Bab Iii PDF
Bab Iii PDF
BATUAN SEDIMEN
Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi,
kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya
tersingkapsekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan sediment
mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar aktivitas manusia terdapat di
permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada batua sediment dan mempunyaiarti penting
dalam menentukan umur batuan dan lingkungan pengendapan. Batuan Sedimen adalah batuan
yang terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan lain yang sudah mengalami
sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi.
Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosidan
transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi
transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut.
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-
kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina angina serta proses
litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang
relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula
sediment merupakan batuan-batuan lunak,akan tetapi karean proses diagnosi sehingga batuan-
batuan lunak tadi akan menjadi keras.
Proses diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan pada sediment selama
terpendamkan dan terlitifikasikan, sedangkan litifikasi adalah proses perubahan material
sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Proses diagnesis ini dapat merupakan
kompaksi yaitu pemadatan karena tekanan lapisan di atas atau proses sedimentasi yaitu
perekatan bahan-bahan lepas tadi menjadi batuan keras oleh larutan-larutan kimia misalnya
larutan kapur atau silisium. Sebagian batuan sedimen terbentuk di dalam samudera. Bebrapa
Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun organik mempunyai satu
sifat yang sama yaitu pembentukkan dari larutan-larutan. Disamping sedimen-sedimen di atas,
adapula sejenis batuan sejenis batuan endapan yang sebagian besar mengandung bahan-bahan
tidak larut, misalnya endapan puing pada lereng pegunungan-pegunungan sebagai hasil
penghancuran batuan-batuan yang diserang oleh pelapukan, penyinaran matahari, ataupun
kikisan angin. Batuan yang demikian disebut eluvium dan alluvium jika dihanyutkan oleh air,
sifat utama dari batuan sedimen adalah berlapis-lapisdan pada awalnya diendapkan secara
mendatar. Lapisan-lapisan ini tebalnya berbedabeda dari beberapa centimeter sampai
beberapa meter. Di dekat muara sungai endapan-endapan itu pada umunya tebal, sedang
semakin maju ke arah laut endapan-endapan ini akan menjadi tipis(membaji) dan akhirnya
hilang. Di dekat pantai, endapan-endapan itu biasanya merupakan butir-butir besar sedangkan
ke arah laut kita temukan butir yang lebih halus lagi.ternyata lapisan-lapisan dalam sedimen
itu disebabkan oleh beda butir batuan yang diendapkan. Biasanya di dekat pantai akan
ditemukan batupasir, lebih ke arah laut batupasir ini berganti dengan batulempung, dan lebih
dalam lagi terjadi pembentukkan batugamping(Katili dan Marks).
A. Warna
Warna pada batuan sedimen mempunyai arti yang penting karena mencerminkan
komposisi butiran penyusun batuan sedimen dan dapat digunakan untuk
menginterpretasikan lingkungan pengendapan. Warna batuan merah menunjukan
lingkungan oksidasi, sedangkan warna batuan hitam atau gelap menunjukan
lingkungan reduksi. Secara umum warna pada batuan sedimen dipengaruhi oleh :
a) Warna mineral pembentuk batuan sedimen, contoh : bila mineral pembentuk
batuan sedimen didominasi oleh kuarsa maka batuan akan berwarna putih
(misal batupasir quartz arenite).
b) Warna matrik atau semen, contoh : bila matriks/semen mengandung oksida
besi, maka batuan akan berwarna coklat kemerahan.
c) Warna material yang meyelubungi (coating material), contoh : batupasir
kuarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau
d) Derajat kehalusan butir penyusunnya, contoh : pada batuan dengan komposisi
sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya akan cenderung lebih gelap.
B. Tekstur
Tekstur adalah kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir
serta susunannya ( Pettijohn, 1975 ).
1. Ukuran Butir ( Grain Size )
Adalah suatu ukuran yang menyatakan besar atau kecilnya butiran pada batuan
sedimen, yang mana pemerian ukuran butir didasarkan pada pembagian besar butir
yang disampaikan oleh (Wentworth, 1922), seperti di bawah ini:
Nama Butiran
Ukuran Butir (mm)
Indonesia Inggris
4 – 64 Kerakal Pebble
2. Pemilahan ( Sorting )
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan sedimen.
Dalam pemilahan dipergunakan pengelompokan sebagai berikut :
- Tepilah Baik (well sorted), Kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran besar
butir yang seragam pada semua komponen batuan sedimen.
- Terpilah Buruk (poorly sorted), merupakan kenampakan pada batuan sedimen
yang memiliki besar butir yang beragam dimulai dari lempung hingga kerikil
atau bahkan bongkah.
- Selain dua pengelompokan tersebut adakalanya seorang peneliti menggunakan
pemilahan sedang untuk mewakili kenampakan yang agak seragam.
3. Kebundaran ( Roundness )
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi butiran
pada batuan sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran dibagi menjadi:
Membundar Sempurna (Well Rounded) Hampir semua butiran permukaannya
cembung (Equidimensional).
Membundar (Rounded), Pada umumnya butiran memiliki permukaan bundar,
ujung-ujung dan tepi butiran cekung.
Agak Membundar (Subrounded),Permukaan butiran umumnya datar dengan
ujung-ujung yang membundar.
(Sub Angular), Permukaan butiran datar dengan ujung-ujung
Agak Menyudut
yang tajam.
Menyudut (Angular), Permukaan kasar dengan ujung-ujung butiran runcing
dan tajam.
Struktur batuan sedimen yang terpenting adalah perlapisan. Struktur ini umum
terdapat pada batuan Sedimen Klastik yang terbentuknya disebabkan beberapa
faktor antara lain:
1. Masif
Bila tidak menunjukkan struktur dalam ( Pettijohn & Potter, 1964 ) atau
ketebalan lebih dari 120 cm. ( Mc. Kee & Weir, 1953 )
2. Perlapisan Sejajar
Bila menunjukkan bidang perlapisan yang sejajar.
3. Laminasi
Perlapisan sejajar yang memiliki ketebalannya kurang dari 1 cm. Terbentuk
dari suspensi tanpa energi mekanis.
4. Perlapisan Pilihan
Bila perlapisan disusun oleh butiran yang berubah dari halus ke kasar pada
arah vertikal.
D. Komposisi Mineral
Komposisi mineral dari batuan sedimen klastik dapat dibedakan menjadi :
1. Fragmen
Fragmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa
pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil dan zat organik.
2. Matrik (masa dasar)
Matrik adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan terletak
diantaranya sebagai masa dasar. Matrik dapat berupa pecahan batuan, mineral atau
fosil.
3. Semen
Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir sedimen, dapat
berbentuk Amorf atau Kristalin. Bahan bahan semen yang lazim adalah :
Semen karbonat (kalsit dan dolomit).
Semen silika (kalsedon, kuarsa).
Semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit).
Pada sedimen berbutir halus (lempung dan lanau) semen umumnya
tidak hadir karena tidak adanya rongga antar butiran.
A. Struktur
Struktur batuan sedimen Non klastik terbentuk oleh reaksi kimia maupun aktifitas
organisme. Macam-macamnya :
a. Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil.
b. Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf (non klastik).
kristalin hasil presipitasi langsung (Reijers & 1986). Bates & Jackson (1987)
mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya adalah mineral
karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan batugamping, menurut
definisi Reijers & Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95
%. Sehingga tidak semua batuan karbonat merupakan batugamping.
Dua jenis batuan karbonat yang utama adalah batugamping (limestone) dan dolomite
(dolostone). Suatu batuan karbonat disebut batugamping (limestone) bila tersusun oleh kalsit
≥90% dan disebut dolomite (dolostone) bila tersusun oleh dolomit ≥90% (Boggs, 1987).
Hasil replacement : batu gamping fosfat, batu gamping dolomit, batu
Rudite >1
Arenit 0,062 ±1
Pemeriannya sama dengan pemerian batuan sedimen Non Klastik lainnya hanya saja
dalam jenis batuan memakai Karbonat Non Klastik.
A. Lingkungan Diagenesis
Diagenesis di bawah air laut : laut dangkal, bagian laut dalam
/ freskwater diagenesis : diatas muka air tanah, di bawah
Meteoric diagenesis
muka air tanah
B. Lingkup Dan Proses Diagenesis
Lingkup diagenesis : pengisian pori, lithifikasi, neomorphisme dan pelarutan
Proses diagenesis
Warna : Coklat
Struktur : Laminasi
- Matrik : Kuarsa
- Semen : Silika
CONTOH DESKRIPSI
Warna : Hitam
Struktur : Masif
Tekstur : Amorf
Warna : Kuning
Struktur : Masif
- Mikrit : Klasit
- Sparit : Karbonat
CONTOH DESKRIPSI
Warna : Coklat
Struktur : Masif
Tekstur : Amorf