan, antara lain :

Organisasi. Ini mencakup filsafat perusahaan, tradisi, kebiasaan, Suasana, dan cara beroperasi.

Teknik.Jenis berbagai tugas dalam perusahaan besar ada banyak, masing-masing mempunyai
tuntunan sendiri dan menentukan disiplin sendiri-sendiri.

Unit kerja. Kelompok-kelompok sangat berlainan tingkat identifikasi mereka dengan tujuan
organisasi, sikap mereka terhadap organisasi, tekanan-tekanan yang harus mereka perhatikan, norma
perilaku, sistem ganjaran hukuman, kepaduan, dan homogenitas mereka.

Individu.Masing – masing bawahan mempunyai pola unik mengenai kebutuhannya, keinginannya,


cita-citanya, motivasinya, kekuatannya, kelemahannya, dan tujuannya.

Manajerial.Tiap pemimpin mengepalai suatu kelompok, berkaitan dengan rekan, dan melapor kepada
atasan.Masing –masing mempunyai konsep sendiri mengenai efektivitas, pergaulan yang tepat, dan
perilaku yang dapat diterima.Harus menghindari untuk menjadi pemimpin dengan cepat.

Kembangkan kepekaan seorang pemimpinakan petunjuk. Seorang pemimpin harus bisa menganalisis
suatu permasalahan dengan tenang sehingga seorang pemimpin juga dapat mengerti kenyataan apa
yang sedang dihadapi.

Kembangkan kepekaan seorang pemimpin terhadap isyarat.Kekuasaan dan pengaruh mempunyai


berbagai bentuk dan dibagikan secara tidak merata diseluruh organisasi. Hendaknya seorang
pemimpin peka terhadap isyarat-isyarat dari kelompok dan individu yang mempunyai kekuasaan.
Tipe- Tipe Kepemimpinan

1. Otokratis

Yaitu seorang pemimpin yang menganggap organisasi sebagai milik pribadi, hal ini menyebabkan tipe
pemimpin ini selalu mengidentikan kepentingan pribadi daripada tujuan organisasi, membuat
pemimpin tersebut memiliki pribadi yang selalu menganggap bawahan sebagai alat semata-mata,
tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya, karena
itu dalam tindakan pergerakannya mengandung unsure paksaan dan punitive atau bersifat
menghukum.

2. Tipe Militeristis

Yaitu pemimpin yang menggunakan system perintah dalam menggerakan bawahannya, senang
bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakan bawahannya, senang kepada formalitas
yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, dan tidak berbeda jauh
dengan Otokratis, pemimpin seperti ini sukar menerima kritikan dari bawahan dan menggemari
upacara-upacara untuk berbagai acara dan keadaan.

3. Tipe Paternalistis

Yaitu pemimpin yang menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, biasanya
bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan pada bawahannya untuk mengambil
keputusan dan inisiatif, juga jarang memberikan kesempatan bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasinya, pemimpin tipe ini sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Kharismatis

Tipe pemimpin ini memang sukar untuk dijelaskan secara teori, dalam kenyataan nya pemimpin
kharismatis ini mempunyai daya tarik yang sangat besar, yang mengakibatkan timbulnya rasa kagum
dari para pengikutnya, menimbulkan rasa hormat yang begitu besar dari bawahannya dan pemimpin
kharismatis ini selalu memiliki pengikut yang sangat banyak.

5. Tipe Laissez Faire

Pemimpin tipe ini dalam memimpin organisasi mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa
para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan hati nurani, tapi kepentingan
bersama dijaga dengan baik, dalam kenyataan nya organisasi yang dipimpin oleh pemimpin seperti ini
akan berjalan lancer dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang
sudah dewasa yang sudah memahami tujuan, sasaran dan tugasnya dalam organisasi tersebut.

6. Tipe Demokratis

Pemimpin seperti ini akan selalu berusaha mensingkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi
dengan kepentingan dan tujuan pribadai dari para bawahannya, senang menerima saran dari para
bawahannya karena memiliki sifat demokratis, dia akan selalu berusaha menjadikan bawahannya
lebih sukses daripadanya, selalu mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan, berusaha
mengembangkan kapasitas dari pribadinya sebagai pemimpin, dan suka melibatkan bawahannya
secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan
keputusan.
Teori – Teori Dalam Studi Kepemimpinan

Teori Great Man

 Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir


 Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bhw teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan
diciptakan
 Kekuasaan berada pd sejumlah org tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki
kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi
sebagai pemimpin
 “Asal Raja Menjadi Raja”2

Teori Big Bang

 Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin


 Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut
 Situasi mrpk peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan,
reformasi dll
 Pengikut adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat

Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian

 Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang
pemimpin
 Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik
secara fisik maupun psikologis
 Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja
bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar

Teori Perilaku (Behavior Theories)

 Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan


fungsi-fungsi kepemimpinan
 Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara
memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong
semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara
memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi

Teori Kontingensi atau Teori Situasional

 Resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan asas-asas umum untuk
semua situasi
 Teori ini berpendapat bahwa tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola
dan mengurus satu organisasi

Filosofi Teori

 Contingency Approach
Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang
berbeda diperlukan perilaku atau gaya kepemimpinan yang berbeda

 Situational Approach

Perilaku atau gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh seorang pemimpin

Contoh Kasus

Secara hukum tata negara, bangsa Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Sistem ini
membutuhkan kepemimpinan yang kuat dari presiden dan parlemen yang kuat dalam mendukung
program-program yang hendak dijalankan oleh pemerintah. Jika salah satunya tidak terpenuhi, maka
akan berpengaruhi pelaksanaan program-program pemerintah.Hal ini disampaikan oleh Pakar Hukum
Tata Negara dari UGM Zainal Arifin Mochtar dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Transperancy
International Indonesia (TII) di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, pada Kamis (2/10).Diskusi yang
bertemakan “Perppu SBY: Solusi atau Jebakan” dihadiri juga oleh pakar hukum tata negara lain,
yakni Refly Harun dan Saldi Isra serta pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti.
Diskusi ini dipandu oleh pengamat dari LIPI Jaleswari Pramodhawardani.“Dalam konteks sistem
presidensial di Indonesia, sangat dibutuh kepemimpinan yang kuat dan parlemen yang kuat. Jika tidak
terpenuhi salah satunya, kita akan menderita penyakit seperti yang kita dialami di era pemerintahan
SBY atau di masa transisi ke Jokowi atau pemerintahan Jokowi nanti,”ujar Zainal Arifin.Zainal
mengungkapkan bahwa dalam pemerintahan SBY, parlemennya kuat, namun kepemimpinan dari
SBY lemah. Hal ini mengakibatkan SBY tersandera oleh kepentingan parlemen dibandingkan
kepentingan rakyat. Padahal SBY, dipilih oleh hampir 60 persen penduduk Indonesia.“SBY
membangun parlemen yang kuat dengan koalisi yang gemuk. Namun, pemerintahan juga toh tidak
berjalan, tetapi dipenuhi transaksi kepentingan partai,”tuturnya.Menurutnya, hal ini akan berbeda
dengan pemerintahan Jokowi-JK yang akan datang. Zainal menilai Jokowi memiliki jiwa
kepemimpinan yang kuat untuk menjalankan roda pemerintahan dalam sistem presidensial. Namun,
Jokowi belum memiliki parlemen yang kuat. Konsekuensinya, pemerintahan Jokowi kemungkinan
besar tidak stabil dan program-programnya akan dijegal di parlemen.“Realitas politik yang terjadi
akhir-akhir ini, mulai dari UU MD3, UU Pilkada, pemilihan ketua dan alat kelengkapan DPR, sudah
menunjukkan upaya-upaya dari parlemen menjegal pemerintahan Jokowi-JK,”ungkapnya.Zainal pun
mengharapkan kubu Jokowi-JK bisa membangun komunikasi politik dengan partai lain untuk
menambah mitra koalisi agar memperkuat posisi di parlemen.Dalam kasus ini sosok seorang
pemimpin sangat berperan penting dalam menjalankan pemerintahan. Seorang pemimpin juga harus
kuat dalam menghadapi permasalahan apapun agar pemerintahan tetap berjalan dengan baik dan dapat
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. didalam kasus ini juga terlihat perbedaan cara kepemimpinan
antara SBY dengan Jokowi untuk menjalankan pemerintahan yang dipimpin oleh kedua tokoh nomer
satu di Indonesia.Seorang pemimpin juga harus bisa menuntun dan membawa para bawahannya untuk
lebih maju dan membawa parlemnnya agar lebih kuat lagi agar tidak mudah terhasut. Seorang
pemimpin harus tegas kepada anggotanya. Jika pemimpin dalam organisasi tersebut memiliki sifat
yang lemah dan mudah terhasut maka anggotanya yang berbuat salah tersebut akan deberikan sanksi
yang tidak sepadan dengan perbuatannya yang sudah mencoreng nama baik partai/organisasi
tersebut.Maka dari itu dibutuhkan seorang pemimpin yang bertanggung jawab, jujur, ulet, tegas,
pintar dalam mengambil keputusan, dan harus kuat dalam menghadapi permasalahan apapun, dapat
menemukan solusi yang efektif dan cepat dari permasalahan yang sedang dihadapi, serta dapat
membawa parlemen nya menjadi parlemen yang lebih kuat lagi agar tidak mudah goyah
pemerintahannya.
BAB III

KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah Kemampuan memperoleh konsensus dan keikatan pada sasaran bersama,
melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai dengan pengalaman sumbangan dan kepuasan di
pihak kelompok kerja sedangkan organisasi itu pasti mengandung unsur individu yang berkumpul
dalam sebuah kelompok yang memiliki tujuan tertentu, memiliki aturan tertentu sesuai dengan
kebutuhan organisasi tersebut, dan didalamnya terdapat susunan kepemimpinan untuk mengatur
jalannya organisasi tersebut agar berjalan dengan baik.Kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi
jalannya organisasi karena jika sebuah organisasi berjalan tanpa adanya unsure kepemimpinan yang
baik dari anggotanya juga dari pemimpin organisasinya, maka setiap masalah yang muncul dalam
berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien, yang
mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut terhambat dan kepuasan dari tercapainya tujuan
tersebut persentasenya sangat rendah.Seorang pemimpin harus memiliki keahlian dan kemampuan
sosial agar menjadi seorang pemimpin yang baik dan bertanggung jawab serta seorang pemimpin
harus benar – benar dapat melaksanakan tanggung jawabnya, melakukan kontrol dan pengendalian
agar tujuan didalam organisasi tersebut dapat tercapai. Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :
Cerdas, Terampil secara konseptual, Kreatif, Diplomatis dan taktis, Lancar berbicara, Memiliki
pengetahuan tentang tugas kelompok, Persuasive, dan Memiliki keterampilan sosial .

Saran

Disaat sekarang ini dalam menentukan seorang pemimpin atau apabila ingin menjadi seorang
pemimpin sebaiknya perhatikan sifat- sifatnya, karakter dari calon pemimpin itu sendiri karena
apabila salah memilih pemimpin organisasi tidak akan dapat mencapai tujuannya dan jalannya suatu
organisasi juga akan berantakan. Dalam memilih seorang pemimpin diharuskan mempunyai keahlian
dan pengetahuan yang sangat luas. Tidak hanya pengetahuan umum tetapi harus memiliki
keterampilan khusus, diantaranya keterampilan dalam mengelola sumber daya manusia, keterampilan
teknis. Seorang pemimpin harus memiliki sikap dan perilaku yang baik, karena seorang pemimpin
menjadi panutan atau contoh untuk bawahannya. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa
kepemimpinan, jujur dan rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diamanahkan kepada
dia.

DAFTAR PUSTAKA

 Cribbin, James. 1982. KEPEMIMPINAN MENGEFEKTIFKAN STRATEGI


ORGANISASI. Jakarta : PT. PUSTAKA BINAMAN PRESSINDO.
 http://www.beritasatu.com/nasional/214460-ini-perbedaan-sby-dan-jokowi-dalam-
konteks-ketatanegaraan.html

Anda mungkin juga menyukai