PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
secara teratur pada wanita dewasa dan sehat (Lestari, 2015:30). Dismenore
sekunder. Dismenore primer terjadi pada 6-12 bulan setelah menarche dan
menstruasi yang disebabkan oleh keadaan patologi dari pelvik atau uterus,
dapat terjadi setiap waktu setelah menarche dan ditemukan pada usia 25-33
dibidang akademik. Banyak remaja yang mengeluh bahkan tidak mau masuk
sekolah pada saat menstruasi. Semakin berat derajat nyeri yang dialami maka
aktivitas belajarnya pun semakin terganggu (Iswari, dkk 2014). Dampak yang
dismenore primer di Amerika Serikat tahun 2012 pada wanita umur 12-17
tahun adalah 59,7% dengan derajat kesakitan 49% dismenore ringan, 37%
dismenore sedang dan 12% dismenore berat yang mengakibatkan 23,6% dari
penderitanya tidak masuk sekolah. Pada tahun 2012 sebanyak 75% remaja
30% dismenore sedang, san 14% dismenore berat. Sebuah penelitia di india di
temukan prevalensi dismenore sebesar 73,83% dimana dismenore berat
sebesar 63,29%. Pada tahun yang sama di Jepang angka kejadian dismenore
primer 46%, dan 27,3% dari penderita absen dari sekolah dan pekerjaannya
primer 31,5%-41,9% terjadi pada usia 9-13 tahun dan 57,1%-79,4% pada usia
penduduk indonesia yaitu sebesar 237.641.326 jiwa, dan 63,4 juta atau 27%
berkisar antara 43% hingga 93% dimana sekitar 74-80% remaja mengalami
yang tidak memberikan respon positif terhadap penanganan untuk nyeri haid,
minum obat anti nyeri, seperti asetaminofen, asam mefenamat, aspirin, dan
obat tradisional yang sedikit efek sampingnya bahkan tidak ada. Salah satu
analgetik jika diberikan dalam dosis tertentu (Jurnal Riset Kesehatan, 2016)
Wortel merupakan salah satu sayuran yang memiliki banyak kegunaan
misalnya sebagai sayur sop atau dijadikan campuran makanan. Wortel banyak
temukan dipasaran karena hampir setiap hari wortel di jual di pasar. Selain
rasanya yang enak, wortel juga dipercaya sebagai sayuran yang memiliki
mencit betina yang meminum jus umbi wortel. Keadaan ini menjelaskan
(Wardany, 2018).
sebanyak 509 siswi, SMPN 5 Kota Bengkulu sebanyak 491 siswi, SMPN 11
Kota Bengkulu sebanyak 329 siswi, dan SMPN 06 Kota Bengkulu sebanyak
301 siswi. Survey awal yang dilakukan berdasarkan data dari Unit Kesehatan
yaitu pada SMPN 06 Kota Bengkulu sebanyak 30 kasus (5, 8 %), di SMPN 05
(10,3 %), dan terakhir di SMPN 06 Kota Bengkulu 40 kasus (13,2 %).
Berdasarkan survey tersebut maka didapatkan siswi yang mengalami
dismenore terbanyak terdapat pada siswi SMPN 12 Kota Bengkulu yaitu 13,2
dengan cara minum obat anti nyeri yang disediakan di UKS sekolah, 4 orang
siswi mengatasi nyeri haid dengan cara beristirahat di rumah dan 3 orang
B. Identifikasi Masalah
permasalahan dalam penelitian ini adalah masih tingginya angka remaja putri
tahun 2018.
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
c. Menyusun Perencanaan.
g. Membuat Pembahasan.
h.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis;
2. Manfaat Aplikatif;
mengalami dismenore.