Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

HORTIKULTURA Budidaya Tanaman


Terung (Solanum melongena L)
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
HORTIKULTURA

Acara 3

I. Judul : Budidaya Tanaman Terung (Solanum melongena L)

II. Tujuan
1. Mengetahui teknik pembudidayaan tanaman terong (Solanum melongena L) secara tepat,
baik, dan benar
2. Mengetahui pupuk yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman terong
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terong

III. Dasar Teori


Dalam pertanian, budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya
hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya. Kegiatan
budidaya dapat dianggap sebagai inti usaha tani. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), budidaya adalah usaha yang bermanfaat dan member hasil. Usaha budidaya
tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk
membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi
(Wikipedia.org/wiki/budi_daya).
Menurut Like Irianti., dkk (2013), pengelolaan tanaman budidaya yang dilakukan harus
memperhatikan 5 aspek penting, antara lain :
1. Penanaman
Sebelum melakukan penanaman, disiapkan terlebih dahulu media tanam. Media tanam
adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran. Dari sinilah tanaman
menyerap unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara
tanah, kompos, dan sekam atau sekam bakar dengan perbandingan 1:1:1 yang dicampur dan
diaduk hingga merata. Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam wadah tanam
seperti pot, polybag, rak/bambu vertikultur.
Bibit yang dipilih untuk ditanam adalah bibit yang telah memiliki daun sempurna 3-5
helai. Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut:
a. Pilih bibit yang sehat, tidak cacat, dan ukurannya relatif seragam;
b. Buat lubang tanam seukuran wadah bibit. Jika menanam di pot atau polybag sebaiknya satu pot untuk satu bibit.
Sedangkan jika menanam di bambu/talang air pada model vertikultur, buat jarak tanam sekitar 15-20 cm;
c. Keluarkan bibit dari wadahnya secara hati-hati agar tidak rusak;
d. Masukkan ke dalam lubah yang telah dibuat di wadah tanam, kemudian tutup kembali lubang tersebut dengan
media tanam;
e. Lakukan penyiraman secara merata hingga media tanam menjadi basah.
2. Pemupukan
Untuk sayuran yang dibudidayakan secara organik, jenis pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang atau pupuk kompos, baik berbentuk curah maupun granul. Pemberian pupuk
dilakukan pada saat pembuatan media tanam dengan menambah volume pupuk kompos atau
pupuk kandang lebih banyak dalam media tanam, misalnya 2 atau 3 bagian dibandingkan
tanah dan sekam. Pupuk susulan dapat berupa pupuk organik cair yang telah tersedia di toko-
toko sarana pertanian atau dengan cara membuat sendiri. Intensitas pemberian pupuk organik
biasanya dilakukan 3-7 hari sekali dengan cara melarutkan 10-100 ml pupuk dalam 1 liter air
dan disiramkan secara merata pada media tanam.
Sedangkan untuk budidaya non organik, pemupukan dapat dilakukan dengan
menggunakan pupuk kimia seperti pupuk majemuk NPK; campuran pupuk tunggal Urea,
TSP, dan KCL masing-masing satu bagian; atau pupuk pelengkap cair. Jenis pupuk kimia
tersebut bayak tersedia di toko sarana dan prasarana pertanian ataupun kios-kios tanaman.
3. Penyiraman
Intensitas penyiraman sangat tergantung pada volume media tanam, populasi tanaman,
dan fase pertumbuhan tanaman. Semakin kecil volume media tanam atau semakin besar
ukuran tanaman serta populasinya, maka intensitas penyiraman harus lebih sering. Namun
demikian, penyiraman umumnya dilakukan 1 sampai 2 kali sehari.
4. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dapat dilakukan secara fisik dengan cara membunuh atau
membuang hama yang terdapat pada tanaman dan media tanam atau dapat juga secara
kimiawi dengan insektisida nabati. Apabila memungkinkan, pestisida nabati dapat dibuat
sendiri dengan menggunakan sumberdaya yang terdapat di dapur dan pekarangan.
Khusus untuk hama jenis serangga, dapat menggunakan metode yellow trap yaitu
dengan menggunakan karton yang berwarna kuning yang telah dilumuri lem kedua sisinya
kemudian dipasang dengan kayu di sekitar tanaman. Untuk pengendalian penyakit, dapat
dilakukan dengan cara memusnakan tanaman yang terserang sehingga tidak menulari
tanaman lainnya atau dengan aplikasi pestisida nabati.
5. Pemanenan
Untuk tanaman sayuran daun seperti kangkung, kemangi, kenikir, kucai, dan seledri,
pemanenan dapat dilakukan secara berulang. Pemanenan sayuran tersebut dapat dilakukan
dengan memotong batang atau pucuk daun atau bagian daun yang sudah cukup tua. Sebagian
sayuran lainnya seperti selada, bayam, sawi, kangkung cabut, dipanen hanya sekali dengan
cara mencabut tanaman beserta akarnya. Sedangkan untuk sayuran buah atau tanaman buah,
umumnya dipanen secara bertahap sesuai dengan fase kematangan buah atau sesuai
keinginan.
Terung merupakan jenis tumbuhan yang dikenal sebagai sayur-sayuran dan ditanam untuk
dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Terung dikenal dengan nama ilmiah Solanum
melongena L. adalah merupakan tanaman asli daerah tropis yang cukup dikenal di Indonesia.
Sebagai salah satu sayuran pribumi, terung hampir selalu ditemukan di pasar tani atau pasar
tradisional dengan harga yang relative murah (Liana Dwi, 2007).
Terung merupakan tanaman dari famili solanaceae yang memiliki ukuran tinggi 40-80
cm, daun besar, dengan lobus yang besar. Panjang daun 10-20 cm, lebar daun 5-10 cm. bunga
berwarna antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sari
berwarna kuning, buah berwarna ungu muda hingga ungu tua dengan panjang 5-10 cm.
diameter buah 5-8 cm, bentuknya bulat panjang. Umumnya tanaman terung dibudidayakan
secara konvensional, namun tidak ada salahnya jika tanaman terung dibudidayakan secara
organik. Selain produk yang dihasilkan menyehatkan, hal ini juga berkaitan erat dengan harga
yang ditawarkan. Terung organik akan memberikan harga pasar lebih tinggi dibandingkan
dengan harga terung yang dibudidayakan secara konvensional. Hal ini tentunya dapat
menjadi salah satu upaya dalam peningkatan hasil pertanian (Fuji Astuti, 2012).
Terung termasuk salah satu sayuran buah yang banyak digemari oleh berbagai kalangan
karena mengandung kalsium, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, vitamin C,
fosfor dan zat besi (Soetasad, 2000). Buah terung dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk
berbagai sayur atau lalapan. juga mengandung gizi yang cukup tinggi dan komposisinya
lengkap. Di Indonesia hasil terung rata-rata yaitu 32,64 – 34,11 kwintal/hektar padahal untuk
luasan satu hektar dapat dihasilkan 30 ton terung (Rahmat Rukmana,1995).
Pertanian organik merupakan suatu sistem produksi yang mengabaikan atau tidak
menggunakan pupuk sintetis, pestisida, bahan-bahan yang mempercepat pertumbuhan dan
bahan adiktif lainnya untuk memaksimumkan produksi. Sistem Pertanian Organik
mempercayakan pada rotasi pemanenan, hasil residu, pupuk kandang, pupuk hijau, sampah
dan pertanian organik dengan memperhatikan aspek-aspek biologi, pengontrolan hama untuk
mempertahankan produktivitas tanah dan limbah serta mendukung nutrisi tumbuhan dalam
mengontrol serangga tumbuhan liar dan hama lainnya (USDA dalam bahan Diklat PPPTAL,
2009).
Pembudidayaan terhadap tanaman terung dilakukan dengan hal-hal berikut :
1. Syarat tumbuh
Tanaman terung dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah. Tetapi keadaan tanah yang
paling baik untuk tanaman terung adalah jenis lempung berpasir, subur, kaya akan bahan
organik, aerasi dan drainasenya baik serta pada pH antara 6,8 - 7,3. Dapat tumbuh di dataran
rendah tinggi, suhu udara 22 - 30oC (Rahmat Rukmana, 2011).
2. Pengolahan media
Untuk menanam terung di dalam pot/polybag, perhatikan agar media tanamnya
memiliki daya resap air yang tinggi. Cara yang gampang adalah dengan mencampur media
tanam dengan pasir atau media lain yang tidak menahan air, misalnya sekam. Soal wadah
tanaman, kita dapat menggunakan ember, bekas wadah cat tembok, ataupun pot yang
dilubangi bagian sampingnya dan bawahnya untuk mengalirkan air siraman (Hartoyo, 2010).
3. Penanaman
Lakukan penanaman satu bibit tanaman terong hasil cabutan pada satu coblakan
(lubang tanam). Waktu tanam yang baik, pada saat awal musim kemarau / penghujan tetapi
dapat saja sepanjan musim asal air t5anahnya mamadai dan menanam sebaiknya pada sore
hari, supaya tanaman tidak stres dan dapat berdaptasi dengan lingkungan barunya.
4. Pemeliharaan
a. Penyulaman : dilakukan apabila ada tanaman yang tidak tumbuh atau mati, sulamlah
tanaman yang mati 1 minggu setelah tanam atau maksimal 15 HST. Setelah tanam,
penyulaman dilakukan agar jumlah tanaman persatuan luas akan tetap optimun sehingga
target produksi akan tetap tercapai.
b. Pemasangan ajir : dilakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu perakaran, ajir secara
individu dekat batang tanaman.
c. Penyiangan : dilakukan dengan usaha upaya pengendalian atau pengurangan gulma yang
tumbuh diareal penanaman. Kehadiran gulma diberantas karena dapat menurunkan kualitas
dan kuantitas hasil produksi. Penyiangan gulma dapat dilakukan 2-3 kali. Penyiangan dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu secara kimia maupun manual. Adapun secara kimia dilakukan
dengan menggunakan herbisida, dan secara manual dilakukan dengan menggunakan tangan,
kored, dll.
d. Pengairan : supaya tanaman tidak lekas layu maka harus diberi air secukupnya dan pada awal
pertumbuhan tanaman dilakukan rutin tiap hari pengairan berikutnya tergantung musim.
Pengairan dapat dilakukan dengan memakai gembor atau spray kecil.
Penyiraman dilakukan setiap hari.
e. Pembumbunan : bertujuan untuk menjaga supaya tanaman tidak rebah, perakarannya
menyebar dan supaya akar tanaman tidak muncul dipermukaan tanah. Pembubunan dapat
dilakukan dengan menggunakan kored atau dengan tangan.
f. Pemangkasan : dilakukan pada tanaman mudah yang kurang produksi yang bertujuan untuk
mengurangi kerimbunan pohon, agar tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup dan
mengurangi kelembaban. Alat yang digunakan dalam pemangkasan adalah pisau dan guntin
pangkas atau bisa dengan tangan.Bagian yang perlu dipangkas adalah: pembuangan daun-
daun yang sudah menguning, patahkan tunas liar dengan tangan atau gunting dan pisau tajam,
selain tunas liar perempelan juga dilakukan terhadap bunga pertama.
g. Pemupukan : dengan memberikan zat-zat makan pada tanaman serta memperbaiki struktur
tanah. Pemupukan dilakukan dengan tujuan atau menambah unsur hara bagi tanaman. Cara
pemupukan bisa dilakukan denga spray kecil, hand sprayer dan gembor maupun langsung
disebarkan. Selain pupuk kandang/kompos, dapat juga ditambahkan NPK sebanyak 10 gram
yang dilarutkan dalam 1 liter air. Larutan tersebut disiram sebanyak 1 gelas air mineral per
polybag, diusahakan tidak terkena batang.
5. Pemanenan
 Terong dapat dipanen pertama kali pada umur 70-80 hari setelah tanam;
 Cara panen buah dipetik/dipotong bersama tangkainya;
 Frekuensi panen 5-7 hari sekali sampai berumur 6 bulan.
(Like Irianti., dkk., 2013)
Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur hara
utama nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang
paling umum digunakan. Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu pertumbuhan tanaman dalam
tiga cara. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:

 N – nitrogen: membantu pertumbuhan vegetatif, terutama daun


 P – fosfor: membantu pertumbuhan akar dan tunas
 K – kalium: membantu pembungaan dan pembuahan
Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan
bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik
yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah. EM berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0.
Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan
multiple efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan terlarut seperti
asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar tanaman.
Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus
tanahlactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino.
Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil, fotosintesis meningkat dan
percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat
nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang berfungsi antioksidan, menekan bau limbah,
menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi
pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging,
meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur. EM4 terdiri dari 95%
lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi
karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan enzim.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan :


1. Faktor eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut :Air dan mineral,
Kelembaban, Suhu, Cahaya
2. Faktor internal: faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Macam-macam hormon pada tumbuhan:
Auksin,Giberelin,Sitokinin,Gas Etilen,Asam,AbsisatKalin
http://dadydud.blogspot.com/2014/12/laporan-resmi-praktikum-hortikultura.html

Anda mungkin juga menyukai