Carina Adriana
ST Elevasi
Baltazar, Romulo F. Basic and bedside electrocardiography. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, a Wolter’s Kluwer.2009
daerah arsir di bagian atas dan bawah diagram merupakan diastol listrik yang menunjukkan
perubahan potensial istirahat dari –90 hingga –60 mV setelah cedera miokard. Karena potensi
istirahat sel yang injury kurang negatif, sel-sel itu relatif dalam keadaan depolarisasi parsial. Jadi,
membran ekstraseluler dari sel yang injury lebih negatif (kurang positif) dibandingkan dengan
miokardium normal yang menyebabkan diastolic arus cedera diarahkan menjauh dari miokardium
yang terluka. Arus injury diastolik ini menyebabkan segmen TQ dipindahkan ke bawah menjauh
dari elektroda atasnya. ketika semua sel dikeluarkan selama sistole, potensi gradien antara sel yang
terluka dan normal berkurang, menggeser garis dasar elektrokardiogram ke posisi semula,
menghasilkan kenaikan segmen ST yang jelas.
Baltazar, Romulo F. Basic and bedside electrocardiography. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, a Wolter’s Kluwer.2009
PR KASUS DIAGNOSTIK
Carina Adriana
ST DEPRESI
Depresi Segmen ST. (A, B) Depresi ST horisontal. (C, D) Depresi segmen ST yang menurun. (E)
Menurunkan depresi segmen ST secara teratur dari efek digitalis. (F) Depresi segmen ST yang
lambat dan meningkat. (G) Segmen ST yang naik dengan cepat depresi sering merupakan temuan
normal. (A, B, C, F) Depresi ST iskemik khas.(D) Strain ventrikel kiri sering dikaitkan dengan
hipertrofi ventrikel kiri. Panah menunjukkan titik J.
Hipertrofi ventrikel kiri dan kanan, di sisi lain, tidak selalu dikaitkan dengan kelainan ST-T, tetapi
saat ini hadir, mereka berkorelasi dengan hipertrofi yang lebih parah atau disfungsi sistolik
ventrikel, dan disebut Strain Pattern.
Horizontal atau downsloping ST depression ≥ 0.5 mm pada J-point di ≥ 2 contiguous leads
merupakan indikasi iskemia miokard (2007 Task Force Criteria).
Thygesen K, Alpert JS, White HD; Joint ESC/ACCF/AHA/WHF Task Force for the Redefinition
of Myocardial Infarction. Universal definition of myocardial infarction. Eur Heart J. 2007
Hanna and Glancy. Cleveland and Clinic Journal of Medicine. Vol 78 (6). 2011
Baltazar, Romulo F. Basic and bedside electrocardiography. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, a Wolter’s Kluwer.2009
PR KASUS DIAGNOSTIK
Carina Adriana
Pericarditis post MI
Postinfarction pericarditis dapat diklasifikasikan menjadi :
1. “early,” pericarditis epistenocardica
Bermanifestasi dengan nyeri pericardial rub, biasanya terjadi pada 3 hari perama setelah terkena
infark transmural. Infark transmural adalah akibat dari nekrosis transmural disertai inflamasi yang
mempengaruhi pericardium visceral dan parietal.
2. “delayed,” Dressler syndrome
Muncul setelah 2 minggu dari kejadian infark miokard yang diasumsikan akibat dari mekanisme
autoreaktif imun yang sebanding pada postcardiac injury syndrom . Gejala tipikal meliputi nyeri
dada pleuritic disertai demam suhu rendah. Terdapat pericardial rub pada 50% pasien. Gejala
lainnya dapat berupa demam, malaise, dan nyeri dada.
Post-MI pericarditis disebut juga sebagai peri-infarction pericarditis. Hal ini merupakan
komplikasi yang sering terjadi pada 25-40% pasien dengan infark miokard. Hal ini terjadi awal,
yaitu 3 hingga 10 hari setelah kejadian infark miokard. Nyeri pericarditis nya central, meningkat
dengan inspirasi dalam dan pada posisi berbaring. Nyeri dirasakan berkurang dengan duduk dan
leaning forward. Karakteristik nyeri meluas hingga area trapezius dan tidak mereda dengan
pemberian nitrat. Pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda patognomonik untuk pericarditis :
Pericardial friction rub.
EKG merupakan pemeriksaan penunjang yang dapat membedakan antara nyeri pericarditis dan
nyeri berulang akibat proses infark. Perubahan EKG terjadi dalam 4 tahap. Tidak semua kasus
pericarditis melalui setiap tahap.
Tahap I : terjadi dalam hari-hari awal inflamasi perikard dan karakteristik EKG yang ditemukan
berupa ST elevasi diffuse
Tahap II : dengan kembalinya ST segmen ke baseline dan flattening gelombang T, dapat terjadi
beberapa hari hingga beberapa minggu
Tahap III : biasanya dimulai dari minggu kedua hingga ketiga, karakteristik ialah inversi
gelombang T yang berlawanan dengan segmen ST. Dapat berlangsung beberapa minggu.
Tahap IV : menggambarkan terjadinya resolusi gradual dari perubahan gelombang T, dapat
berlangsung hingga 3 bulan.
Sondhi S. Post MI pericarditis or recurrent infarction-Diagnostic dilemma. Clin Case Rep Rev,
2017: Volume 3(6): 2-3
PR KASUS DIAGNOSTIK
Carina Adriana
PULSE DEFICIT
adalah perbedaan antara detak jantung dan denyut nadi yang dihitung secara bersamaan. Ini
biasanya terjadi pada fibrilasi atrium. Ketika jantung berdetak sangat cepat dan tidak teratur seperti
pada fibrilasi atrium, beberapa detak jantung tidak cukup kuat untuk membuka katup aorta
sehingga denyut nadi tidak terasa. Ini terjadi biasanya ketika ada siklus jantung pendek dengan
sedikit waktu untuk pengisian ventrikel diastolik. Denyut ektopik yang sangat prematur juga dapat
menghasilkan defisit nadi karena alasan yang sama. Defisit lebih dari 10 per menit lebih mungkin
terjadi pada atrial fibrilasi. Defisit akan menjadi lebih rendah karena angka tersebut dikendalikan
oleh obat-obatan dalam fibrilasi atrium.
.Mekanismenya adalah, kontraksi ventrikel terlalu lemah dan tidak dapat membuka katup aorta,
tetapi pada saat bersamaan mereka cukup baik untuk menutup katup mitral. Untuk membuka katup
aorta harus menghasilkan tekanan minimal 60-80 mmhg, sementara katup mitral menutup bahkan
ketika LV menghasilkan 8-14mmhg. (tekanan LV / LA). Jadi sebentar-sebentar bunyi jantung
kedua terlewatkan saat S1 dipertahankan, menghasilkan lebih banyak bunyi jantung dan lebih
sedikit jumlah nadi di perifer. S1 dapat dirasakan atau didengar di apeks tetapi nadi yang sesuai
hilang. Selanjutnya, tidak adanya S2 yang terputus-putus ini menghasilkan hubungan S1 / S 2 yang
benar-benar tidak beraturan.
Beberapa kontraksi LV terlalu lemah untuk membuka katup aorta karena interval RR bervariasi,
pengisian ventrikel juga bervariasi, durasi diastole secara konstan mengubah beberapa diastole
terlalu pendek dan LV hampir tidak terisi, karena gaya kontraksi LV langsung ditentukan oleh
panjang serat LVEDV dan LV kontraksi ini terlalu lemah. dalam AFib- volume stroke tidak merata
karena denyut jantung tidak teratur dan periode pengisian diastolik bisa sangat singkat. untuk
“denyut jantung yang hilang.”
Fibrilasi atrium adalah takiaritmia supraventrikular yang khas, dengan aktivasi atrium yang tidak
terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium. Pada elektrokardiogram (EKG),
ciri dari FA adalah tiadanya konsistensi gelombang P, yang digantikan oleh gelombang getar
(fibrilasi) yang bervariasi amplitudo, bentuk dan durasinya. Pada fungsi NAV yang normal, FA
biasanya disusul oleh respons ventrikel yang juga ireguler, dan seringkali cepat.
Ciri-ciri FA pada gambaran EKG umumnya sebagai berikut:
1. EKG permukaan menunjukkan pola interval RR yang ireguler
2. Tidak dijumpainya gelombang P yang jelas pada EKG permukaan. Kadang-kadang dapat
terlihat aktivitas atrium yang ireguler pada beberapa sadapan EKG, paling sering pada sadapan
V1.
3. Interval antara dua gelombang aktivasi atrium tersebutbiasanya bervariasi,
PR KASUS DIAGNOSTIK
Carina Adriana
CARDIAC CYCLE
Pada gambar ini dijelaskan kegiatan mekanik jantung pada bagian kiri (jantung bagian kanan
memiliki aktivitas yang sama namun bermain pada tekanan yang berbeda)
Siklus jantung ini akan dibagi dalam berbagai beberapa tahap
Tahap pertengahan diastole (Mid ventricular diastole)
1. adanya darah yang mengalir dari sistemik/paru menuju atrium membuat tekanan pada atirum
kanan sedikit meningkat. Hal ini membuat katup AV terbuka
2. terjadi pengisian secara pasif pada ventrikel sehingga volume ventrikel meningkat (Hal ini
terjadi sebelum kontraksi atrium)
*Hingga 75% volume darah bergerak secara pasif dari atrium menuju ventrikel
Repolarisasi ventrikel dan awal diastole ventrikel (Ventricular repolarization and onset of
ventricular diastole) (Ventrikel kiri)
16. Gelombang T pada EKG menandakan awal dari repolarisasi ventrikel
17. Repolarisasi dimulai menyebabkan tekanan pada ventrikel menurun dan katup aorta akhirnya
menutup
18. Penutupan pada katup aorta menyebabkan sedikit perubahan tekanan pada aorta, hal ini
disebabkan oleh adanya aliran darah balik pada aorta (darah tidak balik ke ventrikel karena katup
semilunar telah tertutup)
FOTO THORAX
Syarat foto thorax yang baik:
1. Kelengkapan identitas (nama pasien, usia dan jenis kelamin) dan tanggal pembuatan foto
2. Perhatikan dan cocokkan tulisan “kanan/R-kiri-L” pada foto (marker)
3. Menentukan proyeksi foto : AP/PA/Lateral
4. Lapangan foto mencakup seluruh lapangan paru (kedua apex dan sinus kostofrenikus)
5. Foto tidak kabur (jelas dan tajam)
6. Tidak terjadi superposisi/overlapping paru dan scapula
7. Tidak terdapat artefak/bayangan-bayangan (pakaian,perhiasan, lesi kulit dll)
8. Densitas foto baik (bila jari diletakkan dibelakang daerah hitam/lusen pada foto, masih
tetap terlihat.
9. Foto dibuat saat pasien menahan napas setelah inspirasi maksimal (diafragma akan
menyilang costa VI pada bagian anterior atau pada costa X pada bagian posterior)
Pada radiografi toraks PA dewasa dengan bentuk tubuh yang normal, CTR
kurang dari 50%.
Pada umumnya jantung mempunyai batas radio-anatomis sebagai berikut :
o Batas kanan jantung letaknya para-sternal, Bila kita memakai garis A,
maka garis A ini panjangnya tidak lebih dari 1/3 garis dari M ke dinding
toraks kanan.
o Batas jantung sisi kiri terletak di garis pertengahan klavikula (mid-
clavicular line).
o Batas dari arkus aorta, yaitu batas teratas dari jantung, letaknya 1-2 cm
di bawah tepi manubrium sterni.
Diafragma
Normal berbentuk kubah/dome shape dengan permukaan rata
Perhatikan posisi, kontur/bentuk, densitas dan integritas
Diafragma kanan biasanya lebih tinggi 2,5cm (1 corpus vertebra) dari pada
diafragma kiri. Bila perbedaan >3 dianggap abnormal
Diafragma dapat meninggi unilateral (hepatomegali) dan bilateral (asites)
Diafragma dapat mengalami penarikan, ditemukan pada pleuritis, fibrosis paru
Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta,2005.
Palmer P.E.S, Cockshott W.P, Hegedus V, Samuel E. Manual of Radiographic Interpretation for
General Practitioners (Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum). Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta : EGC,1995.
Armstrong Peter, L.Wastie Martin. Pembuatan Gambar Diagnostik. Jakarta : EGC,1989