Deskripsi Teori
Pengujian
Pengujian lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok berdasarkan tujuannya yaitu;
1. Penentuan sifat fisik dan kimia minyak dan lemak. Data ini dapat diperoleh dari
titik cair, bobot jenis, indeks bias, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan
ester, bilangan iod, bilangan peroksida, bilangan Polenske, bilangan Krischner,
bilangan Reichert-Meissel, komposisi asam- asam lemak, dan sebagainya.
2. Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat
dalam bahan mkanan atau bahan pertanian.
3. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan
proses pengolahannya (ekstraksi) seperti ada tidaknya penjernihan (refining),
penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching). Penentuan kualitas
minyak ini juga berkaitan dengan tingkat kemurnian minyak, daya tahannya selama
penyimpanan, sifat gorengnya, baunya maupun rasanya. Parameter yang dapat
digunakan untuk menentukan kualitas ini semua dapat dilihat dari sebearapa besar
angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida, tingkat
ketengikan dan kadar air.
Cara Kimia
a. Bilangan Asam
Didefiniskan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas dalam 1 gram zat.Bilangan asam ini menunjukan banyaknya asam lemak bebas
dalam suatu lemak atau minyak. Penentuannya dilakukan dengan cara titrasi menggunakan
KOH-alkohol dengan ditambahkan indikator pp.
b. Bilangan Penyabunan
Didefiniskan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas dan asam lemak hasil hidrolisis dalam 1 gram zat. Penentuannya dilakukan
dengan cara me-refluks dengan larutan KOH-alkohol selama 30 menit, didinginkan, lalu
dititrasi kembali kelebihan KOH dengan larutan baku HCL.
c. Bilangan Ester
Didefiniskan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menyabunkan satu (1)
gram zat. Bilangan ester = bilangan penyabunan – bilangan asam.
d. Bilangan Iod
Didefinisikan sebagai jumlah Iodium (mg) yang diserap oleh 100 g sampel.Bilangan
iod ini menunjukan banyaknya asam-asam lemak tak jenuh baik dalam bentuk bebas
maupun dalam bentuk ester-nya disebabkan sifat asam lemak tak jenuh yang sangat mudah
menyerap iodium.
e. Bilangan Peroksida
Didefiniskan sebagai jumlah meq peroksida dalam setiap 1000 g (1 kg) minyak atau
lemak. Bilangan peroksida ini menunjukan tingkat kerusakan lemak atau minyak.
Tujuan : untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau
lemak. Bilangan Asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak
bebas yang terdapat dalam lemak dan minyak.
Dasar teori : Bilangan asam jumlah miligram KOH (Kalium Hidroksida) yang dibutuhkan
untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau
lemak yang menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak dan
dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga
merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini
menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat
terjadi reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat pengolahan. Asam
lemak merupakan struktur kerangka dasar untuk kebanyakan bahan lipid
(Agoes, 2008).
Prinsip : Prinsip pada saat melakukan percobaan angka asam adalah sejumlah
tertentu sampel yang mengandung lemak atau minyak dilarutkan dalam
alkohol kemudian direfulks selama 1 jam, sampel yang telah larut tersebut
dititrasi dengan menggunakan basa alkali yang konsentrasinya telah
diketahui untuk dihitung angka asamnya.
Reaksi :
Hasil Pengamatan :
Perhitungan penentuan Bilangan Asam / Angka Asam =
ml KOH x N KOH x BM KOH (56,1)
berat bahan (g)
Pembahasan :
Kesimpulan :
Pertanyaaan :
Jawaban :
2. Penentuan Angka Peroksida
Dasar teori : Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang
telah mengalami oksidasi Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi
tingkat oksidasi minyak. Minyak yang mengandung asam- asam lemak tidak
jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa
peroksida. Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka peroksida
adalah dengan metoda titrasi iodometri. Penentuan besarnya angka
peroksida dilakukan dengan titrasi iodometri. Salah satu parameter
penurunan mutu minyak goreng adalah bilangan peroksida
Pengukuran angka peroksida pada dasarnya adalah mengukur kadar
peroksida dan hidroperoksida yang terbentuk pada tahap awal reaksi oksidasi
lemak. Bilangan peroksida yang tinggi mengindikasikan lemak atau minyak
sudah mengalami oksidasi, namun pada angka yang lebih rendah bukan
selalu berarti menunjukkan kondisi oksidasi yang masih dini. Angka peroksida
rendah bisa disebabkan laju pembentukan peroksida baru lebih kecil
dibandingkan dengan laju degradasinya menjadi senyawa lain, mengingat
kadar peroksida cepat mengalami degradasi dan bereaksi dengan zat lain
Oksidasi lemak oleh oksigen terjadi secara spontan jika bahan berlemak
dibiarkan kontak dengan udara, sedangkan kecepatan proses oksidasinya
tergantung pada tipe lemak dan kondisi penyimpanan. Minyak curah
terdistribusi tanpa kemasan, paparan oksigen dan cahaya pada minyak curah
lebih besar dibanding dengan minyak kemasan. Paparan oksigen, cahaya, dan
suhu tinggi merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi oksidasi.
Penggunaan suhu tinggi selama penggorengan memacu terjadinya oksidasi
minyak. Kecepatan oksidasi lemak akan bertambah dengan kenaikan suhu
dan berkurang pada suhu rendah.
Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi, pada tahap ini
hidrogen diambil dari senyawa oleofin menghasikan radikal bebas.
Keberadaan cahaya dan logam berperan dalam proses pengambilan hidrogen
tersebut. Radikal bebas yang terbentuk bereaksi dengan oksigen membentuk
radikal peroksi, selanjutnya dapat mengambil hidrogen dari molekul tak
jenuh lain menghasilkan peroksida dan radikal bebas yang baru
Peroksida dapat mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor
yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Jika jumlah peroksida lebih dari
100 meq peroksid/kg minyak akan bersifat sangat beracun dan mempunyai
bau yang tidak enak. Kenaikan bilangan peroksida merupakan indikator
bahwa minyak akan berbau tengik
Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang
telah mengalami oksidasi Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi
tingkat oksidasi minyak. Minyak yang mengandung asam- asam lemak tidak
jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa
peroksida. Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka peroksida
adalah dengan metoda titrasi iodometri. Penentuan besarnya angka
peroksida dilakukan dengan titrasi iodometri.
Salah satu parameter penurunan mutu minyak goreng adalah
bilangan peroksida. Pengukuran angka peroksida pada dasarnya adalah
mengukur kadar peroksida dan hidroperoksida yang terbentuk pada tahap
awal reaksi oksidasi lemak. Bilangan peroksida yang tinggi mengindikasikan
lemak atau minyak sudah mengalami oksidasi, namun pada angka yang lebih
rendah bukan selalu berarti menunjukkan kondisi oksidasi yang masih dini.
Angka peroksida rendah bisa disebabkan laju pembentukan peroksida baru
lebih kecil dibandingkan dengan laju degradasinya menjadi senyawa lain,
mengingat kadar peroksida cepat mengalami degradasi dan bereaksi dengan
zat lain Oksidasi lemak oleh oksigen terjadi secara spontan jika bahan
berlemak dibiarkan kontak dengan udara, sedangkan kecepatan proses
oksidasinya tergantung pada tipe lemak dan kondisi penyimpanan. Minyak
curah terdistribusi tanpa kemasan, paparan oksigen dan cahaya pada minyak
curah lebih besar dibanding dengan minyak kemasan. Paparan oksigen,
cahaya, dan suhu tinggi merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
oksidasi. Penggunaan suhu tinggi selama penggorengan memacu terjadinya
oksidasi minyak. Kecepatan oksidasi lemak akan bertambah dengan kenaikan
suhu dan berkurang pada suhu rendah.
Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi, pada tahap ini
hidrogen diambil dari senyawa oleofin menghasikan radikal bebas.
Keberadaan cahaya dan logam berperan dalam proses pengambilan hidrogen
tersebut. Radikal bebas yang terbentuk bereaksi dengan oksigen membentuk
radikal peroksi, selanjutnya dapat mengambil hidrogen dari molekul tak
jenuh lain menghasilkan peroksida dan radikal bebas yang baru
Peroksida dapat mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor
yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Jika jumlah peroksida lebih dari
100 meq peroksid/kg minyak akan bersifat sangat beracun dan mempunyai
bau yang tidak enak. Kenaikan bilangan peroksida merupakan indikator
bahwa minyak akan berbau tengik.
Dasar Prinsip : Bilangan peroksida sebagai jumlah asam lemak teroksidasi ditentukan
berdasarkan jumlah iodine(I2) yang terbentuk dari reaksi peroksida dalam
minyak dengan ion Iodine (I-) yang sebanding dengan kadar peroksida
sample.
Prosedur :
1. Dengan menggunakan timbangan analitik, ditimbang minyak jelantah/ goreng
sebanyak 5 gram dama 30 ml pelarut yang terdiri 60% asam asetat + 40 % kloroform
dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer tertutup.
2. Tambahkan 0,5 ml larutan Kl jenuh
3. Kocok erlenmeyer dengan gerakan memutar
4. Kemudian titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,01 N sampai warna coklat muda,
tambahkan 1 ml indikator amilum 1% campuran berubah jadi warna biru gelap.
5. Teruskan titrasi sampai warna biru hilang.
6. Lakukan standarisasi Na2S2O3 0,01 N.
Hasil Pengamatan :
Perhitungan Hasil :
Angka peroksida = ml Na2S2O3 x N Na2S2O3 x 1000
Berat minyak (g)
Pembahasan :
Kesimpulan :
Pertanyaaan :
Jawaban :
DAFTAR PUSTAKA
DOSEN PEMBIMBING:
WIWI SARTIKA, DCN. M Biomed
Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed
HERWATI, SKM, M.Biomed
OLEH:
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2013/2014